Share

CEO GALAK YANG LULUH

Author: Kempot
last update Last Updated: 2025-04-24 13:21:54

Bab 7 – Antara Kontrak dan Perasaan

Pagi itu, Alya bangun lebih awal dari biasanya. Dia masih belum terbiasa tidur di kamar mewah dengan kasur empuk dan seprai putih bersih seperti hotel bintang lima. Namun, malam sebelumnya terasa berbeda. Setelah semua yang terjadi, pelukan hangat Revan, dan ciuman di kening itu... rasanya bukan cuma sekadar sepasang kekasih kontrak lagi.

Alya melirik ke sebelah,yaitu ke tempat dimana biasanya Revan tidur. Tetapi Kosong.

Alya bangkit, berjalan keluar kamar. Suara dentingan dari dapur membuatnya mengernyit.

Jangan-jangan...

“Revan?” panggilnya pelan sambil mengintip ke dapur.

Ternyata benar. Revan berdiri di sana, dengan celemek di badan, dan satu panci sup yang sedang dipanaskan.

Alya menahan senyum. “CEO dingin ternyata bisa masak juga?”

Revan menoleh, tampak agak gugup. “Cuma sup ayam. Gampang kok. Aku pikir kamu butuh sesuatu yang anget pagi ini.”

Alya menghampiri, berdiri di sebelahnya. “Tumben perhatian banget. Biasanya kamu nyuruh Mbak Sari aja.”

Revan mengangkat bahu. “Ya... aku pikir sekarang aku bisa belajar jadi suami yang sedikit lebih layak.”

Alya menatapnya lama. “Meskipun cuma kontrak?”

Revan menatap balik. “Siapa bilang aku masih anggap ini cuma kontrak?”

Suasana jadi hening. Tapi bukan hening yang canggung. Justru ada rasa hangat yang diam-diam tumbuh di antara mereka. Pandangan mereka bertemu, dan Alya merasakan jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya.

Hari itu, Revan nggak masuk kantor. Dia memutuskan untuk bekerja dari rumah. Biasanya, dia akan sibuk di ruang kerja sampai malam. Tapi kali ini, dia lebih sering keluar ruangan, nyariin Alya, ngobrol hal-hal kecil, bahkan ngajak nonton bareng di ruang keluarga.

Sore hari, mereka duduk di sofa dengan selimut tipis, nonton film komedi romantis yang dipilih Alya.

“Aku nggak nyangka kamu bakal suka film beginian,” goda Alya.

Revan nyengir. “Gara-gara kamu aja. Biasanya aku nontonnya film action atau thriller.”

Alya tertawa kecil. “Berarti aku bawa warna baru ya dalam hidup kamu?”

“Banget,” jawab Revan tanpa ragu. “Kamu bawa warna, suara, tawa... dan bikin rumah ini hidup.”

Alya terdiam. Hatiku... gimana sih ini rasanya?

Tiba-tiba, Revan menggenggam tangannya.

“Alya, aku serius. Aku tahu hubungan kita mulai dari kontrak. Tapi sekarang, aku udah nggak bisa ngebedain mana yang pura-pura, mana yang nyata.”

Alya menatapnya dengan mata berkaca-kaca. “Aku juga, Rev. Tapi aku takut...”

“Takut apa?”

“Takut ini semua nggak cukup buat kamu berubah pikiran. Takut kamu tetap akan pergi saat waktu kontraknya habis.”

Revan menghela napas. “Aku juga takut. Tapi aku janji, mulai sekarang aku akan usaha buat pertahanin kamu. Kalau kamu mau, kita buang aja itu kontrak. Kita mulai dari nol.”

Alya terisak pelan. “Kamu yakin?”

Revan mengangguk. “Lebih yakin dari apapun.”

Tapi kebahagiaan itu nggak bertahan lama.

Malam harinya, saat mereka sedang duduk berdua di balkon, ponsel Revan kembali berbunyi. Kali ini dari sekretarisnya, Karin.

Revan mengangkat dengan malas. Tapi setelah mendengar isi pembicaraan di ujung sana, ekspresinya berubah tegang.

“Ada apa?” tanya Alya setelah Revan menutup telepon.

Revan menatapnya serius. “Kita ada masalah. Seseorang ngirim email ke dewan direksi, isinya foto-foto kita... dan surat kontrak pernikahan.”

Alya pucat. “Apa?!”

“Ya. Kalau mereka percaya itu, posisiku sebagai CEO bisa dipertanyakan. Mereka bisa bilang aku mempermainkan pernikahan demi citra perusahaan.”

Alya menutup mulutnya, syok. “Siapa yang ngelakuin ini?”

Revan berdiri, berjalan mondar-mandir. “Aku punya beberapa dugaan. Tapi aku belum yakin. Bisa dari orang dalam perusahaan, bisa juga... orang yang gak suka lihat kita bahagia.”

