"Kayak di drama-drama saja aku, tiba-tiba lupa ingatan. Uma ingin mengerjai Gaia kan?" tanggap Gaia, sama sekali tidak percaya dengan ucapan mamanya. Otaknya sulit menerima dan dia merasa sangat tak mungkin.
Amnesia dan tiba-tiba punya suami dan dua anak? Mana mungkin! Tiana terdiam sejenak, tak ingin memaksa karena takut membuat kondisi putrinya memburu. Dokter yang merawat Gaia mengatakan, mereka boleh memberitahu kondisi ini pada Gaia setelah fisik Gaia pulih dan perempuan itu sudah melakukan aktivitas secara normal. Namun, mereka tidak boleh mendesak Gaia untuk langsung menerima kondisinya. Itu akan membuat otaknya bekerja lebih keras dan itu bisa membuat kondisi Gaia lebih buruk. "Nama suami kamu Kaysan Dante Smith. Si kembar, yang Kakak namanya Nezha Dante Smith. Yang adek, namanya Naina Daisy Smith," ucap Tania kembali bersuara. Tidak apa-apa jika putrinya menolak menerima kebenaran tentang kondisinya. Akan tetapi setidaknya Gaia tahu siapa nama suami dan anak-anaknya. 'Smith? Bukannya itu keluarga besar di negara ini yah? Keluarga konglomerat itu kah?' batin Gaia, reflek menatap penuh minat pada mamanya. "Smith, Uma? Keluarga yang super kaya itu kah? Suaminya Gaia konglomerat berarti? Wahh … fantastik!" seru Gaia sambil bertepuk tangan semangat pada akhir kalimat. Apakah ini yang dikatakan hoki? Atau rezeki anak sholeha? Karena pulang-pulang dari rumah sakit mendadak Gaia punya suami tampan dan kaya raya. Miliarder! "Huh." Tiana mendengus sambil menatap malas pada putrinya, "giliran seperti ini saja kamu langsung mengakui menantu Uma sebagai suami," ujar Tiana dengan nada pelan, masih menatap putrinya berang. "Hehehe …." *** Saat ini Gaia sedang dalam kamarnya, di mana acara dan makan malam mereka sudah selesai. Ah yah, mamanya sudah menjelaskan banyak hal padanya. Dan Gaia baru tahu bahwa makan malam ini ternyata bukan hanya sekadar untuk syukuran karena Gaia selamat dari peristiwa kecelakaan tragis yang menimpanya. Namun, juga untuk mengungkap status Gaia yang sudah bersuami. Kata mamanya, sebenarnya ini bukan kali pertama Gaia bertemu dengan suaminya. Saat dia belum siuman–di rumah sakit, Kaysan selalu ada. Sebelum dia sadar, Kaysan lah yang senantiasa menjaga dan merawat Gaia. Bahkan setelah Gaia sadar dari koma, Kaysan juga ada di sana. Sayangnya Gaia tak mengingat siapa Kaysan dan kedua anak mereka. Hal tersebut tentu membingungkan bagi keluarga mereka, sebab Gaia tak lupa pada mereka akan tetapi lupa pada suami dan anak-anaknya. Akhirnya Gaia diperiksa oleh dokter dan Gaia dinyatakan mengalami amnesia disosiatif selektif. Di mana Gaia lupa pada peristiwa tertentu dalam beberapa tahun kebelakang, serta lupa pada beberapa orang-orang terpenting dalam hidupnya yang punya ikatan emosional yang kuat dengannya. Setelah diperiksa, Kaysan kembali muncul dan ayahnya memperkenalkan Kaysan sebagai sepupu jauh agar Gaia tak lagi bertanya-tanya. Mereka tak bisa jujur siapa sebenarnya Kaysan karena itu bisa memperburuk kondisi Gaia yang baru sadar. Anehnya, setelah Kaysan diperkenalkan sebagai sepupu jauh, Gaia terus menatap Kaysan dan tiba-tiba saja ia menangis cukup histeris. Kondisi Gaia yang seperti itu membuat panik semua orang dan juga sangat mengkhawatirkan. Sepertinya walau Gaia lupa pada suaminya karena sebagian memorinya terhapus, tetapi alam bawah sadarnya sama sekali tak lupa. Mungkin saat itu yang mengendalikannya adalah alam bawah sadarnya. Sehingga saat dia melihat Kaysan, dia menjadi sangat emosional. Dari kejadian itu, dokter