Usai Bangun dari Koma
Ayunda mengalami nasib tragis. Baru saja menikah, ia justru harus menerima kenyataan pahit bahwa suaminya membawa wanita lain ke rumah di malam pertama. Hatinya hancur, dan pertengkaran hebat pun tak terhindarkan. Dalam emosi yang meluap, Ayunda terjatuh dari tangga dan mengalami koma selama lima tahun.
Di tengah ketidakadilan yang menimpanya, hanya satu orang yang setia berada di sisinya—Ardan, kakak iparnya. Selama lima tahun itu, Ardan menjadi satu-satunya orang yang merawat dan menjaganya tanpa lelah. Ia memastikan Ayunda mendapatkan perawatan terbaik, bahkan rela mengorbankan banyak hal demi wanita yang tidak pernah benar-benar menjadi miliknya.
Namun, saat Ayunda akhirnya terbangun, dunia sudah banyak berubah. Rahasia yang selama ini disimpan rapat oleh Ardan perlahan terungkap, mengguncang perasaan Ayunda. Kini, ia harus menghadapi kenyataan baru—tentang pengkhianatan, kesetiaan, dan perasaan yang selama ini tersembunyi di hati Ardan.
Read
Chapter: Perjuangan Cinta Pengacara itu berdiri tegak dengan wajah serius. Suaranya tegas namun tenang saat berbicara."Sesuai dengan hasil penyidikan, Siren dijerat dengan pasal berlapis. Bukan hanya penipuan dan pencucian uang, tapi juga terkait kasus narkotika sebagai pengedar. Beberapa kasus lama yang sebelumnya tertutup kini berhasil kami ungkap," jelasnya sambil membuka map cokelat berisi dokumen.Dipta sontak mengerutkan dahi. "Apa? Siren ... pengedar narkoba?" Ia menatap ke depan dengan tatapan kosong, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Saya hidup bertahun-tahun bersamanya, dan tak pernah sekalipun saya curiga."Ayunda yang duduk di sampingnya menoleh perlahan. Ekspresinya datar namun matanya tampak menyimpan keterkejutan."Kamuflase yang sempurna," gumamnya pelan. "Dia tahu cara menyembunyikan kebusukannya di balik wajah cantik dan senyuman palsunya."Pengacara mengangguk. "Betul. Kami juga sempat terkecoh. Tapi berkat rekaman dan bukti dari salah satu sumber terpercaya, semuanya kini
Last Updated: 2025-06-15
Chapter: Oma Ola?Pagi itu, suasana rumah tampak hidup dan penuh aktivitas. Cahaya matahari menembus jendela besar ruang makan, memantulkan kehangatan ke seluruh penjuru ruangan.Si kembar duduk manis di kursi makan mereka, tengah menikmati sarapan bersama para babysitter. Suara ceria Elvano dan tawa kecil Aluna menambah suasana pagi yang begitu menenangkan. Para babysitter pun sabar melayani, menyuapi dengan penuh kelembutan sambil sesekali mengajak bermain.Di sisi lain rumah, Oma Ola tampak sibuk di ruang tamunya yang telah disulap menjadi sudut kreatif. Ia sedang membuat konten untuk akun media sosialnya yang belakangan semakin populer. Dengan mengenakan dress sederhana dan riasan ringan, Oma Ola berbicara ke arah kamera ponselnya.“Selamat pagi, semua! Hari ini kita akan bahas menu sehat untuk cucu-cucu tercinta,” ucapnya penuh semangat.Sementara itu, di dapur, Ayunda tengah menyiapkan sarapan tambahan, dibantu oleh dua asisten rumah tangga. Wajahnya terlihat lebih tenang pagi ini. Ia memotong bu
Last Updated: 2025-06-15
