MasukBocil melipir dulu ke pojokan jangan ngintip,!!!
Setelah berpamitan pada Sabia, Gilbert buru-buru mengemudikan mobilnya untuk menjemput Naura, tak lupa dalam perjalanan Gilbert terlebih dahulu menelpon supir yang biasa menjemput Naura. "Halo Tuan," "Kau dimana?" "Sudah hampir sampai kampus nona Naura, Tuan!" "Putar balik sekarang!" "Apa? Putar balik Tuan, tapi nona Naura sudah mau pulang kuliah," "Aku yang akan jemput," "Baik Tuan kalau begitu," Setelah menelpon supir, segera Gilbert tambah laju kendaraannya agar bisa secepatnya sampai kampus. Naura yang sudah selesai dengan kelas terakhirnya menuju halaman kampus, karena biasanya supirnya itu sudah menunggu disana. Tapi ketika sudah di halaman supir yang biasa belum datang. "Tumben sekali, apa macet ya? Ya sudah aku tunggu sebentar deh," gumam Naura. Saat sedang menunggu jemputannya datang, Mr Zie datang menghampiri Naura. "Siang," "Siang Mr," "Kau temannya Sabia?" "Iya benar Mr, ada apa ya?" "Beberapa hari ini Sabia tidak masuk kuliah, apa terjadi sesuatu dengannya?" Naura pun sampai speclees karena Mr Zie yang terkenal cuek malah menanyakan kabar Sabia. "Bia sakit Mr, tapi besok juga sepertinya sudah mulai masuk kuliah lagi," "Oke, terimakasih maaf sudah mengganggu waktu mu!" "Sama-sama Mr," Mr Zie pergi berlalu, dan mobil Gilbert tiba di halaman kampus. Melihat ada seorang laki-laki yang baru saja mengajak ngobrol Naura, Gilbert pun buru-buru keluar dari mobil. "Hmm," "Dady, kenapa Dady yang jemput?" "Siapa laki-laki tadi?" "Oh itu Mr Zie," "Untuk apa dia menemui mu?" "Untuk bertanya," "Genit!" "Siapa yang genit?" "Kau!" "Memangnya kenapa? Toh aku single," "Nola," tatapan Gilbert melotot tajam. "Ayo pulang!" Diraihnya tangan Naura oleh Gilbert, lalu keduanya masuk kedalam mobil. "Dad, kenapa Dady yang jemput bukankah Dady harus menjaga Sabia?" "Bia sudah membaik dia sudah bisa ditinggal," "Lalu?" "Lalu Dady ingin menjemput mu," "Kenapa?" "Apa perlu dijawab?" Naura pun tersenyum karena Gilbert sepertinya malu-malu sekali mengatakan rindu padanya. "Aku pulang ke rumah Dady ya, aku ingin main dengan Bia," "Ya sudah, kita pulang ke rumah Dady," Mobil Gilbert tiba di kediamannya, tapi seorang security menghampiri Gilbert saat Gilbert dan Naura baru turun dari mobil. "Tuan, nona Sabia pergi dengan supir membawa mobil barunya!" "Pergi? Pergi kemana?" "Katanya ke cafe, dia ingin memamerkan hadiah dari Tuan Nick pada teman-temannya yang saat ini berada di cafe," "Astaga Bia, tapi bawa supir kan?" "Iya Tuan, supir yang mengemudikan mobilnya!" Naura dan Gilbert pun geleng-geleng kepala, Sabia itu memang super aktif padahal lukanya belum sembuh total, bisa-bisanya dia mau pamer mobil baru tapi untunglah bukan dia yang menyetir sendiri. "Kelakuan temanmu itu La," "Putri semata wayangnya Dady itu," Keduanya masuk kedalam rumah, Naura duduk di sofa ruangan televisi sementara Gilbert mengambilkan minuman untuk Naura. Gilbert malah melihat kedua paha Naura yang begitu jenjang dan seksi, maklum saja Naura selalu berpakaian minim. "Dady melihat paha mulus ku?" "Tidak," "Itu senyum," Kepergok oleh Naura malah Gilbert salah tingkah dan tersenyum sendiri. Sudah lama merindukan saat-saat berdua seperti saat ini, Naura