Share

Pembicaraan Penting dengan Weni

"Udah? Kelamaan banget mikirnya. Sana pergi. Pintu rumah mau dikunci semua."

Eh? Aku diusir. Mama Weni memang benar-benar menyebalkan.

Aku masuk ke dalam mobil, kembali pulang ke rumah. Tidak ada gunanya di sana. Lagi pula, keluarga Weni sering judes padaku.

"Kamu kemana aja, sih? Udah malam, nih. Si Rea bahkan udah dibawa pulang sama kakak kamu. Buat susah orang aja."

Mbak Linda mengambil tasnya. Dia kelihatan mengantuk sekali.

"Mbak kenapa gak ikutan pulang juga?" tanyaku sambil menyampirkan jas ke sofa.

"Gak tau diuntung kali, ya, ini anak. Kamu mau rumah kamu dimaling orang lagi, hah?!"

Eh? Aku mengusap telinga. Mbak Linda serasa berteriak di samping telingaku barusan.

"Santai, Mbak. Jangan marah-marah, apalagi teriak gitu. Pusing dengarnya."

Mbak Linda mendelik. Dia berkacak pinggang, menatapku galak. "Jagain Mama, Mbak pulang dulu. Kalau sempat, Mama kesini besok."

Sebelum Mbak Linda pergi, aku buru-buru mengambil kunci mobil di atas meja. "Aku antar, deh, Mbak."

"Gak usah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Imam yg baik bijimu lu aj pengen sama mantan lu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status