Share

Bab 133.

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-14 15:39:23

"Aihhhssk..! Duhhs.. Bimoo..! Hhh.. hhhh..! R-renny mau pi..pissh..!" desahan keras tersengal dari Renny, terdengar begitu menggetarkan jiwa Bimo. Nampak tubuh Renny menggelinjang dan tersentak sentak tak terkendali.

"T-tenanglah Renny. S-sebentar lagi selesai.." sahut terbata Bimo, seraya terus bertahan untuk tetap fokus. Di tengah gempuran dahsyat godaan Renny, yang terhampar begitu indah dan mengundang hasrat pria manapun yang melihatnya.

Bimo juga melihat liang surga Renny yang nampak berkilat-kilat, karena cairan pelumasnya yang mengalir agak deras keluar. Hingga akhirnya merembes turun membasahi sprei ranjang.

"Cepatlah Bimo..sh..! R-renny sudah nggak kuat..! Hhh... hh Mau pipish..!" sentak tersengal-sengal Renny. Tubuhnya nampak bergetaran, dengan mulut setengah ternganga, seksi sekali..!

"Huppsh..!"

Akhirnya Bimo berhasil menggenggam dan menarik lepas semua 'benih pembuahan' milik Lukas, yang menempel di dinding rahim Renny dengan tangan ghaibnya.

"Ahkss..! Bimoo..sh..!"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 237.

    "Malam Om Hendra..!" sapa renyah Monica, sekeluarnya dia dari dalam mobil. "Hai Monica. Masuklah ke dalam saja sayang..!" sambut hangat Hendra, dengan senyum lebar di wajahnya. Ya, Hendra memang meminta Monica untuk mulai tinggal di kediamannya mulai malam itu. Namun sejatinya, Monicalah yang telah mensugesti Hendra untuk memintanya tinggal di kediamannya. Dan bagi Hendra manalah dia bisa menolak perintah Tuan dari jiwanya itu. Karena sukma Hendra saat itu, sudah mutlak sepenuhnya dikendalikan oleh Monica. Demikianlah dahsyatnya ilmu 'Pancar Pesona' milik Monica, yang telah merasuk dan mencengkram jiwa Hendra dalam belenggu kendali Monica. Ngeri..! "Barang-barangku di bagasi bagaimana Om..?" tanya Monica, seraya melangkah menghampiri Hendra di teras. "Ohh, biar barang-barangmu nanti dibawakan oleh pelayanku ke kamar bekas Lily saja Monica. Mmmhp..!" ujar Hendra, seraya memeluk dan mencium wajah Monica. Ya, hasrat Hendra memang selalu naik, jika dia sudah berdekatan dengan Monic

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 236.

    "Dia itu..! Dia telah menghajar dan mempermalukan anggota Gank Shadow di depan umum..! Serahkan dia untuk kubawa ke markas..!Atau kalian semua, dan markas Pijar Taruna akan kami hancurkan..!" seru Darko penuh intimidasi, seraya tangannya menunjuk bergetar ke arah Ojay. "Hmm. Kudengar dia melakukan itu karena ada orang yang hendak menjambret tas seorang wanita. Bukankah begitu..?! Dan tolong jangan bawa-bawa nama Pijar Taruna dalam hal ini..! Siapapun orangnya, jika berkemampuan pasti akan berusaha mencegah kejahatan itu..!" seru Parlan tandas. Ya, akhirnya Parlan tak bisa menahan dirinya lagi, karena mendengar Darko seperti menyalahkan Pijar Taruna dalam masalah itu. "Hei..! Itu sama saja kau menuduh gank Shadow adalah penjahat..! Bangsat..!" Byarsh..! Amarah Darko pun memuncak, mendengar ucapan Parlan yang mempermalukan dan menyentil gank Shadow. Seketika tubuhnya pun bergetar, akibat tenaga dalam yang dimilkinya mengalir ke sekujur tubuhnya. "Hmm. Aku hanya bicara fakta yang

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 235.

