Imperfect Partner

Imperfect Partner

last updateLast Updated : 2021-06-09
By:  AzuretanayaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
21 ratings. 21 reviews
50Chapters
100.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aksi Diandra dalam membalas ketidakadilan yang diterimanya, terutama atas kematian sang kekasih malah membuatnya terjebak pada keadaan yang tidak pernah terbayangkan. Awalnya Diandra merasa sangat puas karena tujuan utamanya dalam balas dendam tercapai. Namun, ia harus membayar mahal perbuatannya, sebab aksinya tersebut mendapat pembalasan. Bahkan, membuahkan hasil. Diandra mengandung benih dari laki-laki yang dulu menjadi kekasih sang kakak. Laki-laki yang seharusnya sangat ia benci. Di samping itu, kejadian yang menimpa Diandra ternyata menjadi pemancing terbongkarnya suatu rahasia. Rahasia besar yang selama ini disembunyikan rapat-rapat oleh keluarganya sendiri tentang dirinya. Rahasia yang selama ini membuatnya mendapat ketidakadilan dari orang tuanya, terutama sang ibu. Rahasia yang sangat menyakitkan dan meremukkan hati setelah ia mengetahuinya. Akahkah Diandra bisa menjalani kehidupan pernikahannya bersama suami yang seharusnya menjadi calon kakak iparnya? Note: Baca juga Unexpected

View More

Chapter 1

Chapter 1

Para undangan yang silih berganti mengucapkan selamat di acara resepsi mewah pernikahannya, ternyata tidak membuat hati Diandra bahagia. Bahkan, kini ia merasa tengah berada di mimpi terburuknya. Tidak sedikit dari para undangan yang tadi memberinya ucapan selamat menatapnya menjijikkan, seolah dirinya bangkai busuk. Terutama teman-teman Hans yang mengetahui hubungan laki-laki tersebut dengan kakaknya sendiri.

Matanya berkaca-kaca ketika dari posisinya berdiri melihat kedatangan dua orang sahabatnya tengah menuju pelaminan. Tentunya untuk memberinya ucapan selamat. Air matanya semakin tidak terbendung saat salah satu wajah sahabatnya mengingatkannya pada seseorang yang sangat dicintainya. Di bagian terdalam lubuk hatinya, ia sangat merindukan laki-laki yang kini telah beristirahat dengan damai. Laki-laki yang sangat memedulikannya dan tanpa pamrih memberinya banyak cinta.

“Jangan menangis di hari bersejarahmu ini, Dee,” Sonya berbisik ketika memeluk sahabat sekaligus kekasih dari sepupunya sebelum meninggal. “Mungkin hidup ini memang sangat tidak adil untukmu, tapi kamu tetap harus memikirkan masa depan anakmu kelak,” sambungnya sambil mengelus perut Diandra dari luar gaun mewah yang dikenakan oleh sahabatnya tersebut.

“Aku merindukannya, Son,” Diandra melirih dan linangan air matanya pun sudah membasahi pipinya. “Sangat-sangat merindukannya,” ungkapnya.

Diandra mengeratkan pelukannya dan menumpahkan kehampaan hatinya kepada sang sahabat. Untung saja di pelaminan tidak ada undangan lain yang sedang antri ingin memberikan ucapan selamat.

Sonya mengusap dengan lembut punggung Diandra agar kembali tenang. Sonya memahami dengan jelas yang dirasakan Diandra, apalagi ia menjadi saksi hidup kisah cinta antara sahabat dan sepupunya tersebut. “Kak Wira pasti sangat sedih melihatmu seperti ini, Dee,” ujarnya. “Meski sangat sulit bagimu, kamu tetap harus belajar untuk mengikhlaskan kepergiannya, agar ia bisa beristirahat dengan tenang di alam keabadiannya, Dee,” sambungnya menasihati.

Di tengah isak tangisnya, Diandra mengangguk lemah. “Kapan-kapan temani aku mengunjungi tempat peristirahatannya ya, Son.”

Sonya langsung menyetujui permintaan Diandra sebelum memberikan giliran kepada Helena untuk mengucapkan selamat kepada sahabat malangnya tersebut.

Saat gilirannya tiba, Helena menghapus air mata yang membasahi pipi Diandra. Dari tadi ia ikut menitikkan air mata mendengar perbincangan kedua sahabatnya tersebut. Ia juga sama seperti kedua sahabatnya yang sangat kehilangan laki-laki sebaik Wira. “Dee, tetap kontrol emosimu demi kebaikan kesehatanmu dan janinmu,” sarannya saat memeluk wanita yang sangat berjasa terhadap kelangsungan hidup adiknya.

