Home / Romansa / I Love You, Mr. Devil! / 82. The Dangers Are Getting Closer

Share

82. The Dangers Are Getting Closer

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2025-05-04 07:33:03

*Lokasi : Tokyo, Jepang

Sore hari sekitar jam setengah empat, Kaivan pun datang untuk menjemput Amanda dalam rangka menghadiri Konvensi Pengusaha Asia, di Gedung Aoyama Geihinkan, sebuah private ceremony hall termegah dan termewah di Tokyo.

Untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan, Amanda akhirnya berdandan dan memakai gaun, sebuah haute couture dari perancang dunia berwarna zamrud seperti warna matanya.

Taburan berlian memenuhi pola gaun dengan model one-shoulder tanpa lengan. Bagian bawahnya yang menjulur hingga ke mata kaki, memiliki belahan tinggi yang seksi mulai dari paha, memamerkan kaki jenjang berkulit keemasan yang menawan.

Aura seorang supermodel telah terpancar deras dari sosoknya meskipun tanpa banyak berusaha, membuat setiap mata yang menatap akan berdecak penuh kekaguman, termasuk juga Kaivan.

"Cantiknya calon istriku," guman lelaki itu dengan takjub. Tampak terpesona pada tampilan Amanda yang sempurna tanpa cela dari atas kepala hingga ujung kaki.

Kaivan memastika
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • I Love You, Mr. Devil!   83. The Sight Of The Loves One

    *Lokasi : Jakarta, Indonesia~~FLASHBACK 20 Tahun Yang Lalu..."Phoenix??" Anak lelaki berusia empat belas tahun itu mengangguk dengan penuh semangat. Ia mengambil buku tebal dari dalam tas sekolahnya, lalu menunjukkan gambar sebuah burung mitologi yang sedang melebarkan sayapnya yang merah keemasan bagai nyala api yang bercahaya."Burung Phoenix adalah makhluk terkeren, Monic! Bisa mengeluarkan api dari sela-sela bulunya, dan selalu akan terlahir kembali setelah dia mati. Jadi untuk menjawab pertanyaan anehmu tadi tentang seandainya kita bisa memilih hidup sebagai hewan, maka aku mau menjadi burung Phoenix," tukas anak lelaki itu dengan mata kelabu bersinar-sinar penuh semangat.Gadis kecil berusia sepuluh tahun itu pun berdecih. "Tapi makhluk seperti itu tidak ada, Kairo! Itu kan cuma mitos!" Ledeknya sambil mencebik dan memain-mainkan rambut pirangnya."Tentu saja ada!" Kairo pun menutup buku tebal itu dan memasukkannya kembali ke dalam tas. "Kamu tahu? Aku rasa sebenarnya diriku

    Last Updated : 2025-05-04
  • I Love You, Mr. Devil!   84. The Crash And The Collide

    "Kaivan! Kairo masih hidup!" Desisnya dengan napas putus-putus dan hijau netranya yang membelalak lebar."Ya, sepertinya begitu. Duduklah dulu, Amanda. Nanti setelah Kairo turun dari panggung, baru akan kita pastikan apa yang terjadi sebenarnya."***"TUNGGU!!" Dengan setengah berteriak, Amanda segera melepas heels sembilan senti dan menentengnya, lalu mengangkat gaun panjangnya agar langkah cepatnya tak terhalang ketika sedang berlari mengejar sosok yang telah turun dari panggung itu."Amanda!" Kaivan berusaha menggapai lengan wanita itu, namun gagal. Amanda terlalu cepat berlalu untuk mengejar lelaki yang kini telah keluar gedung Aoyama Geikinhan melalui pintu ganda raksasa, yang akan menuntun langkahnya menuju tangga lebar menurun yang dilapisi red carpet.Sebuah mobil Bentley mewah berwarna hitam telah berada di ujung tangga tersebut, menanti sosok rupawan dengan figur tinggi dan kekar itu. Sang supir segera keluar dari mobil dan buru-buru membukakan pintu bagian penumpang untu

