Home / Romansa / ISTRI TERCINTA BOS BESAR / 02. Ini Bukan Drama!

Share

02. Ini Bukan Drama!

Author: Diosa
last update Last Updated: 2023-07-23 14:55:07

Pak Derry sudah berusia lima puluh lima tahun. Postur tubuhnya tinggi, tegap dan kelihatan cukup bugar. Wajahnya cukup tampan, tak terlalu banyak kerutan, terlihat awet muda dibandingkan dengan pria seumurannya.

Dia membantu Vivian berdiri. Setelah itu, dia menoleh ke Elitta dengan mimik wajah yang tegang. "Elitta, papa memintamu datang ke sini bukan untuk menyakiti istri papa!"

Elitta membela diri, "tapi, Pa! Elitta nggak ada maksud menyakitinya, istri muda Papa itu menjambak Elitta, Elitta nggak sengaja dorong barusan."

Pak Derry menampar Elitta dengan kasar. Dia sama sekali tidak menunjukkan rasa penyesalan. Setiap kali melihat anaknya itu, perasaannya dipenuhi amarah.

"Jangan meninggikan bicaramu saat bicara dengan orangtua!" ucapnya.

Rasa sakit tamparan itu tidak ada apa-apa bagi Elitta dibandingkan dengan sakit hatinya. Kedua matanya kembali berlinang air mata. Dia menyentuh pipi yang kemerahan.

Vivian pura-pura simpati dengan menarik lengan jas suaminya. "Sayang, kamu jangan kasar-kasar, kasihan Elitta. Kita memanggilnya ke sini untuk hal lain 'kan?"

"Oh iya, Elitta, papa mau kamu tanda tangan pemindahan dokumen kepemilikan tanah milik mama kamu ke papa. Papa baru melihat kalau nama yang tertertera itu nama kamu, jadi papa minta kamu tandatangan."

"Papa mau ngambil hak Elitta buat istri baru papa itu 'kan?"

"Kalau iya kenapa? Lagian dari awal mama kamu itu nggak punya apa-apa, tanahnya itu juga pastu dibeli dengan uang papa, jadi kamu harus mengembalikannya ke papa."

"Papa lebih peduli sama istri sampah Papa ketimbang Elitta."

"Siapa yang kamu sebut sampah!"

"Wanita jalang yang ada di dekat Papa itu, siapa lagi!"

"Jaga mulut kamu!" Pak Derry hendak menamparnya lagi. Otot-otot wajahnya bermunculan, membuktikan dia begitu murka dengan perkataan Elitta.

"Apa? Tampar lagi kalau perlu! Tampar Elitta terus! Memang itu kenyataannya! Papa milih istri Papa itu bukan Elitta yang anak Papa sendiri!"

"Kamu itu bukti perselingkuhan Mama kamu, Anak Haram. Masih untung papa mau merawatmu sampai besar setelah mama kamu mati. Jadi, jangan seenaknya membandingkan kamu dengan istri baru papa. Ngerti kamu?"

Vivian menahan tawa. Semakin panas perdebatannya maka dia semakin bahagia. Kalau saja ada berondong jagung, dia akan duduk dan makan itu sambil melihat anak dan ayah ini bertengkar.

Elitta terus meyakinkan, "Pa, nggak apa-apa kalau Papa benci Elitta. Tapi, tolong sadar, Vivian itu cuma manfaatin Papa, dia itu masih berhubungan sama Leon."

"Enggak!" Vivian membantah.

Dia memeluk lengan suami barunya itu, lalu pura-pura menangis sambil bersandiwara, "kan, apa kubilang, Sayang. Anak kamu nggak bakalan menerimaku. Dia nggak terima punya ibu tiri yang seusia dengannya. Dia mikir aku cuma mau uang kamu saja."

"Pembohong kamu! Aku lihat sendiri, kalian masih jalan, juga ke hotel berdua!"

