Seorang pria memperhatikan Laras dengan seksama saat ada di tempat pemakaman, dia seperti pernah melihat namun dimana rasa-rasanya dia baru melihat gadis itu di kampung ini apa dia seorang anggota keluarga yang ada di kampung ini dan sedang bertandang kalau iya maka dia harus mencari tau karena sepertinya pria itu jatuh hati pada pandangan pertama.
"Eh! Tin ngapain kamu bengong aja!". tegur temannya mengagetkan pria yang di panggil tin itu."Tin tin, udah gue bilang jangan panggil gue tin emang nya gue klakson. Panggil gue Martin". gerutu pria yang ternyata bernama Martin dengan misuh-misuh."Lah kan panggilan akhir Lo tin emang salah gitu". temannya membalas bingung."Gue nggak suka, kalau sampe gue denger Lo manggil gue tin lagi gue nggak bakal noleh". ancamnya dengan wajah kesal."Ya ela gitu aja ngambek. Lagian gue perhatiin dari tadi Lo liatin cewek cakep itu mulu, naksir Lo yah!". ungkap temannya yang bernama Baim sembari melihat gDi belahan negara lain, Vijar mengamuk karena ayahnya memang sudah merencanakan sesuatu dan sesuatu itu adalah untuk memisahkan dirinya dengan gadis nya yaitu Laras, ponsel Laras juga di hubungi sejak tadi tidak tersambung bahkan meski dia sudah mencoba memakai nomor lain anehnya tetap tidak bisa. Apakah Laras mengganti nomor kalau iya kenapa tidak memberitahu nya ini pasti perbuatan ayahnya? ya siapa lagi yang menentang jika bukan ayahnya.Perusahaan yang di kata menurun itu nyatanya baik-baik saja tidak ada kendala apapun, sungguh kenapa dirinya benar-benar bodoh tidak menyadari ayah nya membohongi nya. Sial! dia harus kembali sekarang juga ke Indonesia karena sesuatu pasti terjadi pada Laras."Rendi..". panggil Vijar pada Rendi di seberang ponsel."Baik". sahut Rendi cepat.Tak lama Rendi datang tanpa mengetuk pintu dan dia terkejut bukan main melihat kondisi ruangan tuannya bak kapal pecah."Tuan ada apa ini?". tanya Rendi. Baru beber
"A-pa mas? kamu mengusir mereka?" Sarah sampai terbata mengatakan nya. Ada apa dengan suaminya bukankah mereka sudah sepakat akan mengangkat mereka sampai mereka menikah nanti tapi.. sekarang bahkan Saga masih sekolah dan suami nya tega mengusir mereka."Ada apa denganmu mas? bukankah kita sudah sepakat mengurus mereka sampai mereka menikah". Sarah sampai geleng-geleng tidak mengerti."Apa semua ini karena Vijar?". timpal Dewi yang sama terkejut dan kecewa.Doni terdiam karena memang benar dirinya tidak mau anaknya menikah dengan Laras yang notabene nya hanya anak kampung."Ya. Sepertinya aku tidak perlu menutupi lagi. Aku tidak suka jika Vijar berhubungan dengan nya karena Vijar akan aku jodohkan dengan yang sepadan dengan keluarga kita dan bukan dia yang hanya anak miskin dan tidak sederajat dengan kita". ucap Doni lantang namun penuh penekanan terasa sekali jika ia tidak menyukai.Sarah, Dewi serta Gio geram mendengarnya bisa-bisa nya
Sebuah perjalanan hidup rumah tangga yang penuh lika liku yang dialami pasangan suami istri yang sudah menikah 5 tahun dan dikaruniai anak perempuan berumur 2 tahun.Dia adalah pasangan bernama Ari Sinaga dan Lisa Nitami mereka saling mencintai satu sama lain hingga memutuskan menikah disaat usia sudah masing-masing matang.Perbedaan usia mereka memang terpaut jauh yaitu 10 tahun tapi itu tidak membuat mereka minder justru mereka sangat bahagia meskipun hidup mereka terbatas ekonomi.Mereka juga tidak punya apa-apa mereka tinggal dikontrakan kecil dan terpencil. Lalu bagaimana jika sang maha kuasa menguji cinta mereka menguji kesetiaan mereka dengan menghadirkan sosok perempuan lain yang akan membuat goncang pondasi rumah tangga yang sudah mereka bangun.Dan bagaimana syetan membantunya dalam memisahkan dua insan agar dia bisa menduduki singgasana iblis dikerajaan laut.Juga bagaimana cara Allah untuk membantu mereka mengatasi ujian yang
