Share

Hasrat dalam Gelapnya Bioskop
Hasrat dalam Gelapnya Bioskop
Author: Sorami

Bab 1

Author: Sorami
Namaku Anna Palmer, seorang guru balet.

Tubuhku bahkan lebih seksi daripada model muda. Saat masa pubertas, payudaraku dan pinggulku membesar dengan cepat, seperti habis disuntik hormon.

Pacarku tidak mampu memuaskanku, jadi aku sering menonton film dewasa di tengah malam.

Di dalam film itu, seorang pria membuka lebar paha seorang wanita dengan kasar, memaksanya menungging, lalu menempelkan tubuhnya seperti mesin bor dengan ritme satu kali setiap detik.

Air liur wanita itu mengalir, kulitnya memerah oleh hasrat, dan payudaranya yang besar berguncang hebat.

Sungguh liar! Sungguh gila! Namun, aku sangat menyukainya. Aku juga ingin seperti itu...

Aku meniru pose wanita itu, menungging di atas tempat tidur dan meremas kedua payudaraku yang bulat. Kedua kakiku kulilitkan erat, aku berusaha meredakan hasrat yang menggila. Seketika, rasa malu menyergap dan celana dalamku pun basah kuyup.

Frekuensi masturbasiku makin sering dan hasratku pun makin kuat. Di malam sunyi, aku terus gelisah memikirkan pria. Mengandalkan diri sendiri saja tidak lagi cukup untuk meredakan dorongan itu.

Hari itu, aku baru saja selesai mandi dan pacarku langsung mendorongku ke sofa. Lidahnya yang besar menyerbu bibirku. Mulutku dipenuhi suara basah dari lidahnya yang bergerak liar.

Payudaraku juga terasa sangat tegang. "Hmm... uh..."

Tangan kasarnya meremas payudaraku dengan kuat. Sentuhan yang panas dan membakar itu membuat pinggangku tanpa sadar ikut bergerak. Setiap kali dia meremas lalu melepasnya, tubuhku tidak bisa berhenti bergetar.

"Ah... cepat!" Napasku tersengal, tapi pacarku tiba-tiba berhenti dan menghela napas pelan. Perasaan menggantung ini seperti digantung di udara, sungguh menyiksa.

Seluruh tubuhku gemetar dan jari kakiku menegang. Aku menahan rasa ngilu dan lemas yang menjalar hingga ke tulang. "Sayang, kenapa?"

"Anna, aku merasa berhubungan badan di rumah kurang menantang. Bagaimana kalau kita coba di luar?"

Hah? Membayangkan adegan itu saja sudah membuat jantungku berdebar hebat.

Akhirnya, kami sepakat untuk mencoba bersenang-senang di bioskop privat. Pacarku bahkan memintaku untuk tidak memakai pakaian dalam agar lebih mudah.

Aku bersandar manja dalam pelukan pacarku, jemariku menyentuh bagian tubuhnya yang menonjol. Pikiranku dipenuhi berbagai bayangan liar. Jika kami melakukannya di depan orang banyak, apakah itu akan terasa begitu menggairahkan hingga membuatku lemas?

Tangan pacarku yang kasar merengkuh pinggangku, lalu menyusuri lekuk tubuhku hingga ke pangkal pahaku. Dengan kasar, dia menekan bagian tubuhku yang paling sensitif menggunakan jarinya.

Rangsangan ini hampir membuatku kehilangan kendali, seperti aliran listrik yang menjalar ke seluruh tubuh membuatku lemas tidak berdaya. Aku hampir meleleh dan hasrat yang sudah lama kupendam akhirnya tumpah ruah.

"Ah... mmh..."

Sebuah gelombang panas muncul dari tulang belakangku dan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Tanpa sadar, aku mengeluarkan suara bergetar yang memalukan seperti desahan yang lolos dari sela gigi.

