Share

I'M DONE WITH YOU!
I'M DONE WITH YOU!
Penulis: moon lichaa

BAB 1.

"Kinara, di mana kamu?! Dasar, istri tidak tahu diuntung!" teriak seorang pria gagah dengan setelan jasnya itu. Pria tersebut terlihat tengah mencoba mengendalikan amarahnya sendiri. Terlihat dari tangannya yang mengepal kuat-kuat dan wajahnya yang memerah.

"Apa, Mas?" tanya Kinara sambil mencoba mendorong kursi rodanya dengan susah payah. Wanita itu tersenyum sembari menatap suaminya.

"Di mana-mana kalau suami pulang itu dibikinin teh, dipijitin, dilayaninlah pokoknya. Kalau kamu, suami pulang bukannya dilayanin malah enak-enakan duduk!" gertak pria jangkung tersebut.

Hati Kinara seperti diremas dengan kuat saat mendengar perkataan suaminya. Memang ini bukan pertama kalinya suaminya berperilaku seperti itu, namun tetap saja hatinya merasakan nyeri. Wanita mana yang tidak sakit hati jika suaminya mengatakan hal kejam seperti tadi? Apakah pria itu tidak melihat keadaan Kinara yang cacat? Tentu saja, hal ini yang menyebabkan dirinya tak bisa melayani suami seperti wanita pada umumnya.

"Ini mau aku bininin, Mas," ujar Kinara disertai senyuman manis, berharap bahwa suaminya mau bersabar. Sedikit saja.

Pria itu terlihat mengulum bibirnya kesal, "Terserah!" 

Mendengar hal tersebut, Kinara langsung mendorong kursi rodanya dengan tergesa-gesa. Ia tak mau membuat suaminya marah lagi. Dengan gerakan lambat, ia mulai mengambil gelas dan berusaha menuangkan air panas untuk menyeduh teh. Namun nahas, air panas tersebut malah mengenai tangan putihnya.

"Awhh!" pekik Kinara kaget saat suhu panas mulai menjalari kulitnya.

Ia mencoba menahan rasa perih di tangannya, ketika mendengar suara sang suami yang berteriak memanggil namanya. "Kinara! Kenapa lama sekali, huh?!" teriak pria tersebut.

"Iya, Mas. Sebentar, ini Kinara udah mau selesai bikin tehnya," ucap Kinara sedikit berteriak agar suaranya bisa di dengar oleh sang suami.

Tak butuh waktu lama, wanita dengan jilbab yang melekat di kepalanya itu langsung bergegas menuju ruang kerja suaminya untuk mengantarkan teh yang ia buat tadi.

"Mas?" panggil Kinara dari luar sembari mengetuk pintu ruangan tersebut dengan pelan. Ia takut menganggu aktivitas suaminya.

"Masuk!" 

"Ini, Mas," tutur Kinara sambil meletakkan teh tersebut dengan sangat hati-hati.

Pria itu mulai mencicipi teh yang Kinara buat, dengan teganya ia memuntahkan teh tersebut di depan Kinara setelah merasakan rasa dari teh tersebut.

"Kamu kayaknya emang nggak niat banget jadi istri! Bisanya cuma nyusahin, aja!" bentaknya.

"Kalau emang nggak bisa buat itu bilang! Ini teh rasanya manis banget, mau bikin aku diabetes terus cepet mati gitu, huh?! Udahlah, biar aku cari pembantu aja nanti!" tambahnya kemudian. Kinara hanya bisa menunduk takut akan kemarahan suaminya itu. 

"Ma-maaf," ucapnya terbata-bata saking gugupnya karena sedari tadi ia ditatap dengan tajam. Lagipula, menurut Kinara rasa teh yang ia buat tadi sudah pas, kok. Ia juga sudah mencobanya tadi sebelum memberikan teh tersebut ke suaminya.

Tak mau berdebat lagi, akhirnya pria itu keluar dari ruang kerjanya. Meninggalkan Kinara yang diam mematung menatap punggung suaminya yang mulai menjauh. Selalu seperti ini. Wanita itu merasa jika semua yang ia lakukan untuk suaminya selalu salah. Iya, ia tahu bahwa ia tak sempurna. Namun, tak bisakah suaminya sedikit saja menghargai dirinya sebagai seorang istri? 

