Tirta dan Hani kini sedang di restoran, Tirta berusaha membuka percakapan agar memecahkan tembok dingin antara mereka, namun setelah pembicaraan di mulai Hani meledak, ia tanpa sadarnya berbicara dengan keras dan dengan tangisan yang beruraian air mata, semua sakit yang ia pendam selama ini kini di ungkapkannya."Han, maafin aku jika aku harus seperti ini, aku hanya tidak siap kehilangan kamu selamanya" ucap Tirta sambil berusaha memegang tangan Hani."Aku dulu milikmu, tapi ndak pernah kamu perjuangkan, aku kamu tinggalkan sendirian, aku berjuang sendirian saat kamu menikah dengan perempuan itu, kamu tau ndak bagaimana perjuangan aku melupakan kamu, sekarang aku sudah milik orang lain Tirta, jadi kenapa kamu lakukan ini sama aku, kenapa Tirta? tanya Hani dengan beruraian air mata"."Ssshhh, saat aku menerima perjodohan itu, aku punya alasan yang ndak aku ungkapkan sama kamu Han, apa sekarang kamu masih mau mendengar alasan ku" jawab Tirta."Apa bisa menghapus rasa sakit ku yang kamu
Tirta hanya mempunyai waktu tiga puluh menit untuk membeli sesuatu yang ingin ia berikan kepada Hani, ia bergegas pergi untuk membeli barang itu dan kembali ke ruangan menyusui tempat ia meninggalkan Hani dan bayinya di sana.Ia berharap Hani tak pergi dan meninggalkannya, dengan nafas terengah-engah ia sampai kembali dan mendapati pintu ruangan itu sedikit terbuka, sangat terkejut ia melihat hal itu tanpa permisi ia pun segera membuka pintu yang sudah sedikit terbuka itu.Namun ternyata Hani masih ada di ruangan itu dan masih menyusui bayinya, Tirta tersentak hingga menelan air liurnya saat melihat Hani yang sebelah dadanya masih terbuka.Tirta langsung membalikkan badannya dengan spontan dengan detak jantung yang semakin kencang lagi dari sebelumnya, Hani pun langsung menutup bagian dadanya yang tebuka."Bisa tunggu di luar aja ndak sih? tanya Hani ketus"."Ya maaf" jawab Tirta.Tirta merasa bersalah, ia keluar dan menutup pelan pintu ruangan itu, namun tak bisa di pungkirinya ada g
Angel, buah hati Hani dan Clark kini telah bisa berjalan sendiri, kehidupan Hani yang lebih banyak ia habiskan di kamar dengan anaknya membuat Tirta tidak banyak mengetahui perkembangan bayi mungil itu.Ketika Tirta mengetuk pintu kamar Hani untuk mengajaknya berbicara, tiba-tiba bayi mungil yang tumbuh besar itu sudah dapat berjalan sendiri, hal ini membuat Tirta terkejut ia tersenyum lebar melihat perkembangan Angel, bahkan saat ia mengulurkan tangannya untuk menggapai Angel, ia malah mendapatkan sambutan dengan kata papa yang mampu meluluhkan hatinya yang kini mulai mencintai Angel."Han, boleh aku gendong ya" pinta Tirta."Untuk apa, dia sudah bisa jalan kok ndak perlu di gendong lagi" ucap Hani ketus."Pleasseee" mohon Tirta."Hmmm" gumam Hani.Mendapatkan persetujuan itu, hati Tirta langsung meloncat kegirangan, ia langsung menggendong anak laki-laki tampan itu dan membawanya keluar pekarangan rumah, Hani pun mengikutinya dari belakang.Udara dingin menyengat di kulit Hani, ia m
"Selamat Ulang tahun Hani, untuk tahun ini mungkin kita merayakan sederhana seperti ini saja, tetapi aku janji suatu saat nanti kita akan merayakannya secara mewah ya" ujar Tirta."Ndak perlu, kamu kan tau aku tidak perduli dengan kemewahan" ucap Hani."Ya aku tau, itu sebabnya aku selalu memuja kamu, ini kado dari aku semoga kamu suka ya" ujar Tirta sambil memberikan sebuah kotak yang ia beli sewaktu mereka di mall kemarin."Apa ini?? Waaaooww indah sekali permata ini tapi maaf aku tidak bisa menerimanya kalau aku belum tau apa maksud dari semua pemberianmu ini" ucap Hani lalu mengembalikan lagi kotak permata itu."Tenang saja ini hanya kado ulang tahun dari aku, aku memang sangat mencintai kamu dan besar harapan aku kamu mau membuka pintu hati mu untuk aku, atau setidaknya ijinkan kita bisa mulai dengan sebuah persahabatan" pinta Tirta."Kalau ini sebagai kado ulang tahun aku terima dan aku ucapkan terimakasih, tapi untuk membuka pintu hati, ayolah Tirta!! aku masih SAH menjadi seor