pun naik kepangkuan Gilbert. "Nola, jangan nanti Bia melihat!" "Bia kan di cafe dad, daripada lihat pahaku diam-diam mending lihat terang-terangan saja," "Dady sangat merindukanmu Nola," "Aku juga Dad," Gilbert menggendong tubuh Naura berjalan menuju kamarnya, diturunkannya tubuh Naura oleh Gilbert diatas ranjang kemudian Gilbert pergi sebentar kearah pintu untuk mengunci pintu kamarnya. Setelah memastikan pintu terkunci, Gilbert kembali menemui Naura. "Dad, kenapa dikunci kan masih siang?" Tanpa menjawab apapun lagi Gilbert segera menindih tubuh mungil Naura, melu mat bibirnya hingga menye sapnya semakin dalam. Naura begitu pasrah atas apa.yang dilakukan oleh Gilbert terhadapnya, Naura mengerti betapa Gilbert merindukan saat-saat seperti ini, apalagi setelah beberapa hari ini terjadi kekacauan yang begitu menguras tenaga wajar saja jika luapan rindu itu tumpah ruah ketika ada kesempatan berdua. "Dad, aku menginginkan mu," "Dady sangat ingin tubuhmu Nola, setiap malam Dady membayangkannya," Keduanya kembali berciuman dengan liar, lidah Gilbert bahkan sudah memasuki rongga mulut Naura, meraih lidah Naura untuk saling membelit satu sama lain. Hingga ciuman itu turun ke daerah dagu lancip Naura, Gilbert menye sapnya dan ciuman itu semakin turun keleher jenjang Naura. "Ah Dad," Tidak peduli jika nantinya hubungan ini tidak sampai hingga akhir, tapi Gilbert sudah tidak sanggup lagi jika menundanya lebih lama, setiap malam Gilbert selalu gelisah ingin memiliki tubuh Naura, dan sebaliknya Naura pun sangat ingin melakukannya dengan Gilbert. Tubuh kekar Gilbert selalu membuat Naura tidak sabar ingin merasakannya. Kali ini tidak mau ambil resiko Gilbert hanya menye sap pelan setiap inci leher Naura, jangan sampai ada jejak merah lagi yang tertinggal walaupun naf su sudah berada dipuncak paling tinggi tapi Gilbert tidak ingin Naura kembali dalam masalah. "Ah Dad," "Dady akan membuat tanda merahnya ditempat yang tersembunyi sayang," bisik Gilbert. Kedua tangan Gilbert meraih kaos yang dikenakan oleh Naura, diangkatnya kaos tersebut hingga berada diatas dada sintal dan padat Naura, kedua melon import Naura pun tersembul dihadapan Gilbert. Kedua tangan Gilbert meraih pengait b r a yang dikenakan oleh Naura, sungguh sentuhan-sentuhan Gilbert membuat Naura semakin ingin merasakan otot-otot kekar itu memompa dirinya. B r a itu tak lagi menutupi kedua melon import Naura, kini Gilbert bisa dengan buasnya melahap satu persatu melon import Naura yang padat, bulat dan kenyal. Di hi sapnya oleh Gilbert sekencang mungkin hingga Naura merasakan segelenyar rasa nikmat menjalar hingga keseluruh tubuhnya. "Dad ah," Naura semakin terpancing hasrattnya saat melihat mulut Gilbert meng hi sap bagian pucuk melon importnya, Gilbert sangat lahap dan liar ketika meng hi sap melon import Naura. Hingga dimainkannya pucuk areola itu oleh lidah Gilbert, diputari dan lidah Gilbert terus meliuk-liuk sempurna dibagian areola Naura. Merasa kenikmatan setiap inci tubuh Naura benar-benar membuatnya tergila-gila, kedua tangan besar Gilbert membuka kedua pangkal paha Naura hingga kedua pangkal paha Naura pun terbuka lebar. Dibukanya resleting rok bagian belakang Naura oleh Gilbert, hingga rok mini itu