Share

AKU HAMIL MAS!!!

Penulis: ARY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-09 21:13:14

“Dari hotel!” jawab Malikh datar.

Surti sontak mengelus dada, “Hotel? Kalian ngapain ke hotel berdua hah?! Astaga kalian ini benar-benar keterlaluan ya, pantas saja Rafa bilang ndak ada acara apa pun dari sekolah dan kalian hilang kabar seharian ini!” bentaknya, ia benar-benar meradang kali ini.

“Ibuk ndak perlu tahu, ini urusan saya dengan Tasya ndak ada hubungannya sama Ibuk! Sudah saya capek mau istirahat!” keluhnya.

“Bajingan kamu Malikh! Kamu, Tasya kenapa diam saja? Jawab Ibuk, kalian ngapain ke hotel?”

“Udahlah Bu, ndak usah diperpanjang Tasya juga capek sekarang malah harus denger Ibuk ngomel-ngomel!” keluhnya.

“Nak, Ibuk ndak pernah ngajarin kamu hal seperti ini. Tolong hentikan perbuatan kamu dengan Malikh, dia itu suami Kakakmu sendiri, sadar!”

“Apaan sih Bu! Ibukk tu ndak jelas tahu ndak, orang ndak ada apa-apa juga!” bantahnya.

“Kalau sampai ada apa-apa antara kamu dan Malikh lagi, awas kamu Tasya Ibuk ndak akan pernah maafin kalian berdua!” tekannya sembari mengacungkan telunjuknya ke depan wajah Tasya.

“Sebenarnya aku ini anak Ibuk atau siapa sih? Kenapa Ibuk ndak pernah baik-baik ke aku, Ibuk selalu saja belain Mbak Angel salah aku apa to Bu? Udahlah ndak usah dijawab, Tasya tahu jawaban Ibuk bagaimana, pasti Ibuk akan tetap belain Mbak Angel kan aku muak!”

“Sadar Tasya sadar! Kamu itu harusnya tahu diri sedikit, Mbakmu itu lagi pontang-panting kerja di negeri orang untuk kita makan sedangkan kamu di sini malah enak-enakan sama suami Mbakmu!” Surti meninggikan suaranya.

“Buk! Kalau ngomong jangan keras-keras kenapa, malu didengar sama tetangga! Kasian juga anak-anak Ibuk teriak-teriak kayak begitu!” Tasya memberikan perlawanan.

“Hehh, andai saja Ibuk ndak bodoh pasti Ibuk sudah lama nelpon ngasi tahu Mbakmu tentang kelakuan kalian berdua! Sayangnya Ibuk baca saja ndak bisa apalagi mau nolong Mbakmu dari kelakuan biadab kalian, Ibuk merasa gagal ngedidik kamu nduk!”

“Terserah, toh selama ini Ibuk juga ndak pernah nganggap aku ada to?” Tasya lantas pergi begitu saja.

            Surti menangis terisak, kekecewaannya begitu dalam karena ia sangat menyesali dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, ia dari dulu sudah sangat ingin menghubungi anaknya-Angel namun dirinya yang tidak bisa beradaptasi dengan teknologi merasa tidak berdaya. Ia tak tahu harus meminta tolong pada siapa, ia sendiri pun takut jika aib keluarganya tersebar jika meminta pertolongan pada tetangganya.

“Mbah, Mbah kenapa teriak-teriak?” tanya Aira dengan polosnya.

“Ndak papa Nak, Mbah capek,” sahutnya lesu.

***

“Bagaimana ini Mas, kalau Ibuk nekat bagaimana?” tanyanya risau.

“Sudah ndak papa, toh Ibuk ndak bisa makek Hp ... kalau mau minta tolong juga mau minta tolong sama siapa? Ibuk pasti ndak berani cerita ke siapa-siapa!” ucapnya menenangkan.

“Hahh!” Tasya menghela napas panjang.

“Kamu kenapa dek? Muka kamu pucet banget!” Malikh risau.

“Ndak tahu Mas, sudah seminggu lebih aku makan ndak enak dan gampang capek!”

“Tasya,” panggil Surti dari dapur.

“Iya sebentar!” Tasya gegas menghampiri ibunya.

            Wanita 25 tahun itu berjalan terhuyung-huyung, semakin ia mendekati dapur isi perutnya rasanya seperti mau keluar seketika.

“Hkhh, u-uwek ... ahhh hkhhh.” Tasya menahan napasnya ia tak kuasa mencium aroma dapur. Ia semakin merasa mual.