“Terima kasih, Len,” ucap Diandra parau sambil membalas pelukan erat Helena. “Walau aku sangat membenci laki-laki yang menanamkan benihnya di rahimku, tapi janin ini tetap tidak bersalah,” tambahnya dengan penuh tekanan.

Helena mengerti maksud perkataan Diandra. “Dee, maaf aku tidak bisa berlama-lama,” ucapnya setelah ekor matanya menyadari keberadaan seseorang yang tengah memberinya tatapan mematikan.

“Salam untuk Mayra, Len.” Diandra melambaikan tangannya setelah Helena menuruni pelaminan tanpa bersalaman terlebih dulu kepada laki-laki yang kini berstatus sebagai suaminya.

“Aku tidak menyangka jika sahabatku ini mengundang salah satu jalangku ke acara pernikahannya.”

Kalimat hinaan yang terlontar dari mulut lancang seseorang membuat Diandra mengalihkan perhatiannya.

“Aku tidak pernah mengundang jalang yang kamu maksud itu,” sangkal Hans, laki-laki yang bersanding dengan Diandra di pelaminan.

“Bagaimana perasaanmu setelah menyandang status sebagai Nyonya Narathama, Nona?” tanya Felix dengan tatapan meremehkan. “Ups salah! Bagaimana rasanya menjadi pengantin dari kekasih kakakmu sendiri, Nona?” ralatnya sambil menyeringai melihat Diandra.

“Tentu saja sangat menyenangkan dan membahagiakan, Tuan Felix Wiranatha,” jawab Diandra tenang, tanpa sedikit pun terintimidasi. Ia malah membalas seringaian laki-laki yang merupakan sahabat suaminya dengan senyuman tipis.

Tangan Felix mengepal mendengar kalimat tajamnya ditanggapi dengan tenang, meski yang Diandra tunjukkan hanyalah kebohongan. “Hans, apakah mulai sekarang aku harus menghormati wanita yang sudah menjadi istrimu ini?” Meski pertanyaannya dialamatkan kepada Hans, tapi tatapan Felix tetap mengarah pada Diandra.

“Anda tidak perlu repot-repot menghormati saya, Tuan. Lagi pula saya tidak pantas menerimanya,” Diandra menyela sebelum Hans memberikan jawabannya. Ia sama sekali tidak memudarkan senyum tipis yang menghiasi bibirnya.

“Hans, ternyata mulut istrimu ini tajam juga. Bahkan, sangat berbisa,” Felix mengadukan perkataan Diandra kepada Hans.

“Hentikan!” perintah Hans tegas dan memberikan tatapan nyalang kepada Diandra yang hendak kembali menanggapi aduan Felix.

Felix mendengkus dan menatap geram Diandra yang kini semakin lebar menarik salah satu sudut bibirnya. Ia memutuskan turun dari pelaminan dan lebih memilih untuk menikmati hidangan yang tersaji. Ia berani menjamin jika pernikahan sahabatnya akan sangat jauh dari kata harmonis dan bahagia, mengingat alasan yang mendasari mereka menikah.

•••

Diandra tengah melepaskan gaun mewahnya dibantu Lavenia, gadis yang kini menjadi adik iparnya. Ia lebih dulu meninggalkan acara resepsi pernikahannya karena kakinya terasa sangat lelah berdiri, ditambah lagi dengan kondisinya yang tengah hamil muda. Setelah berganti dengan pakaian tidur dan Lavenia meninggalkannya, ia membersihkan make up yang membuat wajahnya semakin terlihat cantik.

Keinginannya untuk segera beristirahat setelah menjalani rangkaian acara pernikahan, terpaksa ditangguhkan ketika mendengar pintu utama kamarnya diketuk. Dengan enggan ia keluar kamar dan menghampiri pintu utama untuk melihat siapa yang mengetuknya.

“Silakan, Ma,” ucap Diandra sopan ketika melihat Allona–ibu mertuanya berdiri sambil tersenyum setelah pintu dibuka.

