Share

chapter 4 perjodohan

Penulis: Shoera_moon
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-01 11:11:34

-Ruang Kerja Raja-

Beberapa jam kemudian, Lady Evangeline memasuki ruang kerja raja dengan langkah anggun.

"Yang Mulia, semoga saya tidak mengganggu."

"Tidak sama sekali," jawab Raja Edmund. "Saya sedang memikirkan keponakan perempuan Anda yang luar biasa."

"Sebagai walinya, kekhawatiran saya sering mengalahkan kebanggaan," ujar Evangeline dengan senyum tipis. "Felicity adalah jiwa yang spesial. Jeniusnya datang dengan kepekaan yang luar biasa. Dia mudah kewalahan."

Dia maju sedikit, suaranya lebih intim. "Hari ini, saya melihat sesuatu yang memberi harapan. Saya melihat bagaimana Lord Lysander memperhatikannya. Bukan sebagai jenius, tapi sebagai wanita."

Raja Edmund terlihat tertarik. "Lysander?"

"Ya, Yang Mulia." Evangeline tersenyum penuh perhitungan. "Bukankah menarik? Persatuan antara House Ashworth dan kerajaan. Felicity akan mendapat pelindung seumur hidup. Dan bakatnya tetap dalam pelukan kerajaan."

Dia berhenti sejenak, lalu menambahkan dengan nada tidak bersalah, "saat ini Felicity masih di bawah umur, hanya dua tahun lagi (sampai pesta kedewasaannya). masa transisi akan lebih mulus di bawah bimbingan wali yang peduli."

Raja Edmund mendelik. Dia memahami pesan tersirat: Jodohkan mereka, dan biarkan saya tetap memegang kendali.

"Proposisi yang menarik," ujarnya akhirnya. "Saya akan mempertimbangkan saran Anda."

Setelah bibi flick undur diri, raja Edmund memerintah pelayan untuk memanggil putranya.

Lysander memasuki ruang kerja ayahnya dengan keheranan.

"Kau mencari saya, Ayah?"

Raja Edmund menyatukan ujung jarinya. "Ceritakan tentang Lady Felicity. Bukan sebagai jenius, tapi sebagai wanita."

Lysander menarik napas dalam. "Dia berbeda, Ayah. Pikirannya tajam, pandangannya visioner. Tapi yang paling menarik justru kerapuhan di balik kecerdasannya. Ada kelelahan yang dalam, seolah dia memikul beban tak terlihat."

"Jadi kau kagum padanya."

"Lebih dari kagum," akui Lysander. "Saya khawatir padanya. Dunia kita yang penuh tuntutan seperti akan menghancurkannya."

Raja mengangguk. "Lady Evangeline baru saja menemuiku. Dia mengusulkan persatuan antara kalian berdua."

Lysander membeku. "Perjodohan?"

"Ini langkah politik. Dengan ini, dia akan mempertahankan kendali atas Felicity sampai dia dewasa."

Lysander berdiri, wajahnya memerah. "Felicity bukan barang yang bisa ditukar! Dia sudah merasa terjebak!"

"Lalu apa saranmu?" tanya Raja.

"Biarkan saya melakukannya dengan cara saya. Menjadi temannya, mendapatkan kepercayaannya. Felicity layak dicintai, bukan dijodohkan."

Raja memandangi putranya dengan bangga. "Baiklah. Aku akan menolak usulan perjodohan untuk sementara. Tapi ingat, kau hanya punya dua tahun. Dan hati-hati dengan Lady Evangeliene—kau sekarang bagian dari permainannya."

Lysander meninggalkan ruangan, menuju ruang kerjanya.

Kata-kata ayahnya tentang perjodohan yang diusulkan bibinya sendiri masih terngiang di telinga Lysander seperti bel yang memekakkan.

"Ini adalah langkah politik."

"Dia akan mempertahankan kendali atas Felicity."

Tangannya mengepal. Lady Evangeline—wanita itu seperti ular yang bersembunyi di antara bunga mawar. Di balik senyum dan kekhawatiran palsunya, dia memandang Felicity tidak lebih dari komoditas, kunci menuju kekuasaan yang lebih besar. Bahkan perasaan tulusnya sendiri dijadikan alat dalam permainan kotornya.

Kemarahan membara di dadanya—bukan pada ayahnya yang telah memberinya ruang, bukan pada Felicity yang sama sekali tidak tahu rencana ini, tapi pada sistem yang kejam dan orang-orang seperti Evangeline yang mengorbankan keluarga sendiri demi ambisi.

Perjodohan.

Kata itu kini terasa kotor. Bagaimana mungkin sebuah ikatan suci, yang diam-diam dia impikan dengan hati berdebar, bisa direncanakan dengan begitu dingin dan penuh perhitungan?

Dia tidak menginginkannya seperti itu. Jika suatu hari Felicity menjadi miliknya—dan jantungnya berdebar kencang hanya memikirkannya—itu harus karena pilihannya sendiri. Karena dia melihat sesuatu dalam dirinya, Lysander, yang layak untuk dicintai. Bukan karena perintah kerajaan atau rancangan bibinya yang manipulatif.

