Share

Bertemu tatap

“Permisi,” pamit Risa sambil menggandeng tangan Nadia, mereka berjalan kembali ke arah dapur. Tempat di mana mereka berada jika di rumah itu, menunggu selesai makan siang karena Risa akan membereskan makanan yang tersisa. Risa duduk di kursi kecil bersama Nadia di sebelahnya. Putri kecilnya itu tersenyum sumringah.

“Bunda, kita tinggal di sini selamanya?” bisik Nadia.

“Nggak, sayang. Bunda mau nabung supaya kita suatu hari bisa punya rumah sendiri, ya. Jangan numpang sama orang lain terus.” Risa mencolek hidung mancung Nadia.

“Bun.”

“Ya,” sahut Risa yang kini, dengan jemarinya merapikan helai rambut Nadia.

“Tadi … tuan yang punya rumah ini, Bun?”

Risa diam, ia tau siapa yang dimaksud Nadia.

“Iya. Kita panggil dia Tuan Arkana, ya, atau Pak Arkana. Nadia suka panggil yang mana?”

“Mmm … Tuan aja, Bunda.” Nadia menatap Risa dibarengi senyuman. Risa mengangguk.

Di meja makan, Arkana makan dengan perasaan tak karuan. Sang istri tidak menyadari perubahan raut wajah suaminya k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status