“Barra!” Panggil Kak Rio yang baru saja tiba dan langsung memeluk pria itu.
“Anak ini! Aku baru meninggalkanmu sebentar, tapi apa ini!?” Ucap Kak Rio yang mulai bercanda kepada Barra.
“Eh! Kak Rio? Mengapa Kakak kemari? Apa Ibu Kakak sudah sembuh?” Tanya Barra yang heran dengan kehadiran Kak Rio.
“Hmm... Sebenarnya Ibuku masih sakit. Namun, aku meminta izin untuk datang kemari sebentar. Aku tidak akan tenang, jika hanya berdiam diri di sana.” Jelas Kak Rio.
“Ahh! Padahal aku tidak apa-apa kok!” Celetuk Barra.
“Tidak apa-apa, katamu!?” Ujar Kak Rio sambil menepuk dada Barra.
“Akhh! Hati-hati, Kak! Bagaimana jika lukaku kena??” Ucap Barra dengan kesal.
“Hmm kamu bilang tadi, kamu tidak apa-apa, bukan??” Sindir Kak Rio.
Barra hanya tersenyum kepada Kak Rio, mengungkapkan bahwa dia benar-benar sudah baik-baik saja sekarang.
“Eh iya? Bi... Sebaiknya Bibi dan Erin pulang ke rumah sekarang. Kalian sudah di sini sejak k
Aku kembali ke rumah Barra, masih menggantikan Kak Rio sebagai Manajer Barra. Kemarin, Kak Rio mengabarkan kepada kami bahwa dia akhirnya akan menggelar pernikahanya pada akhir bulan ini. Ya, aku sepertinya harus menerima bahwa aku akan menjadi Manajer Barra dalam waktu yang lebih lama dari perkiraanku sebelumnya. Kak Rio bilang bahwa awalnya dia berencana untuk menggelar pernikahannya bulan kemarin. Namun, karena Ibunya sakit, dia harus menunda pernikahannya itu dan menunggu hingga Sang Ibu sembuh. Kak Rio awalnya memang tidak enak denganku, karena akan membuatku bekerja lebih lama dari waktu perjanjian di awal. Namun, aku (tepatnya Ibu) berusaha untuk menenangkan Kak Rio dan menyarankannya untuk tetap mengadakan pernikahan yang sudah dia dan keluarganya dambakan sejak lama itu. Akhirnya, pernikahan Kak Rio tetap dapat digelar tahun ini. Kak Rio sangat berterima kasih sekali lagi untuk bantuan yang tak henti-hentinya diberikan oleh keluargaku. Sehingga, dia bisa melaksanakan impian
“Eh! Kita mampir ke salon dahulu sebelum pulang, ya? Hari ini adalah jadwal perawatanku.” Ucap Barra kepadaku. “Perawatan??” Tanyaku sambil terus menatap ke arah jalan, fokus untuk menyetir. “Em. Kamu tahu bahwa aku ini seorang Selebriti, bukan?? Jadi, pastinya, aku harus selalu merawat penampilanku.” Jelas Barra kepadaku. “Perawatan... Em, pantas saja ya... Bagaimana aku tidak cantik?? Untuk merawat kulitku saja, aku tidak pernah memikirkannya.” Ujarku menaggapi ucapan Barra. “Tidak cantik? Em, tidak! Kamu itu sudah cantik kok.” Ucap Barra menimpali perkataanku. “Astaga! Anak ini masih saja berbohong. Kamu buta, ya?? Apa kamu tidak dapat melihat?? Wajahku yang bahkan tidak mulus ini. Jadi, aku ini cantik darimananya, Bar!?” Tanyaku yang masih heran dengan Barra. “Oh! Iya, aku tahu... Aku bisa melihatnya dengan jelas. Sangat terlihat, kalau wajahmu itu tidak mulus, kusam dan tidak sehat. Kulitmu itu benar-benar tampak tidak terawat. Or
Hari ini adalah hari bahagia, terutama bagi Kak Rio dan Kak Ariana. Hari ini adalah hari pernikahan mereka. Hari yang begitu mereka berdua dan keluarga dambakan sejak dulu. Semua keluargaku datang ke pernikahan Kak Rio hari ini. Ayah, Ibu dan Dino sudah tiba di sana, sebelum kami. Aku berangkat bersama dengan Barra dari rumahnya. Kami berdua hanya dapat menghadiri resepsi pernikahannya saja, karena Barra masih ada jadwal pagi ini. Ketika kami tiba di gedung, tempat pernikahan Kak Rio, kami langsung di sambut oleh papan yang terhias dengan cantik dan bertuliskan [WELCOME TO THE WEDDING OF VALERIO & ARIANA | All Because Two People Fell In Love]. “Kak Rio! Selamat ya, Kak!” Ucapku sambil bersalaman dan tersenyum kepada Kak Rio. “Ahh... Ini dia malaikat penolongku! Em, terima kasih banyak ya, Erin. Tanpa bantuanmu selama ini, aku mungkin tidak akan bisa duduk di atas pelaminan ini sekarang.” Ucap Kak Rio kepadaku, sambil menampakkan wajah haru.
