Share

Hari Kedua

Penulis: AgilRizkiani
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-02 21:45:10

"Ekhem."

Rafasya tiba-tiba muncul di belakang mereka dengan handuk masih melilit lehernya.

Nadira dan Adrian sontak terkejut, saling melirik dengan ekspresi canggung. Benar-benar tidak menyangka jika Rafasya bakal berada di dekatnya padahal tadi mereka mengira raffasya dan Kania akan masih lama bermain air.

"Aku mau minta air tehnya, boleh? Kania kedinginan," kata Rafasya, nadanya santai, tapi matanya tampak sedikit khawatir.

Dengan tangan sedikit gemetar, Nadira menyerahkan gelas teh itu. "I-iya, ini, Raf."

"Terima kasih," ucap Rafasya singkat, lalu kembali melangkah ke arah Kania.

Begitu Rafasya menjauh, Adrian langsung menyenggol lengan Nadira. "Heh, gimana kalau Rafasya dengar apa yang kita omongin tadi tentang masa lalunya?"

Adrian masih terlihat kaget, ia tak menyangka kalau dulu Rafasya benar-benar sedingin itu. Pantas saja, pikirnya, Kania sampai pernah meminta cerai. Dan sekarang justru sebaliknya—sikap Kania yang begitu dingin.

"Kita udah dibeliin perlengkapan kemah, eh tiba
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istana Yang Ternoda   Kematian

    Risa dan Rosa akhirnya memutuskan memilih Paris sebagai destinasi liburan impian mereka. Sebagai calon perawat yang selama ini disibukkan dengan praktik, laporan, dan ujian, liburan ini adalah angin segar sebelum mereka menapaki dunia kerja yang lebih menantang.Seluruh keluarga turut mengantarkan mereka ke bandara. Ada senyum, pelukan hangat, dan doa yang dipanjatkan berulang-ulang. Kania mencium kening mereka berdua, sementara Rafasya menepuk pundak keduanya dengan bangga.“Kalian harus bahagia, nikmati hidup. Jangan lupa kirim kabar ya,” ujar Rafasya.“Iya, Kak. Kami akan jaga diri,” jawab Rosa sambil tersenyum.“Doakan kami bisa menjadi perawat yang bisa membantu banyak orang,” timpal Risa sebelum mereka melangkah masuk ke ruang keberangkatan.Namun siapa sangka, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi kelam.Beberapa jam setelah keberangkatan, berita duka muncul di seluruh media. Pesawat yang ditumpangi Risa dan Rosa dikabarkan mengalami kecelakaan dan jatuh di wilayah udara Erop

  • Istana Yang Ternoda   Yogyakarta

    Hari-hari berlalu dengan cepat. Tak terasa Nayara dan Nazeera mulai memasuki usia 6 bulan. Kedua bayi kembar itu mulai menunjukkan keunikan mereka masing-masing. Nayara lebih tenang dan penuh senyum, sedangkan Nazeera lebih ekspresif, bahkan sering tiba-tiba menjerit kalau merasa tak diperhatikan—mirip seperti dulu saat Nayaka kecil, pikir Kania.Dan hari itu menjadi hari yang sangat spesial hari pertama Nayara dan Nazeera belajar duduk sendiri. Kania menyiapkan matras empuk di ruang tengah, lengkap dengan boneka, mainan warna-warni, dan kamera ponsel yang sudah standby.Ketiga nenek—Bu Ria, Bu Susi, dan Tante Vita—sudah duduk bersila di belakang si kembar, seperti tim pelatih profesional.“Ayo sayang, Nayara duduk yaaa, pelan-pelan,” ujar Bu Susi dengan nada imut yang membuat semua tertawa geli.Namun baru beberapa detik Nayara duduk, Nazeera tiba-tiba menjerit sambil menjatuhkan diri ke belakang seperti drama sinetron.“Yaa ampun! Nazeera, belum waktunya jadi bintang sinetron, Nak!”

