Share

ABORSI

Penulis: ARY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-09 21:13:58

“Iyo aborsi, itu jalan satu-satunya yang bisa mengamankan status kita berdua dari Angel, Ibuk bahkan dari warga sekitar dek!”

“GILA KAMU MAS! Pikiranmu bener-bener sudah kerasukan setan, aborsi itu resikonya besar bisa mencelakakan nyawa aku juga! Apa jangan-jangan karena Mas ndakk mau tanggung jawab ini rencana kamu buat nyingkirin aku juga? Iya kan!” tuduhnya penuh amarah.

“Tasya! Dengerin Mas dulu, Mas itu saaayangg banget sama kamu buktinya sampai sekarang Mas masih mau sama kamu dan tetap memilih kamu ketimbang Angel. Mas tau kondisi kita lagi rumit, makanya ini solusi terdesak demi kebaikan kita masing-masing ... memangnya kamu mau digunjing sama tetangga karena hamil di luar nikah? Mas sih ndak mau ya mengambil risiko besar begitu, mau ya dek Mas mohon!” Malikh sudah benar-benar kehilangan akal sehatnya, ia bahkan tak merasa takut sedikit pun membicarakan rencana pembunuhan darah dagingnya sendiri.

GUBRAKK!

            Dari arah dapur terdengar suara benda terjatuh.

Mata Tasya terbelalak, “Mas! Jangan-jangan Ibuk!” Mereka berdua panik berlari ke arah dapur.

“Ra-Rafa! Kamu sejak kapan di sini?” tanya Malikh gelisah.

“Se-sejak tadi Pak Rafa mau ambil makan,” jawabnya.

“Kamu denger semua pembicaraan Bapak sama tante Tasya?” tanyanya berbisik.

            Rafa menggelengkan kepalanya, Malikh dan Tasya menarik napas lega dan beranjak pergi dari dapur.

“Pak!” cekal Rafa.

“Kenapa?” langkah Malikh terhenti.

“Kata ibu biologi di sekolah Rafaaa, aborsi itu berbahaya, selain itu bukannya itu dosa ya Pak?” tanyanya polos, sepertinya Rafa mendengar sebagian percakapan ayahnya itu.

“RAFA! Lancang kamu tanya begitu!” bentaknya.

“Mas! Rafa masih kecil jangan bentak-bentak begitu dong! Sayang, Rafa maafin Bapak ya ... eee Tante boleh tanya ndak? Kamu denger kata aborsi dari mana?” tanyanya pelan.

“Rafa tadi ndak sengaja denger Tante bilang aborsi, kenapa tante Tasya mau aborsi? Di perut Tante ada bayinya?” tanyanya polos. “Jangan ya Tante, dosa!”

“Stssss, Rafa dengerin Tante ... eeee bu-bukan Tante yang mau aborsi tapi teman bapak kamu makanya Tante Tasya tadi marah-marah karena ndak setuju, tante tahu itu bahaya seperti yang Rafa bilang, jadi paham ya?”

“Iya Tante, kirain Rafa Tante Tasya yang mau aborsi.”

“Selain itu, Ra-Rafa ada denger apa lagi?”

“Ndak ada.”

Malikh dan Tasya menghembuskan napas lega “Hahhh.”

“Ya sudah, Rafa lanjut makannya dulu, soal tadi jangan cerita ke Mbah ya!”

“Iya Tante,” sahutnya sembari melirik ayahnya yang masih menatapnya penuh curiga.

            Tasya menarik lengan Malikh menjauh dari dalam rumah.

“Mas! Hampir saja ketahuan, kalau Rafa ngadu ke Mbak Angel bagaimana? Ceroboh banget sih!” keluhnya.

“Kamu yang mulai duluan, tiba-tiba nyamperin Mas bawa testpack untung Ibuk lagi keluar!”

“Ya terus sekarang bagaimana?”

“Harusnya Mas yang tanya ke kamu sekarang bagaimana? Keputusan ada di kamu, jadi kamu setuju apa ndak?”

            Tasya terdiam, ia tampak menimbang-nimbang keputusan.

“Iya aku setuju.”

“Bagus, hari ini juga kita berangkat!”

“APA? Mas kamu tu semakin ndak waras ya!”

“Lebih cepat lebih baik, sebelum Ibuk datang nanti masalahnya makin rumit!”

“Apa yang makin rumit?” tanya Surti, yang sudah berada di depan pagar rumah sembari menenteng sayur dari kebun. “Kalian mau berulah apa lagi sekarang?”

