Home / Romansa / Hasrat Liar Tuan Devano / Bab 3: Menjadi Istri Rahasia

Share

Bab 3: Menjadi Istri Rahasia

Author: Hello Cutie
last update Last Updated: 2025-07-23 21:38:55

"Ekhem…" Suara deheman Devano menyadarkan Lyra dari lamunannya.

Wanita itu refleks membenarkan posisi duduknya. "Kenapa kau ingin menikahi ku?" tanya Lyra ketus.

Devano tersenyum smirk. "Karena benih ku ada di dalam rahim mu! Aku tidak mau jika suatu hari nanti, kau datang dan mengacau nama baik ku! Aku terlalu sibuk untuk mengurus skandal!" jawabnya membuka kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.

Mata elangnya menghunus tajam ke arah Lyra. Ia menyunggingkan senyum miring.

Lyra mendesis pelan. "Siapa juga yang mau buat skandal denganmu! Sekarang kita buat perjanjian, aku tidak akan membuat skandal tentangmu dan kita lupakan saja kejadian tadi malam! Dan kau melepaskan ku, bagaimana?" tawar Lyra membuat sebuah penawaran kepada Devano.

Devano tertawa kecil. "Gadis kecil sepertimu tidak layak untuk bernegosiasi dengan ku!" ucapnya membuat Lyra jengah.

Iring-iringan mobil mewah milik Devano dan juga para pengawalnya melaju pesat membelah jalanan kota. Jika sudah anggota keluarga Ourlando yang lewat, maka para pengendara lain diminta untuk minggir dan tidak menghalangi jalan.

Sudah seperti pejabat negara saja bukan? Bahkan pengaruh keluarga Ourlando lebih besar daripada pejabat negara.

Tak butuh waktu lama, akhirnya iring-iringan mobil tersebut tiba di sebuah Mansion mewah— tempat dimana Devano tinggal. Sebenarnya, ia jarang kembali ke Mansion dan lebih sering tinggal di apartemen.

Namun karena hari ini dirinya membawa seorang gadis, jadinya ia pulang ke Mansion agar para maid bisa melayani gadisnya dengan baik.

Tangan kekarnya mencengkram erat tangan Lyra. "Ayo," tukasnya membuat Lyra enggan bergerak dari tempatnya.

"Lepaskan! Aku tidak akan membuat skandal apapun tentangmu, tuan! Jadi, aku mohon lepaskan aku!" pinta Lyra memohon. Bisa-bisanya ia jatuh ke tangan seseorang yang sedang ia selidiki.

Devano menyeringai. "Siapa yang akan menjaminnya?" tanya Devano membuat Lyra terdiam seribu bahasa.

Wanita cantik itu menghembuskan napas kasarnya. 'Sepertinya aku harus bersandiwara di depannya! Seperti ini juga bagus, aku bisa lebih leluasa untuk mencari bukti kejahatannya!' gumam Lyra di dalam hati.

Sorot mata Devano menatap tajam ke arah Lyra. "Bagaimana? Apakah kau bisa menjaminnya?" tanya Devano menaikkan sebelah alisnya.

Lyra mengulum senyum simpulnya. "Menjadi istri anda adalah suatu keberuntungan bagi saya, tuan!" ucap Lyra membuat Devano terkekeh pelan.

"Kalau begitu, bisa kita keluar dan masuk ke mansion sekarang?" tanyanya dan dibalas anggukan kecil oleh Lyra.

Mereka berdua keluar dari dalam mobil dan melangkahkan kaki masuk ke dalam Mansion mewah milik Devano.

Langkah kaki Lyra terhenti tepat setelah dirinya memasuki Mansion mewah tersebut. 'Pasti Mansion ini dibangun dari hasil mencuri uang negara!' batin Lyra ketus.

Sesaat kemudian, suara baritone Devano menyadarkan Lyra dari lamunannya.

