Share

Bab 11|Percakapan Pertama

Aku tidak berniat menjawab telepon itu karena aku tidak punya hubungan apa pun lagi dengan mereka. Tetapi mengingat sifat mantan ibu mertuaku itu, yang tidak akan berhenti mengganggu aku sampai aku menjawab panggilan darinya, maka aku menjawabnya.

“Kamu ada di mana? Mengapa kamu tidak ada di rumahmu?” tanyanya tanpa basa-basi.

“Maaf, Tante.” Aku sengaja memberi penegasan pada kata tante. “Kita sudah tidak punya hubungan apa pun lagi, jadi aku tidak punya kewajiban untuk menjawab pertanyaan itu.”

“Tidak punya hubungan? Kamu adalah janda putraku. Sampai kamu mati nanti, kamu masih punya kewajiban kepadaku. Putraku sudah tidak ada, maka mengurus keperluanku dan adik-adiknya sudah menjadi tanggung jawabmu,” katanya dengan tegas.

Perempuan ini memang sudah gila dan tidak tahu malu. Aku dan Bakti sudah bercerai secara resmi lewat kematian. Kami tidak punya anak, lalu apa yang masih mengikat antara aku dan keluarganya? Tidak ada. Apa wanita ini pura-pura tidak tahu mengenai fakta tersebut
Meina H.

Hai, teman-teman pembaca. Terima kasih banyak atas kesabaran teman-teman menunggu lanjutan kisah Delima dan Benedict, ya. Aku usahakan menambah satu bab per hari bila tidak ada halangan yang berarti. Aku akan publikasikan lanjutannya besok. Salam sayang, Meina H.

| J'aime
Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application
Commentaires (3)
goodnovel comment avatar
Rae Shin
semoga pasutri baik slu dlm keadaan baik
goodnovel comment avatar
Meina H
Benar, Kak. Tetapi mengapa orang baik selalu dijahati orang, ya? Hm .... ≥﹏≤
goodnovel comment avatar
Doersdey Silalahi
Delima dan Benedict sama-sama orang baik yang dikelilingi orang-orang jahat.semoga mereka kompak untuk menghadapi mereka
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status