“Kedatangan Mama ke sini hanya untuk memastikan keadaanmu baik-baik saja, mengingat seharian ini kamu sudah mengikuti serangkaian acara pernikahan,” Allona memulai berbasa-basi ketika menduduki sofa di ruang tamu kamar Diandra dan Hans. Untuk kenyamanan Diandra, Allona sengaja menjadikan deluxe suite dengan dua buah kamar tidur terpisah sebagai kamar pengantin.

“Memang sangat melelahkan, tapi aku baik-baik saja, Ma,” jawab Diandra jujur.

“Dee, Mama tahu kalian menikah bukan atas dasar cinta, melainkan nyawa yang sedang berkembang di rahimmu. Namun, Mama tetap berharap pernikahan kalian langgeng hingga tua.” Allona menatap Diandra dengan sorot mata penuh keibuan. “Dee, jangan pernah memusingkan apa pun yang orang pikirkan dan bagaimana sikap mereka terhadapmu. Mereka hanyalah penonton di tengah-tengah pertunjukkan saja, tidak mengikuti alur cerita yang sebenarnya dari awal,” imbuhnya menasihati.

Diandra tersenyum mendengar nasihat ibu mertuanya. Meski wanita elegan di hadapannya ini mengetahui siapa kekasih sebenarnya sang anak, tapi beliau tidak menghakiminya. “Tenang saja, Ma. Mama tidak usah mengkhawatirkan hal seperti itu, lagi pula aku bukan tipe yang mudah terintimidasi oleh sikap orang lain,” beri tahunya.

“Baguslah jika kamu mempunyai pemikiran seperti itu, Nak. Mama lega mendengarnya. Sekarang istirahatlah, Sayang.” Allona berdiri dan memeluk menantunya sebelum kembali ke kamarnya.

Allona dan Diandra menoleh ketika mendengar pintu dibuka dari luar, yang ternyata dilakukan oleh Hans.

“Mama hanya memastikan keadaan Diandra,” ujar Allona ketika melihat putranya mengernyit.

Setelah Allona keluar, Hans langsung membanting pintu utama kamarnya dengan keras sehingga membuat Diandra yang hendak menuju kamar tidurnya terkejut. Dengan kasar Hans melepas tuxedo-nya dan melemparkannya ke sofa, sebelum memasuki kamar mandi di dalam kamar tidurnya sendiri untuk membersihkan diri.

Diandra langsung mengunci pintu setelah berada di dalam kamar tidurnya. Diandra mematikan lampu di nakas agar matanya lebih cepat terpejam, karena ia sudah sangat mengantuk dan lelah.

Di ruangan lain, Hans yang sudah selesai membersihkan diri keluar kamar mandi. Ia menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang. Seandainya Deanita yang bersanding dengannya di pelaminan, sudah pasti ia akan sangat bahagia, sesuai harapannya selama ini. Namun, sangat disayangkan kenyataannya sungguh berbeda. Hans berjanji tidak akan pernah memperlakukan Diandra sebagai istrinya, meski wanita itu telah resmi dinikahinya. Ia akan tetap menganggap wanita itu hanyalah orang asing yang telah lancang menjadi pengacau di kehidupannya.

•••

Diandra menggeliat, perlahan ia membuka matanya yang masih cukup berat. Ia bersandar pada kepala ranjang dan beberapa kali menguap karena masih mengantuk. Ia mengamati sekeliling kamarnya dan keadaannya masih seperti semalam. Setelah melakukan peregangan ringan pada tubuhnya, ia menuruni ranjang dan menuju balkon kamarnya untuk menghirup udara pagi. Puas menghirup segarnya udara pagi, Diandra berniat ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

“Cepat keluar. Jangan biarkan Mama dan adikku terlalu lama menunggu!” Mendengar perkataan tidak bersahabat seseorang di balik pintu kamarnya membuat Diandra mendengkus. Tanpa memberikan balasan, ia langsung melenggang menuju kamar mandi.

Di tempat lain, tepatnya di ruang tamu yang tersedia di dalam deluxe suite mereka, Hans menunggu Diandra keluar dari kamar tidur pribadinya. Sambil menunggu, ia memeriksa ponsel untuk melihat email yang dikirimkan sekretarisnya. Ia memang tidak mengambil cuti, karena semua keperluan yang berhubungan dengan pernikahannya sudah diurus oleh ibunya. Apalagi pernikahannya ini bukan dengan wanita yang dicintainya, jadi ia tidak terlalu memikirkannya.

“Ratna, siapkan semua dokumen untuk meeting siang nanti. Saya akan ke kantor setelah istirahat makan siang,” Hans memberi perintah kepada sekretarisnya melalui ponsel.