"Elitta yang bohong, Sayang. Palingan dia masih nggak terima soalnya dulu Leon itu batalin pernikahan mereka karena jatuh cinta padaku, padahal aku nggak mau sama dia, aku cintanya sama kamu. Elitta mau balas dendam dengan nuduh aku kayak gitu."

"Barusan kamu bilang cuma mau uang Papa saja 'kan?"

"Kapan aku bilang begitu?"

"Tega banget kamu kayak gini, Vi! Kamu boleh menyakiti hatiku, tapi kenapa sampai hati menghancurkan hati papa!"

"Aku ini jujur."

"Kamu ..." Elitta muak, ingin menampar Vivian lagi.

Pak Derry mendorong putrinya dengan kasar. "Jangan coba-coba mengangkat tangan ke istri Papa, Elitta. Sekalipun kalian seusia, sekarang Vivian itu ibu tiri kamu! jadi, kamu nggak usah banyak drama."

"Elitta nggak drama, Pa!"

"Papa paham kamu marah-marah kayak gini soalnya papa jodohin kamu sama orang lain 'kan? Ya udahlah, tunangan kamu juga nggak mau sama kamu, bukan salah Vivian kalau Leon suka sama dia."

"Leon itu bukan cuma suka sama Vivian, tapi selingkuhannya! Mereka udah hubungan setahun, jadi sebelum nikah sama papa bulan lalu, mereka udah sama-sama. Kita ini korban, Pa. Mereka cuma mainin kita."

"Udah cukup. Sudah papa bilang dari awal, mau kamu terima pernikahan ini atau nggak, bukan urusanmu. Papa nggak butuh pendapat kamu. Kamu sudah nikah sekarang, urus saja suami kamu itu."

"Elitta tahu papa menikahkan Elitta dengan pria lain agar cepat-cepat keluar dari rumah ini, agar nggak nganggu hubungan papa sama Vivian, tapi Elitta nggak bisa diam saja melihat Papa diselingkuhi begini."

"Kamu saja anak hasil selingkuhan, tahu apa tentang selingkuh?"

"Papa ..." Elitta meneteskan air mata. Semakin hari, ucapan sang ayah semakin tajam dan menyakitkan.

Dia selalu saja dihina anak selingkuhan, anak haram, anak tidak diharapkan. Tetapi, apapun yang terjadi— dia tak mungkin membiarkan ayahnya disakiti.

Pertunangannya dengan Leon sudah hancur akibat permainan Vivian, dia tidak bisa membiarkan hidup ayahnya juga hancur.

Vivian menahan tawa, puas melihat Elitta kehilangan segalanya, sementara dia mendapatkan semuanya. Dia menyandarkan kepala di lengan suami barunya itu, bertingkah begitu manja.

Dia berkata, "oh iya, sayang, bukannya kamu bilang kamu jodohin Elitta dengan orang kampung random itu soalnya kalah judi pas di meja billyard? Kamu tega banget nggak ngasih tahu dia sampai sekarang?"

Pak Derry menjawab, "iya, daripada ngasih uang lima ratus juta, mending nerima lamarannya saja. Orangnya bilang kalau butuh istri, ya udah kebetulan aku punya anak nggak tahu diri yang gagal nikah."

Elitta kaget. Dia terbiasa dengan semua perkataan jahat dari pria itu, tapi tak mengira sampai hati menikahkannya dengan pria tak dikenal. "Apa papa bilang ..."

Jadi, suaminya itu cuma orang asing acak yang ditemui ayahnya di meja billyard?