terangkat keatas. Sambil terus meng hi sap areola Naura kedua tangan besar Gilbert meraba-raba kedua paha mulus Naura. Tanpa terasa tangan Gilbert sudah menjangkau bagian tengah dari kedua pangkal paha Naura. Tangan besar itu kini meraba halus bagian inti Naura yang masih tertutupi oleh kain penutup akhirnya. "Dad, ah terus Dad ahhh emthh," Dirasakan oleh Gilbert kain penutup itu bahkan sudah lembab, menandakan jika Naura sudah benar-benar ingin menuntaskan hasrattnya.Gilbert ingin kembali berciuman dengan Naura untuk mengawali sebelum bagian intinya dia terobos sampai dalam, karena ini adalah kali pertama untuk Naura sehingga Gilbert ingin membuatnya senyaman mungkin.Bagaimana pun bagi seorang perempuan jika melakukan untuk pertama kalinya pasti rasanya akan tetap sakit, tapi jika diawali dengan hasratt wanitanya sangat tinggi maka akan mengurangi kesakitan saat melakukannya."Sayang, serius tubuhmu membuat Dady merasakan kembali seperti muda, kau sangat membuat Dady berg a i rah Nola," Gilbert menciumi leher Naura dan semakin atas untuk menjangkau bibir Naura.Tok.Tok.Tok."Tunggu sebentar nyonya Leya, saya yakin kok Tuan Gilbert ada di dalam kamarnya!" ujar pelayan yang mengantar Leya untuk menemui Gilbert.Kembali diketuknya pintu kamar itu, sehingga terpaksa Gilbert pun harus menghentikan aktivitas yang sangat menyenangkan itu."Dad, siapa itu?""Mungkin pelayan, kau tunggu disini ya!""Iya, tapi jangan lama-lama ya Dad,""Kenapa?""Udah em
Sekali lagi bocil harap lompati bab ini dan jangan coba-coba untuk mendekat area ini,. please mojok aja dipojokan oke.Kedua bola mata Naura memutar saat merasakan tangan besar Gilbert sudah menelusup masuk kedalam bagian inti miliknya, rasanya sungguh hangat dan membuat Naura lebih ingin lagi melakukannya.Dirabanya bagian inti Naura itu oleh tangan besar Gilbert, membuat Naura memejamkan kedua matanya merasakan tangan besar itu memainkan bagian intinya dengan sangat lemah lembut.Sementara Gilbert yang sudah merasakan puas meng hi sap kedua melon import Naura, akhirnya melepaskan melon import Naura.Gilbert bangun dan tak lagi menindih tubuh Naura, kedua tangan itu meraih kain penutup bagian inti Naura untuk dilepaskan. Hingga bagian inti milik Naura kini terlihat jelas dihadapan Gilbert.Tatapan kedua mata Gilbert tidak bisa berbohong, dia sudah sangat menginginkannya bahkan lobak importnya yang sejak tadi sudah mengeras semakin sulit dikendalikan ketika melihat bagian inti Naura y
Bocil melipir dulu ke pojokan jangan ngintip,!!!Setelah berpamitan pada Sabia, Gilbert buru-buru mengemudikan mobilnya untuk menjemput Naura, tak lupa dalam perjalanan Gilbert terlebih dahulu menelpon supir yang biasa menjemput Naura."Halo Tuan,""Kau dimana?""Sudah hampir sampai kampus nona Naura, Tuan!""Putar balik sekarang!""Apa? Putar balik Tuan, tapi nona Naura sudah mau pulang kuliah,""Aku yang akan jemput,""Baik Tuan kalau begitu,"Setelah menelpon supir, segera Gilbert tambah laju kendaraannya agar bisa secepatnya sampai kampus. Naura yang sudah selesai dengan kelas terakhirnya menuju halaman kampus, karena biasanya supirnya itu sudah menunggu disana.Tapi ketika sudah di halaman supir yang biasa belum datang."Tumben sekali, apa macet ya? Ya sudah aku tunggu sebentar deh," gumam Naura.Saat sedang menunggu jemputannya datang, Mr Zie datang menghampiri Naura."Siang,""Siang Mr,""Kau temannya Sabia?""Iya benar Mr, ada apa ya?""Beberapa hari ini Sabia tidak masuk kuli