Chapter: Membuka Hati Setelah berpikir panjang, Ayunda akhirnya menyadari satu hal: ia tidak bisa terus-terusan diam dalam duka. Apa yang dikatakan oleh Oma Ola memang ada benarnya. Jika Ardan masih hidup dan melihat kondisinya sekarang, mungkin Ardan pun akan merasa sedih melihat Ayunda terus terpukul dan terpuruk dalam bayang-bayang masa lalu.Jika memang ini jalan hidupku, batinnya, aku harus melanjutkan apa yang sudah digariskan takdir.Sementara itu, Dipta yang sedang dirawat di ruang berbeda akibat cedera kecil di kakinya, terus memaksa pulang. “Kakiku cuma retak ringan, Dok,” katanya bersikeras. “Kalau terus di rumah sakit, rasanya malah makin terasa sakit. Aku butuh suasana yang lebih tenang.”Setelah perdebatan kecil dan penandatanganan surat pernyataan, akhirnya dokter mengizinkannya pulang.Saat keluar dari ruang perawatan, Dipta mendapati William sudah menunggunya. Rupanya Ayunda yang menghubungi William, memintanya membantu mengatur kepulangan Dipta.William memiringkan kepala, lalu melontarka
Last Updated: 2025-06-11
Chapter: Mengakui Di tengah suasana makan malam yang hangat dan penuh percakapan ringan, tiba-tiba suara gaduh dari luar restoran mulai terdengar. Beberapa kamera menyala, kilatan flash menghiasi kaca jendela. Dalam hitungan detik, belasan awak media menerobos masuk, lengkap dengan mikrofon dan kamera."Ada isu yang beredar bahwa penyebab kerusuhan di perusahaan Anda karena hubungan gelap dengan rekan kerja, Ayunda! Benarkah Anda berselingkuh dari istri sah Anda, Siren?"Pertanyaan itu meluncur tajam, memotong keheningan. Ayunda spontan membeku. Sumpit yang ia genggam di tangan kanan terhenti di tengah udara. Wajahnya pucat.Dipta yang duduk di seberangnya langsung berdiri. Wajahnya mengeras, nadanya tegas namun tetap tenang.“Saya rasa kalian harus tahu fakta yang sebenarnya,” ucap Dipta lantang. “Saya dan Siren sudah bercerai secara sah betahun tahun lalu. Perusahaan mengalami kekacauan bukan karena ‘hubungan gelap’, tapi karena perbuatan kriminal dari pihak Siren—mantan istri saya—yang mencoba membo
Last Updated: 2025-06-03
Chapter: Makan MalamPagi-pagi sekali, Dipta datang ke rumah Ayunda. Di tangannya ada sebuah paper bag berisi hadiah kecil untuk si kembar, dan sebuket mawar putih yang segar untuk Ayunda—simbol maaf dan terima kasih yang belum sempat ia ucapkan secara langsung.Saat pintu dibuka oleh baby sitter, ia disambut oleh suasana hangat rumah itu. Di ruang tengah, terlihat si kembar sedang bermain dengan riang, diawasi oleh Oma Ola.“Oma,” sapa Dipta sopan sambil tersenyum dan sedikit menunduk.Oma Ola membalas senyum itu ramah. “Ayunda masih belum keluar kamar. Subuh tadi dia bilang ingin libur dulu dari kantor, istirahat seharian.”Dipta mengangguk, memahami sepenuhnya. Lima puluh jam tanpa tidur dan tekanan mental luar biasa tentu cukup untuk melumpuhkan siapa saja.“Biar saya titip ini untuk Ayunda, ya, Oma,” ucapnya sambil menyerahkan buket bunga dan paper bag. Tapi sebelum sempat ditaruh di meja, si kembar menghampiri dan langsung menyapa dengan gembira, “Om Diptaaa!”Dipta tertawa kecil, berjongkok, dan me
Last Updated: 2025-06-03
Chapter: Berhasil Akhirnya, perjuangan selama 50 jam membuahkan hasil. Dengan tangan yang masih terpasang infus, Dipta berhasil membobol sistem milik Siren dan membekukan seluruh jaringan digital yang ia kendalikan. Siren, yang saat itu sedang berusaha mentransfer seluruh dana dari perusahaan Dipta ke rekening pribadinya, gagal total. Dana tersebut berhasil dikembalikan, dan semua jejak digitalnya diamankan.Dipta tidak berhenti sampai di situ. Ia sudah merencanakan segalanya. Setelah memastikan sistem kembali stabil, ia langsung mengirimkan tim polisi ke lokasi yang telah dilacak sebelumnya. Siren dan beberapa orang yang terlibat akhirnya berhasil dikepung.Melihat keberhasilan itu, Ayunda tak bisa menahan luapan emosinya. Dengan refleks, ia langsung memeluk Dipta yang masih duduk lemah di kursinya. Pelukan itu spontan, penuh rasa lega dan bahagia.Momen itu sempat membuat semua yang ada di ruangan terdiam. William dan beberapa staf yang melihatnya langsung salah tingkah. Mereka berpura-pura sibuk, me
