Beberapa hari kemudian ...Cristopher dan Yuki mendatangi sebuah butik. Di sana keduanya disambut dengan ramah oleh para karyawan butik."Selamat pagi, Tuan dan Nyonya. Selamat datang di butik kami."Yuki tersenyum dan menganggukkan kepala, "ya, halo. Selamat pagi," sapanya balik dengan ramah."Di mana manager kalian?" tanya Cristopher."Saya di sini, Tuan. Maaf saya terlambat menyambut anda," kata seorang perempuan yanv baru datang. Dia bergeges menghampiri Cristopher dan meminta maaf."Mulai dari sini saya yang akan memandu anda berdua. Silakan," kata manager butik.Manager meminta empat karyawan ikut dengannya dan sisanya kembali mengerjakan pekerjaan masing-masing. "Apa Rey sudah datang?" tanya Cristopher."Sudah, Tuan. Beliau menunggu anda di ruangannya," jawab manager.Cristopher berjalan bergandengan tangan dengan Yuki menuju ruang desainer.Manager, Yuki dan Cristopher masuk ke dalam ruangan desainer. Sementara keempat karyawan yang mengikuti menunggu di depan ruangan. Mereka
Yuki menceritakan semuanya kepada Cristopher. Tentang kisah masa lalunya sewaktu kecil sampai saat dia pergi meninggalkan keluarganya."Saya adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Entah mengapa, orang tua saya tak menyukai saya. Keduanya sibuk bekerja. Dan kedua kakak laki-laki saya juga mengabaikan saya. Sehari-hari, saya hanya menghabiskan waktu sendirian di kamar didampingi seorang pengasuh. Awalnya saya mengira semua keluarga saya mengabaikan saya karena mereka sibuk, tetapi saat saya mencoba mendekati lebih dulu, mereka selalu marah dan mendorong saya menjauh. Mengatai saya penggangu, anak pembawa sial dan lain sebagainya. Sampai saya tak bisa mengatakan apa-apa kecuali menangis di sudut kamar. Kakak kedua saya, selalu mengganggu dan mencari gara-gara. Dia seperti sengaja membuat saya marah, agar saya dimarahi oleh orang tua saya. Padahal sayalah korbannya, bukan dia. Yohan, maksud saya kakak kedua saya, dia tak pernah bosan mempermainkan saya. Jika saya menolak sekali saja pe
Yuki menatap cermin. Terlihat Cristopher begitu serius mengeringkan, lalu menyisir rambutnya."Apa yang aku pikirkan sampai nggak sadar Pak Cristopher datang. Semua gara-gara Yohan," batin Yuki."Kenapa dia ke sini? Bukannya dia sedang ada pertemuan dengan rekan bisnis di bar?" batin Yuki lagi berpikir."Kenapa bapak bisa ada di sini?" tanya Yuki."Sudah selesai. Naiklah ke atas tempat tidur dan masuk dalam selimut. Saya akan buatkan cokelat panas," kata Cristopher yang tak menjawab pertanyaan Yuki."Kenapa dia tak menjawab pertanyaanku? Apa dia marah?" batin Yuki khawatir.Dari cermin terlihat Cristopher berbalik dan hendak pergi. Secepat kilat Yuki berlari mendekati Cristopher dan memeluk Bossnya itu dari belakang."Jangan pergi," pinta Yuki.Cristopher memegang dan mengusap tangan Yuki, "badanmu dingin. Saya akan buatkan cokelat paans agar tubuhmu hangat. Atau mau minum susu hangat saja?" ucapnya menawari."Apa bapak sedang marah pada saya?" tanya Yuki. Membenamkan wajahnya di pung
Di bar ...Cristopher baru saja datang dan disambut pemilik bar."Halo, bro ... sudah lama ya nggak ketemu," kata pemilik bar, Ryan.Ryan terlejut melihat leher Cristopher yang merah, "lehermu?" tanyanya."Abaikan saja. Bukan apa-apa, " kata Cristopher menahan malu."Aku sudah ke sini tempo hari. Waktu itu kamu ke luar negeri," kata Cristopher lagi memberitahu Ryan kedatangannya sebelumnya."Oh, ya. Aku baru ingat. Manager waktu itu memberitahuku. Kalau tidak salah ingat juga, manager bilang sesuatu deh. Apa ya? Hm ... ah, iya. Katanya kamu membawa seorang perempuan cantik pergi. Apa benar? Katanya kalian sempat berciuman juga," kata Ryan."Sstt! Jaga mulutmu kalau nggak mau aku rekatkan dengan lem. Jangan sampai apa yang baru daja kamu ucapkan terucap lagi di lain hari. Camkam itu," kata Cristopher memperingatkan."Oh, o-ok. A-aku akan menjaga rahasia ini. Jangan marah, ok," kata Ryan yang lagsung panik."Aduh, aku nggak boleh asal ngomong lagi. Bisa-bisa nggak hanya mulutku yang aka
