Chapter: Kerinduan Sore itu, Rafasya dan Kania menghadiri sebuah acara pertemuan alumni kampus yang diadakan di sebuah ballroom hotel mewah di pusat kota. Banyak teman lama mereka hadir, termasuk beberapa sahabat semasa kuliah yang sudah lama tak bersua.Kania tampil anggun dalam balutan gaun berwarna biru tua yang sederhana namun memancarkan keanggunan. Usianya memang bertambah, tapi pesonanya justru kian matang. Senyumnya masih sama hangatnya seperti dahulu, dan sorot matanya masih meneduhkan, seolah tak pernah berubah.Rafasya yang mendampingi dengan setelan jas abu gelap terlihat begitu elegan dan karismatik. Tubuhnya tegap, pembawaannya tenang, dan matanya selalu mencari keberadaan Kania di setiap kerumunan, seolah ia adalah pusat dunianya.Banyak yang memuji keduanya sebagai pasangan yang harmonis dan saling melengkapi. Beberapa bahkan diam-diam iri melihat bagaimana Rafasya selalu sigap membukakan pintu untuk Kania, atau sesekali menyentuh lembut punggung istrinya saat mereka berpindah tempat.Se
Huling Na-update: 2025-08-03
Chapter: Ulah Nayaka Di kediaman megah milik Rafasya, Narendra tampak begitu tekun mempersiapkan dirinya untuk latihan dan seleksi militer. Setiap pagi ia menjalani rutinitas olahraga ketat, menjaga pola makan, dan mengatur waktu dengan disiplin tinggi. Di salah satu sudut rumah, tersedia ruang gym lengkap yang memang sengaja dibuat Rafasya untuk menunjang gaya hidup sehat keluarga mereka.Pagi itu, suara hantaman dumbbell terdengar dari dalam gym. Narendra, dengan tubuh yang basah oleh keringat, terus melatih kekuatan ototnya tanpa kenal lelah.Dari pintu, Kania berdiri sambil membawa segelas jus mangga dingin—minuman favorit putranya sejak kecil. Wajahnya yang lembut menyiratkan kehangatan yang dalam, meski di matanya tetap terpantul kesedihan yang tak pernah benar-benar hilang.“Mas Naren,” ucap Kania pelan, “minum dulu, Nak.”Narendra menoleh, tersenyum kecil, lalu mengusap peluh di dahinya sebelum menghampiri ibunya. Ia duduk di sebelah sang ibu, menerima segelas jus itu dengan hangat.“Terima kasih,
Huling Na-update: 2025-08-03
Chapter: Kebohongan Di sebuah kota tua yang penuh sejarah dan dingin angin Bosphorus—di sanalah Pak Hengky dan Tante Vita menetap, jauh dari tanah air. Turki menjadi tempat persembunyian mereka yang baru, setelah bertahun-tahun berpindah dari satu negara ke negara lain, menghindari jejak dan bayang-bayang Rafasya serta Kania yang tak pernah berhenti mencari Nayara dan Nazeera.Kini, identitas mereka telah berganti. Nayara dan Nazeera bahkan tak mengenal nama asli mereka. Mereka dibesarkan dengan nama baru Risa dan Rosa. Dua gadis kembar yang tak pernah tahu siapa mereka sebenarnya, tumbuh besar di balik ilusi dan cerita-cerita palsu yang terus dijejalkan oleh kedua ‘orang tua’ mereka.Homeschooling menjadi pilihan. Bukan karena pendidikan terbaik, melainkan karena rasa takut. Dunia luar adalah ancaman, dan semakin besar si kembar, semakin sulit menjaga rahasia itu tetap terkunci rapat.Di sebuah sore yang mendung, Pak Hengky duduk di kursi reyot, menatap layar laptop yang memperlihatkan sebuah berita bes
Huling Na-update: 2025-08-03
Chapter: Secercah Kebahagiaan Sebelum benar-benar berangkat ke pelatihan militernya, Narendra memilih untuk menghabiskan satu hari penuh bersama ibunya—Kania. Ia tahu betul, di balik senyum tenang yang selalu ditampilkan sang ibu, ada luka-luka lama yang belum benar-benar sembuh. Luka yang berasal dari kehilangan, pengkhianatan, dan kerinduan panjang pada Nayara dan Nazeera.Pagi itu, Narendra menyetir sendiri mobilnya menuju klinik psikolog langganan Kania. Tangan kirinya sesekali menggenggam tangan sang ibu yang duduk di sampingnya, sementara tangan kanan mengendalikan setir dengan tenang.“Mama kuat,” gumam Narendra pelan, namun tegas. Suaranya rendah tapi penuh keyakinan.Kania hanya tersenyum samar. Tak menjawab. Tapi genggaman tangan mereka saling menguatkan.Sesi terapi berlangsung cukup lama. Narendra duduk di ruang tunggu, sesekali melirik jam di dinding. Ia tak merasa bosan, karena bagi Narendra, waktu yang dihabiskan untuk sang ibu adalah waktu paling berharga.Saat sesi berakhir, Kania keluar dari ruan