“I-Ibuk? Ibuk ngapain disitu!”

“Loh, Ibuk mau pulang to nguawur kamu tanya begitu! Tadi kalian ngomongin Ibuk to?” Surti curiga.

“A-Anu, ndak ada apa-apa Tasya sama Mas Malikh cuma lagi ngurusin kerjaan!” kilahnya.

Alis Surti bertaut, “Heh, kerjaan apa? Mimpi apa kalian semalam ngomongin kerjaan, toh selama ini kalian berdua cuma ongkang-ongkang kaki di rumah tunggu uang dari Angel, Ibuk jadi curiga sama kalian!”

“Sudahlah Buk! Ibuk jangan terus-terusan ngurusin kita berdua, memangnya kita anak kecil yang terus diawasin! Lama-lama saya jadi muak, Ibuk diurusin kok malah makin ngelunjak, tahu begitu saya ndak akan pernah setuju pas Angel ngajak Ibuk tinggal di rumah ini juga ... ngerepotin!”

“Ehhh, kurang ajar kamu ngomong sama Ibuk begitu ya! Tau apa kamu soal repot MALIKH! Ini rumah hasil jerih payah anak pertama saya, sesuap nasi yang kamu makan tiap hari itu semua hasil keringat anak saya! Apa hak kamu melarang saya tinggal di sini? Harusnya yang ngerepotin di sini itu kamu, bisanya cuma numpang hidup laki-laki macam apa kamu?” Surti kehilangan kesabarannya hingga tak sadar telah mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan untuk Malikh.

“Saya dari awal juga sudah tahu kalau Ibuk ndak pernah suka sama saya, meskipun saya ndak kerja toh saya gantiin tugas Angel jaga rumah ini dan anak-anak jadi apa salahnya? Heh! Males saya ngeladenin orang tua bau tanah ini!”

“Mas! Jangan begitu ke Ibuk, sadar!” tegur Tasya pada kata-kata Malikh yang kelewat batas.

Napas Malikh menggebu, ia mencengkram tangan Tasya dan menariknya pergi dari rumah.

“Ehh, mau ke mana kamu ngajak anak saya? Malikh, sini kamu!”

“Bukan urusan Ibuk!” Malikh acuh dan tetap menyalakan motornya lalu pergi begitu saja.

“Astagfirullahalazim!!!”

*

“Mas, kamu sudah keterlaluan ke Ibuk ndak seharusnya kamu sampai ngomong begitu.”

“Kamu mau nyelesaiin masalah kita apa mau balik pulang ke rumah cari Ibuk kamu?”

“Ma-maaf Mas.”

“Permisi!”

“Ya silahkan, ada keperluan apa kalian?”

“Be-begini, saya butuh bantuan mbah,” ucapnya pelan, tatapan matanya mengarah ke perut Tasya.

Wanita tua yang ditemuinya itu mengangguk, “Sebaiknya kita bicara di dalam saja Nak!” tawarnya ringkih.

“Kalian sudah memikirkannya matang-matang? Saya harap kalian ndak akan menyesal nanti, karena banyak yang sangat menginginkan apa yang kalian punya saat ini!”

“Kami sudah sangat yakin mbah! Kami mohon bantuannya.”

“Kalau begitu mbah cuma bisa bantu, untuk ke depannya mbah harap kalian tanggung akibatnya masing-masing ... mbak bisa ikut mbah ke dalam!”

“Iya mbah!”

            Malikh menunggu dengan perasaan tenang, pasalnya masalah hidupnya sebentar lagi akan lenyap, sampai detik ini pun ia tak merasa ketakutan sedikit pun.

“Mas! Aku sudah memutuskan kalau aku ndak jadi aborsi!” ucap Tasya tiba-tiba keluar dari ruang praktek.

“APA? Jangan main-main kamu Tasya, Mas sudah capek-capek nganterin kamu ke sini malah ndak jadi gimana sih! Kamu memangnya mau jadi gunjingan banyak orang?” Malikh kecewa berat.

“Mas! Yang punya tubuh ini itu aku bukan kamu, yang merasakan sakitnya yo aku juga kamu bisanya cuma nyuruh aku doang! Pokoknya aku ndak mau tau, aku tetap mau mempertahankan anak ini bagaimana pun caranya!”

