Share

Bab 9 Diganggu

Author: Iin Romita
last update Last Updated: 2023-09-15 10:19:17

Aisyah tidak menghiraukan. Ia berjalan dengan langkah kaki cepat. Namun, ia tidak bisa mengalahkan benda bermesin itu.

"Cantik-cantik kok tuli!" ucapnya lagi.

Bukan Aisyah tidak menunjukkan sisi kesopanan, dari gelagat dan perilaku mereka telah menunjukkan jika mereka bukan pria baik.

'Bissmillah ... Semoga tidak terjadi hal buruk terhadapku!' gumamnya.

Tidak hanya mengganggu dengan ucapan, salah satu dari mereka berani mencolek pipinya.

Aisyah tidak tinggal diam. Ia berhenti -- mencoba melawan. "Cukup! Jangan berbuat kurang ajar ya!" ucapnya memberi ancaman. Sekuat tenaga, ia akan melawan pria-pria itu.

"Ternyata bisa marah juga ... Jangan marah, nanti cantiknya hilang!"

Sekali lagi pria yang duduk diatas jok belakang mencoleknya. Ditepis Aisyah dengan tangannya.

"Jangan coba-coba berbuat kurang ajar ya terhadapku!" Aisyah memperingatkan kembali.

"Sudahlah Nona, ini jalanan sepi. Jadi menurut-lah dengan kami. Kami akan berikan keindahan dunia yang tidak terkira olehmu."

"Cukup! Aku bukan wanita murahan! Jadi tolong jaga ucapanmu!" bentak Aisyah.

Pria itu turun dari motor dan menyeret tangan Aisyah. Wanita itu berteriak meminta bantuan. Ia berusaha keras lepas darinya.

Dengan beberapa tendangan mematikan yang ia kerahkan ke botol tersembunyi didalam celana.

"Kurang ajar!" Pria itu tampak kesakitan.

Satu pria lainnya pun ikut turun dan berusaha memeluk tubuh Aisyah. Wanita itu meronta dan mencoba memukul dadanya sekuat tenaga.

"Lepas!"

Bug! Bug! Bug!

Terdengar bunyi hantaman keras beberapa kali. Aisyah tidak berani membuka mata.

Tidak lama kemudian Aisyah melihat pria yang berusaha keras menggoda itu jatuh terkapar. Dengan wajah memar.

Keduanya gegas naik motor dan pergi meninggalkan Aisyah.

Aisyah tersenyum, karena ditempat itu masih ada seseorang yang menolongnya. Saat ia akan mengucapkan terimakasih, ia menoleh. Ternyata seseorang yang menolongnya tak lain adalah suaminya sendiri.

"Mas Adam?" ucapnya tidak percaya.

"Kenapa? Terkejut? Suka sekali sepertinya digoda pria-pria tidak jelas seperti itu? Kamu sangat menikmati ya, saat tangan mereka menjamah tubuhmu? Hem?"

"Astaghfirullah, Mas. Bukan seperti itu, bukankah kamu melihat jika aku berusaha melawan mereka? Tapi tenagaku lemah."

"Alasan!"

Aisyah menyimpan senyuman sendiri. Tidak disangka, Adam mengikutinya. Dan sampai bersusah payah menolongnya.

"Terimakasih, Mas Adam."

"Kamu jangan merasa senang aku sudah menolong-mu! Ingat baik-baik, aku sangat membenci wanita yang berkhianat!"

Aisyah terdiam mendengar ucapan Adam. Maksudnya berkhianat apa? Apa dia menerima Aisyah sebagai istrinya?

"Ikutlah denganku! Aku akan antar kamu pulang!" Adam menarik tangan Aisyah untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Ini kan masih jam kerja-"

"Hentikan ucapanmu, atau aku akan turunkan kau disini!"

*****

Malam itu, Bima dan Maliana mengundang Adam kembali kerumahnya.

Meski tegas, Adam masih menghormati orangtuanya.

"Kamu mau kemana, Mas?"

"Bukan urusanmu! Bisa tidak, menutup mulutmu beberapa waktu. Telingaku bengkak saat kau bicara."

"Maaf Mas, ini menjelang magrib. Sebaiknya selepas sholat Maqrib saja kamu pergi. Kita laksanakan sholat berjamaah."

Adam menarik hijab Aisyah, hingga kepala miring dan memperingkatkan wanita itu untuk tidak mencampuri urusannya lagi.

"Ampun, Mas. Sakit!"

