Share

Bab 37

"Sialaaannn!” pekik Arlan. Dia membanting gawainya ke lantai sehingga tutup belakangnya sampai terlepas. Keadaan yang serba sulit dan mendesak membuatnya tak bisa berpikir jernih lagi sekarang. Arlan bergegas mengambil kunci mobil dan segera meninggalkan rumah itu. Dia tak lagi peduli pada gawainya yang berserak. Dia pun tak menghiraukan panggilan Retno yang berusaha menahannya.

Arlan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan maksimal, semua kekalutan yang menggelayuti pikirannya bercampur baur menjadi satu. Lusi, Aniska dan surat panggilan ke bagian HRD itu membuat semua ketakutannya semakin mejadi. Terlebih dirinya memang memiliki rasa bersalah pada Ines di masa lalu.

Kecepatan berkendara yang tinggi tanpa dibarengi dengan konsentrasi yang mumpuni akhirnya mobil melaju dengan ugal-ugalan. Arlan kehilangan kendali hingga akhirnya hampir saja dia menabrak seorang penyebrang jalan, tetapi kewarasannya masih berpihak. Arlan membanting stir ke arah kanan, tetapi naasnya dia harus menabrak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status