Share

Berantakan (11)

Kemudian pemilik katin datang kearah mereka sembari membawakan sebuah jus. Lalu meletakannya di meja dekat dengan Dicky.

"Makasih, bu!" ucap Dicky tersenyum.

"Iya sama-sama den," sahut pemilik kantin dan berjalan pergi.

"Lo mau?" tanya Dicky kepada Zia.

Mengagukan kepala, "Boleh!" jawab Zia tersenyum.

"Bu!" ujar Dicky memanggil pemilik kantin.

"Iya ada apa den?" tanya pemilik kantin.

"Pesan satu lagi bu!" jawab Dicky sembari mengakat jari telunjuknya.

"Oh siap den." balas pemilik kantin dan beranjak pergi.

. . .

"Ini minumannya!" ujar pemilik kantin sembari meletakan jus di meja lalu beranjak pergi.

"Makasih bu!" sahut Zia lalu meminum minumanya menggunakan sedotan.

"Oh iya, teman kamu kok lama banget ya," kata Zia.

"Gue juga enggak tau," ucap Dicky.

Tak!

Suara keras dari meja mereka saat Fabio memukul kuat meja itu, datang tersenyum sembari membawa buku dan meletakannya di meja. Benar-benar membuat Lazia kaget. Fabio duduk di kursi sebelah Lazia. Raut muka kesal Lazia benar-benar terlihat jelas di wajahnya.

"Lo ngapain si kesini!" bentak Zia sembari berdiri.

"Emangnya kenapa? Ini 'kan tempat umum, iya enggak bro!" balas Fabio sembari melihat Dicky.

"Iya, tapi bukan disini juga! Banyak tuh tempat-tempat kosong, kenapa harus disini!" ujar Zia dengan nada tinggi.

"Lazia ... Dengerin gue. Pertama ini itu tempat umum, kenapa gue duduk disini? Itu si suka-suka gue dong!" sahut Fabio tersenyum lalu tertawa seperti bajak laut. Zia sangat kesal dibuatnya dan kembali duduk di tempatnya sembari memajukan bibirnya.

"Dicky kita pindah aja yo!" kata Zia tersenyum.

"Kaya 'nya enggak deh, soalnya gue takut nanti teman-teman gue nyariin," ucap Dicky.

"Wah ... Kebetulan banget gue haus!" ketus Fabio lalu mengambil jus yang berada di depan Zia.

"Lo lo lo"

"Itu minuman gue!" teriak Zia.

"Berisik banget, si! Ini 'tu cuma minuman tau, apa susahnya apa susahnya tinggal beli!" ucap Fabio lalu meminum jus itu hingga habis.

Dicky hanya bisa terdiam melihat tingkah laku mereka. Sampai teman-teman Dicky datang. Mereka bernama, Alpon dan Frans. Dua cowo keren, anggota team Dicky.

"Kalian kok lama banget?" tanya Dicky.

"Maaf-maaf bro, soalnya diluar ada yang nantangin kita buat tanding basket," jawab Frans.

"Siapa," balas Dicky.

"Biasa Boby, kelas IPS1!" sahut Alpon tersenyum.

"Hy Zia!" ucap Alpon sembari melambaikan tangan.

"Hy!" sahut Zia dengan senyum kecut.

"Ya udah kita langsung kesana." ujar Dicky dan berjalan pergi bersama teman-temannya.

"Yah ... Pergi!" gumang Zia lemas. Dewi hanya bisa tertawa pelan melihat ekspresi wajah Zia lalu berjalan menghampirinya.

"Lo kenapa, segitunya sama dia?" tanya Fabio.

"Kenapa? Lo cemburu? Dia itu cowo yang gue suka, jadi lebih baik lo jangan ngejar-ngejar gue lagi!" jawab Zia sembari melototi Fabio.

"Gimana berhasil enggak?" sahut Dewi tersenyum dan duduk di kursi Dicky tadi.

"Gagal!" memanyunkan bibirnya.

"Itu semua gara-gara dia, ni!" ucap Zia dengan nada tinggi.

"Ya Tuhan, mengapa harus cowo yang selalu salah!" kata Fabio sembari mengakat kedua tangannya.

"Lebay banget si lo!" ujar Dewi tersenyum kepada Fabio. Fabio hanya bisa terkekeh membalas perkataan Dewi.

Kemudian pemilik kantin datang menghampiri mereka. Untuk menagih minuman yang tadi Dicky dan Lazia pesan.

"Ini ni, bu!" menunjuk Fabio lalu berdiri diikuti Dewi.

"Sama dia aja ibu tangih." ucap Zia tersenyum dan berjalan pergi.

"Dadah!" ujar Dewi melambaikan tangan kearah Fabio yang sedang kebingungan dan pergi mengikuti Zia.

"Yah, yah, yah. Kok gue?" teriak Fabio kebingungan sembari berdiri

"Semuanya 50 ribu mas!" ujar pemilik kantin sembari mengeluarkan tangannya.

"Apa 50 ribu?"

"Padahal tadi rasanya biasa-biasa aja." gumang Fabio sembari mengambil dompetnya.

Lazia dan Dewi tertawa di sepanjang jalan, mereka mempertawakan raut wajah Fabio tadi. Yang menurut mereka benar-benar kocak.

"Seharusnya kita foto tuh mukanya. Terus kita tempel di mading." ucap Zia lalu tertawa.


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status