Share

Pembalasan

"Iya, ini Ibu Iryani bohong! Katanya Amel hanya malas-malasan. Nyatanya kita lihat sendiri, dia bahkan sampai gendong anaknya sambil bekerja begitu!" Seorang tetangga berkata, aku hanya tersenyum mengejek. Sekarang dia malu dengan ulahnya sendiri.

"Sebenarnya yang malas itu Ibu! Sudah tak mau mengendong cucunya ngga mau mengerjakan juga. Anaknya dan Ibunya cuma bisa makan dan tidur saja!" Kembali aku membalas suara. Biar saja dia malu! Salah siapa?

Dia belum tahu lawannya. Amel tak akan tinggal diam ketika di tindas!

Beberapa orang mengangguk, mereka setuju dengan ucapanku.

"Huh! Dasar mertua dzolim, udah begitu masih ngehibah dan memutar balik fakta!"

"Dasar Ibu mertua tak sayang menantu! Mel, kalau kamu sibuk, boleh titipkan Zia padaku. Aku mau kok di titipin bayi cantikmu. Secara aku ngga punya anak kecil, kangen anak-anak di masa dulu!"

"Iya, Mel. Kalau butuh bantuan, kabari kami!"

"Ayok kita pulang! Jangan lagi dengarkan Ibu Iryani bergosip berita hoax!"

Mereka semua pergi mening
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status