Tak tunggu lama-lama Ameera pun bergegas menaruh tas kerjanya, lalu kembali ke dapur setelah berganti pakaian untuk memasak. Padahal seharian ini Ameera merasa sangat lelah di tempat kerjanya yang baru.
Tapi demi memberikan makan malam yang enak untuk Liam, Ameera rela bergelut dengan wajan dan kompor serta bumbu-bumbu dapur yang sudah pasti baunya akan melekat pada tubuhnya. Pukul 19.00 malam semua masakan dan piring-piring sudah tertata rapi dimeja makan, saatnya Ameera memanggilkan Liam untuk makan malam bersama. Tok. Tok. "Liam makan malamnya sudah siap!" Klek.. Pintu dibuka dan Liam melengos begitu saja menuju meja makan, memanglah meskipun menghina masakan Ameera tidak enak tetap saja Liam akan memakannya. Keduanya duduk dimeja makan, dan Ameera menyendokkan makanan kepiring Liam. "Liam terimakasih ya," "Untuk?" sambil menyuap makanan kemulutnya. "Pertama terimakasih telah memberikan aku uang bulanan, kedua terimakasih sudah mau memakan terus makanan yang aku buat!" "Aku hanya ingat pesan Amber untuk memakan masakan yang dibuatkan untuk kita!" "Tetap saja kau ternyata tidak seburuk yang aku pikirkan," "Dengar Ameera sampai kapanpun aku tidak akan pernah memaafkan mu apalagi menganggap mu sebagai istriku, dan aku bertahan disini itu semata-mata karena momy Britney!" "Mau sampai kapan Liam? Amber sudah tidak ada!" "Sampai kau menyusul Amber! Karena yang seharusnya mati itu kau, bukan istriku!" Liam bangkit lalu pergi meninggalkan Ameera yang masih mencerna perkataan kejam yang terlontar dari mulut Liam. Tak ingin lagi mendengar perkataan Liam yang hanya bisa membuat sakit hati, Ameera memilih untuk tenang dan mengatur nafasnya mungkin sebaiknya tidak melakukan pembicaraan apapun dulu dengan Liam. Padahal selayaknya seorang istri Ameera ingin sekali bercerita apa saja aktivitas yang dia lakukan hari ini, begitu juga ingin mendengar aktivitas yang dilakukan Liam! Mengobrol santai untuk saling mempererat hubungan rumah tangga. Seharusnya jika memang tidak ada cinta didalam rumah tangga ini, kenapa tidak mencoba untuk saling berdamai dengan kenyataan! Walaupun Ameera sadar betul kesalahannya sangat fatal, tapi mau bagaimana lagi? Ambeera sudah pergi dan tidak mungkin kembali lagi. Tidak ada lagi obrolan apapun dari Liam maupun Ameera, hingga pagi menjelang keduanya sarapan bersama namun saling diam! Bahkan tak sekalipun Liam menatap wajah Ameera. Pagi ini Ameera memakai kemeja yang dipadukan dengan rok kerja yang minim! Tak lupa juga Ameera sudah memoles wajahnya dengan make up! Tidak perlu make up yang tebal karena Ameera sudah cantik dari lahir. Andai saja Liam sedikit saja melirik kewajah Ameer, yakinlah laki-laki itu pasti akan takjub akan kecantikan Ameera. Selesai sarapan Liam pergi lebih dulu tanpa bertanya sekalipun kenapa istrinya berpakaian layaknya pekerja kantoran. Liam pergi mengemudikan mobilnya sendiri sementara Ameera terpaksa harus menjadi langganan taxi online untuk berangkat ke kantor. Siang ini Liam akan bertemu dengan salah satu artis terkena disebuah cafe untuk meeting terkait kerjasama keduanya, perusahaan Liam akan menjadikan artis tersebut brand ambassador salah satu prodak milik D.E skincare. Disaat yang sama Ameera pun baru saja masuk kedalam cafe tersebut bersama dengan Xander, dilihatnya oleh Ameera dimeja paling pojok