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
mampuslah kau elita. tolol,dungu,bodoh dan g berguna. pantas bsnget kau diperlakukan seperti ssmpah ksysk begitu. terlalu tolol dan menye2
goodnovel comment avatar
true Bcv8637
bosanvfx gdzav
goodnovel comment avatar
Lienda nasution
ah....cerita bodoh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ISTRI TERCINTA BOS BESAR   103. Keluarga [TAMAT]

    Keesokan harinya ... Elitta dan Vito berangkat pagi sekali untuk menuju ke rumah Tuan Zero. Di sana mereka direncanakan untuk bertemu dengan Pak Derry. Sudah sangat lama sejak terakhir bertemu dengan ayahnya, Elitta sudah tidak sabar. Di sepanjang perjalanan, dia menyempatkan diri untuk membeli buah melon kesukaan sang ayah. Setelah sampai di rumah megah ayah kandung Elitta itu, mereka disambut oleh oleh Dino. Elitta sesekali melihat ke sekitar, tapi tak menemukan yang dicari. Iya, selain Pak Derry, dia juga penasaran kemana sang ayah kandung? Dino bisa menebak jalan pikirannya, dan menjawab, "santai aja nanti juga ketemu papa." Karena malu, Elitta berdusta, "nggak, aku nggak nyariin dia, kok, aku cuma nyari Papa Derry.'" Dino hanya menahan tawa saat membawa mereka menuju ke lantai dua, dan kemudian memasuki salah satu ruangan. Begitu pintu dibuka, terlihatlah pemandangan meriah dengan spanduk yang bertuliskan "SELAMAT UNTUK KEHAMILANMU, ELITTA!" Banyak sekali pita warna-warni

  • ISTRI TERCINTA BOS BESAR   102. Rekaman Pengakuan

    Elitta dan Vito menenangkan diri dengan mampir ke kafe dekat rumah sakit. Emosi mereka sudah sama-sama reda. Elitta juga tidak mungkin marah terus apalagi Vito sudah mengatakan segalanya untuk minta maaf. Vito sengaja memesankan es krim coklat untuk makin menenangkan hati istrinya. Selama hampir lima menit, dia hanya memperhatikan wanita itu menikmati es krim. Karena es krim dalam mangkuknya sudah hampir habis, dia menawarkan, "mau nambah lagi nggak?" Elitta mengangguk. Vito tersenyum. Dia lega melihat Elitta sudah tidak memandangnya dengan kekecewaan lagi. Dia meminta waiter untuk membuatkan satu es krim coklat lagi. Sambil menunggu, Elitta hanya diam memandangi suaminya. Dia tidak tahu harus berkata apa sekarang. Vito bertanya, "Sayang, tadi kamu bilang kalau ada orang yang tahu lebih dahulu tentang kehamilan kamu daripada aku 'kan? Siapa itu? Jangan-jangan dia yang ngedit suratnya?" Elitta menjawab, "Lana." "Apa ..." Vito terkejut. "Dia?" "Dia yang tahu lebih dahulu, aku s

  • ISTRI TERCINTA BOS BESAR   101. Editan?

    Elitta meminta sopir untuk mengantarkannya pergi ke rumah sakit. Dengan atau tanpa Vito, dia akan membukikan kalau dirinya tidak berbohong.Perkataan manja Lana sebelumnya masih terngiang di kepalanya. Kenapa wanita itu berani sekali bersikap seperti itu? Apa dia tidak melihat dia ada di sana? Dia adalah istri Vito!Elitta selama ini menyadari kalau perubahan dari Lana seperti mengikuti dirinya. Bahkan, aroma wewangiannya, tapi sebelumnya dia hanya menganggap itu hal biasa.Akan tetapi, dia jadi teringat oleh Vivian, yang teman sendiri menggoda mantan pacarnya dahulu, kemudian tunangannya, sekaligus ayahnya. Semua pria yang ada di dalam hidupnya seolah direnggut. Dia tidak menerima perselingkuhan lagi.Apa vito sungguh berselingkuh darinya? Apa pria itu mulai dekat dengan Lana di belakangnya? Apa itu alasan wanita itu diberikan pekerjaan di kantor? Elitta merasa dadanya sangat sakit. Dia tidak mau membayangkan hal buruk, tapi yang muncul di kepalanya hanya hal-hal yang jelek. Sudah b