    Last Updated : 2025-05-04
  • I Love You, Mr. Devil!   85. The Intimate Dinner

    "Kalau begitu masuklah, Miss Amanda. Coba ceritakan padaku semuanya... tentang kita," ucap Phoenix dengan sinar kelabu di matanya yang menggoda, membuat Amanda terhipnotis dan serta-merta menganggukkan kepalanya. *** "Aku ikut denganmu," putus Kaivan akhirnya. Tak mungkin ia membiarkan Amanda pergi berdua begitu saja dengan Kairo. Selain juga karena ia penasaran bagaimana kembarannya itu masih hidup, setelah dikira telah tewas terperosok ke dasar jurang. Phoenix menaikkan satu sudut bibirnya. "Aku hanya mengundang Miss Amanda, Mr. Kaivan Alvarino. Silahkan membuat janji terlebih dahulu jika ingin bertemu denganku," cetusnya dingin. "Kalau begitu Amanda juga tidak boleh pergi." Kaivan tetap bersikeras. Amanda mengeratkan cengkeramannya di lengan Kaivan. "Please, Kaivan..." mohonnya dengan memelas. Kaivan tetap menggeleng tegas. "Tidak." Phoenix mendengus, merasa geli dengan pasangan aneh di depannya ini. "Cemburu itu tidak baik, Kaivan. But, whatever!" Ia mengedikkan bahu tak

    Last Updated : 2025-05-04
  • I Love You, Mr. Devil!   86. The Touch Of Another Soul

    "Kamu menyukai sake-nya?" Tanya Phoenix, ketika mengamati Amanda yang sudah menghabiskan beberapa gelas.Sake-nya memang enak, tapi Amanda sangat gugup dan itu yang membuatnya tanpa sadar telah menenggak terlalu banyak minuman yang terbuat dari fermentasi beras itu. Meskipun kadar alkoholnya hanya sekitar 15-16%, tetap saja meminumnya terlalu banyak akan mengakibatkan mabuk.Amanda tersenyum lebar dan mengangguk.Sekarang ia merasa jauh lebih rileks, meskipun lelaki di depannya itu masih saja menatapnya dengan tajam, alih-alih penuh cinta yang meneduhkan seperti yang Amanda ingat. Amanda menumpukan satu tangannya di atas meja untuk menopang pipinya. "Jadi kamu benar-benar melupakanku, ya?" Tanyanya tiba-tiba sambil membalas tatapan tajam Phoenix.Lalu wanita itu mendadak tertawa keras hingga mengeluarkan air mata. "Curang. Padahal aku tidak pernah melupakanmu sedetik pun, Kairo. Aku tidak pernah bisa." Amanda menggeleng-gelengkan kepalanya dengan bibir mengerucut. Tatapannya kini

    Last Updated : 2025-05-05
  • I Love You, Mr. Devil!   87. The Demonic Behind The Royal Mask

    "Semua sudah siap, Tuan Yamamoto."Seorang lelaki berparas penuh bekas luka di wajahnya membungkuk hormat kepada Nathan Yamamoto. Lelaki yang sedang duduk di atas sofa single dengan sandaran tinggi itu menatap dingin pada bawahannya yang sedang memberikan laporan. Dua orang wanita berpakaian seksi berada di pangkuannya, sedang menyentuh tubuh Nathan dengan menggoda sambil sesekali terkikik geli ketika Nathan membalas tangan nakal mereka dengan ikut bergerilya."Bawa semuanya masuk, Hideki. Aku ingin melihat seberapa bagus kualitas kiriman kita hari ini," titah Nathan sambil mengelus bokong wanita di samping kirinya dan menyesap leher wanita di sebelah kanannya.Lelaki yang bernama Hideki itu mengangguk, lalu berjalan menuju pintu keluar dan menghilang dari ruangan. Tak berapa lama kemudian, pintu itu kembali terbuka dan Hideki beserta dua orang lelaki pun masuk sembari memberi hormat kepada Nathan, dibarengi dengan beberapa belas wanita yang berbaris di belakangnya.Nathan sontak m