"Ana, tolong siapkan semua kebutuhan nyonya muda selama dia disini! Jangan sampai dia kekurangan apapun!" tukas Devano memerintahkan Ana— salah satu maid kepercayaan Devano yang mengurus segala keperluan rumah.

"Baik tuan," ucapnya menganggukkan kepalanya. Ia menatap sinis ke arah Lyra, namun Lyra tetap berekspresi biasa saja.

Kemudian, Devano mengajak Lyra menuju ke kamar utama. Ia ingin menunjukkan kamarnya kepada Lyra.

"Sekarang kamu adalah istri saya dan ini adalah kamar kita!" ucap Devano membuat Lyra mengerutkan dahi.

"Kita belum menikah!" tukas Lyra ketus.

"Kita akan segera menikah, surat pernikahan kita sedang diurus oleh Alex! Jadi, kau bisa tenang!" ucap Devano menimpali ucapan Lyra.

Pria itu mengajak Lyra untuk duduk di tepi ranjang. "Meskipun kita sudah menikah kelak, jangan pernah menampilkan dirimu ke hadapan publik apalagi dengan identitas nyonya muda Ourlando!" sambung Devano mengintruksi. Nada otoriter nya terdengar kental dalam nada bicaranya.

"Kenapa? Bukankah kau sangat ingin menikahi ku? Kenapa aku tidak boleh mengatakan bahwa aku adalah istrimu?" tanya Lyra menaikkan sebelah alisnya.

"Aku menikahimu karena ingin mencegah skandal yang bisa saja kau buat sewaktu-waktu! Jadi, kita hanya perlu menjalani hubungan ini tanpa diketahui oleh orang luar!" titah nya membuat Lyra berdecak kesal.

"Jadi… kau ingin merahasiakan hubungan kita? Sebenarnya apa mau mu, tuan?" tanya Lyra mendongakkan kepalanya.

Devano mengulum senyum smirknya. Pria itu menopang dagunya dengan menggunakan tangan kekarnya. "Tidak banyak! Kau cukup menjadi istri rahasia ku, dan aku akan memenuhi segala kebutuhan mu! Win-win solutions, right?"

Lyra mengepalkan tangannya. Jujur saja, ia baru kali ini bertemu dengan seorang pria yang tidak punya hati seperti Devano. Pria itu hanya bertindak demi keuntungannya saja.

"Terserah padamu!" sahut Lyra yang sudah tidak ada bahan untuk berdebat.

Devano manggut-manggut. "Gadis pintar!" sahutnya mengusap kepala Lyra. "Aku ada meeting sampai malam, jika kau butuh sesuatu panggil saja Ana!" lanjutnya memerintah.

"Oh iya satu lagi, surat pernikahan kita akan selesai besok! Jadi, kau akan segera menjadi istri rahasia ku! Cukup turuti saja semua perintah ku, maka kau akan aman!" ujar Devano begitu banyak permintaan dan juga perintah.

"Ya!" sahut Lyra ketus. "Dia benar-benar sudah gila!" gumam Lyra memelankan suaranya agar tak sampai di telinga Devano.

Wanita itu memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia akan mencari solusi yang tepat agar dirinya bisa lepas dari cengkraman Devano, dan tentunya dengan membawa bukti-bukti kejahatannya.

'Untuk sementara, aku hanya bisa bersandiwara dan mengikuti semua keinginannya' batin Lyra terus memikirkan sebuah cara yang tepat agar bisa secepatnya bebas dari Devano.

Sementara Devano segera bersiap-siap lantaran ia ada rapat penting pagi itu. Selesai bersiap-siap, ia menoleh sekilas ke arah Lyra. "Tetaplah di Mansion ini dan tunggu aku pulang!" tukasnya sudah seperti memberi perintah pada bawahannya.

"Iya tuan," sahut Lyra menganggukkan kepalanya.

Lalu kemudian, Devano melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya dan meninggalkan Lyra seorang diri di dalam kamar.

