Home / Romansa / Ikhlas / Sembilan - Restu

Share

Sembilan - Restu

last update Last Updated: 2021-07-28 07:54:19

1 MINGGU KEMUDIAN

Awan menatap ponselnya,  apakah dia harus memberikan jawabannya hari ini? Tapi apa kali ini keputusannya benar dan tidak menjadi penyesalan kelak dimasa depan

Drttt

Terlambat nyatanya Arkan, laki-laki yang berstatus mentornya itu  lebih dulu menghubunginya 

"Bismillah,  Ya Allah semoga keputusan ku kali ini adalah benar dan tidak melukai siapapun" ucapnya sebelum menekan tombol hijau menjawab panggilan itu

"Assalamu'alaikum Awan" sapanya dari sebrang telepon. Jantungnya seakan bertalu talu mendengar suara serak Arkan, entah kenapa pikirannya semakin bercabang mendengar suara laki-laki itu yang berbeda dari biasanya

"Wa'alaikumsallam pak"

"hari ini tepat satu minggu,  saya harap kamu sudah memiliki jawaban untuk pertanyaan saya" Awan memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan Arkan

"hm maaf"

Cukup lama gadis itu terdiam membuat Arkan yang di sebrang telepon sana menunggu dengan takut,  seolah kata maaf itu adalah awal yang buruk untuk jawaban yang akan diberikan gadis itu

"maaf telah membuat Bapak menunggu lama. Hm Bismillah saya tunggu kehadiran bapak dan keluarga secepatnya" lanjutnya, 

"apa? Kamu serius? Alhamdulillah terimakasih  Awan.  Inshallah lusa saya dan keluarga akan datang melamar kamu" ucapnya tidak sabar

"hm baik nanti saya akan bicarakan juga sama keluarga saya disini"

"Alhamdulillah sekali lagi terimakasih atas jawaban kamu. Maaf saya tidak bisa untuk berbicara di telepon karena inshallah hari ini juga saya akan pulang mengatakan semuanya pada keluarga"

"iya gak apa-apa kok pak,  saya juga harus berbicara pada keluarga"

"yaudah,  Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsallam" 

Setelah menutup telepon, Awan memegang dadanya tepat bagian jantungnya yang seolah tengah berlomba-lomba membuat dirinya deg deg degan bukan main. 

Dia masih terdiam di tempat,  dan mengintip dari balik pintu kamarnya terlihat kakek, Nenek,  Bunda serta Ayah tirinya tengah berkumpul diruang televisi. Sejenak hatinya ragu untuk mengatakan kedangan Arkan dan keluarganya, dia takut keluarganya menolak tapi bukankah dia sudah menyetujui lamaran Arkan? 

"huh,  Bismillah" Ucapnya, berusa meyakinkan dirinya kemudian berjalan pelan ke ruang televisi menghampiri keluarga nya yang tengah berkumpul. 

Seketika semua yang ada disana menatap gadis itu bingung ketika dia tiba-tiba duduk namun hanya diam saja tidak berbicara apa-apa membuat semua yang ada disana heran melihatnya

"Awan, ada apa?  Apa semuanya baik-baik saja?" Tanya Bundanya yang heran melihat keterdiaman gadis semata wayangnya

"kamu mau bicara apa? Ayo bicarakan saja" sahut Ayah Tirinya. Awan mendongakan kepalanya, menatap Ayah, Bunda, Nenek serta kakeknya, dia menggigit bibirnya sebelum akhirnya membuka suara

"huh bismillah... hm Kakek, nenek, bunda dan hm Ay..Ayah inshallah lusa akan ada seseorang yang akan melamar Awan. Awan harap kalian menerima dia dan keluarganya dengan baik" cicitnya

Byurrrr

Teh yang baru saja diminum kakek Arsya, seketika menyembur keluar mendengar penuturan cucu pertamanya

"ada apa ini Awan kenapa mendadak sekali,  kamu belum lama pulang dari Kepri dan tiba-tiba saja kamu bilang ada yang mau melamar kamu" ucap kakek Arsya

"Awan mengenalnya sudah dua tahun lebih kakek" jelasnya

"Dua tahun? Siapa? Apa bunda mengenalnya?"