Huling Na-update: 2025-08-03
Chapter: Lolos TesHasil tes masuk SMA Internasional baru akan diumumkan besok pagi. Tapi malam ini, Nayaka nyaris tak bisa memejamkan matanya. Gelisah, cemas, dan rasa takut bercampur jadi satu.Di dalam kamar yang ia tempati bersama Narendra, Nayaka beberapa kali membolak-balik badannya di ranjang. Tapi setiap kali ia melirik ke sisi lain, Narendra tampak tenang duduk di kursi dekat jendela, memegang kuas dan palet warna, melukis dalam diam.“Kenapa sih bisa tidur nyenyak banget, Kak? Aku ngerasa kayak mau ikut perang besok,” keluh Nayaka sambil menatap langit-langit.Narendra tidak langsung menjawab. Ia hanya meletakkan kuasnya, lalu berbalik. Dengan ekspresi datar dan nada suara yang begitu datar pula, ia berkata, “Yang ikut tes kamu, yang panik malah Mama sama Papa. Kamu kebanyakan gaya kayak mau syuting FTV.”“Wah, Kakak tega,” Nayaka meringis, tapi cepat-cepat bangkit dan mendekat saat melihat lukisan yang dikerjakan kakaknya.Di atas kanvas, tampak dua gadis kecil berambut panjang berdiri berdam
Huling Na-update: 2025-08-02
Chapter: Guru Les NayakaHari-hari di rumah Kania berubah menjadi ruang ujian tak resmi. Narendra, dengan keseriusan khas tentara muda, selalu menantang adiknya dengan soal-soal yang sulit—bahkan di luar standar ujian SMA internasional."Nayaka, ini soal logika numerik. Lima menit," ucap Narendra sambil meletakkan kertas di meja.Nayaka mendecak pelan, rambutnya sudah acak-acakkan, dan pensilnya pun hampir digigit-gigit karena frustrasi. "Mas, ini susah banget. Aku ini mau masuk SMA, bukan akademi militer!"Narendra hanya tertawa kecil. "Justru itu. Kalau kamu bisa ngelewatin soal dari aku, ujian apa pun bakal terasa seperti main game."Walau terkadang nyaris menyerah, Nayaka tetap bertahan. Karena baginya, bukan soal-soalnya yang jadi motivasi—melainkan kebersamaan. Sejak kecil ia selalu mengagumi sosok Mas Rendra yang tenang, cerdas, dan penuh wibawa. Kini, mereka dekat. Lebih dekat dari yang pernah ia bayangkan.Suatu malam, keluarga besar berkumpul di meja makan panjang rumah mereka. Aroma makanan rumahan
Huling Na-update: 2025-08-02
Chapter: TamatBeberapa hari setelah liburan itu, tibalah waktunya Aluna dan Elvano mulai sekolah di tempat baru: sekolah internasional dengan program khusus bahasa Arab yang sudah didaftarkan oleh Dipta.Pagi itu, Aluna menyiapkan seragam barunya dengan tangan sedikit gemetar. Semua terasa asing: warna seragam, lambang sekolah, bahkan bau buku tulis barunya pun berbeda. Ia menatap bayangan dirinya di cermin, menarik napas panjang sambil berbisik, “Nuna pasti bisa.”Dipta dan Ayunda ikut mengantar sampai gerbang sekolah. Elvano berusaha tampak santai, meski dari sorot matanya, Aluna tahu kakaknya juga gugup. “Jangan takut, Nuna. Kita sama-sama kok,” katanya, mencoba menguatkan.Begitu masuk ke lingkungan sekolah, suasana benar-benar berbeda. Anak-anak dari berbagai negara berjalan tergesa sambil berbicara dengan campuran bahasa Inggris dan bahasa Arab. Ada yang berkulit putih, sawo matang, hingga hitam legam—semua bercampur di satu tempat yang penuh warna.Guru-guru menyambut mereka dengan ramah, me
Huling Na-update: 2025-07-05