Langkah kaki Devano berjalan menuruni satu persatu anak tangga yang menghubungkan lantai satu dan lantai dua bangunan mewah tersebut.

"Tuan, ini informasi tentang nyonya muda!" ucap Alex menghentikan langkah kaki Devano.

Devano meraih selembar kertas tersebut. Ia membacanya dengan saksama. "Jadi— dia anggota intelijen yang ditunjuk untuk mencari tahu tentang saya?" gumam Devano menyeringai. "Menarik!"

"Benar tuan! Saran saya, lepaskan saja dia! Terlalu berbahaya jika dia ada di sekitar anda, tuan! Dia pasti ingin mencari-cari bukti tentang anda!" ucap Alex memberikan saran.

Devano menggelengkan kepalanya. "Justru saya semakin ingin dia dekat dengan saya! Kita lihat apa yang bisa dilakukan para bedebah itu!"

"Tapi tuan…"

"Awasi nyonya muda kalian! Jangan sampai dia keluar dari area Mansion!" tukas Devano memotong ucapan Alex. Ia kemudian berjalan mendahului Alex yang hanya bisa menganggukkan kepalanya saja.

"Baik tuan,"

Alex langsung memberikan perintah kepada para anak buahnya untuk melakukan penjagaan ketat di sekitar Mansion dan memastikan bahwa Lyra— gadis yang akan segera menjadi nyonya muda Ourlando itu tidak pergi dari Mansion.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hasrat Liar Tuan Devano   Bab 5: Malam yang Panas

    Tangan kekar Devano merengkuh pinggang ramping Lyra. Jarak antara wajah keduanya hanya tinggal 5cm saja. Keduanya bisa merasakan deru napas hangat masing-masing dari mereka. "Kenapa kau tidak tidur, hmm…?" tanya Devano membelai pipi Lyra. Pria itu mengganti lampu ruang kerjanya menjadi temaram. Ia sangat suka melihat wajah cantik Lyra dalam penerangan yang temaram seperti sekarang. Menurutnya Lyra jauh lebih seksi jika dilihat menggunakan cahaya yang minim. Jemari tangan Lyra mengelus rahang tegas Devano. Menatapnya lekat. Semakin dilihat wajah Devano semakin tampan saja. Hal itu membuat detak jantungnya menjadi tidak aman karena pesona ketampanan seorang Devano Ourlando. 'Tidak-tidak, aku tidak boleh terpesona padanya! Aku kesini untuk mencari bukti tentang kejahatannya lalu melaporkannya ke pengadilan!' batin Lyra membentengi dirinya agar tidak jatuh dalam pesona Devano. "Ekhem…" suara deheman Devano menyadarkan Lyra dari lamunannya. "Ada apa?" tanyanya dan dibalas gelengan ke

  • Hasrat Liar Tuan Devano   Bab 4: Mencari Bukti

    Sepeninggalan Devano tadi, tak banyak yang bisa dilakukan oleh Lyra. Setiap gerak-geriknya dipantau oleh para pelayan di Mansion mewah itu. Ada banyak kamera pengawas yang terpasang disana.Wanita itu hanya bisa berdiam diri di dalam kamar tanpa melakukan apapun. "Dasar pria gak punya hati! Dia yang bawa aku kesini, tapi dia juga yang pergi ninggalin aku!" umpat Lyra berdecak kesal.Bagaimana tidak kesal? Ia dipaksa menikah oleh pria itu. Jika menjadi istri sesungguhnya mending, ini menjadi istri rahasianya. Jika dia ingin merahasiakan pernikahan mereka, untuk apa dirinya dinikahi bukan? Lebih baik dia menyewa orang saja untuk memenuhi hasratnya.Tok... Tok... Tok...Suara ketukan pintu menyadarkan Lyra dari lamunannya. "Masuk! Pintunya tidak dikunci!" tukas Lyra menyuruh seseorang yang mengetuk pintu kamarnya untuk masuk.Pintu kamar terbuka, menampilkan seorang wanita berpakaian pelayan. Dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar utama milik Devano yang saat ini ditempati oleh Ly