    Last Updated : 2025-05-05
  • I Love You, Mr. Devil!   88. The Two Fighters

    "Aaaamaandaaaa...??? Dimana kamu sembunyi, Sayaaang??"Alunan suara membujuk penuh rayuan yang menggema di seluruh bangunan berbentuk rumah Jepang itu, namun sama sekali tidak membuat Amanda bergeming dari tempat persembunyiannya.Lampu yang remang-remang cenderung gelap turut membantu Amanda untuk menyelinap di antara perabot minimalis di sana.Wanita itu menundukkan tubuhnya serendah mungkin hingga sejajar dengan sebuah kotatsu (meja yang bisa berfungsi sebagai penghangat). Ia mencengkram kuat sebuah sumpit yang tak sengaja ia temukan sebagai satu-satunya senjata untuk melawan seseorang yang berwujud seperti Kairo namun mengaku bahwa dirinya bernama Phoenix Knight!Amanda tidak mengerti apa yang terjadi, tapi ia memang curiga bahwa ada sesuatu yang aneh dari Kairo. Senyum dan tatapan lelaki itu terlihat berbeda, walaupun pada awalnya Amanda mengira itu karena Kairo menderita amnesia.Wanita itu otomatis menyentuh pipinya yang terasa panas, saat tadi Kairo--atau Phoenix--menamparny

    Last Updated : 2025-05-05
  • I Love You, Mr. Devil!   89. The Broken Soul

    "KAIRO!" Amanda refleks meraih dan mendekap kepala Kairo yang terkulai di sampingnya agar tidak jatuh menghantam lantai beralas tatami. "Sam! Apa yang kamu lakukan?! Kenapa kamu membius Kairo?!!" Teriaknya gusar. Amarah yang terbendung di wajahnya membuat Sam pun terkesiap kaget. "Saya... hanya ingin menyelamatkan Anda, Nona..." tukas lelaki bermata sipit itu dengan sikap yang serba salah karena mendapatkan tatapan tajam dan menusuk dari Amanda. Ia pun mencoba menjelaskan maksud dan tujuannya membius Kairo. "Begini Nona, sebenarnya lelaki itu bukanlah Tuan Kairo. Melainkan--""Sebaiknya kamu segera pergi dari sini," ucapan Monica yang dingin tiba-tiba memotong perkataan Sam. Mata biru safirnya saling beradu tatap dengan netra hijau Amanda. Monica geram sekali melihat Amanda memeluk Kairo seperti itu! Wanita bersurai coklat itu pun mengepalkan tangannya. Perlahan, Amanda pun merebahkan Kairo di atas tatami, lalu berusaha berdiri berhadapan dengan Monica, dengan menahan rasa sakit

    Last Updated : 2025-05-06
  • I Love You, Mr. Devil!   90. The Crucial Moments

    Sementara itu, sudah beberapa jam ini Kaivan hanya mengemudikan mobilnya tak tentu arah. Ia telah kehilangan mobil Kairo yang membawa Amanda pergi, karena dua buah mobil hitam yang tiba-tiba saja memepet mobilnya di kiri dan kanan. Lelaki itu melonggarkan dasi tuksedonya dengan jengkel.Sudah sejak tadi ia mencoba menghubungi Amanda, namun ponsel wanita itu tak juga diangkat. Sekarang lelaki dengan rambut pekat berombak itu pun mulai khawatir.Ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah hampir jam sembilan. Memang belum terlalu malam baginya dan Amanda yang sudah dewasa, hanya saja keberadaan tunangannya yang entah dimana membuat Kaivan uring-uringan!Suara dering telepon membuyarkan pikirannya yang berkecamuk tak tentu arah, membuat lelaki itu meraih alat komunikasi itu dari dasboard dan berdebar gembira melihat siapa yang meneleponnya."Halo? Amanda? Kamu dimana, Sayang? Kamu baik-baik saja kan?""Halo, Kaivan. Aku baik-baik saja," sahut Amanda sambil ter

