Share

Bab 16 Lenyap

Aku menatap Randu lekat-lekat, dua bulan tidak bertemu kulitnya lebih cokelat. Badannya tambah kekar. Adikku sangat menawan.

Dewa pun langsung melompat ke dalam gendongan Randu. Tangannya mengusap rahang Randu yang ditumbuhi bulu-bulu halus.

"Belum cukur atau niat mau sedikit brewokan?" Aku menuang es teh ke gelas, walaupun sudah sore cuaca cukup panas.

"Pingin brewian dikit, Mbak. Rahma mana?"

Aku meletakkan gelas berisi es teh di meja. Menceritakan pada Randu bahwa Rahma mengambil pekerjaan paruh waktu setelah pulang sekolah.

"Aku terpaksa mengizinkan Rahma bekerja, karena dia bersikukuh," ucapku, duduk bersandar di kursi.

"Apa Mbak Sinar kesulitan menghadapi Rahma?" Randu juga duduk, sedangkan Dewa bermain mainan robot-robotan yang dibelikan Randu.

"Sedikit," sahutku. "Rahma ingin bertemu dengan Ibu. Dia sangat merindukannya. Kau tahu, beberapa waktu lalu Ibu meneleponku ...."

"Apa Ibu minta maaf?" Wajah Randu terlihat ada sedikit perubahan. Agak keruh.

"Nggak. Ibu cuma menanyaka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status