Tidak lama setelah Hans menutup pembicaraan dengan sekretarisnya, Diandra yang sudah selesai membersihkan diri keluar dari kamar tidur pribadinya. Tanpa repot saling menyapa, Hans berdiri dari duduknya. Ia mendahului menuju pintu utama kamar karena kehadiran mereka telah ditunggu oleh Allona dan Lavenia di restoran untuk sarapan bersama.

•••

Hanya Allona yang bersikap ramah dan mengajak Diandra berinteraksi ketika sarapan. Hans sangat sibuk dengan ponselnya, sedangkan Lavenia terlihat fokus menikmati makanannya. Sebelum menikah, Diandra memang mempunyai hubungan yang kurang bagus terhadap kakak beradik yang kini tengah sarapan bersamanya, terutama Hans. Tentu saja yang menjadi alasan karena sifat serta sikap Diandra sangat berbeda dengan Deanita, kakaknya sekaligus kekasih Hans dan sahabat Lavenia. Bahkan, semasih menjadi kekasih Deanita pun, Hans pernah beberapa kali bersitegang dengannya. Meski Diandra tidak pernah bersitegang dengan Lavenia, tapi tetap saja hubungan mereka kurang akrab.

“Dee, semoga nanti kamu betah ya tinggal di rumah kami,” ucap Allona setelah menyelesaikan sarapannya.

“Wanita ini tidak akan tinggal di rumah keluarga kita, Ma. Aku akan mencarikannya tempat tinggal lain.” Perkataan frontal Hans membuat Allona dan Lavenia terkejut, sedangkan Diandra hanya menggigit bibir bagian dalamnya untuk meredam kegeramannya. Bahkan, ia mengepalkan tangannya yang berada di atas pangkuannya.

“Apa maksud perkataanmu, Hans? Dee sekarang telah resmi menjadi istrimu dan sudah pasti ia harus tinggal di rumah kita,” protes Allona tegas. “Ingat, Hans, kalian baru menikah kemarin, jadi jangan memancing pertengkaran,” imbuhnya mengingatkan.

“Memang benar wanita ini sekarang berstatus sebagai istriku, tapi tetap saja ia hanya penghancur hubungan orang,” Hans membalas perkataan Allona dengan pandangan menusuk ke arah Diandra.

“Sebenarnya kamu sendiri yang menghancurkan hubunganmu dengan Dea, Hans. Mengapa pondasi cinta kalian sangat rapuh? Jika kalian memiliki rasa saling percaya yang tinggi dan menerima semua kekurangan sekaligus kelebihan masing-masing, maka malapetaka ini tidak akan terjadi,” Allona memberikan pendapatnya tentang hubungan putranya.

“Dengan kata lain, Mama membela dan membenarkan tindakan menjijikkan wanita ini?” Hans geram dan menunjuk Diandra.

“Kak!” Lavenia menegur Hans karena bersikap kasar kepada sang ibu.

Allona terpancing oleh perkataan Hans. “Menjijikkan? Mana yang lebih menjijikkan dibandingkan perbuatanmu?” sindirnya menusuk. “Seharusnya kamu berpikir matang-matang sebelum memutuskan untuk memperkosa Dee. Mengapa kamu tidak menggunakan akal sehatmu untuk memikirkan akibat dari perbuatan bejatmu kepada Dee, hah?!” Allona kembali bersuara penuh kegetiran ketika melihat putranya hanya bungkam.

“Tenang, Ma,” Lavenia menenangkan emosi ibunya yang terpancing oleh provokasi Hans.

“Yang patut kamu persalahkan dari kejadian ini adalah Mama, Hans. Andai Mama tidak memohon kepada Sonya agar ia mau berdamai atas kecelakaan yang melibatkanmu dan merenggut nyawa sepupunya, Mama yakin Diandra tidak akan bertindak sejauh itu.” Dengan penuh penyesalan Allona menatap wajah datar Diandra. Untung saja mereka memilih tempat tertutup yang disediakan restoran untuk sarapan.

“Kalian hanya dipisahkan oleh status. Selain itu, kesempatan kalian untuk kembali bersama juga masih sangat terbuka lebar. Sangat berbeda denganku yang dipisahkan oleh alam dan sudah tidak mungkin untuk kembali bersama,” akhirnya Diandra membuka suara setelah merasa cukup menjadi seorang pendengar. Ia tetap mengepalkan tangannya agar rasa sesak di hatinya perlahan mengurai.

