Share

Chapter 21 Kabar Buruk

Suara Guntur bersautan bersaing dengan deru berisik angina yang tak mau kalah memekakkan telinga dan membuat dahan bandel pohon mangga menggebrak daun jendela kamar tidur Melia. Wanita muda itu menatap kekacauan badai diluar sana dengan sorot mata penuh amarah.

“Katakan jika kamu hanya bercanda.”

“Tidak, aku tidak bercanda,” balas pria bertelanjang dada setengah rebahan di ranjang, yang tak lain adalah Bagus.

“Bagaimana bisa Mas Bram bersama dengan Intan. Dia menyusul ke sana? Rasanya tidak mungkin, sudah pasti Intan merayunya.”

“Tidak hanya merayu, dari info yang aku dapatkan bahkan mereka satu hotel.”

“Apa?!” Melia berbalik badan dan melotot marah kepada Bagus.

“Bukan satu hotel tapi satu kamar hotel.”

“Jangan mengada-ada. Mana mau Mas Bram dengan perempuan cacat seperti Intan.”

“Kamu lihat wajahku, apa aku terlihat sedang berbohong. Bram keluar lebih dulu dari kamar dan Intan bersama dengan pesuruhnya itu keluar tidak lama kemudian.”

“Kenapa kamu nggak bilang sama aku?” tanya Mel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status