Share

Bab 55

Author: A mum to be
last update Last Updated: 2025-08-21 13:50:53

Alya mengejar Adrian yang membawa Rey pergi. Hingga langkah Adrian berhenti begitu melihat Tuan Agusta muncul di ambang pintu utama. Pria itu mengernyit keheranan melihat pemandangan tersebut.

"Kenapa kau begitu terburu-buru?" tanya Tuan Agusta dengan suara beratnya.

Dengan cepat Adrian menjawab, "Urusanku sudah selesai. Alya ternyata lebih memilih anak sambungnya dibandingkan dengan Rey."

Alya menggeleng. Jelas dia menyangkal tuduhan barusan. Namun, lidahnya terasa kelu untuk membalas ucapan sarkas Adrian. Hingga kemudian muncul suara dari arah luar.”

"Jangan terus mengintimidasinya. Kaulah yang meninggalkan Alya terlebih dahulu dengan dalih dia sibuk mengurusi anak kalian. Padahal kau sudah jelas berselingkuh darinya."

Itu adalah suara Sean.

Adrian menyahut, "Aku sudah menyesal sekarang."

"Lalu? Kau ingin kembali pada Alya begitu saja? Masih punya akal tidak sih?" Suara Sean mulai meninggi. Dia menghela napas begitu menyadari bahwa ada seorang anak kecil yang ada di gandengan tangan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 148

    Sudah seminggu berlalu sejak kehangatan di villa itu berakhir. Udara Jakarta pagi ini terasa sedikit berat. Bukan karena cuaca, tapi karena ada yang akan pergi. Di rumah besar keluarga Sean, suasana sejak subuh sudah ramai. Para asisten rumah tangga berlalu-lalang, koper disusun di dekat pintu masuk, dan aroma masakan khas dapur Miranda memenuhi udara. Selena berdiri di dapur, masih mengenakan kaus sederhana dan celana santai. Di hadapannya, Miranda sedang sibuk mengisi kotak makanan besar. Wangi ayam kremes, sambal matah, dan rendang memenuhi ruangan.“Tante, ini… banyak banget,” ujar Selena sambil tertawa kecil, tapi suaranya serak.Miranda menoleh, wajahnya lembut namun matanya berkaca. “Kau itu pasti susah makan kalau di sana karena kembali harus beradaptasi lagi. Tante tahu, kan? Paling tidak ini bisa

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 147

    Pagi itu di villa terasa lebih hidup dari biasanya. Aroma aneka sarapan, roti panggang dan kopi memenuhi udara, bercampur dengan suara tawa kecil dari ruang makan yang terbuka menghadap laut. Sinar matahari menembus tirai besar, menyoroti meja panjang yang kini dipenuhi hampir seluruh anggota keluarga. Alya duduk di samping Sean, membantu Ruelle menyuapkan potongan kecil omelet ke mulutnya. Di seberang meja, Adrian dan Utari sudah datang lebih pagi. Perut Utari yang membulat tampak jelas di balik gaun santainya. Wajahnya sedikit tegang, tapi tetap tersenyum sopan saat Miranda menyambutnya dengan pelukan hangat.“Terima kasih sudah mau sarapan bersama kami,” ujar Miranda tulus.“Harusnya kami yang berterima kasih, Bu,” balas Utari. “Kami benar-benar dijamu seperti keluarga sendiri.”&ldquo

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 146

    Alya menoleh. Sosok perempuan berperut buncit berdiri di sana, mengenakan dress krem sederhana dan syal tipis di bahu. Rambutnya dikuncir rendah, wajahnya terlihat letih tapi lembut. Dia adalah Utari. Perempuan itu berhenti di ambang pintu, matanya langsung menemukan Adrian, lalu beralih ke Rey yang bersembunyi setengah di balik tubuh Alya.“Oh,” katanya pelan, seolah tak yakin harus maju atau mundur. “Aku… maaf. Aku tadinya tidak bermaksud mengganggu.”Alya menatapnya sebentar. “Tidak apa,” ucapnya tenang, meski hatinya sempat bergetar. Ia tahu pertemuan ini cepat atau lambat memang harus terjadi.Rey menggenggam jari ibunya lebih erat. “Itu… tante yang kemarin sama Papa?”

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 145

    Keheningan menelan udara vila itu. Hanya suara ombak yang datang dan pergi, seolah menjadi saksi dari pertemuan tiga hati yang pernah saling menyatu, lalu tercerai karena waktu dan keputusan yang keliru. Rey masih berdiri di dekat pintu belakang, mengepalkan erat tangannya. Tatapan matanya beralih dari Alya ke Adrian bergantian. Ia ragu, tapi juga dipenuhi sesuatu yang nyaris menyerupai harapan.“Papa?” ulangnya pelan, seperti takut kata itu hanya akan menguap. Adrian melangkah satu langkah mendekat, namun berhenti di tengah jalan. Matanya merah, suaranya parau.“Iya, Nak… ini Papa.”Rey menatapnya tanpa berkedip. Hujan kecil

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 144

    Pagi di vila tepi pantai itu tak seindah biasanya. Hembusan angin laut membawa aroma asin yang seolah menempel di dada Alya, menyesakkan. Ia duduk di tepi meja makan, menatap secangkir kopi yang sudah dingin sejak setengah jam lalu. Suara ombak dari luar jendela hanya menambah sunyi, bukan menenangkan. Sean berdiri di balkon, punggungnya menghadap ke arah Alya. Pakaian yang dikenakannya rapi, tapi wajahnya belum sepenuhnya segar. Sejak semalam, Alya tahu suaminya belum benar-benar tidur.“Dia akan datang pagi ini,” ucap Sean tiba-tiba, tanpa menoleh.Alya mengangkat wajahnya perlahan. “Apa?”“Adrian,” lanjut Sean datar. “Aku sudah bicara dengannya barusan. Dia ingin bertemu.”&nb

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 143

    “Sayang, kau duluan masuk kamar saja ya.”“Kau yakin?” tanya Utari yang terdengar ragu.Adrian mengangguk sembari mengelus punggung tangan istrinya. “Kau harus istirahat karena bayi kita pasti kelelahan juga di dalam sana.” Adrian menegakkan badan untuk menyambut kedatangan orang tadi. Suara langkah berat memecah kesunyian di tepi jalan berbatu. Lampu taman di luar kafe itu berpendar lembut, menyorot dua sosok pria yang berdiri saling berhadapan di bawah langit malam yang nyaris tanpa bintang. Adrian menatap Sean dengan sorot mata lelah, seperti seseorang yang sudah terlalu lama dihantui masa lalu. Tangannya menggenggam erat ponsel di saku, sementara napasnya masih berat karena kejutan mendengar panggilan tadi. Sean

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status