    Last Updated : 2025-05-06

Latest chapter

  • I Love You, Mr. Devil!   93. The Sibling Fight

    Keterdiaman Amanda membuat Kaivan semakin kesal. Dalam bayangan liarnya, Amanda dan Kairo pasti telah berselingkuh di belakangnya! Lelaki itu lalu mencengkram lengan atas tunangannya. "Itu benar kan? Semalam kau tidur dengan Kairo?!" Amanda menggeleng pelan. "Aku tidak melakukan itu, Kaivan. Sungguh." "Lalu dimana saja kamu semalaman?!" Guncangan frustasi Kaivan di lengan Amanda membuat wanita itu seketika merasa bersalah, tapi ia memilih untuk berkata jujur karena Kaivan memang pantas mendapatkannya, meskipun mungkin akan menyakitkan. "Aku di rumah... Kairo." Kaivan menajamkan sorot mata pekatnya kepada Amanda. "Jadi semalaman kamu bersamanya, dan kalian tidak melakukan apa-apa?! Apa kamu berharap aku akan percaya semua omong kosong itu??" Amanda kembali menggeleng. "Tapi aku dan Kairo sungguh tidak melakukannya..." "Baik. Anggap aku percaya kalau kalian tidak tidur bersama. Tapi apakah dia menciiummu??" Kali ini Amanda tak bisa mengelak, karena ekspresinya tidak bisa be

  • I Love You, Mr. Devil!   92. The Temporary Shelter

    Amanda tidak mengindahkan larangan Nicholas untuk tidak mendatangi rumah mereka di Gaienmae yang telah habis terbakar api. Wanita itu hanya ingin memastikan bahwa semua maid di sana baik-baik saja, dan mencari dokumen berharga yang mungkin masih bisa diselamatkan.Sesampainya di sana di pagi harinya, Amanda merasa lega karena kebakaran itu tidak menimbulkan korban jiwa, namun sangat terkejut ketika salah seorang maid wanita paruh baya membisikkan sesuatu kepadanya."Yakuza," ucapnya lirih di telinga Amanda. Matanya yang menyorotkan ketakutan berputar cemas kesana kemari. Amanda mengalihkan tatapannya ke arah rumah mewah tiga lantai yang kini telah menghitam dilahap sang jago merah. Rasanya percuma berharap ada dokumen yang bisa diselamatkan melihat kondisi bangunan yang semengenaskan itu. Semua orang bisa selamat saja sudah sangat bersyukur.Amanda memalingkan wajahnya kembali kepada maid yang tadi membisikkan kata 'Yakuza' di telinganya, namun ternyata wanita itu sudah tidak ter

  • I Love You, Mr. Devil!   91. The Kiss Of Death

    "Bye, Sam. Senang bisa berkenalan denganmu."Sebelum moncong senjata itu mengeluarkan peluru yang akan menembus jantung Sam, tiba-tiba Monica menginjak kaki Phoenix kuat-kuat. Karena kaget dan kesakitan, bidikan Phoenix pun berubah ke arah sisi ruang yang kosong.Kesempatan itu digunakan oleh Monica untuk membebaskan diri dari lelaki itu, sementara Amanda justru maju dan menerjang tubuh Phoenix dengan keras hingga mereka berdua pun sama-sama terjatuh ke lantai yang beralaskan tatami.Amanda kini telah berada di atas tubuh Phoenix, dan Sam pun segera bertindak bermaksud untuk membantu Amanda. Namun langkah kaki lelaki bermata sipit itu pun terhenti ketika melihat Amanda yang malah menempelkan bibirnya di bibir Phoenix!Semua yang melihat sontak terpana dengan apa yang dilakukan Nona Muda itu, dengan penuh keberanian mengecup lelaki yang baru saja menginginkan kematiannya!Amanda melepaskan tautan bibirnya, lalu menatap lekat lelaki di bawahnya. Ia pun menelan ludah dengan berat."Ken

