Share

Istri Berdosa si Bos Paranoid
Istri Berdosa si Bos Paranoid
Penulis: Bamboo

Bab 1

Wanita itu sangat kurus. Pada saat ini, kedua tangannya berlumuran darah dan tubuhnya ditahan seseorang di lantai dengan kuat.

"Pengacara baru terbaik pada masanya, sekarang hanyalah seorang pecundang." Suara yang dingin dan kejam terdengar dari atas kepala Irene Linardo.

Irene berusaha keras untuk mengangkat kepalanya dan melihat wajah yang manis di hadapannya ini. Siapa sangka, bintang populer di industri perfilman, wanita yang tampak polos dan suci ini, ternyata begitu kejam.

"Hannah, kenapa kamu mau berbuat seperti ini?" tanya Irene dengan suara bergetar.

"Kamu membunuh kakakku. Berani sekali kamu tanya kenapa?" kata Hannah Moiras sambil tersenyum sinis. Ekspresinya sangat dingin, tatapannya juga sangat kejam.

"Itu bukan aku .... Aku difitnah!" kata Irene dengan susah payah. Dia terus menggelengkan kepalanya sambil berusaha untuk menegakkan tubuhnya. Sepasang matanya yang hitam menatap lekat-lekat pada pria yang berdiri di sisi Hannah.

Pria itu adalah mantan pacar Irene, orang yang pernah berjanji untuk melindungi Irene seumur hidupnya!

Dulu, saat jari tangan Irene terluka karena tertusuk jarum, pria ini bahkan bersedih untuk waktu lama. Namun, sekarang, dia malah melihat Irene disiksa seperti ini dengan mata kepalanya sendiri.

"Mar ... Martin ...." Irene berteriak dengan sekuat tenaganya, "Kumohon ... percayalah padaku ...."

Pria itu masih seperti dulu, selalu berpakaian rapi dengan jas dan sepatu kulit. Hanya saja, saat dia menatap Irene, yang tersisa hanyalah kekejaman dan kedinginan di kedua matanya yang hitam itu.

"Martin, kamu nggak mungkin mengasihani wanita ini, 'kan? Dia adalah pembunuh yang membunuh kakakku! Aku berbuat seperti ini supaya kakakku bisa pergi dengan tenang," kata Hannah.

Hannah merangkul lengan pria itu dengan mesra. Di hadapan pria itu, ekspresinya yang kejam berubah menjadi ekspresi sedih.

"Semuanya adalah akibat perbuatannya sendiri. Dia nggak perlu dikasihani," kata Martin Susanto sambil mengelus rambut Hannah yang terawat. "Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan."

Mata Irene sontak terbelalak!

Akibat perbuatannya sendiri?!

Cih!

Pria yang dulu begitu menyayanginya malah bisa mengatakan hal seperti ini padanya.

Entah dari mana datangnya kekuatan ini, Irene tiba-tiba melepaskan dirinya dari tekanan orang yang menahannya. Dia berusaha keras untuk merangkak ke depan dan menghampiri Martin.

"Martin, aku nggak tahu apa-apa soal kecelakaan itu .... Aku nggak tahu apa yang terjadi. Hari itu, aku benar-benar nggak menyetir dalam kondisi mabuk. Mobil Helen-lah ... yang menabrak aku ..." kata Irene.

Krak!

Pada saat ini, sebuah kaki menginjak punggung tangan Irene dengan kuat, membuat Irene kesakitan.

Namun, rasa sakit ini tidak bisa dibandingkan dengan rasa sakit dalam hati Irene sekarang.

Dia mendongak dengan susah payah dan melihat Martin yang menginjak tangan kirinya dengan kaki Martin yang terbalut sepatu kulit. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Martin bisa sekejam ini.

Dia menarik napas dalam-dalam dan bertanya dengan suara serak, "Apakah kamu pernah mencintaiku?"

"Hal yang paling kusesali dalam seumur hidupku adalah berpacaran denganmu," kata Martin dengan suara yang sangat dingin.

"Martin, lumpuhkan saja tangannya. Tangan inilah yang menyetir mobil itu dan menabrak kakakku," seru Hannah.

Kemudian, Irene mendengar suara Martin menyetujui usul Hannah. "Baiklah!" kata Martin.

...

"Ahhh!" Mata Irene tiba-tiba terbuka. Dia pun baru menyadari bahwa dia memimpikan kejadian di sel penjara itu lagi.

Dia menunduk dan melihat tangannya yang kapalan. Setelah tiga tahun di penjara, tangannya tidak lagi semulus dan selembut dulu.

Meskipun kuku-kuku di jari tangannya sudah tumbuh, tangannya tetap saja sudah terluka.

Pada saat itu, tulang jari tangannya dipatahkan. Berkat daya penyembuhan alami tulangnya, dia terhindar dari cacat total. Namun, sendi pada jari tangannya masih terlihat agak bengkok. Selain itu, dia juga tidak bisa melakukan banyak gerakan kecil dengan baik lagi.

Setiap cuaca dingin dan lembap, jari-jari tangannya akan terasa sakit.

Terkadang, dia merasa kesakitan hingga dia ingin memotong tangannya sendiri supaya bisa terbebas dari rasa sakit ini.

Dulu, pada sebuah kecelakaan lalu lintas, Irene dituduh mengemudi di bawah pengaruh alkohol dan membunuh Helen Moiras. Helen adalah putri pertama Keluarga Moiras. Selain itu, dia juga merupakan calon istri Michael Yunata, orang yang paling berkuasa di Kota Cena.

Setelah kejadian itu, Irene dikucilkan oleh semua orang dan diusir dari rumahnya. Akhirnya, dia divonis tiga tahun penjara.