melarang Kaysan beserta anak-anaknya menemui Gaia untuk beberapa waktu, sampai Gaia pulih; baik fisik maupun psikolog-nya. Hal tersebut bertujuan supaya mental Gaia lebih siap menerima kondisinya yang sedang amnesia disosiatif selektif. Tapi saat ini Gaia lupa pada kejadian itu. Dia tak ingat jelas apa yang terjadi padanya saat dia baru sadar dari koma. Ingatan yang paling jelas adalah saat itu orang tuanya menangisinya. Sedangkan Kaysan yang sempat diperkenalkan sebagai sepupunya, Gaia benar-benar tak ingat. "Jadi aku benar-benar amnesia? Dan amnesiaku bukan karena kecelakaan doang, tapi faktor stress dan depresi juga?" monolog Gaia, duduk di sebuah sofa dalam kamar sambil membaca laporan medis miliknya, "wow! Perempuan seimut dan sekiyowo diriku pernah depresi?! Sungguh?! Sekuat dan semental baja gini, tapi depresi? Sulit dipercaya!" monolognya, merasa bahwa tak mungkin dia pernah mengalami yang namanya depresi. Bahkan depresi itu sampai membuatnya lupa ingatan. Bukti kalau depresinya parah, bukan?! Ah yah, mamanya juga mengatakan kalau dia dan Kaysan menikah karena dijodohkan. Namun, mereka pasangan yang saling mencintai setelah menikah. Tapi kenapa dia depresi jika hidup dengan pria yang ia cintai? Aneh! Sejujurnya fakta bahwa dirinya sudah punya suami, itu masih terasa menggelikan bagi Gaia. Karena dia merasa bahwa dirinya masih gadis berusia 16 tahun. Masa bodo jika di cermin penampilannya memang sudah terlihat seperti perempuan dewasa dan bukan lagi remaja! Yang jelas, dia merasa masih seorang gadis yang berusia 16 tahun. Intinya dia sulit menerima semua ini. "Haiss, bikin pusing!" gumam Gaia lagi, memijat kepala sambil meletakkan laporan medisnya di atas meja, "mendadak aku punya suami dan … dua anak lagi! Buset! Ini mimpi apa gimana yah?" monolog Gaia kembali, sembari bangkit dari sofa lalu berjalan menuju ranjang. Lebih baik dia tidur. Siapa tahu ini memang mimpi dan ketika dia bangun semua kembali normal. Ceklek' Ketika dia ingin naik ke atas ranjang, tiba-tiba saja seseorang membuka pintu kamar. Gaia menoleh ke arah pintu, mendadak gugup setengah mati karena yang datang adalah Kaysan dan anak kembarnya. Mengingat Kaysan adalah suaminya dan anak kembar itu adalah anaknya, Gaia menjadi panas dingin. Darahnya seketika berdesir hebat! Tadi saat makan malam, Gaia menghindari pria ini. Karena-- canggung dan aneh saja. Gaia juga sangat malu pada diri sendiri karena sempat mengira pria ini adalah duda anak dua yang ingin melamarnya. Ternyata suaminya sendiri! "AiLov." Gaia tersentak kaget, merinding disko ketika Kaysan ternyata sudah di depannya. Sedangkan anak kembar itu duduk di sofa. Tunggu! Tadi pria ini memanggilnya apa? I love? Apa pria ini sedang mengungkapkan perasaan padanya? Atau bermain sambung kata? "You?" jawab Gaia ragu-ragu, berniat menyambung kalimat Kaysan yang tadi. Kaysan menaikan sebelah alis, menyunggingkan smirk tipis sambil menatap geli pada Gaia. Sepertinya perempuan manis ini salah paham. "Ailov-- panggilan spesial dariku untukmu, Sweetheart." "Hah? Oh." Gaia seketika meringis malu. "Hehehe …." Tiba-tiba terdengar tawa kecil dari anak perempuan yang duduk di sofa. Sedangkan anak laki-laki itu senyum geli. Hal tersebut membuat Gaia bertambah malu, rasanya dia ingin minggat dari muka bumi ini. Dia kira pria ini sedang bermain sambung kata, oleh sebab itu dengan percaya diri dia menjawab 'you. Ternyata maksud pria ini adalah ailov bukan i love. Tapi sama saja bukan?! "Seluruh kamar tamu sudah dipakai. Jadi aku dan