Share

Terpuruk

"Bang!" Panggilku lagi.

"Sudahlah, kalau memang tak mau tak usah kasih sesuatu yang tak masuk akal!" Bang Fardan beranjak keluar. Aku kaget dengan jawaban Bang Fardan yang seolah jika aku menolaknya bukan karena tak memiliki alasan, tapi karena memang tak mau melayani.

Aku termenung sendiri. Apa mungkin tadi aku salah? Apa ucapanku begitu menyingung harga dirinya?

Sudahlah, aku lelah dengan semua keadaan ini. Ibu Mertua dan ipar di tambah Bang Fardan juga.

Kepalaku berdenyut, rasanya sakit sekali. Duh ... Mana ngga punya obat sama sekali lagi, sedangkan Bang Fardan justru keluar.

Aku mencari obat di laci, berharap menemukan sekedar parasetamol. Hanya untuk meredakan sakit kepala yang menggangu ini.

Ah! Tak ada satu pun. Aku harus cari di kotak P3K. Segera aku beranjak saat kupastikan jika Zia tengah terlelap.

Kucari di laci, beruntung ada. Aku memang selalu menyimpan Paracetamol dan obat-obatan yang penting untuk sekedar pertolongan pertama, seperti oralit dan obat diare.

"Sudahlah, i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status