Diandra menatap tajam Hans yang masih mengetatkan rahangnya setelah mendengar perkataan Allona. “Aku mau berlutut dan memohon kepada Dea agar ia bersedia menjadi kekasihmu kembali. Aku juga bersedia mengganti semua biaya yang keluargamu keluarkan untuk pernikahan ini. Namun, apakah kamu bisa mengembalikan keperawananku, Tuan? Apakah kamu bisa membuat Wira kembali ke sisiku?” pintanya menantang dengan tatapan menusuk.

Setelah hening sejenak, Diandra kembali bersuara dengan penuh penekanan, “Bisakah Anda melakukannya, Tuan?”

“Dee,” panggil Allona lembut. Ia menyadari perasaan menantunya pasti sangat terluka oleh semua perkataan Hans.

Diandra menulikan telinganya terhadap panggilan ibu mertuanya. “Kehilanganmu tidak sebanding dengan yang aku alami, Tuan Hans Kenneth Narathama,” ucapnya dengan suara bergetar dan penuh amarah. “Pembunuh!” Diandra memilih pergi tanpa memedulikan reaksi ketiga orang tersebut atas kata tajam yang meluncur begitu saja dari mulutnya.

 “Meskipun aku tidak menyukai kepribadian Dee, tapi rasa kecewaku atas sikap dan perbuatanmu jauh lebih besar, Kak,” ucap Lavenia sebelum menyusul Allona yang tengah mengejar Diandra.

Hans mengusap wajahnya dan mengembuskan napasnya kasar. Ia tidak pernah bermimpi atau memimpikan berada di situasi seperti ini. Situasi yang benar-benar membuat pikirannya terkuras. Impiannya menikah dengan Deanita harus tergantikan oleh adik dari wanita yang dicintainya itu, karena balas dendamnya membuahkan kehadiran janin.

Beberapa bulan lalu Hans memperkosa Diandra setelah membuat wanita itu terlebih dulu tidak sadar. Bahkan, saking dikuasai dendamnya, Hans menyetubuhi Diandra beberapa kali tanpa pengaman dan melepaskan benihnya langsung ke dalam rahim wanita tersebut. Alasan Hans tega melakukan perbuatan kasar tersebut adalah untuk memberikan balasan kepada Diandra yang secara sengaja menjebaknya di sebuah kamar hotel. Perbuatan Diandra membuat Deanita secara sepihak membatalkan pertunangannya setelah menerima kiriman video menjijikkan tersebut yang sengaja direkam oleh wanita itu.

Setelah ditelusuri, Hans mengetahui jika wanita yang bersamanya di video tersebut merupakan mantan simpanan Felix, sahabatnya sendiri. Tanpa mengulur waktu ia dan sahabatnya tersebut langsung mencari keberadaan wanita itu untuk melakukan konfrontasi. Tidak memerlukan waktu lama untuk menemukan dalang yang bersembunyi di baliknya, karena Felix mengancam akan menyakiti adik dari wanita tersebut.