“Kamu kenapa nduk? Kamu sakit?” Surti khawatir melihat wajah Tasya semakin pucat dan berkeringat.

“Ndakk papa Bu, masuk angin saja ... Tasya mau istirahat sebentar!”

“Ya sudah, Ibuk bikinin teh anget ya!”

            Tasya gegas ke kamarnya, Malikh yang juga merasa khawatir diam-diam menyelinap ke kamar Tasya.

“Mas kamu ngapain ke sini? Sana pergi, nanti dilihat sama Ibukk!”

“Kamu kenapa dek? Kamu kok aneh banget tiba-tiba mual-mual begitu!”

“Aku juga ndak tahu Mas!”

Malikh merenung, “Ha, jangan-jangan kamu ....”

“Jangan-jangan apa Mas? Mas jangan buat aku takut!”

“Ndak papa!” Malikh lantas pergi seperti seseorang yang sedang mencoba menutupi sesuatu.

***

“Mas! Jawab aku jujur, malam itu Mas sudah pakek pengamankan?” tanyanya panik.

“Ma-maksud kamu apa? Mas ndak ngerti, u-udah pakek kok!”

“Bohong!” Tasya meradang, ia merogoh sesuatu dari kantung celananya. “Aku hamil Mas!!!”

Malikh melihat dua garis terpampang jelas di testpack yang diberikan Tasya.

“APA? Ja-jadi benar dugaan aku ka-kamu hamil!” Malikh syok.

“Mas, keterlaluan kamu! Ini bagaimana sampai bisa jadi kayak gini, pokoknya kamu harus tanggung jawab seperti apa kata Mas sebelumnya! Mas mau tanggung jawab kan Mas!” Tasya mengguncang tubuh Malikh.

“A-aku?”

“Jawab Mas jawab! Duh, bagaimana caranya jelasin ke Ibuk, Mbak Angel dan semuanya?!!!” Tasya stress bukan kepayang.

“Ndak, Mas belum siap sekarang!”

Plakkk, Tasya tak kuasa menahan tangannya untuk memberi pelajaran pada jawaban Malikh, tangannya tepat mendarat di pipi laki-laki tak punya pendirian itu.

“Jangan becanda kamu Mas, kamu sendiri yang bilang sayang ke aku lah mau tanggung jawab lah sekarang ke mana kata-kata itu Mas? Mas jangan buat aku ngerasa nyesel gini! JAWAB!!!” pekiknya.

“Ustttt, Tasya-Tasya! Tenang-tenang.”

“Tenang-tenang matamu Mas! AKU HAMIL MAS HAMIL!!!”

“IYA-IYA! Mas mau tanggung jawab ke kamu tapi ndak sekarang juga, waktunya belum tepat!”

“Belum tepat katamu Mas? Terus kenapa kamu biarin semua ini sampai terjadi hah?”

“Jangan salahin aku saja to! Kamu juga sama-sama nikmatin, sekarang giliran kayak gini malah nyalahin semuanya ke aku!” jawabnya ketus.

Tasya memukul-mukul kepalanya, ia buntu.

“A-aku lupa waktu malam itu ternyata ndak pakek pengaman, itu semua karena aku ndak tahan lihat tubuhmu yang seksi itu!” ucapnya tanpa rasa bersalah.

“Bajingan kamu Mas! Ini bukan saatnya kamu ngeluarin kata-kata kotormu itu, aku cuma mau kamu mempertanggung jawabkan kelakuanmu itu!”

“Heh! Kamu juga sama harus bertanggung jawab dengan kelakuanmu Tasya, ini kan atas persetujuan kamu juga ... kamu sendiri yang mau to? Kamu jangan mau yang enak-enaknya saja, aku juga stress ini!”

Suasananya semakin keruh, keduanya tak menemukan titik temu atas kekacauan yang mereka timbulkan sendiri.

“Aku kok bisa bodoh kayak gini bisa percaya sama omonganmu Mas! Harusnya hubungan kita berhenti saja saat itu, aku bilang juga apa Mas! Jadi gini kan, Tasya bodoh banget sih kamu ahkhhhhhh!”

“Tasya, Mas tahu kamu juga belum siap dengan hal ini kan?”

“Menurut Mas? Mas kira aku suka rela ini semua terjadi kayak gini? Rencana kita ndak gini awalnya Mas.”

“Nah itu, Mas punya so-solusi ta-tapi itu perlu persetujuan dari kamu!” ucapnya terbata.

