Share

Bab 36 : Alasan Kabur

Penulis: Fortunata
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-11 19:00:08

Wajah Citra berubah masam. Ia pun berdehem salah tingkah. "Kamu gak akan balik sama kak Lalita kan?"

 Aldo diam sejenak menatap Citra yang sedang duduk di hadapannya. Lalu ia tersenyum dan mencubit pipi Citra gemas. Aldo senang sekali Citra tampak cemburu.

"Enggak sayang. Udah bebas gini dari dia, masa aku mau balik lagi?"

Citra mengerjapkan mata dan mulai berbicara dengan nada manja.

"Tapi sayang, seandainya one day aku minta tolong kamu untuk deketin kak Lalita lagi gimana? Kamu mau gak?" tanya Citra.

Aldo mengernyitkan dahi.

"Kok gitu? Emang kenapa aku harus deketin Lalita lagi? Perusahaan kan udah pasti jatuh ke tangan kamu sayang?"

"Dengerin aku dulu ya sayangkuuu..." Citra kemudian memegang kedua tangan Aldo.

"Jaga-jaga aja sayang. Soalnya kan papa belum resmi umumin gitu," ucap Citra lagi.

Aldo menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Oke, aku ngerti maksud kamu. Kamu mau aku

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 44

    Brian masih bungkam, tidak sudi berbicara pada Citra.“Sayang… udah ya… Balikin HP nya, kita udahan ya… Balik ke hotel," bujuk Hadi sambil berusaha mengambil ponsel Brian.Citra terus melawan, dia enggan mengembalikan ponsel Brian. Ia bahkan menatap Hadi dengan mata berkaca-kaca.“Sayang… Udah yaa…” bujuk Hadi berusaha menenangkan Citra."Citra... Balikin yaa..."Meski dibujuk berkali-kali, Citra masih keras kepala dan tetap menggenggam ponsel Brian.Brian sendiri masih tetap diam dan menatap malas pertunjukan teater yang sedang berlangsung di depannya ini.“Moris, nanti tolong ambil HP saya, dan tolong pindahkan semua history pekerjaan dari sana. Habis itu, terserah mau kamu buang atau mau digunakan untuk keperluan kamu pribadi. Tapi jangan lupa format dulu,” instruksi Brian."Baik pak..." jawab Moris.Brian kemudian mengeluarkan ponsel lain dari saku celana dan beranjak pergi. Melihat itu, wajah Citra memerah.

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 43

    "Besok aku akan urus tender dulu untuk Fort. Jadi besok kamu tolong belikan oleh-oleh titipan istri saya dan teman-teman lain. Selesai urus tender, baru kita lanjut kerjain urusan di Wiguna," ucap Brian pada sekretarisnya, Moris.Moris selalu mengikuti ke mana pun perjalanan dinas Brian mengingat jadwal pria itu yang cukup padat.Kini mereka berdua sudah di pesawat. Hanya saja, baru beberapa jam pergi dari rumah, Brian sudah merindukan masakan Lalita. Dia jadi menyesal menolak membawa bekal yang disiapkan Lalita."Harusnya bawa aja tadi," gerutu Brian dalam hati. Perut Brian bahkan bunyi saat membayangkan nasi goreng udang buatan Lalita tadi.Namun, pas sekali pramugari sedang berkeliling menawarkan makanan. Brian menerima rekomendasi pramugari untuk memesan nasi padang dengan lauk rendang.Tak jauh dari tempat duduknya, terdengar suara seorang wanita memesan hal yang sama. Brian diam dan mendengar suara itu dengan saksama.

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 42 : Hasil Diagnosa

    Melihat Lalita yang terus memanggang, Brian merasa tidak enak.“Sini, aku panggang sendiri. Kamu makan aja,” ucap Brian meminta alat capit pada Lalita.“Hehe... Thank you…”Lalita kemudian memberi alat capit dan makan dengan santai. Hanya saja, Brian memberi Lalita banyak sekali daging.“Woohh… woohh… Udaaahhh, aku gak makan sebanyak itu… Dagingnya pindahin ke piring kamu ajaa…”“Gapapa, biar berat badan kamu naik.”"Hah? Gilaaaa! Aku gak mau gendut, issshhhh!" pekik Lalita sebal.Lalita pun langsung mengambil capitan dari Brian, menyembunyikan capitan, dan mengoper daging-daging dari piringnya ke piring Brian.“Kalo ini udah habis baru aku kasih lagi capitannya,” ucap Lalita galak."Tapi...""Gak ada tapi-tapi ya Brian, nanti baru lanjut panggang dagingnya..."Brian pun menurut dan makan dengan tenang. S