Dia berdiri dan berjalan ke jendela. Bayangan Felicity—kurus namun tegar menghadapi raja—muncul dalam pikirannya. Dia ingat bagaimana jari-jari Felicity menggenggam lengannya ketika Lysander menemaninya. Dia mengingat kembali percakapan yang mengalir begitu saja di taman, sebuah tanda kepercayaan yang langka.

"Dua tahun," bisiknya pelan.

Dua tahun sampai Felicity berusia delapan belas tahun dan bebas dari perwalian bibinya. Dua tahun untuk meyakinkannya bahwa tidak semua orang ingin memanfaatkannya. Dua tahun untuk menunjukkan bahwa ada seseorang yang melihatnya bukan sebagai jenius atau alat, tetapi sebagai Felicity—wanita yang lelah namun kuat, yang sarkasmenya bisa membuatnya tertawa, dan kerentanannya membuatnya ingin menjadi pilar yang kokoh.

Rencananya harus berubah. Ini bukan lagi sekadar menjadi teman atau sekutu. Sekarang, ini adalah misi.

Pertama, melindungi Felicity dari manipulasi bibinya tanpa menimbulkan kecurigaan yang akan memperburuk situasinya di rumah. Kedua, menjadi tempat yang aman baginya—seseorang yang tidak menuntut apa pun, tempat dia bisa melepaskan topeng "Lady Ashworth" dan sekadar menjadi Flick. Ketiga, membantunya menemukan kebahagiaannya sendiri, bahkan jika itu berarti kebahagiaannya tidak termasuk dirinya. Itu risiko yang harus diambil.

Ini akan seperti berjalan di atas tali yang tipis. Namun, mengingat senyum kecil dan getir Felicity hari ini di taman—senyum nyata yang ditujukan padanya—semua itu sepadan.

Lysander menarik napas dalam-dalam. Hari ini, di ruang kerjanya yang sepi, seorang pangeran memutuskan untuk tidak mengejar seorang putri dengan petunjuk kerajaan, tetapi untuk memenangkan hati seorang wanita dengan kesabaran, kejujuran, dan mungkin, dengan secangkir teh chamomile serta janji untuk membiarkannya tidur nyenyak.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Insinyur Termalas Dari Dunia Lain   Chpter 110

    Lysander mendekapnya lebih erat, bingung tapi berusaha menenangkan. "Siapa, Flick? Siapa yang ada di sini?" tanyanya lembut sambil menatap sekeliling ruangan yang kosong."Dia... pria itu... dengan setelan abu-abu..." ucap Felicity tergagap, masih gemetar. "Selama ini... dia menghantuiku..."Sekarang Lysander memahami. Ini bukan sekadar kelelahan atau stres, ada sesuatu yang lebih dalam yang terjadi pada Felicity. Sesuatu yang membuatnya melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat orang lain.Pelukan Lysander bagai menjadi dinding kokoh yang menahan semua sisa-sisa badai emosi dalam diri Felicity. Setelah amukannya yang meledak-ledak, setelah tangis histeris yang menguras habis tenaga terakhirnya, tubuhnya yang kelelahan akhirnya menyerah. Getaran di pundaknya perlahan mereda, napasnya yang tersengal-sengal berubah menjadi teratur dan dalam. Di dalam dekapan hangat Lysander, di antara rasa aman yang lama tidak dia rasakan, Felicity akhirnya tertidur lelap. Tid

  • Insinyur Termalas Dari Dunia Lain   Chaoter 109

    Dia menyandarkan tubuhnya yang gemetar pada sandaran kursi, kepalanya terasa ringan, tapi matanya membara dengan kombinasi ngeri dan kejengkelan yang mendidih. "Kau sudah mengambil tidurku. Kau sudah mengambil ketenanganku. Apa lagi? Apa lagi yang harus kau ambil sampai kau puas?"The Grey Gentleman berbalik sepenuhnya kini. Senyum tipisnya tidak berubah, tetapi matanya yang abu-abu itu seakan menyipit sedikit, seperti seorang ilmuwan yang mengamati reaksi menarik dari subjek eksperimennya. Dingin dan penuh perhitungan."Menghantui?" ujarnya perlahan, seolah mengeja kata itu dengan rasa penasaran. "Kau menyebutnya 'menghantui', Felicity? Itu adalah istilah yang... dramatis." Dia mengambil satu langkah mendekat, dan aroma besi tua serta debu perpustakaan seolah tergantikan oleh hawa dingin yang dibawanya."Aku hadir dalam mimpimu karena itu adalah bahasa yang paling mudah untuk jiwa yang sedang kebingungan seperti dirimu. Tapi kau, dengan keras kepalamu yan