"Tidak, dia mentor Awan di bisnis online bun" 

"Kamu yakin dengan dia? Apa keluarganya akan menerima kamu nak?" Hatinya meragu mendengar pertanyaan neneknya

"Awan..." baru saja dia akan menjawab pertanyaan neneknya, kakeknya lebih dulu menyela perkataannya

"huh,  yasudah katakan pada laki-laki itu kakek dan keluarga menunggu kedatangannya. kakek juga akan segera menghubungi keluarga alm ayah kamu karena bagaimanapun kelak kakek dari pihak ayah kamu yang akan menjadi wali"

"kakek serius?" tanyanya memastikan

"iya"

"Tapi Yah..." Hanum, bunda Awan tampak tidak menerima keputusan ayahnya 

"Hanum, Awan sudah dewasa. Apa salahnya ada seseorang yang melamarnya? Selama ini dia tidak pernah membawa laki-laki kerumah, Ayah percaya Awan tau apa konsekuensi atas keputusan yang akan dia ambil" jelas kakek Arsyra membuat bundanya menyerah

"Baiklah, minta laki-laki itu dan keluarganya kemari kami menunggunya" ucap Ayah Tiri Awan, membuat kedua sudut bibirnya tertarik dan tersenyum lebar. Hatinya bergemuruh bahagia mendengar respon keluarganya

"Alhamdulillah terimakasih Ya Rabb" ucapnya dalam hati

...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ikhlas   Sepuluh - Restu2

    Pagi-pagi sekali Arkan sudah sampai disebuah kota yang terkenal dengan kota hujan, Bogor. Kota kelahirannya dan juga tempat tinggal keluarganya.Dia segera memarkirkan mobilnya disebuah rumah yang bisa terbilang cukup megah. Seketika kegugupan melandanya ketika akan mengetuk pintu"Enggak kamu enggak boleh kayak gini kalau kamu kayak gini yang ada kamu enggak jadi nikah sama Awan. Oke semangat Arkan, Bismillah Allahuakbar" ucapnya dan segera mengetuk pintuTok Tok TokCklekTak lama pintu terbuka memperlihatkan wanita paruh baya yang kaget ketika melihat kedatangan putra nya yang super sibuk itu"Lho aa kapan datang, tumben pake ketuk pintu dulu biasanya juga langsung masuk" ucap wanita itu"Assalamu'alaikum Ma" ucapnya dan segera salim kepada Mamanya"Wa'alaikumsallam, ayok masuk. Kebetulan banget teteh sama aa kamu

  • Ikhlas   Sembilan - Restu

    1 MINGGU KEMUDIAN Awan menatap ponselnya, apakah dia harus memberikan jawabannya hari ini? Tapi apa kali ini keputusannya benar dan tidak menjadi penyesalan kelak dimasa depan DrtttTerlambat nyatanya Arkan, laki-laki yang berstatus mentornya itu lebih dulu menghubunginya "Bismillah, Ya Allah semoga keputusan ku kali ini adalah benar dan tidak melukai siapapun" ucapnya sebelum menekan tombol hijau menjawab panggilan itu "Assalamu'alaikum Awan" sapanya dari sebrang telepon. Jantungnya seakan bertalu talu mendengar suara serak Arkan, entah kenapa pikirannya semakin bercabang mendengar suara laki-laki itu yang berbeda dari biasanya "Wa'alaikumsallam pak" "hari ini tepat satu minggu, saya harap kamu sudah memiliki jawaban untuk pertanyaan saya" Awan memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan Arkan "hm maaf" Cukup la