Tirta masih berdiri tegak di depan pintu kamar Hani, ia bingung apakah ia salah mengajak Hani dan Angel ke taman di sebrang jalan, ia perlahan ingin mengambil hati Hani lagi dan memilikinya.Sekian lama Tirta menunggu di depan pintu kamar, akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari tempat ia berdiri, baru saja ia membalikkan badannya suara wanita itu kembali terdengar lagi."Kami sudah siap" ucap Hani sambil menggendong Angel.Tirta menengok ke belakang dengan melemparkan senyum manisnya, ia langsung membalikkan badannya dan mengambil Angel dari gendongan Hani."Sini sama papa ya, anak gantengnya papa ini ya" ucap Tirta."Ayo ma, kok malah bengong di situ" ujar Tirta lalu ia mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Hani.Kini untuk pertama kalinya mereka melewati pagar rumah itu bersama, di taman sudah banyak anak-anak yang bermain saat mereka sampai di taman itu, Tirta kemudian menurunkan Angel dari gendongannya.Angel berlari dengan girangnya, tawa dari bibir nya terdengar penuh ke
Hani melihat Clark ketika berada di mall, namun karena ramainya pengunjung dan kencangnya suara musik Clark tidak mendengar namanya di panggil, Hani yang melihat Clark di hampiri oleh seorang wanita pun menjadi berhenti mengejar mereka yang pergi entah kemana, Hani kecewa dan bertanya-tanya dalam hatinya."Wanita itu, bukannya dia yang bekerja di hotel waktu itu ya, iya aku ingat sekali sewaktu kami mau pindah ke rumah, Clark meminta ku untuk masuk dan mereka berbicara di luar mobil" ucap Hani di dalam hatinya."Kamu kenapa Han kok bengong, aku cariin kamu dari tadi loh" ujar Tirta."Tirta, ya ampun aku sampai terkejut, kamu sudah selesai? tanya Hani"."Ayo, mau kemana kita sayang, sini strollernya Angel aku bawa ya" ucap Tirta.Lalu Tirta dan Hani pun berjalan ke supermarket yang ada di mall itu untuk membeli semua keperluan mereka yang sudah habis."Han, kenapa sih kok kamu jadi banyak melamun, perasaan tadi masih cerewet" tungkas Tirta."Apaan sih kamu ahhhhh, cubit nih" ucap Hani
Kali ini Hani membuat kue ulang tahun Angel dengan tangannya sendiri, anaknya kini sudah mulai pintar berceloteh, mereka bahkan sudah berlatih menyanyikan lagu ulang tahun saat di kamar tadi malam.Hanya Hani, Angel dan si mbok yang merayakan hari ulang tahun Angel pada saat siang hari, Angel pun sangat bahagia saat meniupkan lilin, tangan kecilnya bertepuk tangan dan tawanya pun terus terlontar di bibir kecilnya yang masih berwarna merah."Selamat ulang tahun ya sayang, maaf mama belum bisa kasih Angel kado, nanti pasti ada saatnya mama akan membahagiakanmu dan kamu punya banyak teman" selamat ulang tahun juga untuk anak sulung mama yang jauh di sana mama harap kamu berbahagia dan kita akan bertemu suatu saat nanti ya, ucap Hani sambil memeluk Angel dan akhirnya menetes juga air matanya yang sudah semalaman ia tahan."Mbok semuanya di bereskan saja ya takutnya sebentar lagi pak Tirta pulang dari kantor, mbok silahkan makan kue nya seberapa pun mbok ingin ya, saya dan Angel mau ke kam
Tirta membunyikan beberapa kali klakson mobilnya agar Hani dan Angel segera keluar dan masuk mobil, Hani yang awalnya enggan pergi terpaksa mengikutinya karena ia tau Tirta tidak bisa di bantah, kalau di lawan nanti malah makin menjadi, ia takut Tirta akan menyakitinya dan anaknya.Hani bergegas masuk ke dalam mobil, kali ini ia memakaikan banyak alas pada car seat Angel karena sudah beberapa bulan ini ia sudah kehabisan popok, itu pun sudah di hematnya hanya dipakai saat malam hari saja."Maafin aku ya Han, nanti kamu ambil saja sebanyak-banyaknya keperluan kamu dan Angel karena kemungkinan minggu depan aku akan ada rapat di luar negeri, aku tinggalkan kamu sama Angel ngak apa-apa kan" ujar Tirta."Kok kamu bicaranya seperti itu, kamu pergi hanya sementara kan bukan meninggalkan kami selamanya di sini toh? tanya Hani"."Sementara, kalau kamu kangen nanti hubungi aku aja pasti nanti aku langsung pulang ke rumah kita" ucap Tirta."Lah, bagaimana hubungi kamu? nomor kamu saja aku ndak p