Beranda / Romansa / Hasrat Liar Tuan Devano / Bab 1: Hilangnya Keperawanan

Share

Hasrat Liar Tuan Devano
Hasrat Liar Tuan Devano
Penulis: Hello Cutie

Bab 1: Hilangnya Keperawanan

Penulis: Hello Cutie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-23 14:14:52

Suara dentuman musik dari seorang DJ terkenal mengalun— memenuhi sebuah ruangan dengan penerangan temaram. Semua orang yang datang ke klub malam tersebut berasal dari keluarga terpandang. Ada yang pengusaha terkenal, mafia, bahkan pejabat pun berdatangan ke klub malam tersebut.

Suasana di dalam ruangan tersebut terlihat begitu menyenangkan. Ada banyak pria yang menikmati alunan musik DJ sembari memegang gelas wine-nya. Mereka semua juga menikmati wanita-wanita penghibur yang melayani.

"Tidak perlu! Saya tidak membutuhkan pelayanan mu!" Suara baritone seorang pria menolak bahkan melemparkan gelas berisikan wine di tangannya tepat ke arah seorang wanita penghibur yang memakai pakaian kurang bahan tersebut.

Dari arah lain, seorang wanita cantik berambut hitam legam tampak sedang mengamati seorang pria yang baru saja melemparkan gelas wine hingga jatuh berserakan di lantai.

"Cih! Tempramen-nya begitu buruk! Tak heran jika dia dijuluki pria berhati dingin!" umpat nya sembari terus memandangi pria yang sedang mabuk itu.

"Sudahlah, lebih baik aku segera ganti pakaian!" Wanita berparas cantik itu melangkahkan kakinya masuk ke sebuah kamar yang ada di dalam gedung itu.

Saat ini dirinya sedang berada di sebuah klub malam paling terkenal di ibukota. Ia sengaja mengikuti seorang pria yang merupakan pengusaha sukses dan mafia kelas internasional. Ia mengikuti pria itu sampai ke klub hanya untuk mencari bukti bahwa dia memang merugikan negara dengan menjual senjata api ilegal.

Sesampainya di kamar, Lyra bergegas berganti pakaian. Ia menanggalkan dress mini yang ia kenakan, lalu hendak menggantinya dengan menggunakan kemeja.

Akan tetapi, disaat Lyra hendak memakai kemejanya, tangannya dicekal dari belakang oleh seorang pria yang memeluknya secara tiba-tiba.

Pria itu dalam kondisi mabok. Dia mendorong Lyra hingga ke pojok dan mengunci pergerakannya. Tangan kekarnya membalikkan tubuh Lyra dan menatapnya dalam.

Lampu di dalam kamar itu sangatlah minim, hingga Lyra tidak bisa melihat wajah pria yang hendak melecehkannya. Ia berusaha melepaskan diri dari cengkraman sang pria, akan tetapi gerakannya kalah cepat darinya.

"Hmmpp…" bibir Lyra dilumat secara paksa oleh pria berbadan atletis tersebut.

Aroma alkohol masuk menyeruak di indra penciuman Lyra. Membuat gadis itu merasa sangat mual.

"Lepaskan! Aku bukan wanita murahan, Tuan!" ucap Lyra berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri.

Namun bukannya lepas, Lyra justru mendapatkan serangan secara tiba-tiba. Pria itu menyentuh area sensitif nya hingga membuatnya menggeliat dan mendesis pelan.

Gadis itu menggelinjang dan bergerak tak beraturan lantaran pria asing yang saat ini ada di hadapannya berhasil menaikkan nafsunya.

"Hentikan Tuan, Aku masih virgin!" ucap Lyra berusaha keras agar ia tidak dilecehkan.

Pria itu menyunggingkan senyum smirknya. "Kamu yakin? Mari kita buktikan!" tukasnya menggendong Lyra ala bridal style dan ia rebahkan ke atas ranjang.