“Loh, terus kalau Ibuk, Angel dan tetangga kita tau kamu hamil di luar nikah sama aku bagaimana, kamu mau jawab apa? Apa ndak sama saja kita bakalan mati berdua, otomatis anak kamu juga ikutan mati di amuk massa! Kamu punya otak bukannya diajak mikir malah goblok kayak gini!”

“Cangkemmu Mas! Berani-beraninya ngatain aku goblok, aku pokoknya ndak mau tahu kita harus nikah biar hubungan kita ndak sembunyi-sembunyi terus aku capek Mas capek!”

“Gila kamu Tasya, kamu tahu kan hubungan aku dengan Angel masih status suami istri sah, kalau sekarang kita nikah urusannya yo makin ruwet!”

“Oke, kalau Mas ndak mau usahain aku jangan salahin aku buat hal nekat Mas, tunggu saja kamu!”

Bersambung ...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ipar Pengusir Sepi   AKAD NIKAH

    “Bagaimana para saksi? Sah?”“Sah!!!” jawab mereka serentak. Malikh dan Tasya melangsungkan pernikahan mereka secara terang-terangan, lelaki bejat itu berhasil mengelabuhi masyarakat dan pengurus desanya hingga acara pun berlangsung lancar.“Selamat Malikh, nanti kamu jangan lupa segera mengurus surat cerai dengan Angel supaya pernikahanmu sekarang bisa sah secara hukum karena saya cuma bisa bantu sampai di sini saja, semoga ini menjadi pilihan terbaik buat kamu saya juga turut prihatin dengan musibah yang menimpa rumah tanggamu!”“Terima kasih pak Kades! Saya pasti segera cari cara untuk menghubungi Angel kembali karena dia sudah hilang kontak dengan saya cukup lama, dia pasti sudah bahagia dengan pasangannya yang baru di sana makanya dia sudah ndak peduli lagi dengan anak-anaknya di sini!” jelasnya berbohong.“Ya, saya mengerti sekarang saya harap kamu bisa ikhlaskan semuanya dan berserah pada-Nya jaga anak-anakmu dengan baik dan untuk Tasya bapak harap kamu tidak mengiku

  • Ipar Pengusir Sepi   ANGEL SELINGKUH???

    “Dek, kamu jangan nyusahin Mas begini! Kita ndak mungkin bisa menikah sekarang yo masa iya Mas tiba-tiba ngabarin Angel kalau kita mau nikah karena kamu hamil anak aku?!”“Mas! Memangnya ndak ada cara lain? Aku ndak mau dosa dua kali karena gugurin anak aku sendiri!”“Sejak kapan kamu mikirin dosa dek? Dari awal juga kamu sudah buat dosa tapi tetap mau-mau saja.”“Mas! Sekarang bukan saatnya kamu ngurusin dosa aku, kamu tu sama dosanya. Pokoknya harus tanggung jawab aku ndak mau tahu ... kalau Mas ndak mau cari cara buat nikahin aku jangan salahin aku pakek cara kotor supaya kita tetap nikah!”“Maksud kamu apa to dek?” Malikh linglung, ia sedang tak fokus dengan situasinya yang semakin keruh.“Aku ndak akan segan-segan ngaduin kelakuanmu ke Mbak Angel, kalau kamu selama ini sudah nodain aku! Setelah Mbak Angel mendengar semua penjelasan aku pasti Mbak Angel bakalan lebih percaya sama adiknya dan ngusir kamu dari rumah!” ancamnya.Malikh terperangah, keningnya mengkerut.“Kamu ini mema

  • Ipar Pengusir Sepi   ABORSI

    “Iyo aborsi, itu jalan satu-satunya yang bisa mengamankan status kita berdua dari Angel, Ibuk bahkan dari warga sekitar dek!”“GILA KAMU MAS! Pikiranmu bener-bener sudah kerasukan setan, aborsi itu resikonya besar bisa mencelakakan nyawa aku juga! Apa jangan-jangan karena Mas ndakk mau tanggung jawab ini rencana kamu buat nyingkirin aku juga? Iya kan!” tuduhnya penuh amarah.“Tasya! Dengerin Mas dulu, Mas itu saaayangg banget sama kamu buktinya sampai sekarang Mas masih mau sama kamu dan tetap memilih kamu ketimbang Angel. Mas tau kondisi kita lagi rumit, makanya ini solusi terdesak demi kebaikan kita masing-masing ... memangnya kamu mau digunjing sama tetangga karena hamil di luar nikah? Mas sih ndak mau ya mengambil risiko besar begitu, mau ya dek Mas mohon!” Malikh sudah benar-benar kehilangan akal sehatnya, ia bahkan tak merasa takut sedikit pun membicarakan rencana pembunuhan darah dagingnya sendiri.GUBRAKK! Dari arah dapur terdengar suara benda terjatuh.Mata Tasya

  • Ipar Pengusir Sepi   AKU HAMIL MAS!!!

