Share

Apa Aku Cemburu

Author: Ummi Salmiah
last update Last Updated: 2023-06-15 09:58:57

Kembali kupandang dari jauh Alya yang begitu menawan malam ini. Apa dia punya kembaran? Kenapa dia hanya tersenyum tanpa menyapaku?

"Kurasa ente perlu melihat secara detail istri yang baru dinikahi seminggu ini, bro."

"Lihat dia begitu mempesona dihadapan pria lain." Si Fery begitu cerewet walau ada benarnya.

Alya sama sekali tidak melirikku apalagi menyapaku, dia lebih fokus menyapa teman-temannya. Dia sudah seperti tamu kenegeraan saja. Gayanya sungguh beda dari biasanya. Apa memang aku yang salah selama ini tidak memperhatikannya lebih detail?

"Gigit jari, bro," ledek Fery. 

Ini kenapa si Fery sama sekali tidak mendukungku, dia lebih tertarik dengan si Alya itu. Duuh, kemana gaya totalitasku selama ini. Aku bahkan dibuat mati kutu oleh Alya.

"Mas kenapa lirik gadis itu terus?" Maharani tiba-tiba tepat berada di depanku. Kenapa juga dia yang lebih tertarik dengan Alya.

"Aku rasa jika wanita yang kau nikahi seperti itu, pasti pasangan yang sangat serasi." Kembali Maharani menyerangku. Dia seperti ada dendam denganku.

"Dia memang istriku," jawabku. Biar dia diam. Namun, dia justru tertawa.

"Hahaha ... pasangan suami istri yang aneh. Bawa diri masing-masing. Maaf aku belum percaya denganmu, mas." Fix dia ada dendam terselubung padaku.

"Memang kenapa jika kami datang masing-masing? Daripada kamu yang terus menggangguku, sementara suamimu sibuk sendiri."

"Setidaknya aku tau bagaimana kehidupanmu, mas. Kamu memutuskanku dengan sepihak tanpa bertanya bagaimana perasaanku. Sangat wajar bagiku sakit hati apalagi melihatmu yang halu dengan istri orang." Dia menunjuk Alya yang sedang santai bercengkrama dengan seorang pria. Entah mengapa dadaku ikut bergemuruh melihatnya. Apa aku cemburu.

"Ayo kita kesana jika kamu tidak percaya!" Tak kupedulikan bagaimana sikapnya Alya padaku nanti.

"Aku bukan tidak percaya, bahkan aku lebih percaya jika berita viral hari ini adalah dirimu, Mas Dave." Lagi dia mulai menyerangku.

"Kamu terlalu pede Maharani. Berita tidak jelas kamu percaya." Dari jauh Alya sekilas memandangku, apa dia cemburu? Kenapa dia tidak seperti istri yang lain melabrak wanita yang dekat dengan suaminya. Dia malah santai tanpa mempedulikanku.

"Aku semakin percaya jika itu adalah kamu, mas. Kamu terlalu perhitungan soalnya." Dia tak berhenti menyerangku.

"Kalau kamu tidak percaya itu istriku, ayo ikut denganku." Benar-benar si Maharani ini menguji imanku. Begitu dendamnya dia padaku hingga mengganggap aku halu punya istri seperti Alya. 

Maharani tidak bergeming dia mengikuti langkahku yang menuju Alya. Maharani terus senyum tak percaya seolah-olah aku dibilang menghalu. Benar-benar meresahkan Alya ini.

"Sayang ...." Aku langsung merangkul pinggangnya, Alya nampak sedikit terkejut. Semoga dia paham bahwa ini hanya akting. Jangan sampai dia geer aku merangkulnya.

"Tadi katanya mau keluar, kok bisa jadi kesini sendiri." Dia menatapku sejenak. Mati aku ketahuan jika hanya akting, si Rani masih belum menyerah begitu juga dengan laki-laki, temannya Alya ngobrol.

"O, iya, bang. Gak enak sama Risa. Jadi Abang tadi izin mau kesini juga?" tanyanya penuh keanggunan. Pintar juga ini orang akting, Maharani langsung diam seketika membuatku menang satu langkah.

"Bagaimana, Rani. Aku tidak menghalu 'kan?" si Alya justru menutup mulut menahan tawa. Sial, aku kalah telak olehnya. Dia pasti tertawa melihat tingkahku yang aneh.

"Memang kenapa dengannya sayang?" tanyanya. Aku tahu dia mengejekku. Benar-benar sial.

"Dia tidak percaya jika dik Alya istriku."

"Aku Alya, mbak. Istri dari Dave Abimanyu." Alya mengulurkan tangan ke Maharani. Si Alya pintar sekali akting.