  • Ikhlas   Delapan - Ungkapan Arkan

    Awan pov Setelah selesai dengan ritual mandi aku segera mengecek ponsel karna sejak tadi berisik oleh suara notifikasi Mataku melotot sempurna saat melihat grup bisnis yang tengah ramai membicarakan aku dan Ka Edy Pak Arkana Calling 📲 Aku yang tengah sibuk membaca komentar di grup dikagetkan ketika mendapat panggilan dari Pak Arkana "Untuk apa pak arkana telepon malam-malam begini, duh angkat gak ya. Kalo gak diangkat takutnya gak sopan tapi kalo di angkat... duh tau ah" Akhirnya aku memutuskan untuk menjawabnya 📞"Assalamu'alaikum" salamnya 📞"Wa'alaikumsalam" 📞"Sudah sampai?" 📞"Hm sudah" duh kok deg degan gini ya 📞"Pulang sama Edy?" 📞"Iya" 📞"Sekalian dinner ya hehehe" maksudnya apa cob

  • Ikhlas   Tujuh - Awan Sherly

    Setelah acara seminar itu Sherly langsung meminta Awan untuk menemaninya ke toilet sebelum mengikuti rapat dengan antar tim. Saat didalam toilet wanita, Sherly segera memoles wajahnya. namun saat melihat Awan gadis berkerudung cream itu hanya diam saja "Awan, hm sini deh itu bibir kamu pucet banget aku pakaikan lipstik ya?" tawar Sherly "Eh enggak usah ka" tolaknya "udah sini. Ini tuh acara besar kamu juga harus selalu kelihatan fresh. Sini aku pakai kan. Bukannya bentar lagi ada kumpulan antar tim kan ya? Nah masa kamu kelihatan pucet sih" Dengan cepat Sherly menarik Awan dan memberikannya sedikit polesan make up Awan, gadis itu melihat tampilan dirinya dari kaca toilet yang memang kelihatan lebih fresh dan dewasa padahal saat berangkat dia hanya menggunakan bedak tipis serta lip gloss agar tidak terlalu pucat karena dia tidak suka

  • Ikhlas   Enam - siapa dia

    Hotel mewah yang saat ini dijadikan tempat diadakannya seminar sudah kedatangan banyak sekali orang-orang berpakaian formalGadis berhijab cream baru saja turun dari motor putih bersama dengan seorang laki-laki tinggi beralis tebal, keduanya segera merapihkan pakaian nyaTak lama beberapa yang berkendara motor menyusul keduanya dan merapikan pakaian mereka juga. Setelah selesai semuanya, mereka segera melangkahkan kaki menuju tempat diadakannya seminarArkan, laki-laki berjas hitam itu langsung melangkahkan kakinya setelah selesai memarkirkan motornya kemudian melangkah memasuki gedung Hotel bersama dengan gadis berhijab abu-abuSaat keduanya sampai di tempat seminar tepatnya didepan pintu ruangan yang sebentar lagi akan dibuka, mata laki-laki itu terpaku ketika melihat gadis yang begitu dia rindukan tengah tertawa lepas bersama dengan beberapa gadis lain yang sepertinya mengikuti seminar ini

  • Ikhlas   Lima - Dia

    Bersaksi cinta diatas cinta Dalam alunan tasbihku ini Menerka hati yang tersembunyi Berteman dimalam sunyi penuh do'a Sebut namaMU terukir merdu Tertulis dalam sajadah cinta Tetapkan pilihan sebagai teman Kekal abadi hingga akhir zaman ... Arkana Pov Sudah hampir dua tahun ini aku tidak pernah lagi bertemu dengan gadis bermata hazel itu. Awan, gadis itu menghilang sejak pertemuan di caffe yang berakhir dirinya digoda oleh anggota lainnya yang menyaksikan saat kami pulang Pak Anwar bahkan mengatakan sudah hilang kontak dengan gadis itu, terakhir saat gadis itu ijin ingin pokus dulu pada sekolahnya yang berakhir hilang tak ada kabar sampai sekarang Dua kali aku bertemu dengannya, namun dua tahun juga aku kehilangannya "A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status