Share

Bab 53

Author: Fortunata
last update Last Updated: 2025-06-27 19:00:17

Tak hanya itu, laki-laki pun sama. Otot Dimana-manaaaaa.

Karena baju diwajibkan sopan, maka para wanita sebisa mungkin menggunakan baju olahraga dengan warna yang bervariasi. Menggunakan celana dan baju dengan warna senada, tidak lupa dengan rambut yang ditata terlebih dulu.

Lalita cukup miris melihat penampilannya sendiri di tengah fashion show baju olahraga ini. Ia hanya mengikuti arus saja sambil meringis dalam hati.

Prriiiiiiiiittttttttt!!

Saat peluit dibunyikan, Ivan mulai melakukan servis dan berhasil disambut oleh Brian. Disusul oleh Fina, dan kemudian berhasil dikembalikan oleh Aldo.

Lalu, bola voli mengarah pada Olivia. Olivia gagal meraih bola.

"Satu kosoonggg," teriak wasit.

Sorakan dan tepuk tangan semakin heboh saat sudah ada yang berhasil mencetak angka.

"Good job!" Ivan dan Fina kemudian high five.

"Arrrgghhhh..." Brian teriak dengan dramatis. Kemudian, semua orang saling memberi semangat. “

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 96 : Lama tak bertemu (3)

    “Kurang lebih Vivi ngerti banget posisi lo sekarang,” ucap Fauza pelan.Tatapannya tertuju pada Lalita yang kini tampak lebih tenang meski raut wajahnya masih menyimpan luka.“Dan karena itu juga kita gak pergi ke reuni,” tambah Nancy sambil menyeruput minumannya.Lalita mengerutkan dahi. Baru sekarang ia sadar bahwa Vivi dan Nancy itu memang tak tampak saat reuni kemarin.“Gue juga sebenernya males dateng,” celetuk Fauza ringan. “Cuma karena Lita bilang mau pergi aja makanya gue dateng. Kalo enggak ya udah, ogah banget ketemu orang-orang itu.”Nancy mengangguk sambil memutar gelas. “Dan hasilnya ya itu kan… yang kemarin lo ceritain. Lita dibikin malu di depan temen-temen. Memang bener gak usah dateng…”“Iya… males banget liatnya,” sahut Fauza getir.“Seinget gue Diana juga pernah godain suami lo kan ya?” tanya Fauza pada Nancy.

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 95 : Lama tak bertemu (2)

    “Bisnis orang tua kan…” ucap Nancy dengan nada bercanda, tapi Fauza hanya mencibir ringan.Saat obrolan ringan mereka berlanjut, wajah Fauza tiba-tiba berubah kesal. Ia baru saja melihat sesuatu di ponselnya.Matanya menyipit, rahangnya menegang sebentar.“Lo kenapa?” tanya Vivi sambil meliriknya dengan penasaran.“Gak, gak penting.” Fauza cepat-cepat memasukkan ponselnya ke dalam tas dan berusaha menormalkan wajahnya. “Yuk, lanjut main.”Permainan kembali dimulai.Smash satu dari Vivi—tajam dan cepat.Smash dua—masih dari Vivi, kini diarahkan ke Fauza.Smash ketiga datang dari Fauza sendiri—dengan kekuatan penuh, hampir membuat shuttlecock mental ke dinding.Vivi dan Fauza benar-benar mendominasi lapangan.Gerakan mereka lincah, penuh semangat. Nancy pun tak kalah gesit, selalu bisa mengembalikan smash dengan presisi yang membuat La

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 94 : Lama tak bertemu

    Brian terdiam. Ruang tamu yang tadinya hanya dipenuhi suara napas mereka kini terasa jauh lebih sunyi dan berat.Pria itu mendadak tersadar—kata-katanya barusan benar-benar keterlaluan."Jawab gue, Brian! Menurut lo gue, yang satu badan penuh lebam ini, baik-baik aja? Iya?!" bentak Lalita dengan suara yang naik satu oktaf, diseret emosi yang meledak-ledak.Mata Brian terpejam, suaranya lirih dan tersendat. "E... Enggak gitu maksud aku, Lit..."Sebelum Lalita bisa membalas lagi, terdengar suara lembut dari sofa."Yan... Kamu udah pulang?" Ternyata Diana terbangun. Rambutnya kusut, dan suaranya masih berat karena baru bangun tidur.Brian menoleh, wajahnya memancarkan frustasi. Tapi ketika bicara pada Diana, nadanya berubah menjadi lembut."Iya, Di. Aku udah pulang. Kamu pindah tidur di kamar aja ya, jangan di sini. Nanti masuk angin..." katanya sambil mencoba tersenyum."Gak mau... Aku mau ngobrol sama kamu," gumam Diana se