"Jalang Kecil, sudah nggak tahan, ya?" Pacarku menyeringai nakal, dia mendekatkan wajahnya ke telingaku sambil mengembuskan napas panas, sementara kedua tangannya tidak berhenti menjelajah.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hasrat dalam Gelapnya Bioskop   Bab 9

    Seminggu kemudian, aku pergi berbelanja bersama Rafael dan tanpa sengaja kembali bertemu dengan Ramon. Wajahnya pucat, rambutnya kusut, dan penampilannya sangat berantakan.Melihat itu, Rafael langsung merangkulku dan menciumku, seolah menyatakan bahwa aku adalah miliknya. Namun, entah kenapa, saat melihat tubuh Ramon yang gemetar, hatiku terasa sangat tidak nyaman.Wajah Ramon dipenuhi kemarahan dan keterkejutan."Rafael, beraninya-beraninya kamu menyentuh wanitaku! Kau benar-benar pantas mati!"Ramon menerjang maju dan berkelahi dengan Rafael, tapi tubuhnya sekarang sangat lemah, dia sama sekali bukan tandingan Rafael. Pertarungan itu sepenuhnya menjadi ajang pemukulan sepihak.Anehnya, meskipun dia sedang dihajar, aku tidak merasa puas. "Berhenti! Jangan berkelahi lagi!"Namun, perkelahian antara dua pria seperti itu, mana mungkin aku bisa melerainya?Beberapa menit kemudian, Rafael menginjak wajah Ramon, lalu menggosok-gosokkan sol sepatunya ke wajahnya. "Ramon, akhirnya kamu merasa

  • Hasrat dalam Gelapnya Bioskop   Bab 8

    Apakah aku masih perlu menahan diri? Masih bisakah aku menahannya?Pertanyaan dari lubuk hati yang paling dalam itu, kini telah sepenuhnya tenggelam dalam hasrat.Rafael memeluk dan menciumku. "Jangan bersama pria brengsek itu lagi. Bersamalah denganku. Aku bisa membuatmu bahagia seumur hidup!"Aku menggigit bibir bawahku dan berusaha keras menahan diri.Matanya sempat menyiratkan kekecewaan, tapi segera berubah menjadi pengertian.Hubunganku dengan Ramon butuh kejelasan. Ini adalah bentuk tanggung jawab atas hubungan yang sudah berlangsung bertahun-tahun.Soal video yang direkam diam-diam oleh satpam dan foto-foto itu, semuanya harus kutanyakan langsung secara tatap muka.Sore itu, aku langsung mengajukan cuti. Dengan membawa semua bukti itu, aku datang ke tempat kerja Ramon untuk menemuinya.Saat melihatku, dia tampak agak terkejut. "Anna, kenapa kamu datang ke sini?"Tanpa banyak bicara, aku langsung mengeluarkan foto saat dia bersama wanita lain masuk ke hotel. "Ramon, katakan deng

  • Hasrat dalam Gelapnya Bioskop   Bab 7

    Aku meliriknya tajam. Satpam itu memang bukan orang baik, tapi apakah dia sendiri bisa disebut orang baik?Pria itu tampaknya mengerti apa yang kupikirkan. Dia tersenyum canggung. "Tadi malam aku cuma bercanda denganmu. Namaku Rafael Lloyd, aku seorang pelatih kebugaran."Saat berhadapan dengannya, aku tidak merasa panik. Apakah ketampanan memang bisa membenarkan segalanya?Kebetulan dia tinggal di sekitar sini. Saat melihatku menyelinap ke hutan kecil, Rafael mengikuti dari belakang, dan terjadilah adegan pahlawan menyelamatkan wanita.Jika sekarang dia memaksaku berhubungan, mungkin aku tidak akan menolak...Aku terkejut oleh pikiranku sendiri dan menjadi makin panik.Untungnya, saat ini, Rafael tidak punya niat seperti itu. "Cantik, soal satpam tadi biar aku yang urus. Kamu tenang saja."Entah kenapa, saat melihat Rafael aku merasa memercayainya tanpa alasan. Aku pun mengangguk dan mengikuti sarannya.Dia memintaku untuk tidak melapor ke polisi agar tidak menimbulkan kecurigaan. Kal

