Share

BOCAH LIMA TAHUN

Penulis: Catatan Ayra
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-23 18:05:15

"Kami hanya menjalankan perintah," jawab mereka.

Setelah itu Alicia diminta turun, para penagih yang tadi menyeret ke Klub W ini telah menunggunya, Dia akan dibawa ke sebuah hotel.  Lagi-lagi Alicia berusaha melarikan diri, namun tetap saja dia tertangkap.

Setelah sampai di sana salah satu para penagih hutang itu membawa Alicia  ke  sebuah kamar Suite yang sudah di pesan. Allicia terpaksa masuk dengan enggan. Namun, si penagih hutang tadi  malah mendorongnya masuk ke dalam.

Di sana bukan hanya ada dirinya, ternyata ada beberapa pria juga yang telah lebih dulu datang, ada di kamar itu, "Kemari!" panggil salah satu dari pria itu.

Enggan mendekat, Alicia hanya  berdiri di hadapan mereka semua yang sedang memandangi dirinya dari atas kepala sampai ke ujung kaki.

"Hei! wanita ini sangat cantik dan terlihat polos," ujar salah satu teman dari pria yang ada di kamar suite itu.

"Jangan pernah menilai buku hanya dari sampulnya saja," jawab pria yang lainnya lagi seraya menambahkan kata, “Kita tidak pernah tahu sampai kita mencobanya.”

“Apa kata mereka … eum, ingin mencoba aku,” pikir Alicia dengan ketakutkan, wajahnya sudah terlihat pucat.

"Kau disini saja malam ini, temani mereka bermain!" perintah si penagih hutang tadi.

"Maksudmu apa?" tanya Alicia dengan tatapan ketakutan.

"Tidak! Kalian tidak bisa melakukan ini kepadaku!” hardik marah Alicia.

"Nikmati saja, kami pergi dulu !" ujar si pengih hutang meninggalkan Aliia dalam kelimbungan dengan para pria yang ada di sana.

Alicia segera saja mengembalikan kesadarannya, melangkah lari menarik tangan si penagih hutang seraya memohon dengan lirih. "Jangan! jangan tinggalkan aku di sini!" pinta Alicia.

Bukannya merasa kasihan, tapi malah si penagih hutang  menarik lepas tangan yang melingkar di lengannya, kemudian melemparkan tubuh Alicia ke lantai.

"Hei! kau temani saja kami di sini," ucap salah satu dari mereka yang ada di dalam kamar suite ini sambil bersimpuh di depan Alicia.

"Tidak! jangan menyentuhku!" teriak Alicia berusaha menghindar dari pria itu.

Namun, salah satu dari mereka berhasil mendekap Alicia. Dengan serampangan pria itu menciuminya. Ini adalah hadiah yang diberikan kepada para pelanggan dari kaum kaya raya, karena sudah setia menjadi pelanggan Klub W. Mereka dipersilahkan untuk  bermain sampai puas dengan Alicia.  Siapa yang rela menolak tawaran seenak ini. Jadi malam ini mereka akan bermain sepuasnya dengan Alicia.

“Arghh …!” teriak Alica meronta-ronta sementara yang lain masih asyik mengamati dengan sambil menyesap anggur merah mereka,  tertawa karena merasa terhibur.

Alicia pun berhasil memukul bagian bawah pria yang memeluknya itu lalu berlari masuk ke kamar mandi, “Brengsek!” hardiknya seraya mendorong pria yang tadi sedang memeluknya.

Alicia langsung mengunci pintu kamar mandi, lalu dia melihat sebuah Vas bunga yang ada di meja. Dia pun mengambilnya  untuk melindungi dirinya. Pintu kamar mandi berhasil dibuka, Alicia bereakasi dengan langsung memukul kepala pria yang baru saja membuka pintu.

“Sudah kubilang jangan sentuh aku!” hardik marah Alicia dengan tatapan jijik.

Pria tersebut langsug terjatuh bersimbah darah, Alicia menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri. Kamar mandi di kamar Suite ini kebetulan dekat dengan pintu keluar kamar. Sementara para pria di sana terdiam sesaat karena terkejut.

