“Dasar Jason brengsek, kenapa juga dia harus kembali kesini, sudah bagus dia tinggal di apartemennya, malah kembali mengganggu hidupku,” gerutu Zekha yang sedang mengembalikan kembali barang-barang milik Jason ke tempat yang semestinya.
Setelah selesai dengan membereskan semuanya, ia juga memutuskan untuk mandi dikamar mandi lain. Setelah selesai, Zekha melihat sekeliling, ternyata Jason belum selesai dengan ritual mandinya, yah Jason kalau mandi sudah seperti putri solo yang lamanya hampir satu jam, entah ritual apa saja yang ia lakukan di dalam kamar mandi sampai selama itu di dalam kamar mandi. Tak ingin ambil pusing, Zekha berjalan menuju dapur sambil membawa tablet yang biasa ia gunakan untuk bekerja ke dapur.Zekha mengambil satu cup mie instan dan menyeduhnya dengan air panas, ia juga membuat teh lemon untuk menemaninya bekerja. Sambil menunggu mie instannya siap, Zekha mengerjakan pekerjaannya yang tadi belum selesai dikantor karena harus segera pulang sebab sudah janji pada Mamah mertuanya kalau ia akan makan malam di rumah.*Di dalam kamar mandi, Jason masih mengingat ucapan Zekha yang mengatakan kalau ia adalah teman sekamarnya. Sejenak Jason tersenyum membayangkannya, ia memang teman sekamar Zekha meski mereka menikah secara sah.“Heh, teman sekamar. Kapan teman sekamar ini akan berubah status menjadi teman seranjang,” gumamnya penuh harap.“Jason, semua wanita mengejar elu dan elu malah tak berdaya di hadapannya, elu malah tak bisa mengungkapkan perasaannya, elu pria atau banci sih,” gumamnya lagi yang lucu dengan dirinya sendiri yang tak bisa mengatakan kalau ia sebenarnya sudah jatuh cinta pada istri kontraknya itu.“Tinggal satu tahu lagi, apakah kita akan benar-benar mengakhiri hubungan ini? Apakah tak bisa kita melanjutkannya dan menjadi sepasang suami istri sungguhan?” sambungnya lagi bertanya pada diri sendiri, Jason merasa frustrasi karena tak bisa mengungkapkan perasaannya sendiri pada Zekha, padahal biasanya ia bisa dengan mudah mengatakan hal menggoda yang menurutnya menjijikkan pada wanita lain, tapi mengapa terhadap Zekha ia tak bisa mengatakan perasaannya.Jason bangkit dari dalam bak mandinya, ia berjalan menuju shower dan membilas tubuhnya. Setelah selesai ia keluar ingin memeriksa apakah Zekha sudah menyelesaikan pekerjaannya mengembalikan barang-barangnya. Jason terkejut, ternyata semuanya sudah kembali ke tempat semestinya, Jason tersenyum tipis.“Cepat juga dia membereskan semuanya,” gumamnya, Jason berjalan mencari di mana keberadaan Zekha berada hingga ternyata ia menemukannya di dapur sedang memeriksa dokumen dengan menggunakan tabletnya, Jason menghampirinya, ia melihat ada mie instan dan secangkir teh dengan irisan lemon di atasnya.“Apakah hanya ini saja untuk menu makan malamnya?” tanya Jason tak habis pikir.“Ini cepat dan praktis, jika kau mau, di lemari banyak dan air panasnya sudah kumasak,” sahut Zekha yang tak ingin ambil pusing, ia masih fokus dengan pekerjaannya tapi tiba-tiba Jason meraih tangannya.