"Ada apa ini?" Vero bingung ketika baru sampai akademi karena melihat banyak orang berkumpul di depan papan pengumuman. Mereka melihat sebuah informasi terpasang di papan tersebut. Menyipitkan matanya, dia melihat dengan jarak lima meter dari papan itu. "Apa maksudnya ini?" Tak habis pikir dengan informasi yang dibacanya, Vero mengerutkan keningnya. Informasi yang dibacanya memang sedikit mengejutkan. Akademi baru saja menerima murid baru sehari yang lalu namun saat ini akan mengadakan pertukaran pelajar. Pertukaran pelajar dengan akademi nomor dua di Kerajaan Quella ini. Kabarnya, siswa tahun pertamalah yang akan menjadi peserta dalam kegiatan tersebut. Akademi Xerrn merupakan akademi terbesar kedua di Kerajaan Quella. Akademi ini tidak kalah megah dan istimewa. Perbedaan keduanya hanyalah dari sejarah dan pencapaian lulusan terhadap kerajaan. Sebelumnya, mereka tidak pernah mengadakan hal semacam itu membuat sebag
Suasana di dalam ruang latihan sedikit mencekam, terutama bagi mereka kelas putih. Jika membandingkan masing-masing dari perwakilan, mereka merasa akan kalah. Robin menyadari akan hal itu namun dia membiarkan para muridnya merasa tidak berdaya. Dia hanya ingin membuat mereka terinovasi dengan siapa pun pemenangnya. "Baiklah, pertandingan pertama antara Reyna dan Vira." Keduanya maju menuju arena. "Mari buat ini menjadi pertandingan yang menarik, Putri Reyna," ucap Vira. "Aku juga berharap begitu." Mereka berdua mengenakan pelindung badan. Reyna yang pandai dalam sihir hanya memakai sebuah belati. Sedangkan Vira menggunakan pedang pendek. Kemudian mereka saling bersiap untuk melawan. Vira yang pertama kali maju menyerang Reyna. Dia berlari dan melompat ke titik buta lawannya dengan cepat namun Reyna lebih dulu mengetahuinya. Serangan Vira ditahannya menggunakan belati kemudian mundur menjaga jarak.
Hari itu menjadi hari yang panjang sekaligus menakjubkan bagi mereka semua, kelas putih dan hitam. Walaupun pemenang dari pertandingan itu adalah kelas hitam namun mereka tidak peduli. Saat ini mereka hanya bisa terkagum dan mempelajari ketiga pertandingan itu. Salah satu yang membuat itu menjadi tambah menarik ialah kejutan dari pertandingan ketiga, Reito melawan Vero. Tidak ada yang menyangka dengan hasil pertandingan itu. Mereka juga dibuat heran dengan Vero yang tiba-tiba menghilang dari pandangan. Vero sendiri tidak sepenuhnya menghilang, dia hanya melakukan gerakan biasa dengan kecepatan tidak normal. Berpindah ke sana kemari sebelum Reito menemukan dan menyerangnya lalu berniat langsung melancarkan serangan terakhir. Namun suara Reyna mengganggu rencananya. "Hei manusia dingin! Aku tidak menyangka kau bisa menang melawan Reito." "..." "Ha.. Aku sudah lelah mengajakmu berbicara. Vero, jawablah sekali jika orang berbicara deng
Malam itu merupakan malam yang sangat panjang bagi mereka berenam. Bangsawan yang menyewa kedai ternyata berasal dari keluarga kerajaan. Tidak ada yang mengetahui itu karena itu sebuah kerahasiaan untuk keselamatan mereka. "Aku tidak menyangka sudah bertemu..." "Ji-jika aku tahu itu dari keluarga kerajaan, aku pasti akan bersiap-siap dengan sangat baik." "Sayangnya tidak ada Pangeran Louis..." "Putri Reyna sangat cantik!" "Ibu, aku ingin menjadi kesatria kerajaan!" Mereka berlima masih diam dengan kejutan yang tiba-tiba datang malam itu. "Ayo kita segera bereskan meja. Ini sudah malam" "Hei Vero, apa kau tidak merasa terkejut dengan itu semua?!" "Apa? Aku juga terkejut dengan kedatangan mereka. Lalu apa lagi setelah itu?" Dari semua orang di kedai, Vero lah yang paling merasa terkejut dengan kehadiran mereka. Terutama dengan kehadiran Elvina dan Reyna yang membuatnya tidak bebas bergera