Last Updated: 2025-05-24
Chapter: Penuh Bahagia "Selamat, ya," ujar Arini. Wanita itu merentangkan tangan kepada sang kakak dan juga Santira.Abraham benar-benar merasa heran dengan reaksi yang diberikan oleh adiknya itu. Walaupun demikian, dirinya tetap saja membalas ucapan selamat dari adiknya tersebut.Arini juga langsung saja memberikan pelukan kepada Santira.Bu Widuri yang sejak tadi terheran-heran dengan kehadiran wanita yang dahulu hampir saja bertunangan dengan anaknya itupun, tidak tahan lagi dan akhirnya bertanya sebenarnya ada apa semua ini.Abraham langsung saja menjelaskan semuanya, perihal peristiwa dahulu tentang penculikan Elsyam dan tentang penangkapan Yordan yang semua itu dibantu oleh Santira. Dirinya memang ingin membersihkan cap buruk tentang calon istrinya itu di mata orang-orang. Mereka hanya mampu melihat Santira yang dulu saja, padahal Santira yang sekarang sudah sangat jauh berbeda."Mungkin semua orang memiliki masa lalu buruk, tetapi semua orang juga bisa berubah. Kita hanya manusia biasa, bukan Tuhan y
Last Updated: 2024-03-24
Chapter: Menikah Arini yang baru saja meninggalkan kursi, ia langsung berpapasan dengan kakaknya Abraham yang tengah menggendong sang putri."Kenapa maksain harus menggendong, sedangkan tangan Kakak saja masih sakit seperti ini." Arini langsung saja merebut Elea dari gendongan kakaknya, ia takut jika sakit di tangan kakaknya semakin parah dan juga dirinya takut juga sang anak terjatuh.Abraham, hanya menyengir saja walaupun tangannya memang masih sakit. Namun, dirinya sudah sangat merindukan sang keponakan. Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi menahan rasa rindunya maka dirinya tadi langsung saja menggendong Elea walaupun tangannya memang masih sangat sakit. "Aku hanya merindukannya, aku ya jamin dia tidak akan jatuh kok Arini."Elsyam dan juga Ridho, tiba-tiba muncul dari belakang. Mereka berdua tengah asyik mengobrol satu sama lain. Keduanya juga langsung berhenti tepat di sisi Arini dan juga Abraham."Ada apa Sayang, kenapa marah-marah seperti itu?" tanya Elsyam.Arini langsung saja menatap ke ara
Last Updated: 2024-03-23
Chapter: Arini MelunakElea, gadis berpipi gembil itu tampil dengan cukup menawan. Balutan gaun putih, lalu rambut yang diikat dua benar-benar membuatnya nampak begitu seperti boneka hidup. Orang-orang yang melihat putri dari Arini itu pun mereka terlihat sangat gemas. Apalagi Elea anak itu selalu tersenyum ramah kepada siapapun orang yang menyapanya."Anaknya Pak Elsyam benar-benar sangat cantik."Arini dan juga suaminya memang tengah menghadiri sebuah acara besar tahunan. Di mana, di sana banyak sekali rekan-rekan bisnis dari Elsyam. "Sini biar aku yang gendong." Elsyam merentangkan tangannya, ia langsung saja mengambil putrinya ke dalam gendongan. Tak mungkin dirinya melepaskan Elea, di tengah-tengah keramaian seperti ini.Elea memang sering diajak untuk menghadiri acara-acara penting perusahaan dari ayahnya. Karena si kembar sudah sering menolak, mereka memiliki kegiatan lain dan lebih senang bersama dengan kakek neneknya karena selalu mau menuruti keinginan mereka berdua. Sedangkan, Elea lebih memilih