“Mas kamu jangan becanda lagi, aku sudah cukup percaya sama omong kosongmu itu!”

“Tasya, Mas lagi ngasi solusi biar kita berdua sama-sama enak daripada kamu stress kayak orang gila! Aku pusing lihatnya, Mas juga ndak mau was-was terus-terusan!”

“Ya sudah, terus solusi Mas apa? Mas mau tanggung jawabkan?” tanyanya masih berharap.

Malikh mengambil napas dalam, “Hah, so-solusinya bagaimana kalau kamu gu-gugurin kandunganmu itu? Ma-maksud Mas aborsi!”

“APA ABORSI?”

Bersambung ...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ipar Pengusir Sepi   AKAD NIKAH

    “Bagaimana para saksi? Sah?”“Sah!!!” jawab mereka serentak. Malikh dan Tasya melangsungkan pernikahan mereka secara terang-terangan, lelaki bejat itu berhasil mengelabuhi masyarakat dan pengurus desanya hingga acara pun berlangsung lancar.“Selamat Malikh, nanti kamu jangan lupa segera mengurus surat cerai dengan Angel supaya pernikahanmu sekarang bisa sah secara hukum karena saya cuma bisa bantu sampai di sini saja, semoga ini menjadi pilihan terbaik buat kamu saya juga turut prihatin dengan musibah yang menimpa rumah tanggamu!”“Terima kasih pak Kades! Saya pasti segera cari cara untuk menghubungi Angel kembali karena dia sudah hilang kontak dengan saya cukup lama, dia pasti sudah bahagia dengan pasangannya yang baru di sana makanya dia sudah ndak peduli lagi dengan anak-anaknya di sini!” jelasnya berbohong.“Ya, saya mengerti sekarang saya harap kamu bisa ikhlaskan semuanya dan berserah pada-Nya jaga anak-anakmu dengan baik dan untuk Tasya bapak harap kamu tidak mengiku

  • Ipar Pengusir Sepi   ANGEL SELINGKUH???

    “Dek, kamu jangan nyusahin Mas begini! Kita ndak mungkin bisa menikah sekarang yo masa iya Mas tiba-tiba ngabarin Angel kalau kita mau nikah karena kamu hamil anak aku?!”“Mas! Memangnya ndak ada cara lain? Aku ndak mau dosa dua kali karena gugurin anak aku sendiri!”“Sejak kapan kamu mikirin dosa dek? Dari awal juga kamu sudah buat dosa tapi tetap mau-mau saja.”“Mas! Sekarang bukan saatnya kamu ngurusin dosa aku, kamu tu sama dosanya. Pokoknya harus tanggung jawab aku ndak mau tahu ... kalau Mas ndak mau cari cara buat nikahin aku jangan salahin aku pakek cara kotor supaya kita tetap nikah!”“Maksud kamu apa to dek?” Malikh linglung, ia sedang tak fokus dengan situasinya yang semakin keruh.“Aku ndak akan segan-segan ngaduin kelakuanmu ke Mbak Angel, kalau kamu selama ini sudah nodain aku! Setelah Mbak Angel mendengar semua penjelasan aku pasti Mbak Angel bakalan lebih percaya sama adiknya dan ngusir kamu dari rumah!” ancamnya.Malikh terperangah, keningnya mengkerut.“Kamu ini mema

  • Ipar Pengusir Sepi   ABORSI

    “Iyo aborsi, itu jalan satu-satunya yang bisa mengamankan status kita berdua dari Angel, Ibuk bahkan dari warga sekitar dek!”“GILA KAMU MAS! Pikiranmu bener-bener sudah kerasukan setan, aborsi itu resikonya besar bisa mencelakakan nyawa aku juga! Apa jangan-jangan karena Mas ndakk mau tanggung jawab ini rencana kamu buat nyingkirin aku juga? Iya kan!” tuduhnya penuh amarah.“Tasya! Dengerin Mas dulu, Mas itu saaayangg banget sama kamu buktinya sampai sekarang Mas masih mau sama kamu dan tetap memilih kamu ketimbang Angel. Mas tau kondisi kita lagi rumit, makanya ini solusi terdesak demi kebaikan kita masing-masing ... memangnya kamu mau digunjing sama tetangga karena hamil di luar nikah? Mas sih ndak mau ya mengambil risiko besar begitu, mau ya dek Mas mohon!” Malikh sudah benar-benar kehilangan akal sehatnya, ia bahkan tak merasa takut sedikit pun membicarakan rencana pembunuhan darah dagingnya sendiri.GUBRAKK! Dari arah dapur terdengar suara benda terjatuh.Mata Tasya

  • Ipar Pengusir Sepi   AKU HAMIL MAS!!!