Upaya Hans dalam menemukan dalang dari video tersebut ternyata tidak mengubah keputusan Deanita. Wanita itu tidak ingin kembali padanya dan tetap membatalkan pertunangan yang sudah mereka rencanakan jauh-jauh hari. Hans yang dikuasai amarah pun melakukan perbuatan bejatnya kepada Diandra, tanpa memikirkan konsekuensinya ke depan.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(21)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
21 ratings · 21 reviews
Write a review
default avatar
atareya38
Suka..... ............
2022-07-04 17:36:06
0
user avatar
andra
baca ini juga yuk pemuda yang tidak terduga
2022-04-03 11:40:16
1
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-29 08:08:11
0
user avatar
Senja
kak cerita damar gak ada ya??
2021-12-08 08:59:26
0
user avatar
Mitha Furwati
aku suka, ceritanya keren banget, apalagi alurnya gak terlalu ribet, dan ceritanya gk terlalu berat
2021-10-14 06:32:14
1
user avatar
Agatha Tampubolon
mantap ceritanya
2021-10-04 09:12:04
1
user avatar
Loy Hasian Sinaga
ceritanya bagus
2021-08-23 14:12:16
0
user avatar
Norisah Hashim
terus lah menulis
2021-08-06 17:07:15
0
user avatar
Almira Kirana
bagus ceritanya.......
2021-08-06 03:30:25
1
user avatar
Bebas Kui Fadil
cerita yang bagus............lanjutkan
2021-07-31 07:49:21
0
user avatar
Dewi Purwanti
cerita yang mengharu biru ......
2021-07-27 21:15:14
0
user avatar
yohana joni
bagus bukunya
2021-07-25 19:13:23
0
user avatar
Ave
ceritanya bagus 👍
2021-07-02 14:34:54
0
user avatar
Serdiani Wiguna
keren banget cerita ini
2021-06-29 11:40:02
0
user avatar
Erna Tri Dananingrum
keren tapi mahal koinnya
2021-06-18 14:47:14
2
  • 1
  • 2
50 Chapters
Chapter 1
Para undangan yang silih berganti mengucapkan selamat di acara resepsi mewah pernikahannya, ternyata tidak membuat hati Diandra bahagia. Bahkan, kini ia merasa tengah berada di mimpi terburuknya. Tidak sedikit dari para undangan yang tadi memberinya ucapan selamat menatapnya menjijikkan, seolah dirinya bangkai busuk. Terutama teman-teman Hans yang mengetahui hubungan laki-laki tersebut dengan kakaknya sendiri.Matanya berkaca-kaca ketika dari posisinya berdiri melihat kedatangan dua orang sahabatnya tengah menuju pelaminan. Tentunya untuk memberinya ucapan selamat. Air matanya semakin tidak terbendung saat salah satu wajah sahabatnya mengingatkannya pada seseorang yang sangat dicintainya. Di bagian terdalam lubuk hatinya, ia sangat merindukan laki-laki yang kini telah beristirahat dengan damai. Laki-laki yang sangat memedulikannya dan tanpa pamrih memberinya banyak cinta.“Jangan menangis di hari bersejarahmu ini, Dee,” Sonya berbisik ketika memeluk sahabat sekaligus kek
last updateLast Updated : 2021-04-29
Read more
Chapter 2
Diandra Calistha, wanita semampai yang merupakan putri bungsu dari keluarga Sinatra. Dee–sapaannya, sudah menyelesaikan kuliahnya di jurusan fashion design, dan kini tengah menjadi seorang freelancer di sebuah butik. Diandra memutuskan meninggalkan rumah karena muak terhadap perlakuan tidak adil orang tuanya, seolah di mata mereka hanya seorang Deanita Aurora Sinatra yang berhak menerima kasih sayang.Mendapat perlakuan seperti itu dari orang tuanya ternyata membuat Diandra tumbuh menjadi anak pemberontak dan keras kepala. Ia sering mendatangi kelab malam untuk bersenang-senang dan mengalihkan pikirannya dari situasi memuakkan di rumahnya. Bahkan, ia sering pulang dalam keadaan mabuk. Untungnya setelah keluar dari kediaman keluarganya, perlahan tapi pasti sikap dan kebiasaannya berubah. Bahkan, ia menjadi sosok yang mandiri dan tidak pernah lagi mengunjungi kelab malam untuk bersenang-senang atau sekadar mencari hiburan.Perubahan sikap Diandra tentu saja ada campur
last updateLast Updated : 2021-04-29
Read more
Chapter 3