08.10 Hari ini, sesuai dengan rencana, kami semua akhirnya bisa berlibur ke pantai untuk mengisi liburan sekolah tahun ini. Liburan kali ini benar-benar sangat ramai. Kami pergi berlibur dalam rombongan besar. Keluarga Naomi, keluarga Ryan dan juga Barra ikut bersama dengan kami. Ya, semuanya benar-benar datang. Kami sudah seperti rombongan keluarga besar yang berkumpul. Tiga orang Ibu berkumpul dalam satu kawasan sekarang. Ibuku yang penuh persiapan, membawa segala perlengkapan yang ada. Berbagai makanan, pakaian, peralatan dan bahkan beberapa perabotan ada di dalam tas yang dia bawa. Ibu Ryan, penyuka kebersihan itu selalu membawa berbagai alat dan bahan pembersih di tasnya. Tisu kering, tisu basah, handsanitizer, sarung tangan, lap, sikat, spons, segala perlengkapan kebersihan ada dalam tas besar milik Ibu Ryan. Kemudian, Ibu Naomi, Sang Bussiness Woman yang dermawan, beliau selalu menawarkan diri untuk membayar semuanya. Ibu Naomi menyew
Kak Rio benar-benar sudah bisa kembali untuk menjadi Manajer Barra. Dia sudah kembali dari liburan bulan madunya bersama Kak Ariana, yang sekarang telah resmi menjadi Istrinya. Karena itu, mulai hari ini, aku sudah bisa berhenti untuk menjadi Manajer Barra. Sejak hari itu juga, kami mulai jarang berjumpa satu sama lain akibat kesibukan kami masing-masing. Barra mulai mengadakan konser tunggalnya bulan ini dan mulai shooting untuk film terbarunya. Aku juga mulai sibuk dengan perkuliahanku yang sudah masuk di semester akhir. Aku juga mulai sibuk untuk memikirkan rencana untuk berkerja setelah aku lulus nanti. Kemudian Dino juga sudah mulai tinggal di asrama sekolahnya sekarang. Ibu dan Ayah akhinya mulai berencana untuk pindah ke daerah dekat sekolah Dino agar bisa dekat dengannya. Namun, sebenarnya itu bukan satu-satuny
Aku mulai masuk kerja hari ini. Aku mulai belajar untuk beradaptasi di lingkungan baru ini. Aku berusaha untuk mengenal dan mengakrabkan diri dengan para rekan kerjaku di sini. Aku juga sudah mulai diberikan berbagai macam tugas oleh atasanku. Beberapa kegiatan yang hanya aku pelajari secara teori saat kuliah, mulai direalisasikan saat ini. Banyak tugas yang aku kerjakan, namun aku begitu bersemangat untuk mengerjakan semuanya. Aku begitu merasa senang dan tertarik melakukan semua pekerjaan baru ini. Berbagai perintah dari atasanku, aku terima dan laksanakan dengan segera. “Hei, lihat itu! Mentang-mentang dia cantik, dia jadi diperlakukan begitu istimewa oleh atasan. Dia itu pekerja baru seperti kita, bukan?? Tapi, lihat itu! Dia sudah diberikan beberapa tugas yang biasanya hanya dikerjakan oleh pekerja yang sudah senior di sini.” Ujar Yasmin kepadaku, seraya membereskan berkas di hadapannya itu.
Dino tinggal di asrama sekolahnya saat ini. Dia hanya boleh pulang ke rumah ketika waktu liburan sekolah tiba. Suasana sekolah Dino pastinya berbeda dengan sekolah umum lainnya. Berbagai macam orang yang ingin berjuang menempuh pelatihan untuk menjadi seorang atlet berkumpul di sana. Dino sepertinya cukup populer di sekolahnya. Penampilan Dino memang biasa-biasa saja. Anak itu memang tidak terlalu tampan. Namun, kemampuannya yang luar biasa dalam olahraga renang serta jiwa ramah yang dimilikinya itu, membuat Dino menjadi salah satu siswa populer di sekolahnya. Banyak gadis dari berbagai jurusan cabang olahraga berusaha untuk mendekatinya. Namun, Dino sepertinya ingin fokus pada pendidikannya saat ini, sehingga dia seringkali menghindar dari gadis-gadis yang kerap kali berusaha untuk mendekatinya itu. Namun, sikap Dino berbeda dengan gadis ini. Gadis yang mampu membuat Dino luluh kepadanya sejak pertama ka
Sore ini, untuk pertama kalinya, Dino diperbolehkan pulang ke rumah. Dino hanya boleh menginap di rumah selama satu minggu dari sebulan liburan semesternya, karena dia harus mulai berlatih untuk suatu perlombaan yang dia ikuti.Tidak seperti yang aku bayangkan, Dino pulang dengan wajah yang murung. Dia benar-benar terlihat lelah dan tidak bersemangat sejak pertama kali memunculkan wajahnya di depan pintu rumah yang pertama kali dia datangi ini.“Selamat datang, Atlet kesayangan Ibu!” Ujar Ibu sambil memeluk anak bujangnya itu.“Eh? Apa ini?? Mengapa kamu tampak letih, seperti ini? Apa pembelajaran di sana sangat berat?” Tanya Ibu yang khawatir dengan Dino.“Ahh! Tidak, Bu. Aku hanya sedang banyak pikiran saja. Aku... hanya mengkhawatir