Chapter: Australia Keesokan paginya, mereka berangkat lebih awal menuju bandara. Matahari baru saja terbit, cahayanya masih lembut menyinari jalanan. Koper-koper besar sudah dimasukkan ke dalam mobil, dan semua anggota keluarga tampak sedikit canggung, menyembunyikan rasa haru di balik senyum.Aluna duduk di kursi mobil sambil memeluk boneka beruang kecil pemberian Adam. Tatapannya kosong memandang keluar jendela, berusaha merekam setiap sudut jalan yang sudah begitu akrab di matanya. Sementara itu, Ayunda sesekali menoleh ke belakang memastikan anak-anaknya baik-baik saja. Elea duduk di pangkuan William, tampak masih mengantuk.Sesampainya di bandara, suasana menjadi semakin emosional. Beberapa kerabat yang ikut mengantar menahan air mata. Pelukan, doa, dan ucapan hati-hati terdengar silih berganti. Dipta mengusap bahu Aluna dan Elvano sambil berbisik, “Kita mulai perjalanan baru, Nak. Jangan takut.”Tak lama kemudian, mereka pun naik pesawat. Aluna memandangi jendela, melihat Indonesia perlahan mengec
Huling Na-update: 2025-07-05
Chapter: Aluna Mereka semua sudah sibuk mempacking barang-barang. Di sana, Dikta pun sudah mendapatkan tempat tinggal yang pas, nyaman, dan strategis untuk keluarganya. Ia tak mau jika sesampainya di Australia nanti keluarganya justru kesulitan. Dikta benar-benar memprioritaskan kenyamanan; menurutnya, itu adalah hal yang paling penting. Ia tak ingin anak-anak dan istrinya merasa tidak betah di tempat baru.“Anak-anak juga sudah aku daftarkan di sekolah internasional yang mengajarkan bahasa Arab. Semoga saja mereka bisa cepat beradaptasi dan belajar dengan baik,” ucap Dikta sambil menata dokumen penting di koper.Ayunda mempercayakan semua urusan itu kepada suaminya. Ia sendiri sibuk mengemas pakaian anak-anak, yang ternyata jumlahnya cukup banyak.Sementara itu, rumah mereka di Indonesia diserahkan kepada William untuk diurus. Bahkan, kalau William mau tinggal di sana pun tidak masalah, karena masih ada beberapa pembantu yang bertugas merawat rumah. Ayunda juga berpikir, mungkin suatu hari nanti si
Huling Na-update: 2025-07-05
Chapter: Adam MainDi detik-detik terakhir Aluna masih berada di Indonesia, Adam semakin berani mendekatinya. Bahkan sekarang Adam sudah memiliki nomor ponsel Aluna dan mereka kadang saling bertukar pesan singkat.Hari ini, Adam memberanikan diri untuk datang main ke rumah Aluna.Aluna tak menyangka saat melihat Adam muncul di depan pintu rumahnya. “Kak Adam? Kamu kok tiba-tiba ke sini?” tanyanya sedikit terkejut, tapi senyumnya tetap merekah.Adam menggaruk tengkuknya, sedikit gugup. “Hehe aku cuma mau ketemu sebelum kamu pindah. Boleh, kan?”Di ruang tamu, Ayunda juga ikut menyambut Adam. Dengan ramah, ia mengajak Adam duduk dan berbasa-basi menanyakan kabarnya.“Gimana keadaan Anggun sekarang, Dam?” tanya Ayunda hati-hati.Wajah Adam tampak sedikit suram. “Keadaannya masih sama, Tante Sepertinya kakak memang sudah benar-benar depresi. Kadang masih sering mengamuk. Sekarang masih dirawat intensif di rumah sakit jiwa,” jawabnya lirih.Ayunda mengangguk pelan, matanya memancarkan rasa prihatin yang mend
Huling Na-update: 2025-07-05
Chapter: Pertandingan Terakhir Sudah hampir satu minggu sejak kepergian Oma Ola, namun rasa kehilangan itu masih begitu terasa. Kadang, Elea masih sering menangis setiap kali ia masuk ke kamar Oma yang kini sunyi dan kosong.Aluna dan Elvano selalu berusaha menghiburnya, meski mereka sendiri juga masih merasakan duka yang sama.Ayunda yang juga masih diselimuti kesedihan, perlahan mencoba menguatkan diri. Ia merangkul bahu anak-anaknya, berusaha menanamkan keyakinan bahwa Oma Ola sekarang sudah bahagia di tempat yang lebih baik.Malam itu, mereka memilih duduk bersama di sofa panjang di ruang keluarga. Dipta duduk di sebelah Ayunda, menggenggam tangan istrinya erat, memberi isyarat bahwa ia selalu ada untuknya.Elea duduk di sebelah Aluna, sementara Elvano duduk di ujung, menatap keluarganya dalam diam. Suasana hening, tapi penuh kehangatan.Ayunda menghela napas panjang sebelum berkata dengan lembut, “Kalian harus ingat, ya kita ini keluarga, kita ini saudara. Jangan pernah ada yang saling menyakiti. Saudara itu h