Dia mencium bibir Lyra secara paksa dan menuntut. Lyra yang sudah di ambang hawa nafsunya pun sudah tidak memiliki tenaga lagi. Padahal biasanya, ilmu bela dirinya sangatlah kuat.

"Ahh… stop please…" desahh Lyra mencengkram erat punggung sang pria. Ia bahkan menggigit lehernya— berharap agar pria itu melepaskannya.

"Kau yakin, sayang? Kamu tidak mau mencobanya?" bisik pria itu tepat di telinga Lyra. Tangan kekarnya membelai rambut Lyra yang sudah basah karena pelu.

Lyra menggelengkan kepalanya. Mencoba melepaskan diri dari pria yang saat ini sedang menindihnya. "Enggak! Lepaskan aku!" gertak Lyra melayangkan tatapan tajamnya menghunus tepat ke arah pria di atasnya.

Semakin Lyra memberontak, senyuman di wajah tampan sang pria semakin lebar. Dia sedang dalam posisi setengah sadar karena kadar alkohol di dalam darahnya lumayan banyak.

Gerakannya yang sensual kembali menyentuh buah dada Lyra dan juga area bawahnya. Dua jarinya masuk ke dalam rongga itu dan membuat Lyra kelabakan.

Gadis yang belum pernah sama sekali disentuh oleh seorang pria dan bahkan masih virgin, malam itu dirinya disentuh oleh pria yang bahkan tidak ia ketahui namanya.

"Stop… jangan… ahh…" Lyra menggelinjang kesana kemari. Sprei yang ada di atas kasur pun sudah tidak berbentuk lantaran Lyra terus bergerak tak beraturan.

"Kau yakin?" Sang pria menghentikan gerakannya saat Lyra hampir mencapai puncak. "Tubuhmu bereaksi lain…" bisiknya tepat di telinga Lyra.

Terlihat jelas raut wajah kecewanya. Ada perasaan yang sulit dijelaskan. Hatinya merasa lega, namun reaksi tubuhnya berbeda. Ia menginginkan hal yang lebih.

"Kenapa sayang?" Suara serak pria itu terdengar begitu sensual di telinga Lyra.

Lyra hanya diam dan terpaku. 'Ada apa denganku? Kenapa aku merasa kecewa?' batinnya bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Suasana di dalam ruangan itu terasa begitu panas. Meskipun ada AC yang menyala, namun tidak bisa meredam rasa panas di tubuh kedua insan yang tengah diselimuti oleh hawa nafsu itu.

Deru napas Lyra memburu. Detak jantungnya berdegup sangat kencang. Dadanya naik turun karena menahan gejolak hasrat yang sedang tinggi.

Gadis itu mengesampingkan norma serta akal sehatnya. Ia melingkarkan tangannya di leher pria asing yang ada di atasnya. Mencium serta melumat bibirnya dengan gerakan yang begitu menuntut.

Mendapati respon dari lawan mainnya, pria itu semakin ganas mencium bibir Lyra. Ia bahkan menahan tengkuk leher gadis itu agar ciuman mereka semakin dalam.

Tak sampai disitu, tangannya bergerak bebas menyusuri setiap inci dari tubuh Lyra. Ia mengabsen setiap bagian tubuh Lyra menggunakan lidahnya hingga membuat Lyra menggeliat kegelian.

"Kau mau coba?" tanya sang pria dan dibalas anggukan pasrah oleh Lyra.

Saat ini seluruh tenaga Lyra sudah tidak ada. Ia hanya berharap aktivitas panas mereka segera tuntas. Lyra akan menganggap hal ini sebagai one night stand. Dan besok dirinya tidak akan bertemu dengan pria yang akan mengambil keperawanannya.

Pria itu berhenti tepat di area sensitif Lyra. Ia mengarahkan miliknya tepat ke milik Lyra. "Ohh… ahh… kau sangat sempit, sayang…" dia merasa kesulitan saat hendak membobol keperawanan Lyra.