Karena semua barang-barangnya masih di rumah Helena, Diandra terpaksa mengenakan kembali pakaiannya yang kemarin malam setelah mandi. Diandra tersenyum tipis kepada Bi Harum yang menyadari kehadirannya. Kemarin malam ia tidak sempat berbasa-basi dengan wanita paruh baya yang kini tengah berkutat di dapur menyiapkan sarapan.“Bagaimana tidurnya, Nyonya? Bibi harap nyenyak ya.” Dengan ramah Bi Harum mulai mencari bahan obrolan.“Nyenyak, Bi,” Diandra menjawabnya tidak kalah ramah. “Bi, panggil saja aku Dee. Aku tidak pantas dipanggil Nyonya,” pintanya sebelum mengisi gelasnya dengan air putih.Bi Harum menggelengkan kepalanya dengan tegas. “Bibi tidak berani, Nyonya,” beri tahunya.Diandra hanya mengendikkan bahu menanggapinya. “Terserah Bibi saja kalau begitu,” balasnya tidak peduli.“Jangan marah ya, Nyonya,” Bi Harum meminta permakluman.Diandra tersenyum kecil mendengar permintaan Bi Harum. “Kalau begitu panggil aku senyaman Bibi saja. Oh ya
last updateLast Updated : 2021-04-29
Read more
Chapter 4
Setelah kejadian menguras emosi beberapa hari lalu di taman, Diandra merasa sedikit lebih lega. Hubungannya dengan Deanita pun berangsur membaik, meski masih sedikit dingin. Bahkan, untuk memperbaiki hubungannya, Deanita berjanji akan mewakili orang tuanya menghadiri acara wisudanya. Saat Deanita menyampaikan janjinya, Diandra hanya menanggapi dengan bersikap apatis. Padahal di lubuk hatinya, ia sangat berharap sang kakak menepati janjinya.Diandra meregangkan ke atas kedua tangannya ketika selesai memeriksa desain gaun malam yang akan diperlihatkan dan dipresentasikannya besok siang kepada Mbak Santhi, pemilik butik tempatnya bekerja sebagai freelancer. Diandra mendesah ketika menyadari air di gelasnya telah habis, padahal ia sedang haus. Ia juga menghela napas berat saat melihat jam meja digital di samping kotak pensilnya yang memperlihatkan angka satu. Dengan malas ia merapikan meja kerjanya sebelum berdiri dan keluar kamar. Ia ingin ke dapur untuk minum air sekaligus mengi
last updateLast Updated : 2021-05-19
Read more
Chapter 5
Damar mengernyit saat mendengar permintaan atasannya yang sangat tidak biasa. Ia diminta membeli bunga mawar berwarna pink sebanyak 99 tangkai. Andai saja Damar tidak mengetahui kondisi Hans yang tengah dipengaruhi oleh hormon kehamilan Diandra, sudah pasti ia akan menertawakan atasannya tersebut. Selain menjadi atasannya, Hans juga merupakan sahabatnya. Persahabatannya memang tidak sedekat antara hubungan Hans dengan Felix, mengingat perbedaan status mereka.Damar menyadari jelas posisi dan statusnya. Ia hanyalah seorang anak asisten rumah tangga yang sangat beruntung diizinkan tinggal di kediaman keluarga Narathama. Sebelumnya ia tinggal bersama ayahnya yang menderita gagal ginjal di sebuah kontrakan kecil, sedangkan ibunya bekerja di kediaman orang tua Hans sebagai asisten rumah tangga. Awalnya orang tua Hans beberapa kali meminta ayahnya agar bersedia tinggal di salah satu paviliun keluarga Narathama yang letaknya di belakang kediaman utama, tapi sang ayah menolaknya karen
last updateLast Updated : 2021-05-19
Read more
Chapter 6
Di tengah-tengah aktivitasnya menonton televisi di kamar setelah menyelesaikan pekerjaan kantor yang dibawanya ke rumah, Hans kembali merasakan perutnya lapar. Dengan malas Hans beranjak dari posisi nyamannya di atas ranjang. Ia berniat ke dapur mencari camilan untuk mengganjal rasa laparnya, karena tidak mungkin membangunkan Bi Harum yang sedang beristirahat, apalagi kini sudah tengah malam.Hans tersenyum ketika tiba di dapur dan membuka kulkas karena menemukan kotak makanan berukuran tanggung berisi potongan-potongan nugget yang siap digoreng. Ia yakin nugget tersebut sengaja dibuat Bi Harum seperti yang sering dilakukannya di kediaman Narathama. Tanpa membuang waktu, Hans langsung memanaskan minyak dan mengeluarkan kotak tersebut dari kulkas. Ia akan menggoreng semuanya agar rasa laparnya hilang.“Aku kira nugget udang, ternyata ayam,” Hans bergumam saat mencicipi nugget yang sudah ditiriskan. “Tapi enak juga,” komentarnya.Setelah semua nugget tersebut matang
last updateLast Updated : 2021-05-19
Read more
Chapter 7