  • Hasrat dalam Gelapnya Bioskop   Bab 6

    Aku yakin bisa mengatasi ini. Pasti bisa! Aku terus-menerus memberi sugesti dan semangat kepada diriku sendiri.Agar pacarku tidak tahu bahwa aku diam-diam keluar malam ini, aku sudah menaruh obat tidur dalam susu yang diminumnya. Dengan begitu, dia akan tertidur pulas sampai pagi.Aku mengecup keningnya dengan lembut dan menatapnya penuh kasih sayang. "Sayang, tidur yang nyenyak, ya..."Aku mengenakan gaun berpotongan bahu terbuka dengan detail lipit dan bra renda yang memperlihatkan kulit putihku. Pinggang ramping dan bokong kencang membentuk lekuk tubuh yang nyaris sempurna. Aku sangat puas dengan penampilanku ini.Aku menaiki taksi menuju hutan kecil yang sudah disepakati. Dari jauh, aku melihat sosok gemuk pendek melambaikan tangan ke arahku.Dengan jantung berdebar kencang dan perasaan cemas, aku memberanikan diri berjalan maju meskipun masih diliputi rasa takut.Pria di hadapanku tampaknya bukan seseorang yang kukenal. Dia mengenakan seragam satpam, tampak berusia sekitar tiga p

  • Hasrat dalam Gelapnya Bioskop   Bab 5

    Hasrat yang menyesakkan dada hampir tidak bisa kutahan. Andai saja petugas kebersihan tidak masuk saat itu, aku mungkin sudah berhubungan dengannya. Entah, apakah aku masih sanggup berdiri setelahnya?Hasrat itu tidak kunjung hilang. Aku berbaring gelisah, menatap langit-langit sepanjang malam tanpa bisa tertidur.Mungkin, pada dasarnya aku memang wanita jalang yang selalu mendambakan pria perkasa. Dulu Ramon seperti itu, sekarang pria itu juga sama.Aku tahu pikiran seperti ini sangat berbahaya, tapi aku benar-benar tidak bisa menahannya. Mungkin, jiwaku sudah lebih dulu berselingkuh.Keesokan harinya saat mengajar, tiba-tiba aku menerima sebuah pesan anonim, sepertinya berisi video. Namun, aku mengabaikannya dan tetap melanjutkan mengajar anak-anak.Begitu ada waktu luang, aku membuka video itu dan langsung terpaku di tempat.Ternyata itu adalah rekaman saat pria itu melecehkanku di dalam bioskop. Videonya sangat jelas, bahkan ekspresi wajahku pun terlihat dengan detail.Wajahku meme

  • Hasrat dalam Gelapnya Bioskop   Bab 4

    Meskipun dalam hati sangat menginginkannya, aku tetap merasa tidak rela. Kalau itu atas keinginanku sendiri, tidak masalah. Namun, kalau dia memanfaatkan keadaan orang, itu tindakan pengecut!Di saat yang sangat genting, seorang petugas kebersihan masuk. Suaranya yang nyaring menggema di dalam bioskop. "Kalau ini sudah dibersihkan, bisa pulang. Sekarang sudah lewat jam sembilan."Tampaknya pria itu juga mendengar suara itu dan langsung kabur, meninggalkanku begitu saja dalam keadaan terjepit.Dadaku sesak karena marah. Pria itu benar-benar tidak punya hati!Sekarang aku hanya bisa meminta tolong kepada petugas kebersihan. Mendengar suara minta tolongku, dia segera berlari kecil menghampiri."Nak, kenapa kamu bisa terjepit di antara dua kursi begitu?"Pertanyaan itu membuatku malu setengah mati. Tidak mungkin aku menjelaskan bahwa tadi aku sempat bergairah, sehingga kakiku lemas dan tidak bisa digerakkan.Dengan terbata-bata aku menjawab, "Tolong... bantu saya..."Tanpa banyak bicara, p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status