Alya memejamkan mata. Rasanya kayak mimpi buruk baru aja mulai.

“Terus kita harus gimana?” tanyanya.

Revan menatap Alya, wajahnya tegas. “Kita harus hadapi ini bareng-bareng. Tapi aku minta satu hal, Alya... jangan pergi.”

Alya menggeleng cepat. “Aku gak akan ke mana-mana, Revan. Kita sudah terlalu jauh buat mundur sekarang.”

Revan menarik napas lega. “Besok kita ke kantor hukum. Kita cari tahu cara buat ngamanin posisi kita. Kalau perlu, kita beneran nikah secara sah tanpa kontrak.”

Alya menatap Revan dalam-dalam. “Beneran?”

Revan mengangguk. “Aku nggak mau kehilangan kamu lagi. Dan kalau harus ngelakuin semua dari awal, aku rela... asal kamu tetap di sisiku.”

Malam itu, Alya susah tidur. Bukan karena takut. Tapi karena perasaan aneh yang campur aduk di dalam hatinya. Bahagia, gugup, cemas, tapi juga... yakin.

Alya sekarang merasa lebih yakin bahwa Revan bukan lagi pria dingin yang dulu menolaknya mentah-mentah.

Yakin bahwa dia juga sudah jatuh cinta, bukan karena terpaksa... tapi karena tulus.

Dan yakin bahwa cerita mereka baru saja benar-benar dimulai.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI KONTRAK SANG CEO GALAK   MENGAMBIL KEPUTUSAN

    Bab 9 – Keputusan Berat Pagi itu, suasana rumah Revan kembali terasa tegang. Alya berjalan mondar-mandir di ruang tamu, sementara Revan duduk di sofa, memandangi layar ponselnya. "Kamu yakin mau langsung pecat dia hari ini?" tanya Alya ragu. Revan mengangguk tegas. "Nggak ada pilihan lain, Alya. Ini soal kepercayaan. Sekali dia ngelakuin itu, nggak akan ada jaminan dia berhenti." Alya menghela napas. "Aku cuma takut... dia makin nekat setelah ini." Revan berdiri, mendekati Alya, lalu memegang pundaknya. "Selama kita satu suara, nggak ada yang perlu ditakutin." Alya tersenyum tipis. "Aku percaya sama kamu, Rev." Revan mengecup kening Alya sekilas, lalu mengambil jasnya. "Gue berangkat dulu. Doain gue, ya." "Selalu." --- Di kantor, Revan berjalan cepat menuju ruangannya. Semua karyawan menunduk, suasana mencekam. Berita soal adanya masalah internal sudah beredar, meski belum jelas siapa yang terlibat. Karin sudah menunggu di ruangannya, berdiri dengan wajah tegang. "Pak Reva

  • ISTRI KONTRAK SANG CEO GALAK   SOSOK PELAKOR

    Bab 8 – Musuh Dalam SelimutPagi itu, rumah Revan terasa berbeda. Alya duduk di meja makan, menatap semangkuk sup buatan Mbak Sari. Tangannya bermain-main dengan sendok, matanya kosong."Kenapa ngelamun?" suara Revan tiba-tiba terdengar.Alya menoleh, melihat Revan baru turun dengan jas rapi dan rambut klimis. CEO mode: on."Aku cuma mikirin... siapa yang bisa ngelakuin itu. Maksudku, surat kontrak itu kan nggak banyak orang yang tahu, kan?" tanya Alya.Revan duduk di sebelahnya, mengambil cangkir kopi. "Iya. Yang tahu soal kontrak itu cuma aku, kamu, pengacara pribadi, dan... satu orang lagi."Alya menatapnya. "Siapa?""Sekretarisku. Karin," jawab Revan pelan, matanya tajam menatap Alya.Alya terdiam. Nama itu... Karin. Ada yang mengganggu dirinya sejak awal."Menurutmu... dia yang bocorin?" tanya Alya."Aku belum yakin. Tapi aku bakal cari tahu. Hari ini aku minta IT perusahaan lacak sumber email yang masuk ke dewan. Kalau benar dia yang ngelakuin, aku nggak bakal segan-segan."Di k