Liam tengah mengobrol sambil sesekali tersenyum pada Tifanny yang merupakan sekertaris pribadinya. Sementara tamu mereka belum datang, sedangkan Ameera dan Xander klien mereka ternyata sudah sampai lebih dulu dan duduk disamping meja yang dibooking oleh Liam. Ameera sempat melamun, membayangkan rasanya menjadi Ambeera atau pun Tifanny, dua wanita beruntung yang bisa bercengkrama akrab dengan Liam! Tidak seperti dirinya, Liam menatap wajahnya saja sudah jijik dan muak. "Ra, mana dokumen yang tadi," kata Xander. "Ameera," "Apa Tuan? Maaf Tuan, saya," "Dokumen kerjasamanya tolong dikeluarkan!" "Baik Tuan," Ameera bergegas mengeluarkan berkas yang diminta oleh Xander. Sambil sesekali curi-curi pandang kemeja tempat Liam berada, tapi sepertinya Liam masa bodo dengan kehadiran Ameera di cafe ini! Tidakkah sebagai seorang suami dia penasaran, kenapa istrinya bisa berada di cafe dan bersama para pengusaha ini? Padahal Ameera tau tidak mungkin kalau Liam tidak melihatnya, meja keduanya kan berdekatan bahkan bersebelahan. Dimeja Liam, artis yang mereka tunggu belum juga datang jadi Tifanny dan Liam memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu! "Tuan aku sudah pesankan menu biasa Tuan makan," "Oke terimakasih!" "Tuan maaf kalau saya lancang, bukankah itu isteri anda?" Tifanny mengerakkan pelipis matanya untuk memberikan kode keberadaan Ameera. "Biarkan saja! Tidak usah pedulikan, tidak usah bicara formal toh tamu kita belum datang!" "Aku hanya bingung saja kenapa kau menikahi saudari kembarnya kalau memang tidak mencintainya?" "Ini semua ulah orangtuaku saat aku depresi terjadilah pernikahan ini! Aku sendiri masih tidak menyangka aku menikahi wanita yang sudah menewaskan istri dan calon anakku," "Aku benci sekali padanya!" Melihat emosi Liam kembali tidak stabil! Tifanny pun menepuk-nepuk punggung Liam untuk menenangkannya! Jangan sampai depresinya kumat lagi. "Liam tenang, okey kita ganti pembicaraan yang lain saja oke!" Ameera melihat bagaimana Tifanny mengusap-usap punggung suaminya, ingin sekali menegur Liam tapi Ameera sadar dia tidak bisa bertindak ceroboh didepan atasannya Meeting Ameera dan klienya selesai lebih cepat! Tak terasa hari sudah sangat sore. Ameera dan Xander keluar dari cafe tersebut, sementara Liam masih melakukan pembicaraan dengan artis yang akan menjadi BA prodaknya. Sore hari setelah pulang jam kerja, Ameera memutuskan untuk berkunjung ke rumah makan milik orangtuanya! Sekaligus memberitahu mereka bahwa dirinya sudah diterima bekerja di perusahaan besar. Rumah makan yang sangat sederhana itu sangat sepi, tidak ada satupun pelanggan yang datang untuk makan! Mungkin karena masih baru dan belum direnovasi jadi pelanggan sukar untuk mampir. Dilihatnya wajah Dady Elrald dan momy Joanna yang nampak lelah dan sedih menjadi satu. Tak terasa kedua mata Ameera pun mulai meneteskan air mata melihat kedua orangtuanya bersedih seperti itu! Ameera buru-buru menghapus air matanya. "Sore mom, dad!" "Ameera, kau kesini tidak beritahu dulu momy atau Dady!" Joanna memeluk Ameera. "Loh kok anak Dady pakai pakaian kantor begini?" Dady Elrald penasaran. "Iya dong, karena Ameera sudah keterima bekerja di perusahaan besar mom dad!" "Hah keterima bekerja?" serempak. "Iya di X.R shirt, tau kan brand pakaian lokal yang paling laku itu!" "Tapi nanti