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 93 : Karaoke

    "Aku sempet kira yang nyanyi tadi... beneran Taylor Swift," ucap David, matanya masih tak lepas dari Lalita yang baru saja duduk kembali.Fauza tertawa terbahak, menyikut David ringan."Sayangnya dia gak mau ikut Indonesian Idol."…It's cool," that's what I tell 'emNo rules in breakable heaven...But ooh, whoa-oh...It's a cruel summer with you (yeah, yeah)...Lagu terus mengalun, dan David lagi-lagi dibuat terpana. Entah sudah berapa kali rasa takjub muncul sejak mereka masuk ke ruang karaoke ini."Wow!" serunya lagi, nyaris refleks."Yeeaaayyy! Bagus banget emang suara temen gue!" Fauza bersorak sambil bertepuk tangan. "Ikut Indonesian Idol sono!"Lalita tertawa kecil, kemudian menjawab setengah bercanda, "Gak mau... nanti gue terkenal.""Okeee, kalau gitu giliran gue yang nyanyi..." sahut Fauza sambil merebut mikrofon, wajahnya cerah seperti anak ke

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 92 : Satu fakta lagi (4)

    Brian memandang Ivan dengan dahi sedikit berkerut. Ia heran sekaligus geli mendengar komentar Ivan."Lo kayaknya kebanyakan nemenin istri lo nonton drama deh," ucap Brian sambil menyeringai.Tawa Fina dan Olivia meledak. Mereka memang sudah terbiasa dengan imajinasi Ivan yang kadang liar.Ivan sendiri hanya bisa menggelengkan kepala."Gue hidup di dunia nyata, bukan fiksiii. Jelas lah Lita tahu gue siapa. Kecuali bokap gue gak pernah masuk berita, baru bisa tuh disembunyiin. Masalahnya bokap gue tuh... terkenal. Jadi susah lah. Selama ini gak ketahuan di media aja udah ajaib banget,” ujar Brian.Mata Ivan menyipit, menatap Brian dengan penuh selidik."Pasti lo bayar mahal, kan? Biar informasi lo gak bocor ke mana-mana?"Brian mengangguk ringan, seolah hal itu sudah jadi rutinitas biasa."Banget. Dan kalau masih ada yang nekat nyebar, ya gue tuntut. Biar kapok."Seketika ruangan terasa hening sejenak. Ivan, Fina, dan Olivia saling berpandangan.Ada semacam jarak tak kasat mata yang mun

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 91 : Satu fakta lagi (3)

    Setelah Aldo pergi, semua mata kini tertuju ke Brian. Termasuk ketiga anak buahnya yang tampak penasaran.Melihat Brian membalas tatapan mereka dingin, semua langsung kembali ke meja masing-masing.Ivan sendiri tersenyum jahil, seperti biasa, lalu berjalan santai menghampiri Brian sambil menepuk pundaknya.“Yuk makan! Udah waktunya makan siang kan?” godanya ringan.“Aku ikuttt!” Olivia langsung berseru, menarik tangan Fina tanpa banyak berpikir.Brian hanya melirik mereka bertiga bergantian. Di wajahnya tersirat pasrah bercampur geli.“Baiklah... baiklah... Ayo kita makan…”“Kita ke luar agak jauh aja kali ini,” ucap Brian sambil merapikan jaketnya.Mereka bertiga hanya saling pandang lalu mengangguk patuh.Tak lama kemudian, mereka berempat berjalan keluar kantor menuju mobil.Jalanan siang itu sedikit padat, udara panas menyengat, tapi tidak menghentikan semangat mereka untuk makan gratis dan mendengar ungkapan fakta yang tertunda.***Restoran yang cukup jauh dari kantor itu cukup

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status