  • ISTRI KONTRAK SANG CEO GALAK   CEO GALAK YANG LULUH

    Bab 7 – Antara Kontrak dan PerasaanPagi itu, Alya bangun lebih awal dari biasanya. Dia masih belum terbiasa tidur di kamar mewah dengan kasur empuk dan seprai putih bersih seperti hotel bintang lima. Namun, malam sebelumnya terasa berbeda. Setelah semua yang terjadi, pelukan hangat Revan, dan ciuman di kening itu... rasanya bukan cuma sekadar sepasang kekasih kontrak lagi.Alya melirik ke sebelah,yaitu ke tempat dimana biasanya Revan tidur. Tetapi Kosong.Alya bangkit, berjalan keluar kamar. Suara dentingan dari dapur membuatnya mengernyit.Jangan-jangan...“Revan?” panggilnya pelan sambil mengintip ke dapur.Ternyata benar. Revan berdiri di sana, dengan celemek di badan, dan satu panci sup yang sedang dipanaskan.Alya menahan senyum. “CEO dingin ternyata bisa masak juga?”Revan menoleh, tampak agak gugup. “Cuma sup ayam. Gampang kok. Aku pikir kamu butuh sesuatu yang anget pagi ini.”Alya menghampiri, berdiri di sebelahnya. “Tumben perhatian banget. Biasanya kamu nyuruh Mbak Sari aj

  • ISTRI KONTRAK SANG CEO GALAK   MASA LALU REVAN

    Bab 6 – Rahasia Masa LaluAlya menatap Revan yang berdiri di depan pintu, wajahnya terlihat jauh berbeda dari biasanya. Bukan dingin atau cuek, tapi lebih seperti... takut. Ada kekhawatiran dalam sorot matanya yang selama ini selalu tampak tajam.“Masalah apa, Revan?” tanya Alya pelan, nyaris berbisik. “Apa maksudmu dengan ‘bisa menghancurkan kita berdua’?”Revan berjalan pelan mendekat, lalu duduk di ujung tempat tidur. Dia menunduk, memainkan jari-jarinya sendiri, seolah mencari keberanian untuk bicara.“Aku pernah mencintai seseorang dengan sepenuh hati, Alya,” akhirnya dia membuka suara. “Namanya Nayla. Kami hampir menikah.”Alya terdiam. Ini pertama kalinya Revan menyebut nama perempuan lain, dan hatinya bergetar tak karuan. Tapi dia tetap diam, mencoba mendengarkan dengan tenang.“Tapi dia meninggal. Kecelakaan,” lanjut Revan, suaranya serak. “Dan aku merasa... itu salahku.”Alya mengernyit. “Kenapa kamu merasa bersalah?”Revan menatap dinding kosong di depannya. “Karena saat it

  • ISTRI KONTRAK SANG CEO GALAK   APA YANG DISEMBUNYIKAN REVAN?

    Bab 5 – Cinta yang TertahanMinggu-minggu berlalu dengan cepat. Revan dan Alya semakin sering berbicara, meskipun hanya hal-hal ringan. Namun, Alya merasa ada yang berubah dalam dirinya—perasaannya mulai lebih dalam. Setiap kali Revan tersenyum atau berbicara dengan lembut, hatinya berdebar. Ia menyadari betapa besar pengaruh pria itu dalam hidupnya.Suatu malam, setelah seharian bekerja, Revan pulang larut. Alya sudah menyiapkan makan malam, namun ada keheningan yang mengambang di antara mereka. Revan duduk di meja makan, tampak lelah. Udara malam itu terasa berat. Alya duduk di seberangnya, memperhatikan wajah Revan yang nampak lebih tua dari biasanya."Alya, kenapa kamu memandang seperti itu?" tanya Revan, mengangkat pandangannya dan menemukan mata Alya yang penuh perhatian."Aku khawatir. Kamu tidak terlihat seperti biasanya. Ada sesuatu yang mengganggumu, bukan?" jawab Alya, sedikit memiringkan kepala. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang mengganjal di hati Revan.Revan menatapnya

  • ISTRI KONTRAK SANG CEO GALAK   SIKAP REVAN SEDIKIT BERUBAH

    Bab 4 – Titik Balik yang Tak TerdugaRevan masuk ke dalam rumah, tampak lelah. Alya duduk di ruang tamu, memegang buku, matanya mengikuti kata-kata di halaman, tetapi pikirannya jauh.“Alya,” panggil Revan dengan suara berat.Alya menurunkan bukunya, menatap Revan yang masuk. “Ada apa, Rev?”Revan menggelengkan kepala, mengusap wajahnya. “Gak ada, masalah kantor aja.”Alya melangkah mendekat. “Revan, ada yang lebih besar kan,rev? Kamu kelihatan beda.”Revan menatapnya sekilas, kemudian memalingkan muka. “Aku gak mau kamu ikut campur.”Alya tidak bergerak. “Kenapa? Aku istrimu, Rev. Setidaknya kasih tahu aku sedikit.”“Percuma,” jawab Revan dengan suara datar. “Kamu gak bakal ngerti.”Alya mendekat, berdiri di sampingnya. “Kenapa kamu selalu seperti ini? Aku bisa bantu kalau kamu mau bicara.”Revan terdiam sejenak, matanya beralih ke ponselnya yang bergetar. Lalu dia berbalik, melangkah ke pintu.“Aku gak bisa tinggal diam, Rev,” kata Alya, mengikuti langkahnya. “Apa yang terjadi?”Rev

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status