Sudah dua minggu terlewat sejak kunjungan keluarga kerajaan ke Kedai Palapa. Ada beberapa hal yang terjadi baik bagi Vero maupun akademi.Sesuai rumor yang beredar, akademi akan melakukan sebuah ujian untuk memilih siapa dari tahun pertama dan tahun kedua yang akan berpartisipasi dalam kontes yang akan diadakan oleh kerajaan. Mereka akan diseleksi berdasarkan peringkat. Lima orang teratas akan menjadi perwakilan dari akademi.Kontes itu akan diadakan kurang dari enam bulan dimulai dari hari ini. Oleh karena itu, pihak akademi akan membuat beberapa penyisihan ketat.Penyisihan pertama berdasarkan tingkat kelas mereka. Kemudian, penyisihan kedua akan bercampur antara tingkat satu dan tingkat dua. Dua puluh orang teratas di masing-masing tingkat akan memasuki babak kedua tersebut.Perlu diketahui bahwa kontes tarung ini menjadi ajang bagi seluruh akademi di Kerajaan Quella untuk menunjukkan kehebatan mereka. Setiap tahunnya mere
Seminggu kemudian, semua murid yang sudah mendaftar langsung berkumpul di ruang aula. Vero yang awalnya tidak ingin mengikuti seleksi itu terpaksa harus mengikuti karena dorongan dari akademi. Dia mendapat surat berisi perintah yang mengharuskan dirinya ikut serta dalam kompetisi itu. "Dasar orang-orang sok berkuasa," umlat Vero. Ruang aula sudah penuh dengan mereka yang mendaftar. Hampir tidak ada kursi kosong tersisa. Seorang pria muncul di atas panggung. Pria itu merupakan kepala akademi kerajaan tersebut. Dia melihat ke semua murid dengan senyuman cerah. "Selamat pagi semua! Saya harap hari kalian menyenangkan. Seperti yang sudah kalian tau, hari ini adalah acara pembukaan untuk seleksi kontes kerajaan." Mazumi terus menjelaskan mengenai informasi seleksi tersebut yang sebagian besar mereka sudah tau. Hampir tiga puluh menit ia berpidato hingga akhirnya sebuah ucapan keluar dari mulutnya, ucapan yang membuat merek
Teng...Teng...Teng...Terdengar suara lonceng di menara ibu kota. Bunyi lonceng tiga kali menandakan suatu bahaya di dekat ibu kota. Entah di mana bahaya itu muncul, semua penduduk langsung waspada dengan pertanda itu.Vero dan semua penghuni penginapan langsung bangun saat pagi buta itu."Ada apa dengan lonceng itu?" tanya Vero."Bunyi lonceng tiga kali... Sepertinya ada sesuatu yang berbahaya di sekitar ibu kota.""Kalian diam di penginapan. Aku akan ke guild sekarang," ucap Vero setelah mendengar penjelasan Ken."Biar aku ikut bersamamu.""Jangan Ken, kau sebaiknya tunggu di sini bersama yang lain. Jaga mereka jika terjadi sesuatu yang membahayakan."Sehabis mengatakan itu, Vero langsung pergi menuju guild. Di perjalanan menuju guild, dia melihat semua rumah tertutup rapat serta beberapa petualang juga pergi menuju arah guild.Sesampainya dia
Pasca serangan yang terjadi di Desa Eru, kerajaan mengirim bantuan sosial kepada mereka yang menjadi korban. Bagi prajurit yang mengalami luka serius ataupun luka sedang akan digantikan sementara sampai mereka pulih.Kabar serangan itu sudah menyebar hingga ke akademi dan menjadi topik hangat. Pembahasan serangan itu semakin menarik ketika salah seorang murid mengatakan jika yang mengalahkan ular tersebut identitasnya misterius."Aku penasaran siapa orang yang mengalahkan ular putih raksasa itu.""Yang jelas dia merupakan orang peringkat atas karena mengalahkan monster rank A.""Siapa bilang monster itu rank A biasa? Kudengar monster itu hampir dikategorikan rank S loh.""Kau serius?""Itu yang Kudengar di guild petualang saat dulu dia masih menjadi rumor.""Gila! Orang itu mengalahkannya sendirian."Obrolan teman sekelasnya membuat kuping Vero panas mendengar mereka."Sela