    "Pijar Taruna hanyalah sebuah yayasan dan tak ada urusannya dengan urusan kita..! Tak perlu kau tahu nama pimpinan kami..!" seru kesal Ojay, tak ingin membawa-bawa Pijar Taruna dalam urusan itu. "Brengsek..! Matilah kau..!" Seth..! Darko memaki keras, seraya menerjang cepat ke arah Ojay. Tangannya yang dilambari aji pukulan 'Naga Bergolak', langsung dilesatkan ke arah dada lawannya. "Ahh..!" Ojay terperangah kaget bukan main. Saat dia melihat kecepatan gerak Darko, yang bagaikan hantu tanpa gravitasi itu.Ojay pun hanya sempat perkuat Pagar Sukmanya, seraya silangkan kedua tangan di depan dadanya. Berharap Pagar Sukmanya bisa mengatasi dan meredam serangan pukulan Darko. Dan ... Blaghk..! "Hargkh..!" Wesh..! Brugh..! Ojay pun terhantam dan terhempas ambruk ke tanah, seraya percikkan darah dari mulutnya. "Ojay..! Kau tak apa-apa kan..?!" seru cemas Hendri, seraya langsung bergegas hendak menghampiri sahabatnya itu. Namun ... "Hihh..!" Swashk..! Darko menyerang tanpa tanggung, ten

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 234.

    "Diamlah Jay..! Tak mungkin aku meninggalkanmu sendirian menghadapi mereka berempat..!" seru Hendri, menolak untuk pergi. Sementara nampak wajah sang pelayan dan pemilik cafe langsung pucat dan panik seketika. Mereka seperti sudah mencium aroma kericuhan akan terjadi di cafe mereka. Bahkan ada sepasang kekasih yang langsung keluar dari cafe itu, karena mereka mencium gelagat tak nyaman atas situasi di cafe itu. Otomatis kini pengunjung di cafe itu hanya tinggal Ojay, Hendri, serta Darko cs berempat. "Hmm. Kalian sepertinya mau cari urusan denganku. Mari kita selesaikan diluar saja..!" seru Ojay, seraya berdiri dari kursinya dan melangkah keluar cafe. Hendri pun mengiringi dibelakangnya. "Bedebah..! Sok jago kau bedebah..!" seru murka Darko bukan kepalang. Karena dia merasa ditantang langsung oleh Ojay. Mengikuti rasa emosinya, ingin rasanya Darko langsung mencabut pistol di balik pinggangnya. Lalu menghabisi Ojay dan rekannya saat itu juga. Namun tentu saja Darko masih berpikir

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 233.

    "Hhh, baiklah..! Kalau begitu, Yoga dan anak buahnya akan kuberi sedikit tugas pada acara pesta itu nanti..! Tenanglah Dek..!" seru sebal Prayoga seraya menyeringai. "Setuju Mas. Lakukan saja dengan halus dan rapih. Biar pesta mereka berantakkan sekalian..! Huhh..!" seru Niken sepakat, seraya mendengus kesal. Ya, itulah rata-rata penyakit orang-orang yang terbiasa mau dipuji, diakui, dan dihormati oleh orang lain. Prayoga dan istrinya merasa sangat marah dan terhina, jika ada pihak atau orang yang tak menghargai, tak menganggap, dan tak hormat pada mereka. "Tenanglah Dek. Acara mereka masih 3 hari lagi, dan kebetulan dilangsungkan di kediaman mereka. Masih sangat cukup waktu untuk Yoga dan teman-temannya mengatur rencana..!" ujar tegas penuh amarah Prayoga. *** Hendri dan Ojay tengah duduk santai di sebuah cafe sore itu.Keduanya adalah anggota Pijar Taruna yang baru saja selesai latihan rutin di markas mereka. Mereka memutuskan mampir di cafe cukup asri di tepi jalan itu sebelu

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 232.

    "Mengapa Mas terus melihat ke arah jendela itu..? Jendela kamar ini memang sengaja tak diberi teralis. Karena Mamah lebih menyukai terpaan udara segar langsung dari luar Mas," tanya Lidya heran.Sejak tadi dia duduk di tepi ranjang kamar itu, seraya memperhatikan prilaku suaminya yang nampak agak aneh menurutnya saat itu. "Tak apa Lidya. Aku hanya ingin memastikan sebab Mamah bisa terjatuh dari lantai ini kok," ujar Bimo seraya tersenyum menoleh ke arah istrinya. "Hahh..?! L-lalu menurut Mas Bimo, apakah jatuhnya Mamah adalah hal yang murni kelalalian Mamah, atau ada sebab lain..?!" sentak terkejut Lidya, mendengar kemungkinan ada orang jahat yang mencelakai mamahnya. Ya, tentu saja begitu..!Karena pihak aparat yang meninjau dan memeriksa kamar itu, tak lama setelah kejadian tadi siang. Mereka menyimpulkan jatuhnya Helda, adalah murni karena kelalaian dan ketak sengajaan Helda. Hal yang disimpulkan setelah mereka tak melihat tanda-tanda atau barang bukti apapun yang mengarah pada

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status