"Semangat, Kinara!" gumam wanita itu menyemangati dirinya sendiri. 

***

Devan Wijaya, pria yang memiliki postur badan tinggi serta otot-otot yang terbentuk dengan sangat baik. Jangan lupakan wajah tampan dan mata hitam legamnya yang selalu menatap lawan bicaranya dengan tajam. Ditambah lagi, lelaki tersebut adalah seorang CEO di salah satu perusahaan terkenal dan tentunya sudah memiliki banyak prestasi. suami Kinara 

Sebenarnya, ia juga tidak mungkin mau menikah dengan suaminya kalau ia tahu bahwa suaminya sama sekali tidak menaruh perasaan padanya. Ini semua berawal karena kecelakaan yang menyebabkan Kinara lumpuh untuk sementara. 

Ya, benar sekali. Devanlah yang sudah menyebabkan Kinara lumpuh dan mengharuskan wanita tersebut menggunakan kursi roda. Waktu itu, Devan tengah mabuk sehingga ia tak bisa menyetir mobil dengan benar. Alhasil, tanpa sengaja ia menabrak seorang wanita berhijab yang tengah menyeberang tepat di depan mobilnya. Wanita itu adalah Kinara. 

Warga yang melihat hal tersebut langsung membawa Kinara ke rumah sakit dan mengamankan Devan agar tidak lari dari tanggung jawab. Setelah dibawa ke rumah sakit, ternyata kaki Kinara terpaksa harus lumpuh sementara dikarenakan kakinya sempat terlindas ban mobil Devan. Hal ini membuat wanita tersebut harus menggunakan kursi roda untuk menggantikan kakinya. 

Tak hanya sampai disitu, orang tua Devan meminta Kinara agar menjadi istri Devan saja. Mengingat Kinara adalah anak yatim piatu, sehingga tidak ada yang merawatnya serta untuk menghilangkan sifat Devan yang sering bergonta-ganti wanita. Orangtua Devan berharap jika Devan menikah, sifat bejat pria tersebut akan menghilang seiring berjalannya waktu.

Namun salah, semua keputusan yang diambil Kinara waktu itu salah besar. Bukannya bahagia, ia malah tambah sengsara ketika menjadi bagian keluarga Wijaya, istri dari Devan Wijaya. Jika bisa memilih, ia lebih suka kehidupannya yang dahulu. Meskipun tidak bergelimang harta seperti sekarang, ia hidup dengan damai dan bahagia. Tidak seperti saat ini, hanya ada air mata dan kesedihan.

Sedangkan Devan, pria itu sama sekali tak menaruh perasaan terhadap istrinya itu. Justru ia membenci Kinara karena telah menghancurkan hari-harinya. Dulu, ia bebas untuk kemana-mana, ia bebas untuk bergonta-ganti wanita, dan mabuk-mabukan. Tapi sekarang, semua tingkahnya diawasi oleh Wijaya, ayahnya sendiri. Ini yang membuat Devan tak bisa sebebas dulu dan semakin membenci Kinara.

Bahkan, saat ini tepat menginjak empat bulan pernikahan mereka, Devan dan Kinara sama sekali belum pernah melakukan hubungan suami istri. Bukannya, Kinara tak mau melayani Devan dan menyerahkan tubuhnya kepada sang suami. Namun, Devan lah yang tidak mau berhubungan dengan Kinara. Ia bahkan menatap Kinara dengan jijik ketika gadis itu melepaskan jilbabnya. 

"Coba saja, dulu aku tak gegabah saat menyetir mobil. Pasti saat ini aku tak akan menikah dengan Kinara dan masih hidup bebas seperti dulu," gumam Devan saat berada di ruang tamu.

Devan masih belum ikhlas jika dirinya menikah dengan wanita seperti Kinara. Ralat, gadis seperti Kinara. Kinara masih gadis, bukan? Tipe Devan sangat jauh jika disandingkan dengan Kinara. Ia menyukai gadis seksi dan berpakaian terbuka yang pastinya dapat memuaskan nafsunya. Bukan seperti Kinara, gadis polos yang selalu menutup auratnya saat di luar maupun di rumah.

"Lihat saja, setelah gadis itu sembuh aku akan memceraikannya," tutur Devan dengan geram.

Tanpa ia sadari, seorang gadis sudah mendengar ucapannya barusan dengan luka yang menganga lebar. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status