  • Istana Yang Ternoda   Euforia

    Akhirnya, setelah kondisi keduanya dinyatakan stabil dan cukup kuat, Nayara dan Nazeera pun diperbolehkan pulang ke rumah. Momen yang sudah dinanti-nanti itu terasa begitu haru. Semua anggota keluarga menyambut mereka dengan sukacita.Rumah sudah dihias dengan balon-balon berwarna lembut, pita-pita pink, dan spanduk kecil bertuliskan “Welcome Home, Nayara & Nazeera”. Ketiga nenek—Bu Ria, Bu Susi, dan Tante Vita—bahkan telah menyiapkan perayaan kecil-kecilan untuk menyambut cucu kembar mereka. Bukan pesta mewah, hanya kumpul hangat keluarga dengan penuh tawa dan doa.Kamar si kembar sudah lengkap dan tertata rapi. Nuansa pink mendominasi, dengan tempat tidur bayi kembar yang berdampingan, dinding dihiasi mural bunga lembut, serta boneka-boneka kecil tergantung di sisi ranjang. Walau Nayara dan Nazeera bukan anak pertama, tetapi suasana rumah seakan kedatangan bintang baru.Kania merasa sangat bersyukur. Meski ini bukan kelahiran pertamanya, perasaan bahagia

  • Istana Yang Ternoda   Nayara dan Nazeera

    Memasuki trimester akhir kehamilannya, Kania mulai merasakan rasa was-was yang sulit dijelaskan. Meski dokter menyatakan bahwa kandungannya dalam kondisi sehat dan stabil, tetap saja perasaan cemas sebagai seorang ibu tidak bisa diabaikan begitu saja. Ada kekhawatiran tersembunyi di balik senyumnya setiap kali ia menatap perut yang semakin membesar.Ia tahu betul bahwa menjadi ibu bukan hal yang mudah. Terlebih, ia sudah memiliki dua anak luar biasa—Narendra yang dewasa sebelum waktunya dan Nayaka yang ceria namun sering membuat pusing dengan ulahnya yang tak terduga.Beberapa malam terakhir, Kania mulai kesulitan tidur. Kadang ia hanya bisa berbaring sambil menatap langit-langit kamar, sesekali menarik napas panjang untuk menenangkan pikirannya. Namun Rafasya, lelaki yang tak pernah lelah mencintainya, selalu setia di samping. Hampir setiap dua jam sekali, Rafasya terbangun hanya untuk memeriksa kondisi istrinya dan memijat kakinya perlahan, memberikan kenyamanan di tengah malam yang

  • Istana Yang Ternoda   Twins

    Malam itu, setelah makan malam bersama, Rafasya dan Kania akhirnya memutuskan untuk memberitahu anak-anak mereka tentang kabar bahagia yang selama ini mereka rahasiakan.“Nayaka, Narendra,” panggil Kania sambil duduk di sofa, tangannya menggenggam tangan Rafasya erat.Dua anak itu pun mendekat, duduk bersila di karpet. Nayaka terlihat ceria seperti biasa, sedangkan Narendra tampak tenang dan penuh rasa ingin tahu.“Ada kabar penting dari Mama dan Papa,” ucap Rafasya dengan senyum lebar.“Apa, Pa?” tanya Nayaka dengan mata berbinar.Kania menatap anak-anaknya penuh cinta, lalu menaruh tangan di perutnya yang mulai sedikit membuncit. “Mama hamil lagi, Nak … kalian bakal punya adik.”Nayaka langsung berseru, “YA AMPUN SERIUS?? WAAAAHH!! AKU PUNYA ADIK LAGI!!!” Ia pun melompat-lompat kegirangan, suaranya membahana di seluruh ruangan.Rafasya ikut bersorak dan bertepuk tangan, bahkan sampai berdiri dan mengangkat Nayaka berputar-putar. “Yesss! Tambahan pasukan lagi! Hidup jadi makin seru!”

  • Istana Yang Ternoda   Ngidam

    Bu Ria, Bu Susi, dan Tante Vita benar-benar merasa sangat bahagia mendengar kabar bahwa Kania kembali mengandung. Berbeda dengan kehamilan sebelumnya, kali ini mereka semua terlihat lebih kalem dan bijak. Tidak ada yang berlebihan dalam menyambut berita itu, tapi justru itulah yang membuat suasana terasa hangat dan dewasa. Mereka tahu betul betapa pentingnya menjaga emosi dan suasana hati Kania, terutama karena ia masih menyimpan trauma kehilangan sebelumnya.Beberapa minggu berlalu, kehamilan Kania berjalan lancar. Tidak ada mual berlebihan, tidak juga ngidam aneh-aneh seperti dulu saat mengandung Nayaka. Tapi suatu hari, saat Kania dan Rafasya hendak menjemput Narendra dan Nayaka dari sekolah, keinginan aneh itu datang juga."Sayang, aku mau makan di kondangan," ucap Kania tiba-tiba saat mereka berhenti di lampu merah.Rafasya mengernyitkan dahi, menoleh heran. “Kondangan? Emangnya kita ada undangan hari ini?”Kania menggeleng polos. “Nggak ada, sih. Tapi aku pengin aja makan nasi k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status