Share

Sekadar Menikmati Hari

Penulis: Aksara_Lizza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-15 01:52:37

Pagi menyapa rumah itu dengan cahaya matahari lembut yang menerobos tirai jendela dapur. Aroma tumisan ringan dan roti panggang memenuhi ruangan, membangunkan suasana dengan kehangatan yang menenangkan.

Felix turun dari lantai atas, kemeja putihnya belum sepenuhnya dikancingkan. Ia mengerjap sesaat ketika melihat Emily berdiri di dapur, mengenakan celemek dan tengah memindahkan telur dadar ke piring.

“Emily?” panggilnya pelan, masih agak heran.

Wanita itu menoleh, tersenyum tipis. “Pagi. Duduklah, aku sudah siapkan sarapan.”

Felix berjalan mendekat, menarik kursi lalu duduk. Matanya belum lepas dari Emily yang kembali ke dapur mengambil jus jeruk.

“Kau sudah tidak marah lagi padaku?” tanyanya hati-hati.

Emily hanya menggeleng kecil. “Tidak,” jawabnya pendek, lalu meletakkan gelas jus di hadapan Felix.

Felix menyipitkan mata, masih tidak percaya. “Kenapa?” tanyanya ingin tahu.

“Aku mendengar percakapanmu dengan Noah semalam,” ucap Emily sambil duduk di kursi seberangnya. Wajahnya tetap
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Hasrat dan Dendam Mafia Kejam   Lebih Kuat Dari Siapa pun

    Sudah satu minggu berlalu sejak Emily mengalami pendarahan akibat shock. Kini, kondisinya mulai membaik. Warna di wajahnya perlahan kembali, dan semangatnya mulai pulih, meski rasa cemas masih mengendap di dadanya.Di ruang kerja rumah besar itu, Felix duduk di depan jendela sembari mendengarkan laporan dari Axl yang baru saja kembali dari penyelidikan.“Katakan padaku, siapa yang berani menyentuh mobil istriku?” suara Felix terdengar tenang, namun tajam seperti bilah pisau yang siap menebas.Axl berdiri tegap. “Kami sudah memeriksa rekaman CCTV di parkiran klinik dan melacak alat pengganggu sistem rem yang dipasang. Ternyata seseorang menyelinap lewat pagar samping. Dari identifikasi wajah, orang itu adalah anak buah Marco.”Felix menoleh cepat. “Marco? Marco Álvarez?”Axl mengangguk. “Ya, Tuann. Mantan anak buah Anthony yang dikeluarkan karena menyalahgunakan wewenang dan melakukan pemerasan di belakang layar.”Felix menghela napas berat. Nama itu memang tidak asing. Marco adalah sa

  • Hasrat dan Dendam Mafia Kejam   Kondisi Emily

    “Ah, ssstt!” Emily merasakan nyeri di perutnya, tak lama kemudian darah mengalir bagian bawah gaun hamil yang dikenakannya.“Emily!” seru Felix nyaris menjerit melihat Emily yang mengalami pendarahan. Dengan cepat, dia membawa Emily ke rumah sakit sebelum terjadi sesuatu pada istrinya itu.Davina berlari dari sisi lain, wajahnya panik dan matanya sembab. “Dia pingsan setelah kami masuk ke mobil… dia terlalu shock…”Lima belas menit kemudian, Felix tiba di rumah sakit. Petugas medis datang dan segera mendorong ranjang ke dalam ruang pemeriksaan. Felix hendak mengikuti, tetapi seorang perawat menghentikannya.“Maaf, Tuan. Mohon tunggu di luar.”Felix berdiri membatu. Tubuhnya seperti ditarik oleh gravitasi gelap yang tidak kasatmata. Ia menoleh pada Axl dengan tatapan membunuh.“Di mana kau tadi?! Kenapa dia bisa sendirian ke klinik?!” suara Felix meledak, penuh amarah yang tak mampu ia kendalikan.Axl menunduk dalam-dalam, tubuhnya tegang. “Saya menunggu di parkiran, Tuan. Tapi—”“Kau