Alicia berlari dengan sangat kencang, pintu lift terbuka seorang anak kecil tengah masuk ke dalam lift, lalu Alicia pun ikut masuk, dengan cepat dia menekan-nekan tombol tutup pada lift hotel itu.

Wajah Alicia semakin panik, ketika melihat beberapa pria keluar dari kamar suite untuk mengejarnya. Bocah kecil yang ada di dalam lift itu memandang wajah ketakutan Alicia. Lalu dia mengulurkan tangannya, dan mengambil jemari tangan Alicia yang terlihat sedikit gemetaran itu.

“Kakak cantik apa baik-baik saja?” tanya bocah kecil yang terlihat baru berusia lima tahun itu.

Alicia mengatur napasnya lalu berkata, “Ya aku baik-baik saja!” jawabnya sambil melempar senyum cantik kepada bocah itu.

Begitu sampai di lobi, maka Alicia pun segera berlari kecil di lobi. Langkahnya terhenti ketika melihat ada si penagih hutang yang tadi membawa dia kemari. Dia pun langsung membalikan tubuhnya dan memilih bersembunyi di balik pot besar yang ada di dekat pintu keluar lobi hotel.

Sebuah mobil Roles Royce berhenti di depan Lobi hotel, melihat jika si penagih hutang semakin mendekat, otak Alicia seperti mendidih. Tidak tahu apalagi apa yang harus dilakukan. Melihat jika mobil yang sedang terparkir tanpa pikir panjang, Alicia langsung saja membuka pintu dan masuk ke dalam Rolls Royce itu.

Alicia menenggelamkan tubuhnya, mencoba untuk bersembunyi, sementara supir yang di depan memperhatikan gerak-geriknya, Melihat sedang di perhatikan Alicia meletakan satu jari tangan di mulutnya, meminta agar supir itu diam saja, jangan bereaksi.

Supir itu mellihat ke beberapa yang sedang mencari-cari seseorang, lalu pria yang sedang memegang kendali mobil itu pun  berkata, “Nona, sebaikanya segera keluar dari mobil ini, jika tidak aku bisa mendapat masalah dari Tuan-ku?”

“Aku mohon sebentar saja!” pinta Alicia sembari melirik ke jendela.

Alicia membenarkan posisi duduknya, pintu di sebelahnya pun terbuka, Dan, itu membuatnya terkejut “Anthony!” ujar Alicia.

Melihat ada Alicia di dalam mobilnya, Anthony langsung memanggil nama assitennya dengan nada marah. Melihat ini Alicia langsung memegang tangan Anthony, “Dia tidak ada hubungannya, aku masuk sendiri ke mobil ini!”

Mendengar itu, tatapan Anthony semakin terlihat marah.  Anthony berpikir, “Baru saja berbicara tadi pagi, sekarang dia sudah datang mengejar jawaban.”

Merasa sedikit aman karena tidak mellihat si penagih hutang lagi. Lalu dia melihat taksi berhenti di lobi dan berkata, “Ok, begini saja sudah cukup!” ujarnya sembari keluar dari mobil lalu masuk ke dalam taksi.

Alicia semakin tidak memikirkan kesan dirinya di depan Anthony, bersikap baik atau bar bar di depannnya sama saja, dia akan selalu dianggap buruk. Taksi pun membawa Alicia melaju pergi, sementara Anthony masih memandang dingin kepada asistennya itu seraya berkata, “Sekali lagi kau mengizinkan wanita itu masuk, maka kau tidak perlu pergi  bekerja denganku lagi!”

Malam ini Alicia tidak ingin kembali ke Mansion River Side, Dalam hati sungguh dia merasa  hari ini adalah hari yang penuh kesialan, “Di kehidupan selanjutnya, aku tidak ingin kisah ini terulang, aku harap cintaku juga bukanlah dia!” ujarnya dalam hati seraya menghapus air matanya.

Gerimis masih menyapa, Alicia mengulurkan jemari tangannnya yang sedikit gemetaran. Lalu dia mengetuk-ketuk pintu, berharap penghuni di dalam rumah membukakan pintu. Alicia sedikit menggigil, dia memeluk tubuhnya sendiri.