"Itu akibatnya, jika selalu mencampuri urusanku!" ucapnya dengan menggertakkan gigi-giginya. Setelah itu ia mendorong tubuh Aisyah hingga terbentur dinding.

"Senantiasa beri ampunan untuknya duhai Dzat Pemberi Hidup ..." ia mengusap keningnya, ada darah segar yang bergulir dari luka itu.

Menatap Adam sudah tidak terlihat lagi di sana. Ia menghela nafas kasarnya sembari mengucapkan kalimat istighfar.

Sementara Adam mengemudikan kendaraannya menuju kediaman sang ayah.

Meski harta melimpah, Adam tidak seperti Bima. Yang sering menggunakan uangnya untuk keperluan tidak penting. Kemana-mana harus ada penjagaan ketat.

Adam bisa mengatasi sendiri dengan kedua tangannya. Dari kecil, ia sudah di didik keras oleh pamannya di Jerman. Tanpa kasih sayang Bima dan Maliana. Adam merasa kasih sayang mereka sepenuhnya hanya untuk Dewangga.

Namun terkadang, jika tingkat emosinya tinggi. Ia terpaksa berlari ke club' ditemani para wanita. Untuk menghilangkan stres-nya.

Pria itu menambahkan kembali kecepatan laju kendaraannya, hingga beberapa menit saja mobil itu sudah memasuki pelataran kediaman Bima Suseno.

"Aku tidak mau berlama-lama disini. Cukup menyakitkan jika mengingat mereka menelantarkan aku di masa kecilku."

Pintu terbuka pelan. Setiap saat dua anak buah bertubuh kekar berjaga didepan pintu. Disusul asisten rumah tangga membuka pintunya.

Ucapan hangat selalu di buat kebiasaan oleh Bibi yang bekerja berpuluh-puluh tahun bersama keluarga sang ayah untuk menyapa tamu yang datang, termasuk dirinya, yang mungkin diistimewakan setelah Dewa pergi.

Adam tidak suka menebar senyum. Perawakan yang tegas selalu menjadi ciri khasnya. Sungguh yang belum mengenal pria itu -- akan menilainya sebagai pria yang sombong. Jika sudah mengenalnya, predikat kejam akan terpaku di otak masing-masing.

Kakinya terhenti melihat banyak keluarga lain datang juga disana. 'Ada acara apa sebenarnya? Mengapa mereka tidak mengatakan dulu padaku?' Ia berpikir apa ia mengurungkan diri. Dan kembali pulang?

"Nah, itu dia Adam Smith sudah datang!" ucap Maliana menunjuk Adam berdiri. Ia menyadari kedatangan putranya.

Maliana berjalan menghampiri Adam, dan menyuruhnya bergabung.

"Acara apa yang sebenarnya kalian adakan?" Adam mengangkat dua alisnya.

"Malam ini adalah hari perjodohan kamu dan putri teman Mama." Ucapan Maliana membuat Adam terbatuk-batuk.

Bahkan ia terkejut, bagaimana bisa mereka merencanakan suatu hal tanpa memberi tahunya.

Bagi Adam, mereka semua gila. "Apa tidak salah?"

"Tidak salah Sayang, umur kamu sudah dewasa. Waktunya kamu memberikan cucu untuk Papa dan Mama. Apa Mama salah jika meminta cucu darimu? kamu adalah satu-satunya putra tunggal Bima Suseno." Maliana mengulas senyum lebar, seakan Adam akan menyetujui rencana mereka.

Kedua mata Adam mengedarkan pandangan. Mencari siapa wanita yang akan dijodohkan dengannya.

Tidak terlihat wanita muda diantara mereka. Satu gadis kecil kisaran umur 7 tahun. 'Cih! Apa maksud semua ini?' batin Adam setelah lawakan.

"Kamu mencari siapa Adam? Putri teman Mama pastinya? Dia masih izin ke kamar mandi," kata Maliana yang menebak pikiran Adam.

"Beri salam pada teman Mama, Adam!" suruh Bima yang sedari tadi diam.

Adam tidak merespon. Saat kakinya akan beranjak pergi, terlihat wanita baru bergabung bersama mereka.

"Nah ini dia, putri Nyonya Pradita, Jenny Suhendar." Ucapan Maliana membuat langkahnya terhenti. Ia sempatkan untuk menoleh. Karena nama itu familiar di telinganya.

"Kamu mau kemana, Adam?! Bergabunglah bersama."

"Jenny?" sapanya tidak menyangka.

"Adam Smith?" Wanita itu menunjuk lalu tersenyum.