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 41 : Obrolan Santai

    "Papa kamu nyerah akhirnya setelah perdebatan panjang sama aku."Lalita pun bisa bernafas lega. Ketegangan yang ia rasakan langsung luntur seketika."Kenapa coba dia tiba-tiba pengen ikut?" gumam Ivan.Ivan terlihat berpikir keras. Ia berusaha menyambungkan kepingan-kepingan aneh yang ada hari ini.Setelah terdiam beberapa saat, wajah Ivan menandakan seolah dia tahu sesuatu."Apaan? Lo kayaknya tahu sesuatu?" selidik Brian.Ivan mengangguk puas seperti sudah memecahkan sebuah misteri. "Gue tahu...""Jangan-jangan dia mau deketin lo..." ucap Ivan lagi.Brian dan Lalita mengernyitkan dahi bersamaan."Dia kan sama si Aldo. Kenapa jadi deketin gue? Dia pede gitu gue bisa mau sama dia setelah lihat dia selingkuh depan mata gue? Rasanya sih gak mungkin ya, Van..." jawab Brian.Raut wajah Ivan mendadak serius dan menatap Brian dengan saksama."Wanita itu penuh tipu muslihat Brian, dengarlah nasehat abang ini..." u

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 40 : Perubahan Citra (3)

    "Soalnya itu yang paling cocok menggambarkan dia di mata kak Ivan. Kalau di film, kuntilanak pas lagi nyamar jadi manusia kan baik gitu lemah lembut. Itu gambaran kak Citra kalo lagi baik tuh..." ucap Fina.Lalita masih agak bingung setelah mendengar Fina."Pas gak jadi manusia, kuntilanak itu kan berubah ke wujud hantunya tuh, wujud serem yang nongkrong di atas pohon sambil ketawa 'hihihihihi' nakutin orang. Itulah kak Citra dengan sifat aslinya," lanjut FIna."Bingo!"Ivan pun mulai bertepuk tangan."Lo udah mulai pinter sekarang Finaaa... Gue bangga..." ucap Ivan. Fina sendiri mulai melambaikan tangan ala wanita-wanita di acara kontes kecantikan yang sedang melakukan peragaan busana.Mereka berdua bahkan berjabat tangan. Lalita dan Olivia hanya bisa tertawa melihat tingkah mereka berdua."Kenapa seniorku gak ada yang bener ya Tuhan," gumam Olivia. Olivia tahu Ivan memang heboh sedari awal. Hanya saja, ia tak menyangka Fina akan memiliki sisi seperti ini juga."Liv, lo salah. Lo har

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 39 : Perubahan Citra (2)

    Ivan memandang Citra dari atas kepala hingga ujung kaki untuk memastikan ucapannya tadi."Gak mau," jawab Ivan ketus.Lalita, Fina dan Olivia hanya diam dan lanjut makan. Tak ada keinginan dari mereka bertiga untuk mencarikan solusi atau mengalah."Kaaakkk, kakak gak lihat ini rame? Cuma ada satu kursi tambahan buat Aldo. Jadi kakak tukeran sama aku ya?" pinta Citra lembut.Ivan kemudian menoleh ke sekelilingnya. Meski sebal, Ivan mengakui apa yang dikatakan Citra benar."Halus ya cara lo ngusir, ya udah. Nih!""Hehe, makasih ya kaakkk..."Citra terlihat girang duduk di sebelah Brian."Kak Brian hari ini makan di kantin lagi? Kak Litaaaa, kakak gak masak? Kasihan loh kak Brian makan di luar terus.""Mulai deh mulaaiiiii..." gerutu Lalita dalam hati."Enggak, gak sempet. Kemaren lembur mendadak," jawab Lalita singkat. Lalita mengucapkan kalimat lembur dengan penuh penekanan.Seketika wajah C

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status