“Alicia …! Sapa suara orang yang baru saja membukakan pintu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nova Vaw
semangat baca
goodnovel comment avatar
Juli Yanti
alur cerita nya bagus
goodnovel comment avatar
Kania Rahma
alicia yg sabar yahh.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • ISTRI RASA SIMPANAN   SEBUAH PEDANG

    Charles dan Jean Smith sudah dipastikan akan mendekam lama di penjara, Sementara, Anthony dan Alicia sudah bersiap untuk pulang keesokan harinya. Sebelum pulang Alicia mengajak Lionel untuk tidak satu kamar dengannya dan juga Anthony. Alicia merasa rindu masa masa ketika membacakan dongeng untuk putranya itu. "Kali ini mau baca dongeng apa?" tanya Anthony seraya meletakan buku kisah 1001 dongen di atas ranjang. "Biarkan Lionel yang memilihnya?" imbuh Alicia sembari menyodorkan buku itu kepada putranya. "Ini saja, Bocah dan penyihir!" ujar Lionel menunjuk kepada salah satu judul cerita. Anthony pun mulai membacakan ceritu itu. "seorang anak tersesat di dalam hutan dan menemukan rumah 'kue' milik penyihir jahat. tak disangka si bocah itu malah dijadikan budak yang setiap hari diberi makan yang banyak agar tubunya menjadi gemuk berisi, Dengan tujuan untuk disantap oleh penyihir itu. Si bocah yang tadi berbadan kurus pun telah berubah menjadi bocah gendut yang terlihat gempal

  • ISTRI RASA SIMPANAN   HUKUM TABUR TUAI

    "ini pasti salah, ini adalah sebuah kesalahnan. kalian tidak bisa membawanya pergi. Apa kalian tidak tahu kami ini keluarga apa?" imbuh Maya Li panjang lebar, Di sana ada Sean Li, tentu saja para polisi itu mengabaikan kata-kata Maya Li. Dan, terus membawa Patrick Li dengan tangan terborgol, Merasa tidak bisa menahan penangkapan Papanya, Maya Li langsung menghampiri Sean yang sedang bersandar berdiri di meja kerja Papapnya itu. "Kau... apa kau sengaja melakukan ini? Karena marah, karena keluarga kita mendesak agar kita segera menikah?" sangka marah Maya Li. "Siapa yang menabur maka dia harus menuai!" jawab Sean seraya melangkah pergi, "Tunggu dulu apa maksudmu itu, katakan kepadaku membunuh, siapa yang dibunuh!" imbuh Maya Li lagi dengan nada yang semakin kacau. Sean tidak mau menjawab, membiarkan Maya Li dengan kegalauan dan kemarahannya. Dixon yang sedari tadi mengikuti hanya terdiam saja. Barulah ketika masuk ke dalam mobil dia besuara, "Apa kau benar-benar sudah mengambi

  • ISTRI RASA SIMPANAN   PEMBUNUHAN

    "Ini demi kebaikannya!" jawab Sean. Olivia menaikan satu alisnya seraya berpikir, "Pria ini pernuh dengan teka-teki!" "Apa ada hal yang membahayakan?" tanya Olivia penasaran. "Bisa ya bisa juga tidak!" jawab Sean berteka teki lagi. "Ish!" ujar Olivia seraya merengut dan pergi ke dapur untuk membantu Nenek Han memasak. Sean hanya tersenyum saja, entah mengapa semakin Olivia kesal, hatinya semakin terasa manis, seperti permen tanghulu buah apel yang ditambah siram gula. Ponsel Sean berdering lagi, "Foto-foto sudah ada, apakah mau hari ini?" tanya Dixon. Sean mengintip ke dapur lalu berkata, "Ya, hari ini saja!" Sean menutup sambungan ponselnya, sekali lagi dia menatapi Olivia yang sepertinya sedang merajuk. Melihat wajah merajuk Olivia, hati Sean pun merasa semakin gemas. "Sebentar lagi, sebentar lagi kau tidak akan bisa lari dari pelukanku!" imbuh pelan Sean sambil tertawa kecil dan membiarkan 'kejutan indahnya' itu bersibuk bersama dengan Nenek Han di dapur. Pada saat ini Di

  • ISTRI RASA SIMPANAN   MANA AKU TAHU!