Ini kali pertama Lyra melakukan aktivitas s*ksual. Siapa sangka dirinya akan memberikan keperawanannya kepada pria asing? Padahal niatnya datang ke klub hanya untuk mengikuti kegiatan Devano— targetnya.

Namun takdir berkata lain, dia malah harus bercinta dengan seorang pria yang tidak ia kenal. Lantaran ia tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria itu.

"Sssh… sakit…" lirih Lyra menggigit leher sang pria untuk melampiaskan rasa sakitnya.

"Tenang sayang…" pria itu berusaha memberikan rangsangan kepada Lyra agar rasa sakitnya berkurang.

Srett…

Setelah beberapa kali percobaan, akhirnya pria berwajah tampan dengan hidung mancung itu berhasil mengambil keperawanan Lyra. Ia mendiamkan miliknya sejenak di dalam milik Lyra.

Setelah Lyra merasa rileks, barulah ia mulai bergerak. Mereka berdua menyatu dalam gelapnya malam. Buliran keringat membasahi seluruh tubuh dan wajah mereka.

"Ahhh…" pria itu akhirnya mencapai klimaks dan ia menyemburkan semua cairannya ke dalam milik Lyra.

Setelah itu, ia tertidur di sebelah Lyra dan memeluk erat tubuh Lyra. Sedangkan Lyra, ia sudah tidur lebih dulu karena kelelahan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hasrat Liar Tuan Devano   Bab 5: Malam yang Panas

    Tangan kekar Devano merengkuh pinggang ramping Lyra. Jarak antara wajah keduanya hanya tinggal 5cm saja. Keduanya bisa merasakan deru napas hangat masing-masing dari mereka. "Kenapa kau tidak tidur, hmm…?" tanya Devano membelai pipi Lyra. Pria itu mengganti lampu ruang kerjanya menjadi temaram. Ia sangat suka melihat wajah cantik Lyra dalam penerangan yang temaram seperti sekarang. Menurutnya Lyra jauh lebih seksi jika dilihat menggunakan cahaya yang minim. Jemari tangan Lyra mengelus rahang tegas Devano. Menatapnya lekat. Semakin dilihat wajah Devano semakin tampan saja. Hal itu membuat detak jantungnya menjadi tidak aman karena pesona ketampanan seorang Devano Ourlando. 'Tidak-tidak, aku tidak boleh terpesona padanya! Aku kesini untuk mencari bukti tentang kejahatannya lalu melaporkannya ke pengadilan!' batin Lyra membentengi dirinya agar tidak jatuh dalam pesona Devano. "Ekhem…" suara deheman Devano menyadarkan Lyra dari lamunannya. "Ada apa?" tanyanya dan dibalas gelengan ke

  • Hasrat Liar Tuan Devano   Bab 4: Mencari Bukti

    Sepeninggalan Devano tadi, tak banyak yang bisa dilakukan oleh Lyra. Setiap gerak-geriknya dipantau oleh para pelayan di Mansion mewah itu. Ada banyak kamera pengawas yang terpasang disana.Wanita itu hanya bisa berdiam diri di dalam kamar tanpa melakukan apapun. "Dasar pria gak punya hati! Dia yang bawa aku kesini, tapi dia juga yang pergi ninggalin aku!" umpat Lyra berdecak kesal.Bagaimana tidak kesal? Ia dipaksa menikah oleh pria itu. Jika menjadi istri sesungguhnya mending, ini menjadi istri rahasianya. Jika dia ingin merahasiakan pernikahan mereka, untuk apa dirinya dinikahi bukan? Lebih baik dia menyewa orang saja untuk memenuhi hasratnya.Tok... Tok... Tok...Suara ketukan pintu menyadarkan Lyra dari lamunannya. "Masuk! Pintunya tidak dikunci!" tukas Lyra menyuruh seseorang yang mengetuk pintu kamarnya untuk masuk.Pintu kamar terbuka, menampilkan seorang wanita berpakaian pelayan. Dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar utama milik Devano yang saat ini ditempati oleh Ly