Last Updated: 2024-03-23
Chapter: Kecelakaan "Bagaimana keadaannya?"Arini bertanya kepada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan kakaknya itu. Tadi memang suaminya ditelepon oleh pihak rumah sakit jika Abraham mengalami sebuah insiden kecelakaan. Mereka berdua langsung saja menuju ke rumah sakit, karena memang hanya mereka berdualah pihak keluarga dari Abraham.Dokter mencoba menenangkan Arini yang terlihat begitu panik, memang saat suaminya menjelaskan jika pihak rumah sakit menelpon dirinya karena Abraham kecelakaan. Wanita itu langsung saja menjadi begitu sangat khawatir kepada kakaknya tersebut."Pasien sudah boleh dijenguk, mungkin untuk beberapa hari ini dia hanya perlu waktu untuk istirahat saja."Arini menggangguk begitu juga dengan Elsyam mereka langsung saja memilih untuk masuk ke ruangan di mana Abraham dirawat.Wajah panik dari Arini berubah seketika menjadi masam lagi, saat melihat seorang wanita yang tengah berdiri di samping kakaknya itu.Abraham pun langsung saja menoleh ia melihat Arini dan juga suam
Last Updated: 2024-03-22
Chapter: Arini MerajukSetelah Arini berhasil menidurkan sang putri, yang memilih untuk bermain dengan ponselnya. Di seberang dirinya ada Elsyam yang tengah berkutat dengan laptopnya.Lelaki itu memang sudah paham bagaimana cara menangani amarah sang istri, ia memilih untuk diam karena jika dirinya terus berkata pasti hari ini akan semakin marah dan kesal saja. Dirinya yakin jika esok pagi pasti amarah dari istrinya sudah reda maka dari itu ia memilih untuk diam.Arini pun memilih untuk melihat-lihat aplikasi orange tempat di mana dirinya berbelanja bahkan 1 bulan ia bisa menghabiskan puluhan juta karena menurutnya. Lebih baik berbelanja online karena ia tidak perlu harus repot-repot datang ke toko dan memilih, mungkin bedanya jika berbelanja online kita harus sabar menunggu.Ia tidak mempedulikan tentang pesan-pesan yang dikirimkan oleh kakaknya itu. Dirinya masih sangat marah dan ia juga tidak bisa berpikir dengan jernih untuk saat ini. Maka dari itu hal ini memilih untuk diam daripada ia berkata dan just
Last Updated: 2024-03-20
Chapter: Terbongkar Elsyam memegangi Arini, ia takut jika sampai istrinya itu justru berbuat yang tidak-tidak kepada kakaknya. Tatapan dari Arini benar-benar terlihat begitu murka kepada kakaknya itu, sejak tadi Ia terus saja menuntut sang kakak untuk menceritakan semuanya."Aku tidak menyangka jika selama ini Kakak bisa membohongi adiknya sendiri sampai sebegitu lamanya," ungkap Arini.Abraham yang sejak tadi terus saja diberondong pertanyaan oleh Arini pun, ia benar-benar perangainya sebagai orang yang tegas langsung sirna seketika di hadapan Arini. Memang sejak dirinya mengetahui jika Arini adalah adiknya, ia benar-benar menganggap Arini seperti ibunya sendiri, apalagi saat adiknya marah wanita itu pasti akan sangat sulit untuk dibujuk.Lelaki itu sejak tadi berusaha memberikan isyarat kepada Elsyam, ia berharap jika adik iparnya itu dapat membantu.Arini masih menatap tajam ke arah mereka berdua. Ia tidak menyangka jika ternyata mereka bisa menyimpan rahasia yang begitu besar, pantas saja selama ini
Last Updated: 2024-03-19