Pulang bekerja, Ari dihentikan oleh Zoya dengan sengaja."Ri, pulang barena yuk naik mobil aku.!" ucap Zoya saat Ari hendak melajukan motornya."Tidak usah terima kasih aku membawa motor." tolak Ari cepat."Motornya taruh saja disini, besok aku jemput lagi." tawarnya berusaha dengan senyum khasnya.tiba-tiba..."Ri, numpang yah! aku tidak punya kendaraan." Hendra dengan cepat naik keatas motor dibelakang Ari."Ayo cepet Ri, ini udah mau magrib.""Oke, maaf ya Bu lain kali saja.!"Lalu kemudian Ari dan Hendra pergi meninggalkan Zoya yang hatinya dongkol.Zoya hanya tersenyum sinis melihat kepergian Ari, dirinya tau bahwa Hendra sengaja melakukannya.Diperjalanan Hendra membahas hal yang tadi."Ri, sepertinya Bu Zoya suka sama kamu." kata Hendra berbicara didekat telinga Ari supaya terdengar."Bagus dong, dari pada dibenci." jawab Ari acuh.Hendra memutar bola mata mala
Pagi hari Ari sudah siap dan hendak berangkat tak lupa berpamitan pada istri dan anaknya dan didepan sudah ada Ilham yang sedang mencuci motornya."Berangkat mas,!" sapa Ilham pada Ari."Iya nih! Wah rajin sekali pagi-pagi sudah mencuci motor." Ari berbasa-basi memuji Ilham."Ah cuma nyuci motor mas!""Ya sudah saya berangkat dulu yah!""Iya mas hati-hati."Setelah berbasa-basi Ari berangkat bekerja seperti biasa dan Lisa keluar bersama Laras."Eh mbak Lisa, mau kemana?" tanya Ilham."Eh mas Ilham, mau ke tukang sayur mas. Saya duluan yah!""Mau saya antar.""Tidak usah mas, dekat kok!""Ya sudah hati-hati mbak.""Iya..!"Ilham memandangi punggung Lisa yang sudah menjauh dengan pandangan berbeda, karena setiap melihat Lisa, hati Ilham seperti bergetar dan matanya selalu ingin memandangi ibu muda satu anak itu.Ilham menggelengkan kepala, dia tau itu salah dia
Semalaman hingga menjelang pagi Lisa tidak bisa tidur terus memikirkan suaminya yang tak kunjung pulang bahkan nomornya pun sampai sekarang belum aktif.Hatinya semakin gundah, apakah benar suaminya telah berselingkuh darinya, apa salahnya sampai dia tega melakukannya.Lisa terus menangis, dia jadi tidak fokus untuk melakukan sesuatu Laras pun sampai tidak diurusnya karena selalu memikirkannya suami berkali-kali dia menelfon lagi tapi masih tetap tidak aktif, lalu menelfon teman-teman suaminya jawabannya mereka semua tidak tau hingga dia pasrah dan berdoa pada sang kuasa agar diberi petunjuk.Hingga sore hari menjelang magrib nomor itu baru aktif dan Lisa langsung menelfonnya.Tapi tidak diangkat kini dia terkejut lagi malah ada pesan suara yang dia terima dari perempuan itu menggunakan nomor suaminya.pesan suara itu berbunyi.'Jangan ganggu suamiku, dia sudah menjadi milikku dan hapus nomor suamiku'jederr...
Pagi hari menyingsing, seperti biasa Lisa bangun pagi mandi besar lalu menunaikan ibadah sholat subuh.Setelah sholat Lisa berdoa dengan khusyuk, kejadian kemarin tak membuatnya berhenti menangis, apalagi semalam suaminya memaksanya melakukan hubungan itu.Dia sangat kecewa dan tidak terima, dia bertekad akan mendiamkan suaminya itu tapi mulut berkata lain tetap saja dia butuh suaminya karena dia mencintai suaminya dengan tulus karena Allah.Setelah dipikir-pikir perceraian tidak ada bagusnya dia berfikir ini adalah cobaan, ujian pernikahan dari Allah untuknya. Jika dia meminta cerai maka dia tentu saja kalah dengan setan dan kalah juga dengan perempuan itu.Maka dari itu dia berikhtiar dan berdoa terus kepada Allah supaya sang kuasa memberinya kesabaran dan juga hikmah dibalik semua ini.Lisa melepaskan mukenanya setelah selesai ritual melaksanakan perintah Allah.Dia berjalan ke dapur guna untuk mempersiapkan semuanya, dia tidak mem
Ari bekerja seperti biasa namun harinya suram dan tak bersemangat masih teringat istrinya yang sedang marah, lalu Zoya menghampirinya dengan wajah yang memerah seperti menahan amarah dia mendekati Ari yang sedang mode malas."Ari, aku tidak terima diperlakukan seperti ini oleh istrimu. Pokoknya aku akan melaporkan istrimu." ucap Zoya tiba-tiba dan itu berhasil membuat Ari terkejut."Ada apa? apa yang kamu bicarakan?". kata Ari tidak mengerti."Istrimu, telah menghinaku dan mencemarkan nama baikku. Ini buktinya." Zoya mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan pesan yang dimanipulasi olehnya seolah ini memang benar kesalahan Lisa.Ari mengambilnya dan melihat isi tulisan tersebut, setelah dibaca semua dia jadi emosi dan menyalahkan Lisa menganggap bahwa itu benar.Zoya tersenyum puas melihat ekspresi wajah Ari yang seperti marah."Pokoknya aku tidak terima, aku akan membawa masalah ini kejalur hukum ingat itu." ancamnya membuat Ari