Hasrat Berlebih Suamiku

Hasrat Berlebih Suamiku

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-29
Oleh:  Pipit AisyafaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
35Bab
15.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Memiliki kelainan dalam berhubungan suami istri, membuat sebuah rumah tangga hampir kandas. kelainan yang di bawa Suaminya, membuat si istri yang paska melahirkan harus tertekan dan terkena serangan babyblues. Apalagi, suami bukan memberikan solusi, justru mendatangkan masalah baru dengan menghadirkan ibunya dengan alasan membantu. Tentu itu bukan hal yang baik, karena justru membuat si Istri menjadi tambah stres dan gila.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Meminta Hak

"Bang, kali ini satu kali saja ya," ucapku pelan saat Bang Fardan menuntaskan hasratnya.

"Aku cape, ngurus Dede seharian, kalau harus bergadang rasanya ngga kuat!" Aku mencoba memberi pengertian pada suamiku itu.

"Kamu gimana si, Mel! Empat puluh hari loh aku nahan semua ini. Terus kamu bilang hanya sekali saja!" Dia mengeleng kepala, seolah tak terima atas apa yang tadi aku sampaikan.

"Tapi, Bang ...."

"Ngga ada tapi-tapian! Mandi dulu sana, yang wangi, biar Abang makin semangat!" ucapnya.

Aku tak lagi membantah, rasanya berdebat pun percuma. Bang Fardan selalu meminta di layani dalam semalam minimal tiga kali. Mana setiap habis begitu harus mandi dulu lagi! Bayangkan saja, setiap malam bisa mandi sampai empat kali.

"Pokoknya sehabis itu kamu mandi dan kita begitu lagi mandi lagi! Aku ngga selera kalau begituan belum mandi dulu!"

Itulah kata-kata yang di ucapkan Bang Fardan kala itu, saat pengantin baru, hal seperti itu masih aku sanggupi tapi sekarang?

Aku punya bayi, yang sering ngga nyenyak tidurnya, terlebih jika semalam harus bolak balik mandi. Rasanya tubuhku tak se-fit saat sebelum melahirkan.

"Kenapa masih nglamun! Sana buruan mandi!" bentaknya mengangetkanku. Bergegas aku menuruni ranjang. Sebelum kekamar mandi aku menengok Zia yang tengah tertidur pulas. 

Ah, imutnya ...

Aku bergumam, memandangi bayi yang baru genap berusia 40 hari. Saat akan menjauh, tiba-tiba Zia mengeliat dan tak lama kemudian menangis. Tentu aku langsung mengangkatnya dan memberikan asi.

"Loh! Loh! Kok masih disitu, malah menyusui lagi!" Kembali Bang Fardan berucap. 

"Zia terbangun, Bang. Aku susui dulu sebentar," jawabku pelan, tentu agar Zia tak kaget.

"Terserah kamu! Yang penting buruan mandi, aku mau lagi, pokoknya malam ini harus lima ronde!" bang Fardan berucap sambil menjauh.

Ada titik bening yang menetes dari kedua mataku, bukan aku tak ikhlas memenuhi kebutuhan batinnya, tapi ... Rasanya saat ini belum sanggup untuk memenuhi hasratnya yang menurutku berlebih.

Dengan lemas aku menuju kamar mandi, sudah pukul 11 malam. Kusiram air dingin, rasa dingin langsung menyeruak di sekujur tubuh. Mengigil.

Jarum jam menunjukan pukul setengah satu dini hari. 

"Sana mandi lagi!" Bang Fardan kembali menyuruhku mandi. Rasanya aku tak kuat kalau harus mandi lagi saat ini. Badanku seperti masuk angin. Mungkin karena efek habis bersalin.

"Ngga usah mandi ya, Bang. Dingin, kalau mau lagi ya ayok! Tapi jangan suruh aku mandi lagi. Dinginn ..." Aku berucap sambil menarik selimut. 

"Tidak! Harus mandi dulu!" Bang Fardan menarik selimut hingga membuat tubuhku yang belum terbalut pakaian lengkap mengigil.

Aku tak bisa membantah, kuraih handuk dan bergegas pergi kekamar mandi. Rasa pusing menyergap hingga mual. Aku muntah-muntah. Ini pasti karena masuk angin. Dulu juga pernah begini, tapi tak separah ini. 

Setelah di rasa cukup mengeluarkan isi perut, aku bergegas menguyur tubuhku, tapi baru satu guyuran, tiba-tiba mataku berkunang-kunang dan setelahnya ....

Semua gelap.

Aku tersadar saat mendengar suara tangis bayi. Itu pasti suara Zia. Segera aku bergegas bangun ternyata sudah ada di tempat tidur.

"Makanya kalau ngelayani suami yang ikhlas! Jadi ngga kaya gini." Dengus Bang Fardan. Pasti ia kesal karena aku pingsan tadi.

"Pokoknya besok jangan sampai seperti ini lagi, Mengerti!" Aku hanya tertunduk, ada genangan yang akan tumpah di ufuk mata.

"Sudah, sekarang susuin Zia! Nangis terus tuh!" Segera aku beranjak. Mendekat pada Zia yang tengah menangis sampai merah. 

Tiba-tiba timbul rasa ingin membekap bayi mungil itu. Gara-gara dia, aku jadi kena marah Bang Fardan dan gara-gara dia juga badanku mudah lelah.

Benarkah aku beruntung? Karena Kelin--temanku-- kucurhati tentang hasrat suamiku ini, tapi dia malah bilang itu bagus? Atau sebenarnya malapetaka? Entahlah!

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Virana Dewi
berakhir bahagia
2024-03-20 01:08:40
0
user avatar
liza sarah
bagus thor. cerita yg ringan tp ada pembelajaran. happy ending.
2022-11-22 12:09:08
1
35 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status