  • Hasrat Liar Tuan Devano   Bab 3: Menjadi Istri Rahasia

    "Ekhem…" Suara deheman Devano menyadarkan Lyra dari lamunannya. Wanita itu refleks membenarkan posisi duduknya. "Kenapa kau ingin menikahi ku?" tanya Lyra ketus. Devano tersenyum smirk. "Karena benih ku ada di dalam rahim mu! Aku tidak mau jika suatu hari nanti, kau datang dan mengacau nama baik ku! Aku terlalu sibuk untuk mengurus skandal!" jawabnya membuka kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Mata elangnya menghunus tajam ke arah Lyra. Ia menyunggingkan senyum miring. Lyra mendesis pelan. "Siapa juga yang mau buat skandal denganmu! Sekarang kita buat perjanjian, aku tidak akan membuat skandal tentangmu dan kita lupakan saja kejadian tadi malam! Dan kau melepaskan ku, bagaimana?" tawar Lyra membuat sebuah penawaran kepada Devano. Devano tertawa kecil. "Gadis kecil sepertimu tidak layak untuk bernegosiasi dengan ku!" ucapnya membuat Lyra jengah. Iring-iringan mobil mewah milik Devano dan juga para pengawalnya melaju pesat membelah jalanan kota. Jika sudah ang

  • Hasrat Liar Tuan Devano   Bab 2: Salah Paham

    Keesokan harinya, sinar mentari masuk melalui celah-celah jendela dan mengganggu tidur kedua insan yang tadi malam habis bercinta. Sang pria menggeliat dan membuka matanya. Ia mendapati dirinya sedang dalam posisi naked dengan seorang wanita di sebelahnya. Pria itu memijat pelipisnya pusing. Sepertinya karena kebanyakan mengkonsumsi alkohol, jadinya membuat kepala Devano pusing. Ya. Pria yang bercinta dan merenggut keperawanan Lyra tadi malam adalah Devano. Dia salah masuk kamar dan mengira bahwa Lyra adalah j*lang yang ia pesan untuk melayaninya. Sorot mata pria itu menangkap bercak darah yang tercecer diatas sprei. "Ternyata dia… benar-benar masih perawan?" gumam Devano terkejut. Tatapannya beralih ke arah gadis yang sudah ia renggut keperawanannya. Gadis itu masih terlelap dalam tidurnya. "Sial! Aku sudah merenggut keperawanan gadis ini! Bagaimana jika dia… ah sudahlah!" Dengan cepat, Devano beranjak dari tempat tidurnya dan memakai pakaiannya kembali. Disaat yang bersama

  • Hasrat Liar Tuan Devano   Bab 1: Hilangnya Keperawanan

    Suara dentuman musik dari seorang DJ terkenal mengalun— memenuhi sebuah ruangan dengan penerangan temaram. Semua orang yang datang ke klub malam tersebut berasal dari keluarga terpandang. Ada yang pengusaha terkenal, mafia, bahkan pejabat pun berdatangan ke klub malam tersebut. Suasana di dalam ruangan tersebut terlihat begitu menyenangkan. Ada banyak pria yang menikmati alunan musik DJ sembari memegang gelas wine-nya. Mereka semua juga menikmati wanita-wanita penghibur yang melayani. "Tidak perlu! Saya tidak membutuhkan pelayanan mu!" Suara baritone seorang pria menolak bahkan melemparkan gelas berisikan wine di tangannya tepat ke arah seorang wanita penghibur yang memakai pakaian kurang bahan tersebut. Dari arah lain, seorang wanita cantik berambut hitam legam tampak sedang mengamati seorang pria yang baru saja melemparkan gelas wine hingga jatuh berserakan di lantai. "Cih! Tempramen-nya begitu buruk! Tak heran jika dia dijuluki pria berhati dingin!" umpat nya sembari terus m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status