"Aku Rani. Aku hanya tidak percaya jika mas Dave punya istri secantik kamu."

"Terima kasih, mbak. Telingaku mulai mekar dibuat. Jarang soalnya dipuji," ucapnya sambil memandangku. Mati aku dia juga ikut menyerang. 

"Baiklah aku pamit dulu, suamiku mencari," sambung Maharani. Aku menghela napas panjang minimal aku menang melawannya.

Alya ingin melepas rangkulannya. Namun, aku tahan karena laki-laki didepan kami terus menatap Alya. Apa dia ada hubungan di masa lalu.

Lagi, dengan santun Alya berbicara di depan laki-laki itu. Apa aku cemburu? Oh, no!

"Mas Ilham kenalkan ini suamiku, Dave," ucap Alya kepada laki-laki itu. Sejenak kutatap laki-laki yang bernama Ilham itu. kulihat dia bukan orang sembarangan, bahkan jam tangannya dari brand ternama. 

"Aku Ilham," jawabnya santai sambil mengulurkan tangan.

"Aku, Dave." Aku bahkan tak bisa napas dibuat oleh Alya. 

"Alya, nanti aku antar pulang, ya, tadi kulihat kamu naik taksi."

"Oh, boleh, Ilham."

"Siapa bilang anda boleh mengantar istriku. Aku yang akan mengantarnya," jawabku tegas.

Sial, kenapa aku keceplosan begini bisa mekar telinganya si Alya. Dan lebih menjengkelkan dia seperti menganggapku tidak ada di sampingnya. 

Apa aku cemburu melihatnya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Yang Penting Bersamamu

    Alya begitu sibuk di dapur menyiapkan si kecil makanan. Kadang dia menggendongnya sambil menggoreng. Bukan tak mau cari asisten rumah tangga, Alya ingin memberikan yang terbaik untuk laki-laki kecil kami yang bernama Althaf itu. "Duduk di sini, dulu, sayang." Alya begitu sibuk, kadang dia suka lupa makan. Itu yang membuatku tak tega melihatnya. "Sudah makan?" tanyaku. Dia menggeleng pelan. Aku langsung mengambiil Althaf, kesehatan Alya yang paling utama. Seringkali aku menegurnya agar tidak lupa untuk makan. "Jangan tidak makan, tubuh kita juga butuh nutrisi." Selama ada Althaf, Alya memang begitu sibuk. Tak jarang dia bisa hanya sekedar makan. Bayi yang beranjak semakin besar itu terlihat semakin sehat diasuh Alya. Semakin hari dia semakin menggemaskan. Kami dibuat semakin menyanyanginya. "Dia sudah berceloteh, Bang." "Alhamdulillah, apakah melelahkan, sayang?" tanyaku. Aku begitu menyanyangi Alya, hingga khawatir dia sakit atau tidak makan. Alya fokus menjaga kami, dia memili

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Takdirku Bersamamu

    Aku selalu yakin jika takdir itu selalu pada orang yang tepat. Selalu pada orang yang dipilih. Semesta seperti turut mendukung karena Tuhan selalu menggariskan pada orang yang tepat menurut-Nya. Iham langsung memberikan hasil tes DNA nya. Respon Alya seperti biasa. Dia tipe orang yang tidak begitu euforia terhadap sesuatu. Beda jauh denganku yang suka heboh sendiri. Apalagi kali ini takdirku dengannya tetap bersatu. "Kenapa bisa sekandung?" tanyaku penasaran."Aku dan Alya memiliki ayah yang sama." Alya tetap tenang tak ada sama sekali guratan terkejut di wajahnya."Ibunya Alya adalah cinta pertama ayahku."Lagi, aku memandang Alya yang nampak tenang. Dia sama sekali tak terkejut mendengar penuturan Ilham.“Al, kenapa kamu bisa setenang itu?”tanyaku lagi.“Karena waktu tes DNA aku dan papanya Ilham ke rumah sakit bersamaan," jawabnya santai. Astgafirullah, kembali aku elus dada. Ilham juga Nampak terkejut. Bisa-bisanya dia lebih tahu duluan.“Siapa yang mengarahkanmu untuk tes DNA