    “Dari hotel!” jawab Malikh datar.Surti sontak mengelus dada, “Hotel? Kalian ngapain ke hotel berdua hah?! Astaga kalian ini benar-benar keterlaluan ya, pantas saja Rafa bilang ndak ada acara apa pun dari sekolah dan kalian hilang kabar seharian ini!” bentaknya, ia benar-benar meradang kali ini.“Ibuk ndak perlu tahu, ini urusan saya dengan Tasya ndak ada hubungannya sama Ibuk! Sudah saya capek mau istirahat!” keluhnya.“Bajingan kamu Malikh! Kamu, Tasya kenapa diam saja? Jawab Ibuk, kalian ngapain ke hotel?”“Udahlah Bu, ndak usah diperpanjang Tasya juga capek sekarang malah harus denger Ibuk ngomel-ngomel!” keluhnya.“Nak, Ibuk ndak pernah ngajarin kamu hal seperti ini. Tolong hentikan perbuatan kamu dengan Malikh, dia itu suami Kakakmu sendiri, sadar!”“Apaan sih Bu! Ibukk tu ndak jelas tahu ndak, orang ndak ada apa-apa juga!” bantahnya.“Kalau sampai ada apa-apa antara kamu dan Malikh lagi, awas kamu Tasya Ibuk ndak akan pernah maafin kalian berdua!” tekannya sembari mengacungkan

  • Ipar Pengusir Sepi   MALAM PERTAMA

    “Aeeee, ituuu ....”“Tuh kan, Mas memang ndak bisa mutusin berarti Mas masih punya perasaan ke Mbak Angel!”“Bukan begitu maksud Mas dek! Ckckk, ya sudah besok kamu bakalan tahu jawaban pastinya!” tegasnya, Malikh nampaknya sedang menghadapi dilema.***“Kalian mau ke mana?” tanya Surti-ibu Angel dan Tasya. Ia bingung melihat Tasya dan Malikh sudah kemas.“Saya mau ngajak Tasya ke acara sekolah Rafa buk, hari ini ada pertunjukkan seni di sekolahnya dan orang tua murid diminta menghadiri acara,” jelasnya.“Kamu ndak bisa sendiri ya?” tanyanya kembali.“Ndak bisa bu, Malikh sudah janji mau ngajak Tasya ke sekolah kasian anak-anak!” tegasnya. Sementara itu Tasya hanya berdiam diri.“Ya sudah, kalian berdua jangan sampai macam-macam lagi di luar! Jangan hancurkan kepercayaan ibu ke kalian seperti sebelumnya,” pesannya penuh harap.“I-iya bu,” jawabnya ragu. “Malikh berangkat dulu.”“Memangnya ada acara apa Mas? Kok tumben aku ndak dikasi tahu sama Rafa?” Tasya kebingungan kar

  • Ipar Pengusir Sepi   GODAAN WANITA

    “Hemhhp, ahhh ... kamu wangi banget hari ini dek!” pujinya sembari mengendus pakaian yang dikenakan Tasya.“Ya dong, ini berkat hadiah parfum dari Mas jadi aku bisa wangi terus kalau deket-deket sama Mas!”“Bagus, kalau gini kan Mas jadi makin betah berduaan sama kamu!” ucapnya, sedang tangan kanannya berusaha mengusap rambut Tasya.“Ekhmm, Mas anak-anak datang!” Malikh segera menghempaskan tangannya.“Ayo anak-anak habiskan sarapannya, nanti jangan sampai kalian kelaparan di kelas!” titah Tasya.“Siap tante, makasi ya udah nyiapin sarapan kesukaan aku,” ucap Aira senang.“Iya, sama-sama sayang! Nanti di sekolah yang pinter ya, Kakak Rafa juga,” pesannya.“Siap lapan nam!” Sementara itu pandangan Malikh terpatri dengan tingkah Tasya yang sangat keibuan, Tasya memang selalu memerhatikan lebih keponakannya itu semenjak Angel-Kakak kandungnya pergi menjadi tenaga kerja asing di negeri seberang, hampir semua pekerjaan rumah tangga Tasya yang mengurusnya, mulai dari

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status