Leya tersadar jika ada Naura juga disini, dihampirinya Naura oleh Leya."Naura kau tidak apa-apa kan anak cantik? Orang jahat itu tidak melukai mu kan?""Aku tidak apa-apa Bi, justru Bia jadi seperti ini karena aku tidak menurut untuk dibawa, Bia mencoba menyelamatkan aku sehingga dia jadi tertembak seperti ini, maafkan aku!""Tidak sayang, ini bukan salah mu bibi yakin Sabia dan kau adalah sahabat yang bila salah satunya sedang mengalami kesulitan pasti lah akan saling tolong menolong, jadi kau jangan minta maaf,"Diperlakukan sebaik ini oleh Leya dan Sabia, Naura jadi merasa jika dirinya adalah penghalang bagi keluarga kecil itu bersatu kembali."Apa aku jahat? Apa aku egois jika inginkan Dady Gilbert? Apakah aku termasuk orang ketiga disini?" dalam hatinya.Tak berselang lama, Dady Domanick, momy Lindsey, Stanley, Steiner dan Oma Larisha datang ke markas untuk melihat kondisi Sabia dan bertemu dengan Naura."Nola, kau tidak terluka kan? Jazz melukai mu?""Dady, aku tidak apa-apa Da
Keduanya berciuman untuk pertama kali dihadapan para anggota group Limson, dan Naura pun menikmati ciumannya dengan Gilbert hingga lupa kalau dia sedang menjadi tontonan para anggota group Limson.Seolah dunia hanya milik berdua, Naura justru membalas gigitan-gigitan nakal Gilbert pada bibirnya dengan mengigit bibir Gilbert terus menerus.Para anggota group Limson yang menyaksikan adegan itu langsung menundukkan wajahnya,. mereka sebenarnya terkejut karena yang mereka tau Gilbert dan Naura memiliki kedekatan ayah dan anak, tapi yang mereka lihat saat ini justru bukan ayah dan anak melainkan pasangan kekasih yang saling mencintai.Slazzzhh...Satu tangan Gilbert yang mengayun itu menumpas lobak import milik Jazz satu-satunya dengan senjata tajam.Aaaaaaa.....Jazz ketar-ketir merasakan dunianya runtuh seketika, harta satu-satunya yang paling berharga bagi seorang laki-laki telah dirampas oleh Gilbert, bahkan hingga tersisa kurang dari separuhnya."Aaaaa lobakku tidak!!" teriak Jazz.Pa
Kedua tangan Naura bahkan seperti tangan seekor semut yang kecil sehingga meskipun Naura berusaha memukul-mukul tubuh Jazz dengan tangannya, Jazz yang kekar tentu hanya merasa pukulan itu hanyalah sebuah colekan manja dari Naura."Oke anak manis, sentuhan mu benar-benar membangunkan kejantananku sayang!"Dijambaknya rambut terurai Naura agar Naura mau segera turun dari mobil, ditariknya rambut panjang Naura itu hingga mau tidak mau Naura pun turun dari mobil."Tuan Lihat!" salah seorang anggota Salvator berteriak dan menunjuk Gilbert dan para anggota group Limson yang sudah tiba di halaman mansion mewah itu."Kita kedatangan tamu rupanya!""Dady," wajah Naura langsung sumringah ketika melihat Gilbert datang untuk menyelamatkannya, padahal Naura berpikir Gilbert akan berada disisi Sabia karena Sabia menderita luka tembak serius.Tak pernah disangka oleh Naura, ternyata Gilbert justru datang menyelamatkannya. Gilbert turun dari motor gedenya begitu juga para anggota group Limson yang tu







