Share

Gara-gara terlambat sekolah (09)

"Gue nyakin banget lo ada rasa sama gue, enggak penting gue tau sejak kapan dan dimana. Yang pasti gue enggak akan pernah suka sama lo, apa lagi harus cinta! Enggak akan pernah!" menaikan sedikit intonasi suaranya.

"Jadi mulai sekarang lo harus jauhin gue, sebelum lo nanti sakit hati. Ok!" ujar Zia dan kembali berjalan meninggalkan Fabio yang sedang berdiri.

"Gue akan kasih tau lo, kalau cinta itu bukan sekedar kalimat!" gumang Fabio tersenyum lalu berjalan mengejar Zia.

Lazia akhirnya tiba dirumahnya, setelah empat puluh lima menit lamanya Lazia berjalan. Habis sudah penderita pada kaki betisnya. Saat itu sudah ada Sopandi, ayah Lazia yang sedang duduk di kursi teras rumahnya dengan ditemani secangkir kopi.

"Akhirnya sampai juga!" teriak Zia ke udara lalu berjalan masuk. Sopandi hanya menggeleng-geleng kepalanya sembari tersenyum melihat tingkah laku putri bungsunya itu.

"Kaya ya Lazia seneng banget tuh na, Fabio!" ucap Sopandi tersenyum.

"Iya om, semoga." sahut Fabio tersenyum.

Pagi harinya saat berangkat sekolah, Lazia seperti biasa menunggu Dewi di depan teras rumahnya untuk berangkat bareng sekolah. Namun jam sudah menunjukan pukul 07:09, Dewi tak kunjung-kunjung datang.

"Lebih baik kamu langsung berangkat saja, mana tau Dewi lagi sakit jadi enggak sekolah!" ujar Sopandi dari tepi pintu, lalu meminum secangkir kopi di tangannya.

"Kalau benar Dewi sakit, seharusnya dia telepon gue bukannya diemin gue kaya gini!" batin Zia sembari menggigit imut jari kelingkingnya.

"Ya udah, Zia berangkat dulu!" mencium tangan Sopandi, "Assalamualaikum." kata Zia lalu berlari pergi.

Tiba di sekolah, Lazia telah melihat gerbang sekolah telah tertutup rapat. Serta satpam yang berdiri di pintu masuk.

"Udah masuk, pak?" tanya Zia sembari mengatur nafasnya.

"Iya-iya 'lah udah masuk! Enggak lihat apa?!" jawab Satpam.

"Cantik-cantik kok, hadeuh!" batin Satpam sembari meng geleng-geleng 'kan kepalanya.

Lazia bersardar di gerbang sembari menarik nafas dalam-dalam. Melihat ke langit, berharap mendapatkan keajaiban. Saat Lazia menoleh ke kiri, Lazia kaget setengah mati saat melihat wajah Fabio berada dekat dengan kepalanya.

"Lo kok, bisa ada disini?" tanya Zia yang masih kaget.

"Gue nungguin lo, gue udah disini dari jam 5. Yang akhirnya gue terlambat!" ujar Fabio sembari mengatur tas sampingnya kebelakang.

"Itu si salah lo, siapa suruh lo nungguin gue!" sahut Zia dengan nada tinggi.

"Pak udah masuk?"

Tiba-tiba Lazia berhenti sejenak, saat mendengar suara indah di telinganya. Berbalik kebelakang dan melihat Dicky pria populer di sekolahnya sedang berdiri di sampingnya dengan khas rambutnya yang berwarna putih.

"Gue enggak nyangka, kalau gue lagi berdiri di samping dia," batin Zia, melihat Dicky yang sedang berbicara dengan satpam.

"Makasih, pak!" ucap Dicky kepada Satpam itu.

Dicky menoleh ke kiri dan melihat ada Lazia yang sedang melihatinya dengan senyum lebar di wajahnya. Dicky menelan liurnya, lalu menyandarkan badannya ke gerbang dengan tatapannya melihat kearah jalan raya di depannya, mencueki Lazia.

Fabio terkekeh kecil saat melihat Lazia sedang melamun sembari melihat ke arah  Dicky. Fabio mencoba membuyarkan lamunannya itu, dengan melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Lazia. Ternyata usaha Fabio nihil, Lazia masih tetap melihat Dicky. Sampai akhirnya Fabio.

"Dor!" teriak Fabio sembari mengoyangkan gerbang dengan kuat.

Seketika lamunan panjang Lazia hilang sirna, serta jantungnya yang berdebar kencang. Nafas Lazia memburu, menaikan kerah lengannya tinggi dan langsung berbalik ke arah Fabio.

"Lo kenapa enggak seneng banget lihat gue tenang!" teriak Zia dengan kerasnya. Sampai Fabio, Dicky dan Satpam menutup telinganya.

"Zia! Yang lo lakuin itu. Jahat!" ujar Fabio tersenyum dengan kedua tangannya masih memegang telinga.

Dicky yang melihat mereka hanya menggelengkan kepala dan kembali bersandar.

Hingga seorang bu Guru menghampiri mereka keluar sembari memegang sebuah buku besar. Yang dimana isi buku itu adalah nama-nama siswa terlambat.


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status