    “Dari hotel!” jawab Malikh datar.Surti sontak mengelus dada, “Hotel? Kalian ngapain ke hotel berdua hah?! Astaga kalian ini benar-benar keterlaluan ya, pantas saja Rafa bilang ndak ada acara apa pun dari sekolah dan kalian hilang kabar seharian ini!” bentaknya, ia benar-benar meradang kali ini.“Ibuk ndak perlu tahu, ini urusan saya dengan Tasya ndak ada hubungannya sama Ibuk! Sudah saya capek mau istirahat!” keluhnya.“Bajingan kamu Malikh! Kamu, Tasya kenapa diam saja? Jawab Ibuk, kalian ngapain ke hotel?”“Udahlah Bu, ndak usah diperpanjang Tasya juga capek sekarang malah harus denger Ibuk ngomel-ngomel!” keluhnya.“Nak, Ibuk ndak pernah ngajarin kamu hal seperti ini. Tolong hentikan perbuatan kamu dengan Malikh, dia itu suami Kakakmu sendiri, sadar!”“Apaan sih Bu! Ibukk tu ndak jelas tahu ndak, orang ndak ada apa-apa juga!” bantahnya.“Kalau sampai ada apa-apa antara kamu dan Malikh lagi, awas kamu Tasya Ibuk ndak akan pernah maafin kalian berdua!” tekannya sembari mengacungkan

  • Ipar Pengusir Sepi   MALAM PERTAMA

    “Aeeee, ituuu ....”“Tuh kan, Mas memang ndak bisa mutusin berarti Mas masih punya perasaan ke Mbak Angel!”“Bukan begitu maksud Mas dek! Ckckk, ya sudah besok kamu bakalan tahu jawaban pastinya!” tegasnya, Malikh nampaknya sedang menghadapi dilema.***“Kalian mau ke mana?” tanya Surti-ibu Angel dan Tasya. Ia bingung melihat Tasya dan Malikh sudah kemas.“Saya mau ngajak Tasya ke acara sekolah Rafa buk, hari ini ada pertunjukkan seni di sekolahnya dan orang tua murid diminta menghadiri acara,” jelasnya.“Kamu ndak bisa sendiri ya?” tanyanya kembali.“Ndak bisa bu, Malikh sudah janji mau ngajak Tasya ke sekolah kasian anak-anak!” tegasnya. Sementara itu Tasya hanya berdiam diri.“Ya sudah, kalian berdua jangan sampai macam-macam lagi di luar! Jangan hancurkan kepercayaan ibu ke kalian seperti sebelumnya,” pesannya penuh harap.“I-iya bu,” jawabnya ragu. “Malikh berangkat dulu.”“Memangnya ada acara apa Mas? Kok tumben aku ndak dikasi tahu sama Rafa?” Tasya kebingungan kar

  • Ipar Pengusir Sepi   GODAAN WANITA

    “Hemhhp, ahhh ... kamu wangi banget hari ini dek!” pujinya sembari mengendus pakaian yang dikenakan Tasya.“Ya dong, ini berkat hadiah parfum dari Mas jadi aku bisa wangi terus kalau deket-deket sama Mas!”“Bagus, kalau gini kan Mas jadi makin betah berduaan sama kamu!” ucapnya, sedang tangan kanannya berusaha mengusap rambut Tasya.“Ekhmm, Mas anak-anak datang!” Malikh segera menghempaskan tangannya.“Ayo anak-anak habiskan sarapannya, nanti jangan sampai kalian kelaparan di kelas!” titah Tasya.“Siap tante, makasi ya udah nyiapin sarapan kesukaan aku,” ucap Aira senang.“Iya, sama-sama sayang! Nanti di sekolah yang pinter ya, Kakak Rafa juga,” pesannya.“Siap lapan nam!” Sementara itu pandangan Malikh terpatri dengan tingkah Tasya yang sangat keibuan, Tasya memang selalu memerhatikan lebih keponakannya itu semenjak Angel-Kakak kandungnya pergi menjadi tenaga kerja asing di negeri seberang, hampir semua pekerjaan rumah tangga Tasya yang mengurusnya, mulai dari

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status