Liam bagaimana? Kau tidak bisa mengurus suamimu kalau kau bekerja Ra," "Momy tenang saja! Justru Liam support kok, kan gajinya lumayan buat memperbesar rumah makan ini!" "Tidak usah pikirkan kami Ra, Dady sudah jual mobil milikmu dan laku lumayan nanti rumah makan ini akan Dady sulap menjadi restoran mewah dengan uang itu!"Ameera memegangi tangan Tiffany dan Xander pun mendekati Tiffany."Fan, lebih baik kalian bicara dulu!" kata Ameera."Fan!" panggil Xander."Kita bicara diluar!" sinis Tiffany.Claire pun digendong oleh Tiffany dan keluar dari dalam ruangan, begitu juga Xander yang mengekor dibelakangnya. Kerinduan yang sangat diungkapkan melalui kata-kata bisa berkesempatan lagi untuk melihat anaknya dan juga istrinya, karena secara hukum Tiffany dan Xander memang tidak pernah bercerai.Bukannya Tiffany tidak mau mengurus surat gugatan, hanya saja memang belum sempat malah sudah keburu ketemu lagi dengan Xander."Claire ini Dady sayang, cintaku ini Dady nak,"Xander hendak menggendong Claire sementara bocah itu menatap dengan serius sosok Xander yang dia sendiri mungkin lupa bahwa itu adalah ayahnya."Pertemuan ini terlalu mendadak,," ujar Tiffany."Tapi pertemuan ini sudah aku persiapkan sejak lama, hanya dengan begini satu-satunya cara agar kita bisa bertemu! Kelahiran bayi Ameera bukan hanya sebag
Sembilan bulan kemudian, kabar tentang Ameera yang hari ini sudah dilarikan ke rumah sakit karena akan segera melahirkan, diketahui Xander melalui akun media sosial keluarga group Limson.Xander yang sudah enam bulan terakhir ini sudah bekerja disalah satu perusahaan cukup besar sebagai manager keuangan, sangat antusias mengorek informasi lebih lanjut agar mengetahui dimana rumah sakit tempat Ameera melahirkan saat ini, kebetulan hari ini Xander bisa pulang sore hari sehingga setelah mencari tau tentang keberadaan Ameera maka Xander akan pergi ke rumah sakit tersebut.Di ruangan bersalin, Ameera sedang berjuang sekuat tenaga untuk melahirkan buah hati pertamanya, dengan ditemani oleh Liam yang setia menggenggam erat tangan Ameera.Orang tua Ameera dan orangtua Liam pun tak kalah harap-harap cemas menantikan cucu pertama bagi mereka, apalagi mereka tidak bisa ikut kedalam ruangan bersalin semua hanya ada Liam yang menemani Ameera dalam proses persalinannya.Dan yang lain menunggu dilua
Karena mendapat pesan yang membuat mereka kecewa dan khawatir dengan keadaan Ameera saat ini! Dady El dan momy Joa buru-buru menutup rumah makan mereka untuk segera pergi ke kota menjemput Ameera.Perasaan mereka marah kesal dan campur aduk rasanya, sementara momy Britney dan Dady Daniel yang baru saja tiba di rumah setelah menghadiri pesta pernikahan rekan kerja Dady Daniel, belum juga melihat handphonenya sama sekali."Dad, mau mandi sekarang?""Iya mom, Dady mandi dulu ya!" Dady Daniel langsung membuka seluruh pakaiannya dan masuk kedalam kamar mandi.Sedangkan momy Britney memilih duduk dipinggir ranjang sambil mengambil handphone yang sejak tadi berada didalam tasnya, dilihatnya ada pesan dari Liam dan setelah membaca isi pesan tersebut momy Britney langsung berteriak memanggil Dady Daniel."Dad! Astaga Ameera kasihan sekali kau nak, Liam ini benar-benar tidak bisa dipercaya!"Momy Britney menerobos kedalam kamar mandi untuk memberitahukan kepada suaminya tentang pesan tersebut.