"Duh, gemes banget sih Pak Cris. Jadi pengen gigit. Hehe ... " batin Yuki.Yuki berjalan perlahan menuju pintu utama gedung partemennya. "Yuki ... " panggil seseorang di belakang Yuki.Baru saja berjalan beberapa langkah, Yuki langsung mematung. Seketika langkahnya terhenti dan Yuki tersentak kaget."Suara ini ... jangan-jangan ... tidak, tidak mungkin. Aku pasti berhalusinasi. Tidak mungkin dia," batin Yuki.Yuki menggelengkan kepalanya perlahan, lalau lanjut berjalan."Apa kamu nggak mendengarku memanggilmu, Yuki?" kata seseorang itu dengan suaranya yang lantang.Langkah Yuki kembali terhenti. Dia langsung berbalik untuk memastikan orang yang ada di belakangnya.Begitu melihat siapa orang yang ada di belakangnya dan memanggilnya, Yuki langsung mengerutkan dahi tidak senang dengan kedatangan seseorang tersebut."Kenapa bisa kamu ada di sini?" tanya Yuki dengan tatapan mata tajam."Gimana bisa dia tahu tempat ini? Jangan-jangan mama dan papa juga di sini," batin Yuki melihat sekelili
Cristopher mengusap wajah Yuki, "apa sudah selesai bicaranya? boleh saya yang bicara sekarang?" tanyanya.Yuki menganggukkan kepala tanpa menjawab. Dia hanya menatap lekat Cristopher."Apa yang kamu pikirkan terlalu jauh, Yuki. Saya nggak akan tergoda oleh wanita manapun selain kamu. Karena saya sudah jatuh dalam pesonamu begitu dalam," kata Cristopher mengungkapkan perasaaannya."Benarkah seperti itu?" tanya Yuki menanggapi perkataan Cristopher."Kamu masih meragukan saya? Katakan pada saya, apa yang harus saya lakukan agar kamu nggak meragukan saya lagi. Saya akan melakukan semua yang kamu inginkan," kata Cristopher."Lebih baik bapak lanjut mengemudi saja. Saya akan pikirkan pelan-pelan apa keinginan saya," kata Yuki.Cristopher menuruti perkataan Yuki. Dia mengemudikan mobilnya kembali menuju alamat tempat tinggal Yuki.***Di parkiran, depan gedung Apartemen Yuki ...Cristopher dan Yuki saling diam beberapa saat sampai Yuki berpakitan untuk turun."Saya turun dulu, Pak. Bapak hat
Amelia mengendap-endap keluar dari gedung kantornya. Melihat sekeliling sepi, dia bergegas menuju parkiran. Dia mencari keberadaan mobil Thomas, dan segera mendekati mobil Thomas setelah menemukannya.Amelia membuka pintu mobil, lalu segera masuk dan menutup pintu. Seketik dia bisa menghela napas lega."Haahh ... " hela napas Amelia."Kenapa menghela napas seperti itu?" tanya Thomas."Gimana lagi. Aku 'kan nggak boleh ketahuan," jawabnya."Nggak ada salahnya ketahuan. Toh kita bukan pasangan selingkuh. Yang selingkuh saja berani tampil terang-terangan kok," jawab Thomas.Amelia menatap Thomas, "apa kamu sedang membicarakan Dion dan Luna?" tanyanya."Siapa lagi kalau bukan mereka," jawab Thomas.Amelia tersenyum, "ada apa? tumben sekali kamu seperti ini. Sedang kesal? Ada masalah? Apa Pak CEO bikin repot seharian ini?" tanyanya ingin tahu keadaan kekasihnya."Soal pekerjaan nggaka ada masalah kok. Nggak usah khawatir," jawab Thomas."Jadi bukan pekerjaan. Apa ini soal hubungan kita?" t
Dion dan Luna ada di depan ruang kerja Erik. Keduanya sedang berdebat."Kenapa kamu malah ngajak aku keluar? Aku 'kan masih mau ngomong sama papamu," kata Luna kesal."Nggak bisa sekarang," jawab Dion."Kenapa nggak bisa?" tanya Luna.Dion mengerutkan dahi menatap Luna, "Kamu itu nggak peka atau gimana? Kamu nggak lihat Papaku sudah marah?" jawabnya."Bodo amat. Aku mau masuk. Mau ngomong," kata Luna yang masih nekat ingin menerobos ruang kerja Erik.Luna memegang pegangan pintu ruang kerja Erik, tetapi oleh Dion dicegah. "Jangan mencari masalah dengan papaku, Luna. Papaku nggak semudah yang kamu pikirkan. Aku antar kamu pulang sekarang. Biar nanti aku yang bicara dengan Papaku," kata Dion."Enggak mau. Aku maunya ngomong sekarang. Jangan halangi aku," kata Luna gigih."Luna. Jangan keras kepala," kata Dion."Aku nggak peduli. Minggir," kata Luna. Mendorong Dion.Meski di dorong, Dion tidaklah menyerah. Di tetap bersikeras menghalangi pintu ruang kerja papanya agar Luna tidak bisa m
Di dapur, Lusiana dan sepupunya bicara empat mata. Lusiana meminta pembantunya untuk bergegas membersihkan meja makan dan sekitaranya. "Apa ini sebenarnya? Kamu sudah tahu sejak awal kalau Yuki dan Dion sudah putus?" tanya sepupu Lusiana pada Lusiana dengan tatapan mata menusuk."Aduh, jangan lihatin aku kayak gitu dong. Aku 'kan nggaka ada maksud bohong atau gimana-gimana," kata Lusiana."Terus ini apa? Kamu juga nggak kelihatan kaget pas Dion pulang bawa pacar barunya. Berarti 'kan kamu sudah tahu semua. Udah deh, nggak usah ngeles lagi. Sekarang jelasin semuanya ke aku. Biar aku nggak hah hoh kayak orang bloon," kata sepupu Lusiana mengeluh.Lusiana menarik napas panjang, lalu mengembuskan napas perlahan. Dia lantas menceritakan semua yang terjadi dengan Dion dan Yuki pada sepupunya." ... gitu ceritanya. Udah puas?" ucap Lusiana usai bercerita."Perempuan tadi yang selingkuh sama Dion? Siapa tadi namanya? Aku lupa," tanya sepupu Lusiana.Lusiana menganggukkan kepala, "Namanya Lun