"Ah! Rupanya kalian sudah saling kenal. Kita tidak perlu susah payah untuk memperkenalkan lagi." Wanita yang sepertinya ibu Jenny ikut bicara.

Gembira sekali rasanya mereka. Padahal Adam belum tentu menginginkan perjodohan ini.

"Adam memang mengenalnya. Tapi maaf, Adam tidak menerima perjodohan ini. Permisi!" pamitnya tanpa basa-basi.

"Kenapa? Apa ada perempuan lain yang menarik perhatianmu?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Suryati Suryati
harusnya konfirmasi ke adam dulu ,kurang bijak itu orang tua
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
Baru j masuk dikeluarga udah maen ngejodohin j n apa mlsd Jenny ngejelekin aisyah n seolah2 dia todak tau low Adam kk Dr dewangga mumet dah thor yakin
goodnovel comment avatar
Goresan Pena Bersyair
Haih.. kasih saja ada jodohan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 209 Akhir Cerita Adam Dan Aisyah

    Beberapa menit mereka habiskan di dalam cafe. Exel mulai suntuk harus berpura-pura menemani wanita itu. 'Sial. Kapan sih orang itu menyelesaikan tugasnya? Aku sudah tidak tahan lagi,' batin Exel. Selesai makan, ia meletakkan sendok dan pisau di atas plate. Mencoba melihat gawainya belum ada tanda pria suru itu menghubunginya. Beberapa saat kemudian terlihat empat pria bersergam lengkap datang bersama orang suruhan Exel. Exel menaikkan dua sudut bibirnya. "Akhirnya, mereka sampai juga."Ivanna menoleh kebelakang, terdengar suara sedikit mengusik telinganya. Saat mengetahui siapa yang datang, Ivanna gegas berdiri dengan perasan panik.Tidak memberi penjelasan, pria tersebut memborgol dua tangan Ivanna. Wanita itu berusaha melepaskan. "Tunggu!! Kalian mau bawa aku kemana? Kenapa kalian tidak memberiku penjelasan?" Ivanna berusaha melepaskan diri dari pria-pria tersebut. "Jelaskan nanti di kantor polisi, Nona!!!" Salah satu di antara mereka menjawab. Gadis itu melihat ke arah

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 208 Mengusut Pemilik Mobil Putih.

    'Aku akan buat perhitungan. Aku akan gagalkan rencana mereka,' batin Ivanna sambil berjalan, sesekali menatap mereka dengan tatapan bengis.Sementara malam itu Exel mengantarkan Anne pulang. Aisyah memaksa Exel untuk bertanggung jawab atas perbuatannya, membawa Anne ke rumah ini. Ia harus bisa bertanggung jawab atas anak orang, katanya.Kurang lebih tiga puluh menit mobil Exel akhirnya sampai pada gang rumahnya."Aku mau mampir, boleh gak?" goda Exel."Kau tahu sekarang uda malam banget, kelamaan di rumah kamu sih. Bukannya gak boleh, tapi tahulah aku tidak enakkan sama papa!""I-iya, aku tahu itu. Tapi kamu kan udah izin malam malam di rumahku. Papamu juga ga keberatan. Hih, gak bisa di ajak bercanda!! Ya sudah kamu cepat pulang. Aku tunggu kamu sampai masuk rumah mu!""Terlalu berlebih-lebihan. Lagi pula tinggal nyebrang aja kan? Sana kamu pergi! Terimakasih, ya sudah di antar!" Anne tersipu malu. Ia tidak bisa berlama-lama melihat wajah Exel."Ok!"Beberapa saat kemudian, pria itu

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 207 Rencana Melamar Anne

    "Exel terserah Mama dan Papa saja.""Alhamdulillah ..."Sementara Anne, "????"'Benarkah yang aku dengar barusan? Terserah mereka? Dalam artian dia setuju dong?! Ah, kacau. Kenapa aku jadi pengen melepaskan senyuman ya. Tahan. Tahan Anne ... Kamu harus bisa menjaga image.'Terlihat pasangan suami isteri tersebut tersenyum bahagia. 'Wah ... Sepertinya aku akan menjadi menantu paling bahagia di keluarga ini.' Anne masih tidak berhenti bicara dalam batinnya.Ia melirik Exel yang duduk dengan tenangnya. Heran, bagaimana bisa ia setenang itu dalam pembahasan masalah masa depannya. Dasar! Pikir Anne. "Mama Aisyah dan Papa Adam akan datang ke rumah Anne besok malam."????Baik Exel maupun Anne terkejut. Mereka saling melihat satu sama lain. Dengan cepat Exel bertanya. "Ma, apa tidak terlalu terburu-buru? Kita bisa bicarakan ini pelan-pelan. Bukan begitu, Anne?!" Exel menatap tajam. Ia harus setuju dengan usulannya."Ya, itu benar. Sepertinya itu terlalu terburu-buru." Anne hanya bisa tersen

