Share

Kujemput

PoV Riana (Ibu Amel)

Kringg ....

"Ah, Amel. Baru saja aku kepikiran, dia udah nelfon saja." ujarku, "Pak! Ini Amel telfon. Tumben dia."

"Angkat, Bu. Siapa tahu penting." Suamiku langsung duduk di sebelahku. Kami sudah mau tidur. Ini sudah pukul sepuluh malam.

Kugeser tombol dial berwarna hijau, "Hallo, Sayang!"

"Ma! Tolong Aku!" Seketika aku beranjak. Suaraa Amel begitu pilu. Ada apa ini?

"Ka-kamu kenapa, Mel!" tanyaku langsung. Suamiku ikut berdiri melihat tingkahku yang langsung beranjak dari duduk.

"Ada apa, Bu?" tanya suami.

Aku meletakan jari telunjuk kemulut. Agar Bapak diam dulu.

"Jemput aku, Bu. Aku pengen pulang saja!" Dari sebrang sana terdengar suara pilu anakku. Kenapa dia?

"Kenapa, Sayang. Ada apa? Cerita sama Mama." Aku makin panik. Jangan-jangan Amel tersandung masalah atau hanya masalah rumah tangga biasa?

"Tolong, Ma ... Kalau Mama ngga mau jemput aku. Mending aku bunuh diri saja!"

Deg!

Kenapa? Kenapa Amel anakku senekad ini mengucapkan kata-kata itu.

"Iya, Sayang.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status