  • Hasrat Liar Tuan Devano   Bab 3: Menjadi Istri Rahasia

    "Ekhem…" Suara deheman Devano menyadarkan Lyra dari lamunannya. Wanita itu refleks membenarkan posisi duduknya. "Kenapa kau ingin menikahi ku?" tanya Lyra ketus. Devano tersenyum smirk. "Karena benih ku ada di dalam rahim mu! Aku tidak mau jika suatu hari nanti, kau datang dan mengacau nama baik ku! Aku terlalu sibuk untuk mengurus skandal!" jawabnya membuka kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Mata elangnya menghunus tajam ke arah Lyra. Ia menyunggingkan senyum miring. Lyra mendesis pelan. "Siapa juga yang mau buat skandal denganmu! Sekarang kita buat perjanjian, aku tidak akan membuat skandal tentangmu dan kita lupakan saja kejadian tadi malam! Dan kau melepaskan ku, bagaimana?" tawar Lyra membuat sebuah penawaran kepada Devano. Devano tertawa kecil. "Gadis kecil sepertimu tidak layak untuk bernegosiasi dengan ku!" ucapnya membuat Lyra jengah. Iring-iringan mobil mewah milik Devano dan juga para pengawalnya melaju pesat membelah jalanan kota. Jika sudah ang

  • Hasrat Liar Tuan Devano   Bab 2: Salah Paham

    Keesokan harinya, sinar mentari masuk melalui celah-celah jendela dan mengganggu tidur kedua insan yang tadi malam habis bercinta. Sang pria menggeliat dan membuka matanya. Ia mendapati dirinya sedang dalam posisi naked dengan seorang wanita di sebelahnya. Pria itu memijat pelipisnya pusing. Sepertinya karena kebanyakan mengkonsumsi alkohol, jadinya membuat kepala Devano pusing. Ya. Pria yang bercinta dan merenggut keperawanan Lyra tadi malam adalah Devano. Dia salah masuk kamar dan mengira bahwa Lyra adalah j*lang yang ia pesan untuk melayaninya. Sorot mata pria itu menangkap bercak darah yang tercecer diatas sprei. "Ternyata dia… benar-benar masih perawan?" gumam Devano terkejut. Tatapannya beralih ke arah gadis yang sudah ia renggut keperawanannya. Gadis itu masih terlelap dalam tidurnya. "Sial! Aku sudah merenggut keperawanan gadis ini! Bagaimana jika dia… ah sudahlah!" Dengan cepat, Devano beranjak dari tempat tidurnya dan memakai pakaiannya kembali. Disaat yang bersama

  • Hasrat Liar Tuan Devano   Bab 1: Hilangnya Keperawanan

    Suara dentuman musik dari seorang DJ terkenal mengalun— memenuhi sebuah ruangan dengan penerangan temaram. Semua orang yang datang ke klub malam tersebut berasal dari keluarga terpandang. Ada yang pengusaha terkenal, mafia, bahkan pejabat pun berdatangan ke klub malam tersebut. Suasana di dalam ruangan tersebut terlihat begitu menyenangkan. Ada banyak pria yang menikmati alunan musik DJ sembari memegang gelas wine-nya. Mereka semua juga menikmati wanita-wanita penghibur yang melayani. "Tidak perlu! Saya tidak membutuhkan pelayanan mu!" Suara baritone seorang pria menolak bahkan melemparkan gelas berisikan wine di tangannya tepat ke arah seorang wanita penghibur yang memakai pakaian kurang bahan tersebut. Dari arah lain, seorang wanita cantik berambut hitam legam tampak sedang mengamati seorang pria yang baru saja melemparkan gelas wine hingga jatuh berserakan di lantai. "Cih! Tempramen-nya begitu buruk! Tak heran jika dia dijuluki pria berhati dingin!" umpat nya sembari terus m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status