  • Insinyur Termalas Dari Dunia Lain   Chapter 108

    Malam-malam itu adalah siksaan yang tiada henti. Beatrice tidak pernah meninggalkan sisi ranjang Felicity. Dia menyaksikan bagaimana wanita muda yang biasanya begitu tangguh itu terpelintir dalam selimut keringat dingin, matanya terpejam rapat namun bola matanya bergerak-gerak cepat di balik kelopak, mengejar sesuatu yang tidak bisa Bea lihat.Felicity tidak lagi berteriak. Tenaganya habis. Yang tersisa adalah tangisan yang nyaris tanpa suara. Desisan napas tersendat dan tetesan air mata yang membasahi bantal. Tubuhnya gemetar, tetapi jeritannya tertahan di dalam, seolah bahkan suara pun telah dikhianati oleh pikirannya sendiri. Tidur terlama yang berhasil diraihnya tidak lebih dari tiga jam, dan itu pun dipenuhi oleh kegelisahan yang membuatnya bangun lebih lelah daripada ketika ia memejamkan mata."Sudah, Flick, sudah... aku di sini," bisik Beatrice berulang kali, menepuk punggung Felicity dengan gerakan lembut dan stabil, sebuah jangkar di tengah badai yang tak

  • Insinyur Termalas Dari Dunia Lain   Chapter 107 Kembali mengejar

    - DI RUANG KERJA PUTRA MAHKOTA -Lysander memegang erat laporan yang baru saja diterimanya, jari-jemarinya hampir membuat kertas itu kusut. "Chamomile Kaisar milik Lady Felicity mengalami kelayuan tanpa sebab yang jelas," ucapnya keras-keras. Suaranya rendah, mengandung rasa rindu dan kekhawatiran yang dalam. "Oh, Flick..."Dia berjalan ke jendela dan memandang taman pribadinya, seolah mencari jawaban di antara hamparan bunga. "Chamomile Kaisar... bunga yang kupilih khusus untuknya. Karena kelopaknya yang putih dan sederhana, tapi memiliki ketahanan dan kekuatan penyembuh yang luar biasa. Persis seperti dia."Seorang ajudan yang setia berdiri di dekat pintu, memberanikan diri bertanya, "Apakah Yang Mulia sedang mengenang sesuatu?"Wajah Lysander berbinar dengan kenangan manis yang sekaligus terasa pedih. "Ya. Aku masih ingat betul ekspresinya saat pertama kali kuberikan benih itu. Dia tertawa ringan, lalu berkata, 'Lysander, kau tahu aku tidak pan

  • Insinyur Termalas Dari Dunia Lain   chaoter 106 Bunga kenangan

    Bea dengan sabar menuntun Felicity berjalan-jalan di taman, berharap udara pagi yang segar bisa sedikit menyegarkan pikiran gadis itu. Felicity berjalan dengan langkah lambat, matanya masih redup, tapi setidaknya dia mau mengikuti ajakan Bea."Lihat, Flick," ucap Bea sambil menunjuk ke arah bunga mawar yang baru mekar, "Bunga-bunga mulai bermekaran. Musim semi benar-benar tiba."Felicity hanya mengangguk lemah, tidak merespons lebih dari itu. Namun, saat mereka melewati sudut taman di mana Rowan sedang bekerja, sesuatu menarik perhatian Felicity."Rowan, apa yang kau lakukan?" tanya Bea, memperhatikan Rowan yang sedang berlutut dengan wajah khawatir.Rowan mengangkat kepalanya, wajahnya tampak frustrasi. "Aku mencoba menyelamatkan tanaman chamomile Kaisar dari Yang Mulia Putra Mahkota, tapi lihat..." Dia menunjuk tanaman yang mulai layu. "Mereka semakin lemah tanpa alasan yang jelas. Padahal aku sudah merawatnya dengan sangat hati-hati."

  • Insinyur Termalas Dari Dunia Lain   chaoter 105 Teror yang berulang

    Bea telah menyiapkan segala sesuatu dengan penuh perhatian. Teh chamomile yang diseduh dengan madu, bantal-bantal disusun nyaman, minyak lavender diteteskan di setiap sudut ruangan, bahkan dia telah mengganti seprai dengan yang terbaru dan terlembut. Ruangan yang biasanya dipenuhi sketsa mesin dan diagram teknik kini berubah menjadi semacam kapsul pelindung, sebuah benteng melawan teror malam."Minum ini dulu," ucap Bea sambil menyuapi Felicity teh hangat seperti menyuapi anak kecil. Tangannya yang gemetar membuat sendok sedikit bergetar.Felicity patuh membuka mulutnya, menyeruput teh dengan gerakan mekanis. Matanya yang biasanya berbinar penuh kecerdasan kini bagai kolam yang keruh, memantulkan bayangan ketakutan yang tak terucapkan.Setelah memastikan Felicity sudah mengenakan gaun tidur yang nyaman, Bea dengan hati-hati membimbingnya ke tempat tidur. Prosesi ini terasa seperti ritual suci, setiap gerakan penuh dengan makna dan doa."Kau lihat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status