“Aku tak biasa makan mie instan, masakan makanan untukku,” pinta Jason.Zekha menundukkan kepalanya. “Kamu itu selalu saja merepotkan, memangnya kamu tak lihat dapur ini? Apa yang bisa dipakai untuk memasak? Kompor pun tak ada, hanya ada teko listrik untuk masak air makanya aku membuat mie instan cup untuk makan malamku. Jika kau ingin aku memasak, lalu aku harus masak menggunakan apa?” Zekha menepuk jidatnya karena suami kontraknya itu tak melihat adanya peralatan memasak di dapurnya, sejenak Jason terdiam melihat dapurnya yang memang kosong melompong, ia baru sadar kalau dapurnya tak memiliki peralatan memasak.“Kalau begitu, ayu kita membelinya sekarang,” ajak Jason seketika Zekha langsung membolakan matanya, ia terkejut dengan apa yang dikatakan oleh suami kontraknya itu.“Sudahlah, kamu diam tunggu aku di rumah, aku akan membeli makanan untukmu di luar,” ucap Zekha yang akhirnya mengalah.‘Aku tak ingin kau kerjai lagi, sudah cukup aku baru pulang dari luar negeri langsung membereskan barang-barangmu. Pekerjaanku masih banyak, dokumenku masih banyak yang belum kuperiksa, esok aku masih ada rapat pagi-pagi sekali, tak ada waktu untuk memikirkan masalah dapur,’ batin Zekha yang tak ingin tambah repot lagi karena pekerjaannya masih banyak.Zekha pergi membeli makan malam untuk Jason, ia tak ingin mendengar suami kontraknya itu mengoceh terus menerus karena masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan malam ini. Saat Zekha pergi membeli makan malam untuk dirinya, Jason memutuskan untuk melihat pekerjaan istri kontraknya itu, hitung-hitung ia membantu Zekha mengecek pekerjaannya.Namun, saat sedang sibuk dengan mengecek dokumen milik perusahaan Zekha, tiba-tiba saja bel berbunyi, Jason mengerutkan keningnya berpikir siapa yang datang karena Zekha tak mungkin membunyikan bel. Jason malah berpikir apakah Zekha selalu menerima tamu kala ia tinggal sendiri.“Apakah selama aku tinggal di apartemen wanita kutub itu selalu kedatangan tamu sepeti ini? Ah sudahlah, lebih baik aku lihat saja siapa yang datang, jika pria yang datang untuk mencarinya, aku akan menghajarnya hingga dia tak mampu untuk mendekati istriku lagi,” ocehnya, Jason berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang malam-malam seperti ini.Saat pintu dibuka, Jason terkejut dengan kedatangan seorang wanita yang sedang di skandal kan dengan dirinya yaitu Jesica Lee.“Jason,” seru wanita itu dengan mata berbinar karena bertemu dengan pria yang selalu diincarnya.“Ada apa? Kenapa kamu datang kesini? Siapa yang memberitahumu kalau aku sedang berada di sini?” bukannya sambutan yang diterima oleh Jesica, malah banyak pertanyaan yang memberondongnya.Jesica tak menjawab pertanyaan Jason, ia langsung memeluk pria tampan itu dengan begitu eratnya.“Aku rindu padamu, Jason. Rangga bilang kau ada di sini, maka dari itu aku datang kesini untuk menemuimu,” ucapnya manja masih memeluk erat tubuh Jason, Jason melepas pelukan Jesica dengan paksa karena ia teringat oleh Zekha yang sekarang tinggal satu rumah dengannya, tapi tiba-tiba saat ia mendengar langkah kaki datang dan ia berpikir kalau itu Zekha, ide brilian Jason datang.Jason menarik tubuh Jesica dan memangkunya duduk di sofa, ia sengaja tak menutup pintunya kembali, telinganya terus mengamati bunyi dati langkah kaki yang semakin mendekat.Zekha yang baru datang dari membeli makan malam untuk Jason terkejut melihat pintu yang tidak ditutup, ia terdiam sejenak berpikir apakah ada maling yang masuk.