Huling Na-update: 2025-07-05
Chapter: Meninggalkannya OmaDi rumah, Aluna, Elvano, dan Elea menyambut kedatangan ayah dan bunda mereka yang datang bersama Oma Ola.Akhirnya, seluruh drama itu selesai. Ayah mereka terbukti tidak berselingkuh dengan siapa pun, dan Anggun sudah ditemukan serta kini dirawat di rumah sakit. Hal tersebut membuat kakak beradik itu merasa sangat lega. Ketenangan yang sempat hilang akhirnya kembali menyelimuti keluarga mereka.Tadi, Adam juga sudah mengabari tentang kondisi Anggun yang benar-benar memprihatinkan. Elvano pun turut prihatin dengan apa yang menimpa kakak dari Adam tersebut.Begitu Ayunda dan Dipta sampai, ternyata mereka membawa kejutan untuk Elea. Sebuah kue tart cantik sudah disiapkan, lengkap dengan lilin bertuliskan angka 12.Elea tampak sangat senang. Matanya berbinar, senyumnya merekah lebar.Mereka langsung tersenyum dan kompak mengucapkan, “Selamat ulang tahun, Elea!”Elea menangkupkan tangan di dada, hampir tak percaya dengan kejutan kecil itu. “Makasih, Ayah, Bunda, Kakak-kakak,” ucapnya pela
Huling Na-update: 2025-07-05
Chapter: Penuh Bahagia "Selamat, ya," ujar Arini. Wanita itu merentangkan tangan kepada sang kakak dan juga Santira.Abraham benar-benar merasa heran dengan reaksi yang diberikan oleh adiknya itu. Walaupun demikian, dirinya tetap saja membalas ucapan selamat dari adiknya tersebut.Arini juga langsung saja memberikan pelukan kepada Santira.Bu Widuri yang sejak tadi terheran-heran dengan kehadiran wanita yang dahulu hampir saja bertunangan dengan anaknya itupun, tidak tahan lagi dan akhirnya bertanya sebenarnya ada apa semua ini.Abraham langsung saja menjelaskan semuanya, perihal peristiwa dahulu tentang penculikan Elsyam dan tentang penangkapan Yordan yang semua itu dibantu oleh Santira. Dirinya memang ingin membersihkan cap buruk tentang calon istrinya itu di mata orang-orang. Mereka hanya mampu melihat Santira yang dulu saja, padahal Santira yang sekarang sudah sangat jauh berbeda."Mungkin semua orang memiliki masa lalu buruk, tetapi semua orang juga bisa berubah. Kita hanya manusia biasa, bukan Tuhan y
Huling Na-update: 2024-03-24
Chapter: Menikah Arini yang baru saja meninggalkan kursi, ia langsung berpapasan dengan kakaknya Abraham yang tengah menggendong sang putri."Kenapa maksain harus menggendong, sedangkan tangan Kakak saja masih sakit seperti ini." Arini langsung saja merebut Elea dari gendongan kakaknya, ia takut jika sakit di tangan kakaknya semakin parah dan juga dirinya takut juga sang anak terjatuh.Abraham, hanya menyengir saja walaupun tangannya memang masih sakit. Namun, dirinya sudah sangat merindukan sang keponakan. Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi menahan rasa rindunya maka dirinya tadi langsung saja menggendong Elea walaupun tangannya memang masih sangat sakit. "Aku hanya merindukannya, aku ya jamin dia tidak akan jatuh kok Arini."Elsyam dan juga Ridho, tiba-tiba muncul dari belakang. Mereka berdua tengah asyik mengobrol satu sama lain. Keduanya juga langsung berhenti tepat di sisi Arini dan juga Abraham."Ada apa Sayang, kenapa marah-marah seperti itu?" tanya Elsyam.Arini langsung saja menatap ke ara
Huling Na-update: 2024-03-23