Mendengar nama Xander disebut tentu saja Tiffany sudah tidak mau lagi mendengar apapun tentang Xander, bagi Tiffany melihat suaminya itu berada diatas pelaminan dengan wanita lain sudah cukup menghancurkan hatinya hingga ke relung yang terdalam."Aku sudah tidak mau lagi mendengarnya Ra,""Kau yakin?""Xander batal menikahi wanita itu dan dia terus mencari mu hingga saat ini Fan!" Liam langsung to the point memberitahukan Tiffany."Aku tidak peduli Am, dia batal menikahi wanita itu atau tidak, bagiku semuanya sudah terlambat!""Kami hanya ingin kau tidak menyesali keputusan untuk kedepannya Fan, makanya apa yang terjadi disini kami beritahukan padamu," ujar Ameera.Panggilan video itu pun berakhir dan Tiffany pun hanya ingin hidup damai dan bahagia bersama dengan Claire, baginya itu sudah cukup dibandingkan harus kembali dengan masa lalunya bersama Xander.Hingga 6 bulan berlalu dan Xander pun belum juga mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya, tetapi karena butuh uang u
Pembicaraan Lindsey dan Ameera berlanjut hingga masalah program kehamilan yang sedang ditempuh oleh Ameera dengan Liam."Sepertinya kau terlalu stres memikirkan soal anak Ra, pikiran mu juga harus tenang kalau sedang program!""Mungkin iya Bi, tapi bagaimana lagi memang aku dan Liam sangat tidak sabar sekali ingin memiliki anak,""Jalani saja program bayi tabung di rumah sakit paling bagus Am, kalau memang kalian tidak sabaran daripada masalah itu membebani pikiran kalian," saran dari Domanick."Iya rencananya jika program inseminasi ini gagal, maka kami akan menjalani program bayi tabung Paman!"Setelah berbicara panjang lebar membahas banyak hal dari mulai bisnis, kehamilan dan juga lain-lainnya, Ameera dan Liam pergi meninggalkan rumah milik Pamannya.Sementara itu kekacauan tengah terjadi didepan kediaman rumah orangtuanya Xander, sekarang para pekerja pabrik yang gaji dan pesangonnya belum dibayarkan memaksa masuk kedalam halaman rumah milik Xander dan orangtuanya.Pintu gerbang
Sebenarnya Liam dan Ameera baru saja pulang setelah mengantar Tiffany dan Claire ke bandara! Bukan mereka bermaksud untuk ikut campur kedalam urusan rumah tangga Tiffany dengan Xander, tapi Liam dan Ameera merasa sangat tidak tega dengan penderitaan Tiffany selama ini.Okelah kalau misalnya Xander dan orangtuanya hanya mencaci maki Tiffany setiap hari, mungkin Tiffany akan bertahan terus demi Claire tetap memiliki orangtua yang utuh, tapi berencana untuk membunuhnya, bahkan memutuskan untuk menikahi wanita lain yang kaya raya disaat Tiffany baru saja memberikan anak untuk Xander dan cucu untuk kedua orangtuanya, itu yang tidak bisa Tiffany terima.Bukannya sebagai seorang ayah mencurahkan segala cinta dan kasih sayang terhadap anak semata wayangnya, dan sebagai kakek nenek bagi Claire sepatutnya kedua orang tua Xander perbanyak menyayangi menantu dan cucu yang baru lahir ke dunia, justru yang Xander dan orangtuanya lakukan adalah menghadirkan wanita lain agar Tiffany menyerah dengan p