“Mengapa pintunya terbuka? Perasaan tadi sewaktu ingin pergi sudah kututup, apakah ada maling yang masuk? Ah tak mungkin, ada pria brengsek menyebalkan itu di rumah, bahkan maling saja akan lari terbirit-birit jika bertemu dengan pria super menyebalkan yang brengsek itu.” Zekha bertanya-tanya tapi ia langsung menjawabnya sendiri sambil mengutuk Jason dengan nada yang begitu biasa saja dan raut wajah datar seakan jika ada maling bertemu dengan Jason adalah kemalangan bagi si maling.Zekha masuk ke dalam, dan saat ia sampai diruang tamu...Hidden Love || Bintang_Biru || GoodNovelJonatan menghela napasnya tenang, ia menatap sang mamah yang menuntut jawaban darinya.“Zekha adalah cinta pertamaku, dia adalah wanita pertama yang sangat aku kagumi dan aku sayangi hingga kini. Tak ada wanita lain yang aku sayangi setelah bertemu dengannya,” ucap Jonatan dengan wajah berbinar dan mata penuh cinta untuk seseorang yang sedang ia bicarakan, Jeny merasa terenyuh dalam hati melihat putra bungsunya yang ternyata menyukai menantu kesayangannya itu.“Tapi Jo, dia itu-”“Mamah tenang saja, aku tahu batasanku kok. Aku hanya merasa menyesal saja, mengapa aku harus pergi keluar negeri, andai saja aku tetap melanjutkan study-ku di sini, mungkin aku bisa bersama dengannya. Aku hanya berharap dia bahagia, meski bukan bersama denganku, Mah. Aku percaya pada Kak Jason, dia tak mungkin membuat Zekha terluka dan sedih.” Jonatan memotong ucapan sang mamah, ia tahu apa yang ingin dikatakan mamahnya itu.Jeny bernapas lega. “Baguslah kalau begitu, mamah jadi tenang. Mamah hanya tak i
“Aku bawakan kamu makan siang, Mamah khawatir kalau maag-mu akan kambuh.” Zekha meletakan nampan yang ia bawa berisi makan siang untuk Jason di meja.“Taruh saja, nanti akan kumakan jika ingin,” jawab Jason ketus karena ia masih kesal.“Baiklah kalau begitu, aku keluar dulu untuk membantu Mamah membereskan meja makan.” Zekha berbalik.“Tunggu,” ucap Jason menghentikan langkah istrinya itu, Zekha berbalik dan menatap Jason.“Kenapa?”“Bagaimana kamu mengenal Jonatan?” tanya Jason.“Kami satu kampus, Jonatan adalah juniorku, tak heran kami saling mengenal,” jawab Zekha apa adanya tanpa ada yang ditutupi.‘Apakah Zekha tak tahu kalau Jonatan menyukainya?’ batin Jason penasaran bercampur kesal.“Jadi, apakah kau tahu dengan seseorang yang memberikannya handuk ketika mereka mengikuti Olimpiade mewakili kampus?”“Apakah handuk kecil berwarna abu-abu dengan bordir yang bertuliskan Love Anime?” Zekha balik bertanya untuk memastikan.“Bagaimana kau tahu?”“Karena itu handukku,” sahu
Zekha keluar dari rumah sakit, ternyata Jason sudah menunggunya. Ia segera masuk ke dalam mobil tersebut dan tak lama mobil pun pergi meninggalkan rumah sakit.“Kamu terlihat senang, apa ada sesuatu yang terjadi di rumah sakit?” tanya Jason yang melihat wajah Zekha nampak berseri.“Ah itu, tadi aku bertemu dengan juniorku yang sangat menarik. Kami baru saja bertemu lagi setelah lama tak jumpa dan ternyata dia adalah pasien dari Gladis yang membuat Gladis kewalahan,” jawab Zekha menjelaskan dengan sangat antusias.“Pria atau wanita?” tanya Jason kembali seakan interogasi.“Pria.” Zekha menjawab dengan wajah berseri membuat Jason menjadi tak senang.“Kalau begitu tak menarik sama sekali,” ketus Jason yang memilih melihat ke arah jalanan dengan wajah yang ditekuk kesal, kini sepanjang perjalanan tak ada obrolan lagi.Dua puluh menit lamanya akhirnya mobil berhenti di area parkir kediaman orang tua Jason. Zekha langsung turun tanpa menunggu Jason membukakan pintu untuknya. Ketik ia