  • Hasrat dan Dendam Mafia Kejam   Bahaya yang Mengintai

    Sejak malam itu, setelah pembicaraan jujur di taman bersama Emily, Felix merasa waktu sudah semakin menipis. Bahaya yang mengintai tak lagi samar.Konspirasi yang melibatkan nama-nama lama seperti Regina, bahkan Marco—orang yang dulu menjadi antek ayahnya dan kini membelot—membuat Felix waspada sepenuhnya.Di pagi yang tampak tenang itu, Felix memanggil seseorang melalui sambungan telepon pribadi. Suaranya tegas, dingin, dan tak memberi ruang penolakan.“Axl,” ucapnya pelan namun penuh tekanan. “Mulai hari ini, kau tidak hanya menjaga perimeter rumah. Kau harus berada di sekitar Emily, ke mana pun dia pergi. Aku tidak ingin ada celah sedikit pun.”“Baik, Tuan,” jawab Axl singkat.Felix memandangi layar ponselnya selama beberapa detik setelah sambungan terputus. Ia tahu Emily tidak akan menyukai ini, tapi ia tidak peduli.Nyawa istrinya dan bayi yang dikandungnya jauh lebih penting daripada mera

  • Hasrat dan Dendam Mafia Kejam   Luka Lama yang Belum Sembuh

    “Aku boleh bertanya sesuatu yang mungkin agak sensitif?” ucap Emily pelan dengan nada setengah ragu.Davina menutup bukunya, menoleh penuh perhatian. “Tentu saja. Tanya saja, Emily.”Emily menunduk sejenak, menyusun kata-kata di pikirannya. “Aku masih penasaran soal Marsha. Dia kabur entah ke mana padahal mereka akan menikah.”Davina menghela napas perlahan. “Marsha,” ulangnya, seakan nama itu membawa kenangan yang tidak mudah.“Aku ingin tahu... seperti apa hubungan mereka sebenarnya? Apa dia mencintai Marsha?” suara Emily nyaris seperti bisikan, tetapi penuh dengan harapan akan kejujuran.Davina terdiam beberapa detik. Lalu ia menggeleng. “Sejujurnya, aku tidak pernah melihat cinta dalam hubungan mereka.”Emily mengerutkan dahi. “Maksudmu?”“Pernikahan itu... lebih mirip seperti perjanjian. Kesepakatan antara keluarga. Felix tidak memilih Marsh

  • Hasrat dan Dendam Mafia Kejam   Pengkhianatan di Balik Bayangan

    Regina kembali ke Meksiko tidak dengan tangan kosong. Setelah gagal mendekati Felix secara langsung, ia tahu bahwa serangannya harus lebih tajam dan tak terlihat.Ia harus menyakiti Felix dari dalam, merusak reputasi dan kestabilan hidupnya secara perlahan. Maka, malam itu, ia bertemu dengan seseorang dari masa lalu keluarga lelaki itu—Marco.Marco adalah mantan anak buah Anthony, ayah Felix. Ia dulu bekerja sebagai tangan kanan dalam urusan bisnis gelap keluarga tersebut. Namun, satu kesalahan membuatnya dibuang tanpa ampun.Tidak hanya kehilangan jabatannya, Marco juga dihancurkan secara sosial. Nama baiknya dicoreng, hartanya dilenyapkan, dan ia dipaksa hidup dalam pelarian selama bertahun-tahun.Kini, di sebuah bar tersembunyi di pinggiran kota, Regina duduk di hadapan Marco. Pria itu berpenampilan kusam, mengenakan jaket lusuh dan wajahnya dipenuhi guratan amarah yang belum padam.“Aku pikir kau sudah mati,” sindir Regina sambil menyesap minumannya.Marco menatapnya tajam. “Dan a

  • Hasrat dan Dendam Mafia Kejam    Di Antara Cinta dan Luka Lama

    Pagi itu, sinar matahari Meksiko menyusup masuk melalui sela tirai kamar, memandikan ruangan dengan cahaya keemasan. Emily berdiri di depan jendela, menatap taman kecil yang basah oleh embun.Aroma kopi yang baru saja diseduh menguar dari meja di belakangnya. Di sisi ranjang, Felix duduk dengan mata masih sedikit sembap karena malam sebelumnya ia tidak banyak tidur.Suasana masih hening ketika Emily berbalik, membawa secangkir kopi untuk suaminya.“Terima kasih,” ucap Felix pelan, menerima cangkir itu dengan kedua tangan.Emily tidak langsung menjawab. Ia hanya duduk di sisi ranjang, mengamati wajah lelaki yang sejak beberapa minggu terakhir membuat pikirannya berkecamuk.Felix menghela napas, menatap istrinya dalam-dalam. “Emily... aku tahu aku telah menyakitimu. Banyak hal yang seharusnya kukatakan dari awal.”Emily menunduk. “Kau sudah melakukannya kemarin malam... aku mendengar semuanya. Saat kau berbicara dengan Noah di balkon.”Felix menggertakkan gigi. Ia tidak menyangka Emily

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status