anak-anak akan tidur di sini bersamamu, Ailov. Kau tak keberatan bukan?" tanya Kaysan dengan nada rendah dan berat, sedikit demi sedikit mengikis jarak dengan Gaia. Gaia mendongak pada Kaysan. "Ya-ya, silahkan," jawab Gaia gugup, mundur tipis-tipis karena dia merasa jika Kaysan mencoba mendekatinya. "Ja-jangan mendekat," ucap Gaia kemudian, menyilangkan tangan di depan dada. "Humm?" Kaysan berdehem rendah, "bukankah kau sudah tahu bahwa aku suamimu, Ailov?" Kaysan berkata berat, terus mengikis jarak dengan istrinya. "A-aku tahu. Tapi … huaaa." Bug' Gaia yang terus mundur, menabrak sisi ranjang dan membuatnya berakhir jatuh ke atas ranjang. Posisinya saat ini berbaring menghadap Kaysan, dan itu membuatnya semakin canggung dan gugup. Gaia buru-buru bangkit dari ranjang lalu setelah itu berjalan cepat ke arah pintu. Gaia berniat kabur, akan tetapi ternyata pintu telah dikunci sedangkan kuncinya tak ada di sana. Gaia langsung menoleh ke arah Kaysan. Pria itu baru masuk dan dia yakin kalau kunci kamar ada pada Kaysan. "Mana kunci kamarku?" tanya Gaia dengan nada panik."Sejak saat itu kita benar-benar asing. Hingga enam bulan yang lalu aku menikah dan aku kembali ke kota ini. Di supermarket, aku tak sengaja bertemu dengan Geo. Kami bicara banyak dan dia bilang rumah tangga kamu semakin buruk. Dia bilang kamu membenci anak-anak kamu karena terhasut oleh Arga dan kamu juga pura-pura pacaran dengan Arga supaya suamimu mau menceraikan kamu. Soalnya suamimu tak mau menceraikanmu." Mendengar itu, Gaia langsung menampilkan raut muka tegang bercampur murung. Arga pacar pura-puranya?! Dan dia melakukan itu hanya demi supaya Kaysan menceraikannya? Ya, Tuhan! Apa dulu dia segila itu? Atau otaknya lupa ia aktifkan sehingga dia melakukan semua hal gila itu? Anesya kembali bercerita. "Geo membujukku supaya berteman denganmu, dia meminta bantuan supaya aku menyuruhmu berhenti mendengar hasutan Arga. Geo bilang dia memang pernah setuju kalau kamu harus bercerai dari suamimu yang tukang selingkuh. Tapi entah kenapa Geo merasa kalau Arga itu suruhan seseorang untuk
Sudah tiga hari semenjak Kaysan menjelaskan bahwa Gaia memiliki tiga sahabatan. Gaia berharap dia bertemu dengan salah satu sahabatnya, selain Arga yang niatnya jahat. Yah, Gaia membuat sebuah buku catatan penting berisi orang-orang jahat di kehidupannya yang lalu–pada sebuah buku berwarna coklat. Nama Arga sudah ia cantumkan di sana. Termasuk Violet! Meski Gaia tak tahu siapa Violet sebenarnya akan tetapi dia merasa Violet juga salah satu orang jahat. "Mommy, itu toko es krim. Yaya ingin mampir ke sana," ucap Naia dengan semangat, di mana saat ini dia dan mommynya habis berbelanja dan berniat pulang ke rumah. 3 hari ini Gaia memang terus-terusan berbelanja. Tujuannya supaya bertemu dengan orang-orang yang mengenalnya sebelum dia lupa ingatan, atau tak sengaja bertemu dengan salah satu sahabatnya. Selain itu dia ingin memastikan sesuatu. Tentang Kaysan! Entah kenapa Gaia merasa Kaysan selalu tahu dia di mana, walau Gaia sendiri tak pamit pada pria itu. "Oke oke." Gaia mengiyak