Diandra tidak memusingkan pertemuannya yang tanpa sengaja dengan Hans dan Deanita di kafe seminggu lalu. Ia dan Hans pun tidak pernah berkomunikasi meski tinggal di atap yang sama. Untungnya Bi Harum tidak jadi kembali ke kediaman Narathama, setelah Allona marah besar mengetahui keputusan Hans. Selain itu, Allona juga kecewa padanya karena tidak memberitahukan mengenai acara wisudanya.Diandra tengah memeriksa kembali barang yang akan dibawanya ke kediaman Narathama sambil menunggu kedatangan Lavenia menjemputnya. Karena Hans sedang ada perjalanan bisnis ke Jepang selama beberapa hari ke depan, jadi Diandra diminta tinggal di kediaman Narathama oleh Allona. Awalnya ia menolak permintaan Allona, mengingat di rumah sudah ada Bi Harum yang akan menemaninya. Namun, akhirnya ia menyanggupinya setelah mendengar Allona meminta Lavenia menemaninya. Selain itu, Bi Harum juga diminta ikut ke kediaman Narathama untuk sementara waktu.“Nyonya, Nona Ve sudah datang,” Bi Harum memberi
last updateLast Updated : 2021-05-19
Read more
Chapter 8
Hans menginstruksikan Damar agar langsung menuju kediaman Narathama setelah mereka tiba di bandara. Ia akan memberikan oleh-oleh yang sudah dibelinya terlebih dulu kepada ibu dan adiknya, sekaligus ingin makan siang bersama. Selain itu, ia juga ingin memberi kabar menggembirakan kepada keluarganya tersebut mengenai hasil pertemuannya di Jepang. Setelah berhasil melebarkan sayap perusahaannya di Singapura dan Thailand, kini usahanya dalam merambah Jepang pun sudah membuahkan hasil seperti yang diharapkan.“Dam, nanti kamu bicarakan saja dengan Mama mengenai konsep pesta perusahaan tahun ini. Apa pun konsep yang Mama mau, aku akan menyetujuinya,” ujar Hans sambil melihat keluar jendela.“Baik, Tuan,” jawab Damar. Ia mengernyit ketika melihat mulut Pak Amin, sopir di kediaman Narathama berbicara tanpa bersuara. Seperti menyampaikan sesuatu padanya, tapi takut diketahui Hans. “Apa yang ingin dikatakannya?” batinnya bertanya-tanya.“Dam, nanti tolong temui Dea dan berik
last updateLast Updated : 2021-05-19
Read more
Chapter 9
Merasa jenuh dengan suasana tempat tinggalnya, Diandra berencana berkunjung ke rumah neneknya dan menginap di sana selama beberapa hari. Ia sangat merindukan udara sejuk di sekitar rumah neneknya yang memang berada di dataran tinggi, lebih tepatnya di Puncak, Bogor. Awalnya Diandra akan pergi sendirian, tapi saat ia memberitahukan rencananya kepada Helena, sahabatnya tersebut ingin mengantar dan menemaninya. Meski sempat menolak, tapi pada akhirnya Diandra mengizinkan setelah Helena bersikukuh ingin mengantar dan menemaninya. Andaikan hari libur, ia juga ingin mengajak Mayra dan Sonya, agar mereka sama-sama bisa menikmati sejuknya udara pegunungan.“Bi, aku berangkat dulu ya,” Diandra berpamitan setelah Helena menjemputnya.“Hati-hati, Nyonya. Kabari Bibi jika Nyonya sudah sampai,” pinta Bi Harum sebelum Diandra memasuki mobil Helena.Diandra mengangguk dan tersenyum. “Nanti pulangnya aku belikan Bibi oleh-oleh,” ucapnya sambil melambaikan tangannya setelah berada
last updateLast Updated : 2021-05-19
Read more
Chapter 10
Diandra meletakkan buket bunga mawar putih yang dirangkainya sendiri di atas makam milik Rossaline Lidya. Ternyata neneknya tadi meminta ditemani berkunjung ke tempat peristirahatan terakhir mendiang tantenya. Bunga mawar putih tersebut dipetiknya langsung dari kebun milik neneknya sendiri. Diandra merasa dari dulu hingga kini kebun tersebut tetap sama, yaitu hanya dipenuhi oleh bunga mawar putih. Ia memang mengetahui alasan sang nenek mengisi kebunnya hanya dengan bunga mawar putih, tidak lain karena mendiang tantenya sangat menyukai bunga tersebut. Selain di tempat peristirahatan terakhir milik tantenya, Diandra juga meletakkan bunga mawar putih tersebut di makam kakeknya, yang letaknya bersebelahan.Setelah menyapa anggota keluarganya yang telah lebih dulu menghadap Sang Pencipta, Diandra mengajak neneknya kembali pulang. Selain karena sudah cukup sore, rintik-rintik hujan yang mengenai kulit mereka pun menjadi alasan Diandra bergegas meninggalkan area pemakaman.“Dee
last updateLast Updated : 2021-05-19
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status