    "Aku baik-baik saja!" imbuh Alicia. Flavia melihat wajah Nyonya Smith memucat, dia langsung saja mengambil tangan Alicia dan mulai mengecek denyut nadinya. Wajahnya terlihat serius, namuan beberapa detik kemudian berubah menjadi tenang. Flavia menatap wajah Alicia dan berkata, "Sebaikanya Nyonya duduk dulu, sebentar lagi polisi akan datang!" Alicia mengaguk, Lionel pun ikut duduk di sisi Alicia. Sementara si agen menelpon kantor pusatnya, mencari informasi tentang apa yang baru saja terjadi. "Maksudmu, itu Tuan Hamilton?" tanya staff kantor pusat si agen itu. "Mana aku tahu!" jawba si agen itu. "Yang aku dengar dia memang gila, dia selalu mengancam jika area peternakan yang ada di sekitar rumah itu dihidupkan lagi, maka dia akan mengusir si pemiliki baru. Tidak aku sangka dia benar-benar melakukannya!" jelas si staff penjualan yang ada di kantor pusat. "Apa kau ini bodoh, mengapa tidak memberitahuku tentang hal sepenting ini!" Hardik marah si agen itu sambil menutup ponse

  • ISTRI RASA SIMPANAN   PRIA GILA

    "Wanita hamil memang sebaikanya ada yang menemani!" jawab singkat Anthony karena tidak ingin membuat Alicia khawatir. "Ma, aku lapar..." pinta tiba-tiba Anthony kepada Mama mertuanya itu. "Ah iya, harusnya makan malam sudah siap, Mama akan memeriksa ke dapur. Kalian tunggulah di ruang makan!" imbuh Nyonya Yin. Pada saat ini di ruang makan, Leticia sedang memeriksa menu makanan yang akan disediakan. "Ini terbuat dari apa? tanya Leticia. "Campuran coklat dan kacang almond!" jawab si pelayan. "Singkirkan!" imbuhnya, seraya berkata lagi, "Tuan Anthony alergi pada kacang almond!" Alicia yang baru saja masuk mendengar hal ini. Lalu dia menoleh kepada suaminya itu, "Apakah benar kau alergi kacang almond!" Anthony mengangguk seraya menarik kursi untuk istrinya itu. Mendengar jika memang Anthony alergi dengan kacang almond, maka Alicia pun tidak berkeberatan menu itu disingkirkan. "Apa kau memiliki alergi lain, sayang!" tanya Alicia kepada Anthony. "Tidak hanya itu saja!" jawab Leticia

  • ISTRI RASA SIMPANAN   MEMPROVOKASI

    Lionel langsung saja bersedekap tangan, "Apa Papa cemburu?" Anthony tertawa kecil, sedikit tidak percaya, baru saja sebentar berpisah, siapa sangka putranya itu malah sudah semakin fasih berbicara, menyudutkan orang. "Papa lebih tampan darimu, jadi untuk apa cemburu!" balas kata Anthony kepada Lionel. "Papa Cemburu, Karena papa bukan pria satu-satunya untuk Mama!" imbuh Lionel. "Hah! lucu sekali!" imbuh Anthony yang semakin tertawa. Alicia mencubit lengan Anthony, "Jangan halangi aku untuk memeluk cium putraku!" imbuh Alicia seraya berkata lagi, "Sayang! Mama sangat merindukanmu, apa tidak mau memeluk Mama?" Lionel melemparkan senyuman kemenangan kepada Papa-nya, melihat itu, Anthony semakin tidak percaya jika Lionel sudah pandai memprovokasi orang. "Sejak kapan bocah itu menjadi pandai berargumentasi.." Melihat Alicia ingin menggendong Lionel, lagi=lagi Anthony menghalangi. "Sayang ingat kau sedang hamil!" Alicia pun tertawa, "Aku terlalu senang bertemu dengan putraku yang i

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status