Share

Pulang

Author: AgilRizkiani
last update Huling Na-update: 2025-07-03 22:30:07

Kania, Nadira, Rafasya, dan Adrian sudah bersiap-siap untuk pulang, mengakhiri kemah yang terasa begitu hangat dan penuh kenangan.

Namun, karena jalanan cukup licin, Rafasya tiba-tiba tergelincir dan meluncur hingga ke bawah. Semua orang refleks berteriak khawatir, tetapi Rafasya justru tertawa terbahak-bahak. Baginya, ini adalah pengalaman yang justru menyenangkan.

“Kamu nggak apa-apa?” tanya Kania sambil tersenyum melihat tubuh Rafasya yang penuh tanah dan lumpur. Namun senyum itu cepat memudar ketika ia teringat tatapan tajam dan hinaan ibu mertuanya. Ia langsung mengeluarkan tisu basah dan mulai membersihkan wajah serta tangan Rafasya.

“Pelan-pelan jalannya. Aku kan tadi sudah ingetin, Rafa,” omel Kania pelan. Meskipun terdengar dingin, di baliknya ada rasa khawatir yang tulus. Hati Kania pun masih sering perih mengingat tujuh tahun penuh luka akibat perlakuan Rafasya dan keluarganya.

Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan hati-hati. Sampai di bawah, mereka langsung naik ke mobi
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Istana Yang Ternoda   Kematian

    Risa dan Rosa akhirnya memutuskan memilih Paris sebagai destinasi liburan impian mereka. Sebagai calon perawat yang selama ini disibukkan dengan praktik, laporan, dan ujian, liburan ini adalah angin segar sebelum mereka menapaki dunia kerja yang lebih menantang.Seluruh keluarga turut mengantarkan mereka ke bandara. Ada senyum, pelukan hangat, dan doa yang dipanjatkan berulang-ulang. Kania mencium kening mereka berdua, sementara Rafasya menepuk pundak keduanya dengan bangga.“Kalian harus bahagia, nikmati hidup. Jangan lupa kirim kabar ya,” ujar Rafasya.“Iya, Kak. Kami akan jaga diri,” jawab Rosa sambil tersenyum.“Doakan kami bisa menjadi perawat yang bisa membantu banyak orang,” timpal Risa sebelum mereka melangkah masuk ke ruang keberangkatan.Namun siapa sangka, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi kelam.Beberapa jam setelah keberangkatan, berita duka muncul di seluruh media. Pesawat yang ditumpangi Risa dan Rosa dikabarkan mengalami kecelakaan dan jatuh di wilayah udara Erop

  • Istana Yang Ternoda   Yogyakarta

    Hari-hari berlalu dengan cepat. Tak terasa Nayara dan Nazeera mulai memasuki usia 6 bulan. Kedua bayi kembar itu mulai menunjukkan keunikan mereka masing-masing. Nayara lebih tenang dan penuh senyum, sedangkan Nazeera lebih ekspresif, bahkan sering tiba-tiba menjerit kalau merasa tak diperhatikan—mirip seperti dulu saat Nayaka kecil, pikir Kania.Dan hari itu menjadi hari yang sangat spesial hari pertama Nayara dan Nazeera belajar duduk sendiri. Kania menyiapkan matras empuk di ruang tengah, lengkap dengan boneka, mainan warna-warni, dan kamera ponsel yang sudah standby.Ketiga nenek—Bu Ria, Bu Susi, dan Tante Vita—sudah duduk bersila di belakang si kembar, seperti tim pelatih profesional.“Ayo sayang, Nayara duduk yaaa, pelan-pelan,” ujar Bu Susi dengan nada imut yang membuat semua tertawa geli.Namun baru beberapa detik Nayara duduk, Nazeera tiba-tiba menjerit sambil menjatuhkan diri ke belakang seperti drama sinetron.“Yaa ampun! Nazeera, belum waktunya jadi bintang sinetron, Nak!”