  • I Love You, Mr. Devil!   90. The Crucial Moments

    Sementara itu, sudah beberapa jam ini Kaivan hanya mengemudikan mobilnya tak tentu arah. Ia telah kehilangan mobil Kairo yang membawa Amanda pergi, karena dua buah mobil hitam yang tiba-tiba saja memepet mobilnya di kiri dan kanan. Lelaki itu melonggarkan dasi tuksedonya dengan jengkel.Sudah sejak tadi ia mencoba menghubungi Amanda, namun ponsel wanita itu tak juga diangkat. Sekarang lelaki dengan rambut pekat berombak itu pun mulai khawatir.Ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah hampir jam sembilan. Memang belum terlalu malam baginya dan Amanda yang sudah dewasa, hanya saja keberadaan tunangannya yang entah dimana membuat Kaivan uring-uringan!Suara dering telepon membuyarkan pikirannya yang berkecamuk tak tentu arah, membuat lelaki itu meraih alat komunikasi itu dari dasboard dan berdebar gembira melihat siapa yang meneleponnya."Halo? Amanda? Kamu dimana, Sayang? Kamu baik-baik saja kan?""Halo, Kaivan. Aku baik-baik saja," sahut Amanda sambil ter

  • I Love You, Mr. Devil!   89. The Broken Soul

    "KAIRO!" Amanda refleks meraih dan mendekap kepala Kairo yang terkulai di sampingnya agar tidak jatuh menghantam lantai beralas tatami. "Sam! Apa yang kamu lakukan?! Kenapa kamu membius Kairo?!!" Teriaknya gusar. Amarah yang terbendung di wajahnya membuat Sam pun terkesiap kaget. "Saya... hanya ingin menyelamatkan Anda, Nona..." tukas lelaki bermata sipit itu dengan sikap yang serba salah karena mendapatkan tatapan tajam dan menusuk dari Amanda. Ia pun mencoba menjelaskan maksud dan tujuannya membius Kairo. "Begini Nona, sebenarnya lelaki itu bukanlah Tuan Kairo. Melainkan--""Sebaiknya kamu segera pergi dari sini," ucapan Monica yang dingin tiba-tiba memotong perkataan Sam. Mata biru safirnya saling beradu tatap dengan netra hijau Amanda. Monica geram sekali melihat Amanda memeluk Kairo seperti itu! Wanita bersurai coklat itu pun mengepalkan tangannya. Perlahan, Amanda pun merebahkan Kairo di atas tatami, lalu berusaha berdiri berhadapan dengan Monica, dengan menahan rasa sakit

  • I Love You, Mr. Devil!   88. The Two Fighters

    "Aaaamaandaaaa...??? Dimana kamu sembunyi, Sayaaang??"Alunan suara membujuk penuh rayuan yang menggema di seluruh bangunan berbentuk rumah Jepang itu, namun sama sekali tidak membuat Amanda bergeming dari tempat persembunyiannya.Lampu yang remang-remang cenderung gelap turut membantu Amanda untuk menyelinap di antara perabot minimalis di sana.Wanita itu menundukkan tubuhnya serendah mungkin hingga sejajar dengan sebuah kotatsu (meja yang bisa berfungsi sebagai penghangat). Ia mencengkram kuat sebuah sumpit yang tak sengaja ia temukan sebagai satu-satunya senjata untuk melawan seseorang yang berwujud seperti Kairo namun mengaku bahwa dirinya bernama Phoenix Knight!Amanda tidak mengerti apa yang terjadi, tapi ia memang curiga bahwa ada sesuatu yang aneh dari Kairo. Senyum dan tatapan lelaki itu terlihat berbeda, walaupun pada awalnya Amanda mengira itu karena Kairo menderita amnesia.Wanita itu otomatis menyentuh pipinya yang terasa panas, saat tadi Kairo--atau Phoenix--menamparny