“Ada apa, Gladis?” tanya Zekha ketika ia tiba di rumah sakit, Gladis sedang terduduk dengan wajah ditekuk lemas.“Lihat pria yang kini tengah duduk di dalam?” Zekha melihat ke dalam ruangan sahabatnya, ia mengangguk menatap Gladis.“Iya, memangnya kenapa?” tanya Zekha bingung.“Dia mengatakan kalau dia itu merasa pusing dan tak enak badan, aku memeriksa suhu tubuhnya dan memang sedikit panas, jadi aku menyarankannya untuk suntik penurun panas. Tapi dia mengatakan kalau dia takut dengan jarum suntik, pas aku memberinya obat, dia malah meminta obat yang manis dan tak ingin obat yang kuresepkan. Aku kan tak memiliki obat manis untuk dosis orang dewasa, dan dia juga bukan anak kecil lagi. Dia tetap saja kekeh tak ingin minum obat yang pahit dan tak ingin disuntik, jadi aku bingung harus bagaimana, sedangkan dia memaksaku untuk segera meredakan pusing dikepalanya. Aku tak ada pilihan lain jadi aku langsung saja menyuntiknya secara diam-diam di lengannya, dia malah marah-marah dan akan m
Pagi menjelang, Zekha semalaman tak dapat tidur dengan lelap karena memikirkan Jason yang tak pulang. Pagi ini terdapat lingkaran hitam pada matanya, ia sungguh kurang tidur. Zekha bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum membuat sarapan dan pergi ke kantor.“Huh, gara-gara memikirkan sesuatu yang tak penting, aku jadi tak lelap tidur,” gerutu Zekha yang kini sedang mengeringkan rambutnya.Meski pikiran dan hatinya sedang kacau, ia tetap harus ke kantor untuk bekerja. Dengan cara seperti itulah dirinya baru bisa melupakan apa yang tengah ia rasakan.Zekha keluar dari kamar setelah rapi dan siap, ia berencana membuat roti isi selai saja untuk menu sarapannya.“Kau sudah bangun?” Zekha terkejut dan menoleh pada sumber suara yang bertanya padanya.“Jason, kapan kau pulang?” Zekha tak menjawab, ia malah bertanya balik dan berjalan mendekat pada pria yang sedang duduk di kursi meja makan.“Aku sudah membeli sarapan untuk kita, mari sarapan bersama, setelah itu
Jason memberikan buket bunga mawar merah yang begitu besarnya, tentu saja hal itu membuat Zekha bingung dan bertanya-tanya dari mana Jason mengetahui hari kelahirannya.“Kau tahu hari ulang tahunku?” tanya Zekha bingung.“Tentu saja aku tahu. Memang kau pikir selama ini aku tak tahu, hanya karena aku tak pernah mengucapkannya? Jangan-jangan malah kau sendiri yang tak tahu hari ulang tahunku?” sahut Jason dengan sindiran kecil.Zekha tak menjawabnya, ia mendekatkan wajahnya pada wajah Jason dan mencium bibir Jason. Mendapat serangan mendadak seperti itu, Jason tak ingin melewatkan kesempatan baik itu. Jason menarik tengkuk istrinya untuk memperdalam ciumannya, ia tak peduli jika itu di pinggir jalan.“Silakan naik, masih ada waktu dua jam lagi hari ulang tahunmu. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat untuk merayakannya.” Jason sudah membuka pintu mobilnya untuk Zekha setelah ciuman mereka terlepas.Zekha pun masuk tanpa bertanya pada Jason akan dibawa ke mana. Hari ini ia sungguh b