  • Istana Yang Ternoda   Euforia

    Akhirnya, setelah kondisi keduanya dinyatakan stabil dan cukup kuat, Nayara dan Nazeera pun diperbolehkan pulang ke rumah. Momen yang sudah dinanti-nanti itu terasa begitu haru. Semua anggota keluarga menyambut mereka dengan sukacita.Rumah sudah dihias dengan balon-balon berwarna lembut, pita-pita pink, dan spanduk kecil bertuliskan “Welcome Home, Nayara & Nazeera”. Ketiga nenek—Bu Ria, Bu Susi, dan Tante Vita—bahkan telah menyiapkan perayaan kecil-kecilan untuk menyambut cucu kembar mereka. Bukan pesta mewah, hanya kumpul hangat keluarga dengan penuh tawa dan doa.Kamar si kembar sudah lengkap dan tertata rapi. Nuansa pink mendominasi, dengan tempat tidur bayi kembar yang berdampingan, dinding dihiasi mural bunga lembut, serta boneka-boneka kecil tergantung di sisi ranjang. Walau Nayara dan Nazeera bukan anak pertama, tetapi suasana rumah seakan kedatangan bintang baru.Kania merasa sangat bersyukur. Meski ini bukan kelahiran pertamanya, perasaan bahagia

  • Istana Yang Ternoda   Nayara dan Nazeera

    Memasuki trimester akhir kehamilannya, Kania mulai merasakan rasa was-was yang sulit dijelaskan. Meski dokter menyatakan bahwa kandungannya dalam kondisi sehat dan stabil, tetap saja perasaan cemas sebagai seorang ibu tidak bisa diabaikan begitu saja. Ada kekhawatiran tersembunyi di balik senyumnya setiap kali ia menatap perut yang semakin membesar.Ia tahu betul bahwa menjadi ibu bukan hal yang mudah. Terlebih, ia sudah memiliki dua anak luar biasa—Narendra yang dewasa sebelum waktunya dan Nayaka yang ceria namun sering membuat pusing dengan ulahnya yang tak terduga.Beberapa malam terakhir, Kania mulai kesulitan tidur. Kadang ia hanya bisa berbaring sambil menatap langit-langit kamar, sesekali menarik napas panjang untuk menenangkan pikirannya. Namun Rafasya, lelaki yang tak pernah lelah mencintainya, selalu setia di samping. Hampir setiap dua jam sekali, Rafasya terbangun hanya untuk memeriksa kondisi istrinya dan memijat kakinya perlahan, memberikan kenyamanan di tengah malam yang

  • Istana Yang Ternoda   Twins

    Malam itu, setelah makan malam bersama, Rafasya dan Kania akhirnya memutuskan untuk memberitahu anak-anak mereka tentang kabar bahagia yang selama ini mereka rahasiakan.“Nayaka, Narendra,” panggil Kania sambil duduk di sofa, tangannya menggenggam tangan Rafasya erat.Dua anak itu pun mendekat, duduk bersila di karpet. Nayaka terlihat ceria seperti biasa, sedangkan Narendra tampak tenang dan penuh rasa ingin tahu.“Ada kabar penting dari Mama dan Papa,” ucap Rafasya dengan senyum lebar.“Apa, Pa?” tanya Nayaka dengan mata berbinar.Kania menatap anak-anaknya penuh cinta, lalu menaruh tangan di perutnya yang mulai sedikit membuncit. “Mama hamil lagi, Nak … kalian bakal punya adik.”Nayaka langsung berseru, “YA AMPUN SERIUS?? WAAAAHH!! AKU PUNYA ADIK LAGI!!!” Ia pun melompat-lompat kegirangan, suaranya membahana di seluruh ruangan.Rafasya ikut bersorak dan bertepuk tangan, bahkan sampai berdiri dan mengangkat Nayaka berputar-putar. “Yesss! Tambahan pasukan lagi! Hidup jadi makin seru!”

  • Istana Yang Ternoda   Ngidam

    Bu Ria, Bu Susi, dan Tante Vita benar-benar merasa sangat bahagia mendengar kabar bahwa Kania kembali mengandung. Berbeda dengan kehamilan sebelumnya, kali ini mereka semua terlihat lebih kalem dan bijak. Tidak ada yang berlebihan dalam menyambut berita itu, tapi justru itulah yang membuat suasana terasa hangat dan dewasa. Mereka tahu betul betapa pentingnya menjaga emosi dan suasana hati Kania, terutama karena ia masih menyimpan trauma kehilangan sebelumnya.Beberapa minggu berlalu, kehamilan Kania berjalan lancar. Tidak ada mual berlebihan, tidak juga ngidam aneh-aneh seperti dulu saat mengandung Nayaka. Tapi suatu hari, saat Kania dan Rafasya hendak menjemput Narendra dan Nayaka dari sekolah, keinginan aneh itu datang juga."Sayang, aku mau makan di kondangan," ucap Kania tiba-tiba saat mereka berhenti di lampu merah.Rafasya mengernyitkan dahi, menoleh heran. “Kondangan? Emangnya kita ada undangan hari ini?”Kania menggeleng polos. “Nggak ada, sih. Tapi aku pengin aja makan nasi k

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status