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 206 Aisyah Menginginkan Anne sebagai Menantu

    Sore itu, Aisyah gegas menyiapkan makan malamnya untuk calon menantu yang di damba sepanjang hari itu. Wajahnya yang berhari-hari terlihat sedih karena tidak dapat bertemu dengan Anne kembali, kini terlihat lebih ceria.Kesehatan Aisyah jauh lebih baik sekarang, semua berkat Anne. Assisten dapurnya membantu kesibukan Aisyah di sana.Dari luar terlihat Anne berjalan masuk, ia mengambil celemek yang tergantung di sebelah pintu dan memakainya. Seperti biasa senyum Aisyah mengembang sempurna."Boleh saya bantu??!" Wajah Anne yang ceria menawarkan diri."Kamu nanti lelah, kamu istirahat saja, Sayang. Kan kamu di rumah ini adalah tamu, jadi lebih baik Anne duduk manis sambil di temani secangkir kopi." Anne tersenyum melihat ucapan ibu Exel ini."Tidak boleh menolak pokoknya, heheh.""Ya sudah silahkan. Bisa masak juga memangnya?""Kalau masak yang mudah sih, bisa Nyonya."Aisyah menatap wajah Anne, lalu mengatakan, "Bisakah kamu panggil saya Mama Aisyah. Ibu rindu dengan Beyza, aku harap k

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 205 Berharap Anne Menjadi Menantu

    "Hey!! Kamu kenapa bengong? Aku antar kamu pulang. Biar mobilnya di bawa Supir!" Exel tiba-tiba mengagetkan. "Ah!! Tidak perlu. Kamu datang ke sini saja aku sudah berterima kasih banyak. Jika kamu tidak datang, entahlah nasib kami." Anne berusaha merendahkan diri."Eh, tapi. Kamu harus bayar mahal!!" Lanjutnya.Exel mengerutkan keningnya. "Apa yang kudu aku bayar?!""Itu tadi, kamu meluk aku! Memang aku wanita apaan?" "Sudahlah lupakan. Aku hanya ingin wanita gatal itu segera pergi dari kehidupanku. Maaf ya, gara-gara dia kamu hampir celaka."Kedua masuk dalam mobil Exel. Sementara mobil Anne di kemudian supirnya. Selama di dalam mobil..."Xel, selama aku kenal kamu, ternyata kamu tidak seburuk yang aku kira." Anne memulai percakapan setelah kuda bermesin Exel melaju pelan."Memang kaukira aku dulu sangat buruk menurut pandangan mu?!""Ya, saat kamu menabrak ku dulu, terus kau tidak mau tanggung jawab. Rasanya sesak sekali bisa bertemu dengan orang sepertimu, Xel!""Maaf, memang ak

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 204 Ternyata Kau Dalangnya

    [Halo, Papa!!] [Papa Gundul mu!!] Terdengar suara tidak asing. Bukan suara Abimanyu. Ia menjauhkan ponselnya dan melihat layar. Pikirnya mengarah ke arah sana, pria dingin itu. "ASTAGA!!" Anne segera menutup mulutnya. 'Aku salah telepon. Tapi udah terlanjur. Tidak ada waktu lagi. Ini emergency banget.' [Halo!! Ada apa? Apa tidak bisa sebentar saja kamu melupakanku, Hem?! Padahal jadwalnya nanti malam kau akan datang ke rumahku. Sekarang sudah menelpon saja. Dasar wanita tukang malu-maluin!] umpat Exel tanpa sensor. [Astaga. Sudah aku tidak ada waktu berdebat. Nanti malam kita lanjutkan debatnya. Xel, aku minta tolong. Sekarang aku dalam perjalanan pulang, saat ini aku sampai di jalan Permata Indah ——] [Terus?] [Dengarkan dulu kenapa, sih!! Di belakang mobilku ada mobil hitam yang mengikuti ku dari tadi. Aku takut itu penjahat, Xel. Aku tidak mau mati muda gara-gara preman.] [Kenapa harus takut? Lawan saja. Mereka juga manusia. Sama seperti mu!] [Kalau mereka membawa s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status