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   POV ILHAM

    POV ILHAMWanita idolaku itu selalu berdiam diri di sudut sekolah, entah bagaimana ceritanya dia masuk SMK yang sama denganku, aku dan dia mengambil jurusan yang berbeda, aku mengambil Desain. Sementara, dia mengambil teknik. Semua laki-laki di sekolaku memujinya, meski bar-bar dia tetap santun sesuai kodratnya sebagai perempuan. Itu yang membuat satu sekolah sungkan dengannya. Sampai menjelang kuliah tak ada laki-laki yang dekat dengannya. Aku menyukainya karena dia apa adanya, walau tak pernah kulihat dia dandan sedikit pun. Siapa lagi kalau bukan Alya Putri.Berkali-kali kudekat dengannya selalu ditolak entah apa salahku padanya. Segala hal kulakukan hanya demi dekat dengannya selalu dia buang muka.“Jangan pernah dekat denganku Ilham!” aku ditolak berkali-kali tanpa ampun sedikit pun.Apa aku begitu memuakkan baginya hingga dia sama sekali tidak melirikku. Aku begitu insecure dengannya.“Bagaimana, Bro. Apa dia bisa ditaklukkan?” tanya Fondy sahabatku. Hanya dia yang tahu bagaim

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Karena Kamu Adalah Jodohku

    Cukup lama aku memeluknya, merasakan cinta yang terus bersemi dan bermekar di hati ini. Cinta ini terus tumbuh tanpa bisa kutahan. "Bang, kapan selesainya kalau dipeluk terus?" tanya Alya menyadarkanku. Duh, sekarang terasa malunya. Aku membenci diriku yang mengatakan bahwa dia layak bahagia dengan yang lainnya, padahal aku sendiri begitu terluka. Lidah memang tak bertulang, gampang berucap sulit untuk dilakukan."Maaf." Hanya itu yang keluar dari mulutku.Alya hanya membalas dengan senyuman. Dengan telaten dia menyiapkan sarapan untukku. Makanan yang disajikan simpel, tapi rasanya begitu enak di lidah. Namun, entah mengapa aku tak tertarik kali ini. Pikiranku isinya hanya Ilham dan Alya. Apa Ilham akan tetap berjuang atau sebaliknya. Aku membenci segala prasangka ini. "Makan yang banyak, ibu sedang sakit jangan sampai kita lemah," jelasnya.Benar, harusnya kata-kata itu diucapkan oleh suami. Namun, ini justru sebaliknya. Aku akui, aku memang lemah. "Terima kasih, Al." Aku menyan

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Adakah ruang untuk kita?

    Aku selalu berharap ada ruang untuk kita bisa bersama, merangkai rindu yang pernah hilang. Merangkai banyak cerita yang pernah sulit kita lalui, meski aku sadar diri untuk tidak berharap lebih dari dirimu. ~Dave_Abimanyu****"Kenapa senyum-senyum gitu, Bang?" tanya Alya."Aku bahagia, Al. Cinta yang kurasakan berbalas." Dia tersenyum, andai aku serakah mungkin aku langsung memeluknya. Namun, aku sadar diri bahwa luka yang kutoreh tidak sedikit. Harus diobati perlahan-lahan. "Ayo kita masuk, Bang. Angin malam tidak terlalu baik," ajak Alya. Aku hanya membalas dengan anggukan meski rasa canggung ini jangan ditanya.Aku memilih tidur di luar dengan pak Sahmat sementara Alya bersama bik Inah ada di dalam."Kenapa senyum-senyum gitu mas Dave. Ciyee, ada yang CLBK," kata pak Sahmat meledekku. Ada-ada aja pak Sahmat."Tipis harapan pak Mat," balasku. Meski begitu aku bahagia karena kami saling mencintai. Rasanya seperti jatuh cinta lagi seperti anak muda."Harapan itu selalu ada selagi ki

  • ISTRIKU TAK SUKA DANDAN   Terbuka

    "Jangan siksa dirimu, Nak. Jika kamu tidak sanggup melanjutkan pernikahan dengan Dave, ibu terima apa pun keputusanmu," balas ibu."Iya, Bu. Istirahatlah," balas Alya sopan. Tidak mengiyakan atau menolak ucapan ibu, dia hanya membalas dengan senyuman.Aku benar-benar merasa tidak percaya diri. Sejauh apa pun aku melangkah dan kembali, tidak ada yang bisa memaksa keadaan. Begitu pun dengan Alya, dia berhak bahagia dengan siapa pun yang dia mau.Aku mundur teratur membiarkan ibu dengan Alya. Aku memang anak yang tidak berguna membiarkan ibu lebih merasa nyaman dengan Alya, dibandingkan dengan aku, anaknya.Ibu bahkan lebih fokus dengan Alya tanpa melihatku di sampingnya. Tangan Alya terus dipegang. Orang akan memperlakukanmu seperti caramu memperlakukannya. Ibu lebih nyaman dengan Alya, mengajaknya bicara dari hati ke hati.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status