Sampainya di rumah, Kaysan menyeret Gaia ke dalam kamar kemudian mendorong perempuan itu secara kasar ke atas ranjang. Dia melepas tuxedo dan rumpi setelah itu beralih melepas dasi serta arloji. Gaia bangkit dari ranjang, berniat lari keluar karena takut dikasari oleh suaminya. Namun, baru beberapa langkah dari ranjang, Kaysan lebih dulu meraih pergelangan tangannya kemudian menyentaknya secara kasar. Kaysan mendorong Gaia ke ranjang, lagi-lagi membuat Gaia berhasil terhempas kasar. Gaia meringis pelan akibat sakit di kepala bagian belakang dan punggung. Walaupun ranjang ini sangat empuk, Gaia tetap merasa sakit. Kaysan mulai naik ke atas tubuh Gaia, menekan pundak perempuan itu supaya Gaia tidak memberontak. "Mas Kaysan, tolong jangan seperti ini. A-aku sangat takut!" cicit Gaia dengan suara lemah, menatap tepat pada manik gelap dan tajam suaminya–di mana mata Gaia berkaca-kaca, ingin menangis, "Mas Kaysan," cicit Gaia lagi, kali ini dengan bulir kristal yang jatuh dari pelupu
Jantung Gaia berdebar kencang, wajahnya pucat pasi dan beberapa detik dia membeku–menatap sosok pria tampan yang duduk di antara Nezha dan Naia. 'A-aku harus pingsan apa kesurupan yah?' batin Gaia sambil menoleh ke sana kemari, sebab terlalu panik pada Kaysan. Pasti pria itu menyaksikan kekonyolannya dan mendengar apa yang dia katakan. Astaga! Gaia sangat malu! Rasanya dia ingin minggat dari muka bumi ini. "Argkkkk … argkkk …." Tiba-tiba saja Gaia menjerit, seolah tubuhnya kesakitan ataupun terbakar, "aku adalah hantu penghuni rumah ini. Aku-- bisa kayang!" teriak Gaia, memilih pura-pura kesurupan. "Mommy kenapa, Daddy?" tanya Naia, menatap takut bercampur aneh pada sang mommy lalu menatap ke arah daddy-nya. Sebelum Kaysan menjawab pertanyaan putrinya, tiba-tiba saja Gaia melorot ke lantai–berbaring lesu lalu pura-pura pingsan. Kaysan menaikkan sebelah alis, menatap istrinya yang sudah berbaring di lantai. Senyuman tipis muncul di bibir, merasa geli dengan tingkah konyol is
"Humm?" Kaysan berdehem, menatap istrinya dengan sebelah alis terangkat. Gaia mengedikkan pundak, "bukan apa-apa," jawab Gaia cepat. "Humm." Kaysan kembali berdehem, memindahkan istrinya dari pangkuannya ke atas ranjang. Dia membaringkan Gaia, lalu menyelimuti perempuan itu. "Jangan pernah meminta cerai lagi, karena itu melukaiku," ucap Kaysan serak dan berat, mengusap surai istrinya dengan penuh kasih sayang. Gaia menganggukkan kepala, memilih patuh karena tak ingin diamuk oleh suaminya lagi. "Sekarang beristirahat," titah Kaysan. Kembali Gaia menganggukkan kepala. Namun, saat pria itu ingin pergi Gaia buru-buru menghentikannya. "Mas Kaysan ingin kemana?" tanya Gaia, buru-buru duduk sambil mencegat pergelangan tangan Kaysan. Kaysan menoleh ke arah istrinya, menatap pergelangan tangannya yang digenggam oleh tangan mungil Gaia. Kemudian dia kembali menatap tepat ke arah manik indah sang istri. "Ingin mengembalikan pengering rambut, Ai," jawab Kaysan lembut, suaranya serak
"Beristirahatlah." Gaia menganggukkan kepala, setelah itu membaringkan tubuh di atas ranjang. Mereka sudah sampai di rumah dan saat ini Gaia ingin beristirahat. Sebenarnya, hanya pura-pura supaya dia tak berinteraksi dengan Kaysan. Sejujurnya dia takut dimarahi oleh pria ini karena kembali kabur. Namun, sepertinya Kaysan tak marah kali ini. Buktinya setelah sampai, Kaysan menyuruhnya tidur. Setelah melihat Kaysan keluar dari kamar, Gaia mengambil posisi duduk kemudian mengambil HP. Dia segera mencari tahu kembali tentang Arga. "Enggak mungkin aku selingkuh dengannya." Gaia menatap julid sebuah foto, tak lain adalah foto Arga yang ia dapat dari sosial media seorang perempuan–salah satu pengikut Arga. Sepertinya perempuan ini suka pada Arga, terbukti ada banyak foto pria itu di postingannya. Ketika sedang asyik men-scroll handphone, tiba-tiba saja pintu kamar terbuka. Gaia buru-buru menyimpan ponsel dan berniat kembali tidur. Namun, dia lebih dulu bersitatap dengan Kays