Share

Bola basket (03)

"Oh iya gue lupa"

"Sini sarungnya, bukanya gue nerima tawaran lo! Gue cuma mau ambil sarung itu!" ujar Zia mengulurkan tangannya.

Fabio memberikan sarung itu dengan senyum manisnya. Lazia langsung melipat sarung itu dengan rapih dan memasukannya ke dalam keresek tempat obatnya itu.

Setelah Lazia sampai di depan rumahnya, Fabio langsung memutuskan untuk pergi dengan lambaian yang dia lontarkan, Lazia hanya membalasnya dengan tatapan jijik.

"Aneh" gumang Lazia.

*****

"Hari ini siapa temanmu ke sekolah?" tanya Sopandi di meja makan.

"Seperti biasa ayah ... Dewi!" jawab Zia sambil memakan roti yang telah zia lapisi selai.

Bim...

Tak lama kemudian suara klakson mobil terdengar. Lazia langsung menghambiskan rotinya dan meminum secangkir susu, lalu mencium kening ayahnya dan beranjak pergi ke sekolah.

"Pr udah lo kerjain belum?" tanya Dewi berjalan di tepi lapangan.

"Udah dong. Mana mungkin gue enggak kerjain tugas dari guru killer! Bisa-bisa gue mati," jawab Zia.

Saat mereka sedang berjalan menuju kelas. Bola basket bergelinding ke arah Zia dan berhenti tepat di kakinya, Zia mengambil bola basket itu lalu mengangkatnya ke atas menutupi pandangan di depannya. Sampai gadis itu menurunkannya, seketika senyum manis terlihat di wajahnya dengan seorang pria di depannya yang ternyata Dicky.

"Permisi, boleh gue minta bolanya?" ujar Dicky dengan nada datar.

"Bola ..." sahut Zia pelan seperti sedang membayangkan sesuatu.

"Hallo! Gue minta bolanya?!" ucap Dicky sambil menepuk tangannya keras di depan wajah Zia.

Tepukannya itu membuat Gadis itu terbangun dari lamunannya dan membuat bola basket itu terlepas dari pegangannya. Dicky langsung mengambil bola itu.

"Sory," lirih Zia.

"Gapapa! Lain kali kalau di tanya orang jangan ngelamun," ujar Dicky dan berjalan pergi meninggalkan mereka.

"Lo lihat enggak, gue bisa ngelihat dia dari jarak 30 cm!" ujar Zia semangat dengan loncat-locat pendek di tempat.

"Itu pertanda bahwa gue adalah jodoh dia Dewi ..."

"Jangan mimpi dia itu jodoh gue!" ujar Dewi dan kembali berjalan.

"Tunggu gue." sahut Zia.

Jam istirahat tiba, di kantin Zia selalu mengingat-ngigat kejadian itu. Dan sesekali menceritakannya lagi ke Dewi yang membuat Dewi merasa bosan mendengarnya.

"Itu akan jadi kenangan yang indah" gumang Zia sambil melamun memejamkan mata.

"Dor!"

Suara intonasi yang keras, membuat Zia tersentak dari lamunannya. Saat Zia membuka mata, seorang pria sudah ada duduk di depannya.

"Lo?!"

"Lo ngapain disini!" 

Ternyata pria yang sedang duduk di depanya adalah Fabio. Menggunakan seragam sekolah lengkap dengan dasi, atribut dan  tas samping berwarna hitam. Duduk manis melihat kebingungan Lazia.

"Lo kenal sama dia?" tanya Dewi berbisik di telinga Zia.

"Di cowo yang kemarin kita lihat di teras rumah gue!" jawab Zia berbisik.

Menghembuskan nafas kasar "Lo ngapain disini?" tanya Zia.

"Pertanyaan lo lucu, ya!" jawab Fabio tertawa.

Zia dan Dewi menatap sinis, melihat pria yang di depannya sedang tertawa terbahak-bahak. Setelah selesai tertawa, Lazia kembali menanyakan pertanyaan yang sama.

"Gue mau sekolah, lah! Lo enggak lihat gue udah pake seragam rapih gini!" ucap Fabio sedikit tertawa.

"Kalau lo emang sekolah disini, lo kelas berapa?" tanya Dewi.

"Kelas 12 IPS 1," jawab Fabio.

"Tapi gue enggak pernah lihat lo," ujar Zia.

"Jelas ... Gue siswa baru disini dan hari ini, hari pertama gue masuk sekolah!" sahut Fabio menaik turunkan alisnya melihat ke arah Zia.

Lazia berdiri dan menarik Dewi jauh meninggal 'kan kantin, membiarkan pria itu duduk sendiri di sana. Berjalan menuju kelas.

"Dia siapa, si?" tanya Dewi.

"Mana gue tau. Tapi, gue curiga sama ayah." jawab Zia.

Sesampai di kelas Zia melihat setangkai bunga mawar dengan coklat ukuran besar di mejanya. Melihat ke seisi kelasnya.

"Coklat siapa ini, ada bunganya lagi!" kata Dewi sambil mencium mawar itu.

"Wangi tau"

"Woi! Siapa yang letangin bunga ini!" teriak Zia.

Siswa di dalam kelasnya tidak ada yang menjawab, Zia semakin penasaran siapa orang yang menaruh semua itu di mejanya.


Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status