  • I Love You, Mr. Devil!   87. The Demonic Behind The Royal Mask

    "Semua sudah siap, Tuan Yamamoto."Seorang lelaki berparas penuh bekas luka di wajahnya membungkuk hormat kepada Nathan Yamamoto. Lelaki yang sedang duduk di atas sofa single dengan sandaran tinggi itu menatap dingin pada bawahannya yang sedang memberikan laporan. Dua orang wanita berpakaian seksi berada di pangkuannya, sedang menyentuh tubuh Nathan dengan menggoda sambil sesekali terkikik geli ketika Nathan membalas tangan nakal mereka dengan ikut bergerilya."Bawa semuanya masuk, Hideki. Aku ingin melihat seberapa bagus kualitas kiriman kita hari ini," titah Nathan sambil mengelus bokong wanita di samping kirinya dan menyesap leher wanita di sebelah kanannya.Lelaki yang bernama Hideki itu mengangguk, lalu berjalan menuju pintu keluar dan menghilang dari ruangan. Tak berapa lama kemudian, pintu itu kembali terbuka dan Hideki beserta dua orang lelaki pun masuk sembari memberi hormat kepada Nathan, dibarengi dengan beberapa belas wanita yang berbaris di belakangnya.Nathan sontak m

  • I Love You, Mr. Devil!   86. The Touch Of Another Soul

    "Kamu menyukai sake-nya?" Tanya Phoenix, ketika mengamati Amanda yang sudah menghabiskan beberapa gelas.Sake-nya memang enak, tapi Amanda sangat gugup dan itu yang membuatnya tanpa sadar telah menenggak terlalu banyak minuman yang terbuat dari fermentasi beras itu. Meskipun kadar alkoholnya hanya sekitar 15-16%, tetap saja meminumnya terlalu banyak akan mengakibatkan mabuk.Amanda tersenyum lebar dan mengangguk.Sekarang ia merasa jauh lebih rileks, meskipun lelaki di depannya itu masih saja menatapnya dengan tajam, alih-alih penuh cinta yang meneduhkan seperti yang Amanda ingat. Amanda menumpukan satu tangannya di atas meja untuk menopang pipinya. "Jadi kamu benar-benar melupakanku, ya?" Tanyanya tiba-tiba sambil membalas tatapan tajam Phoenix.Lalu wanita itu mendadak tertawa keras hingga mengeluarkan air mata. "Curang. Padahal aku tidak pernah melupakanmu sedetik pun, Kairo. Aku tidak pernah bisa." Amanda menggeleng-gelengkan kepalanya dengan bibir mengerucut. Tatapannya kini

  • I Love You, Mr. Devil!   85. The Intimate Dinner

    "Kalau begitu masuklah, Miss Amanda. Coba ceritakan padaku semuanya... tentang kita," ucap Phoenix dengan sinar kelabu di matanya yang menggoda, membuat Amanda terhipnotis dan serta-merta menganggukkan kepalanya. *** "Aku ikut denganmu," putus Kaivan akhirnya. Tak mungkin ia membiarkan Amanda pergi berdua begitu saja dengan Kairo. Selain juga karena ia penasaran bagaimana kembarannya itu masih hidup, setelah dikira telah tewas terperosok ke dasar jurang. Phoenix menaikkan satu sudut bibirnya. "Aku hanya mengundang Miss Amanda, Mr. Kaivan Alvarino. Silahkan membuat janji terlebih dahulu jika ingin bertemu denganku," cetusnya dingin. "Kalau begitu Amanda juga tidak boleh pergi." Kaivan tetap bersikeras. Amanda mengeratkan cengkeramannya di lengan Kaivan. "Please, Kaivan..." mohonnya dengan memelas. Kaivan tetap menggeleng tegas. "Tidak." Phoenix mendengus, merasa geli dengan pasangan aneh di depannya ini. "Cemburu itu tidak baik, Kaivan. But, whatever!" Ia mengedikkan bahu tak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status