  • ISTRI TERCINTA BOS BESAR   100. Cemburu

    Elitta dan Dino masih berdiam diri di halte selama setengah jam. Keduanya membahas beberapa hal, termasuk tentang kesehatan Pak Derry.Elitta lega bisa mendengar dari mulut Dino langsung kalau sang ayah baik-baik saja. Dia benar-benar sudah membuka hati untuk pria itu sekaligus ayah kandungnya.Dia berkata, "maaf ya, selama ini aku agak sinis sama kamu terus sama ..."Wanita itu masih bingung harus memanggil ayah kandungnya dengan sebutan papa atau sekedar Tuan Zero seperti julukannya?Dino paham dengan apa yang dipikirkan Elitta. Dia tersenyum, lalu mengatakan, "nggak usah minta maaf, aku yang harusnya minta maaf. Jujur aja, niatku jelek loh sama kamu sebelumnya.""Jelek?""Iya pokoknya gitu lah, tapi Papa buat aku sadar kalau kita ini sekarang keluarga."Elitta hampir tidak mengira kalau orang seperti Dino akan berkata seperti itu. Tetapi, dia tidak mengatakan apapun, takut menyinggung.Halte tersebut ada di dekat kantor.yang secara otomatis berseberangan jalan dengan restoran. Deng

  • ISTRI TERCINTA BOS BESAR   99. Tidak Mungkin Selingkuh

    Elitta sedih sampai ketiduran. Ketika dia bangun keesokan harinya, tidak ada Vito di atas ranjang. Dia semakin khawatir dengan pria itu. Dia segera pergi keluar, mencari-carinya dan ternyata memang tidak ada tanda-tanda Vito pulang sejak kemarin. Khawatir, dia menelpon ponselnya, tapi malah tidak aktif. Perasaannya jadi campur aduk. Apa pria itu sehancur itu hanya karena tulisan di kertas kemarin? Kenapa bisa langsung percaya Dia menghampiri Ibu Mugi yang ada di dapur, lalu bertanya, "Bu, mana Vito? Apa dia enggak pulang semalaman?“ "Nggak, Nyonya. Tapi, tadi telpon di telepon rumah, katanya suruh bilang ke Nyonya, Tuan lagi kerja, mungkin pulang nanti malam.” “Dia nggak pulang terus langsung kerja?“ Elitta kaget. Yang lebih mengejutkan, kenapa malah menghubungi telepon rumah? Kenapa tidak langsung menelpon ke ponselnya? Bukankah dia itu istrinya? "Iya, Nyonya.” Ibu Mugi merasa kalau ada sesuatu semalam. Hanya saja, dia tidak tahu apa yang terjadi karena saat Vito pergi dia sibuk

  • ISTRI TERCINTA BOS BESAR   98. Salah Paham

    Lana sempat mampir ke rumah Vito. Tentu saja, dia diam-diam menuju ke dekat pintu garasi, dan membuang amplop putih di sekitar mobil yang biasa dipakai Elitta.Setelah itu, dia masuk ke dalam— lalu menyapa sang ibu, dan akhirnya ikut makan siang bersama. Tidak ada kecuriagaan sama sekali. Baik Elitta dan Vito terlihat mesra seperti biasa. Malahan lebih mesra, mereka juga saling suap, bahkan di hadapan Lana.Ibu Mugi mulai sadar kalau anaknya menyukai Vito. Tetapi, dia lega karena yakin majikannya tidak akan pernah menanggapi perasaan Lana.Situasi ini cukup rumit.Lana berpamitan pulang lebih awal. Dia terlalu mual melihat kebersamaan mereka.Sore harinya, Elitta mengalami mual-mual, jadi beristirahat di dalam kamar. Selama itu pula, Vito dengan setia memijat kakinya— memanjakannya sebisa mungkin."Kamu mau sesuatu, Sayang? Minuman hangat mungkin? Teh kesukaan kamu?“ Vito menawarkan. Dia tahu kebiasaan Elitta yang sering minum teh tiap sore.Elitta menggelengkan kepala. Dia masih mer

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status