Chapter: Arini MelunakElea, gadis berpipi gembil itu tampil dengan cukup menawan. Balutan gaun putih, lalu rambut yang diikat dua benar-benar membuatnya nampak begitu seperti boneka hidup. Orang-orang yang melihat putri dari Arini itu pun mereka terlihat sangat gemas. Apalagi Elea anak itu selalu tersenyum ramah kepada siapapun orang yang menyapanya."Anaknya Pak Elsyam benar-benar sangat cantik."Arini dan juga suaminya memang tengah menghadiri sebuah acara besar tahunan. Di mana, di sana banyak sekali rekan-rekan bisnis dari Elsyam. "Sini biar aku yang gendong." Elsyam merentangkan tangannya, ia langsung saja mengambil putrinya ke dalam gendongan. Tak mungkin dirinya melepaskan Elea, di tengah-tengah keramaian seperti ini.Elea memang sering diajak untuk menghadiri acara-acara penting perusahaan dari ayahnya. Karena si kembar sudah sering menolak, mereka memiliki kegiatan lain dan lebih senang bersama dengan kakek neneknya karena selalu mau menuruti keinginan mereka berdua. Sedangkan, Elea lebih memilih
Huling Na-update: 2024-03-23
Chapter: Kecelakaan "Bagaimana keadaannya?"Arini bertanya kepada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan kakaknya itu. Tadi memang suaminya ditelepon oleh pihak rumah sakit jika Abraham mengalami sebuah insiden kecelakaan. Mereka berdua langsung saja menuju ke rumah sakit, karena memang hanya mereka berdualah pihak keluarga dari Abraham.Dokter mencoba menenangkan Arini yang terlihat begitu panik, memang saat suaminya menjelaskan jika pihak rumah sakit menelpon dirinya karena Abraham kecelakaan. Wanita itu langsung saja menjadi begitu sangat khawatir kepada kakaknya tersebut."Pasien sudah boleh dijenguk, mungkin untuk beberapa hari ini dia hanya perlu waktu untuk istirahat saja."Arini menggangguk begitu juga dengan Elsyam mereka langsung saja memilih untuk masuk ke ruangan di mana Abraham dirawat.Wajah panik dari Arini berubah seketika menjadi masam lagi, saat melihat seorang wanita yang tengah berdiri di samping kakaknya itu.Abraham pun langsung saja menoleh ia melihat Arini dan juga suam
Huling Na-update: 2024-03-22
Chapter: Arini MerajukSetelah Arini berhasil menidurkan sang putri, yang memilih untuk bermain dengan ponselnya. Di seberang dirinya ada Elsyam yang tengah berkutat dengan laptopnya.Lelaki itu memang sudah paham bagaimana cara menangani amarah sang istri, ia memilih untuk diam karena jika dirinya terus berkata pasti hari ini akan semakin marah dan kesal saja. Dirinya yakin jika esok pagi pasti amarah dari istrinya sudah reda maka dari itu ia memilih untuk diam.Arini pun memilih untuk melihat-lihat aplikasi orange tempat di mana dirinya berbelanja bahkan 1 bulan ia bisa menghabiskan puluhan juta karena menurutnya. Lebih baik berbelanja online karena ia tidak perlu harus repot-repot datang ke toko dan memilih, mungkin bedanya jika berbelanja online kita harus sabar menunggu.Ia tidak mempedulikan tentang pesan-pesan yang dikirimkan oleh kakaknya itu. Dirinya masih sangat marah dan ia juga tidak bisa berpikir dengan jernih untuk saat ini. Maka dari itu hal ini memilih untuk diam daripada ia berkata dan just
Huling Na-update: 2024-03-20
Chapter: Terbongkar Elsyam memegangi Arini, ia takut jika sampai istrinya itu justru berbuat yang tidak-tidak kepada kakaknya. Tatapan dari Arini benar-benar terlihat begitu murka kepada kakaknya itu, sejak tadi Ia terus saja menuntut sang kakak untuk menceritakan semuanya."Aku tidak menyangka jika selama ini Kakak bisa membohongi adiknya sendiri sampai sebegitu lamanya," ungkap Arini.Abraham yang sejak tadi terus saja diberondong pertanyaan oleh Arini pun, ia benar-benar perangainya sebagai orang yang tegas langsung sirna seketika di hadapan Arini. Memang sejak dirinya mengetahui jika Arini adalah adiknya, ia benar-benar menganggap Arini seperti ibunya sendiri, apalagi saat adiknya marah wanita itu pasti akan sangat sulit untuk dibujuk.Lelaki itu sejak tadi berusaha memberikan isyarat kepada Elsyam, ia berharap jika adik iparnya itu dapat membantu.Arini masih menatap tajam ke arah mereka berdua. Ia tidak menyangka jika ternyata mereka bisa menyimpan rahasia yang begitu besar, pantas saja selama ini
Huling Na-update: 2024-03-19