Irene berdiri dan mengambil peralatan pembersih yang terletak di sampingnya.

Dia mengenakan seragam kerja petugas kebersihan berwarna terang. Wajahnya yang cantik sedikit memerah karena cuaca dingin. Matanya bulat, hidungnya cantik, bibirnya berwarna merah muda dan rambutnya yang panjang diikat dengan gaya ekor kuda.

Jika dilihat dari wajahnya, dia terlihat seperti murid kuliah yang baru lulus. Hanya saja, matanya tidak memancarkan semangat muda, melainkan tampak tidak bernyawa.

Hari ini, dia harus kerja malam. Tadi, dia tidur sebentar di ruang istirahat di Pusat Sanitasi Lingkungan dan hampir melewatkan jam kerjanya.

Saat Irene hendak pergi melakukan pekerjaannya, salah seorang rekan kerjanya yang sedang membaca berita di ponselnya berkata, "Eh, Martin Susanto dan Hannah Moiras akan bertunangan. Hannah beruntung sekali, sudah jadi artis terkenal, lahir di keluarga kaya, sekarang, dia akan menjadi menantu Keluarga Susanto yang juga kaya raya."

Mendengar berita ini, tubuh Irene bergetar, dia pun langsung meninggalkan Pusat Sanitasi Lingkungan dengan terburu-buru.

Baginya, nama Martin dan Hannah seperti rasa sakit yang terukir dalam hatinya.

Di cuaca malam di bulan Januari yang dingin, Irene tetap menyapu jalanan. Tulang di tangannya terus berdenyut dan terasa sakit karena cuaca dingin ini.

'Tahan saja, ini akan berlalu!' pikir Irene. Sekarang, bagi dia yang hanya seorang petugas kebersihan, meminum obat penawar rasa sakit juga merupakan sebuah kemewahan.

Saat Irene sedang menyapu jalanan, sebuah mobil Ferrari tiba-tiba berhenti di hadapannya.

Seorang pria dan seorang wanita turun dari mobil ini. Melihat pria itu, wajah Irene langsung memucat.

Pria itu adalah putra dari keluarga kaya. Saat Irene masih berpacaran dengan Martin, pria itu pernah mendekatinya dan dimarahi olehnya.

"Ternyata kamu Irene, ya? Kenapa pengacara hebat sepertimu menyapu jalanan di sini?" tanya Steven Tanata sambil berlagak bodoh.

Wanita yang berada di sampingnya terkekeh dan berkata, "Pengacara apanya? Aneh sekali!"

"Jangan meremehkan pengacara hebat ini. Dulu, dia pernah berpacaran dengan Martin Susanto!" kata Steven sambil menatap Irene dengan ekspresi genit di wajahnya.

"Tuan Martin akan bertunangan dengan putri kedua dari Keluarga Moiras. Bagaimana? Aku akan membayarmu jauh lebih banyak daripada uang yang kamu dapatkan dari menyapu jalanan," kata Steven lagi.

Irene tentu saja tidak akan membiarkan dirinya ditindas begitu saja. Dia berusaha menghindar, tetapi Steven malah meraih lengannya dan langsung menahannya di dinding di pinggir jalanan.

Melihat Steven hendak menganiaya dirinya, Irene mengangkat kakinya dan menendang Steven, lalu berusaha melarikan diri saat Steven sedang kesakitan.

Steven pun naik darah. Dia tidak akan melepaskan Irene. Dia pun langsung naik ke mobil Ferrari-nya dan mengejar Irene.

Pada saat ini, Irene sudah berlari ke jalanan di sisi lain.

Namun, anehnya, jalanan yang biasanya sangat ramai pada malam hari ini malah kosong melompong. Pada saat ini, bahkan tidak terlihat bayangan orang dan mobil sama sekali, seakan-akan tidak ada orang yang berada di jalanan ini.

Irene terpojok oleh mobil Ferrari itu.

Saat Steven turun dari mobil dan hendak menerjang ke arah Irene, terdengar suara langkah kaki.

Di kegelapan malam yang hening, suara ini terdengar sangat jelas.

Kemudian, Irene melihat sosok seorang pria yang tinggi.

Rambut pria ini hampir menutupi matanya, sehingga tampangnya tidak terlihat dengan jelas. Dia mengenakan setelan jas kuno yang sudah lusuh.

"Pergi sana! Jangan merusak keberuntunganku!" tegur Steven.

Pria itu menatap Steven dengan tatapan malas, membuat Steven merinding.

Tatapan itu penuh akan kedinginan dan kehampaan, seakan-akan Steven hanyalah sebuah mayat bagi pria itu.

Steven meludah dan langsung mengayunkan kepalan tangannya untuk memukul pria itu.

Alhasil, dalam sekejap, dia langsung diinjak oleh pria itu, sebelah wajahnya menempel di tanah dengan sangat tidak berdaya.

Kemudian, Irene hanya menyaksikan perkelahian sepihak ini yang bahkan bisa disebut sebagai kemenangan telak.

Sedangkan tidak jauh dari tempat itu, sebuah mobil berhenti di sebuah sudut jalan yang tersembunyi.

Sambil menyaksikan adegan ini, Charles Gunawan yang berada di dalam mobil bergumam sambil berdoa, "Tuan Michael, jangan menggila!"

Jika Michael Yunata menggila, tidak ada yang mengetahui konsekuensinya, dia bahkan bisa menghabisi nyawa seseorang.

Dulu, pernah sekali Charles melihat Michael menggila. Kemudian ... dia merasa bahwa dalam seumur hidupnya, dia tidak ingin melihat hal tersebut untuk kedua kalinya.

Malam ini, jelas-jelas jalanan ini sudah diblokir. Tidak ada yang menyangka bahwa beberapa orang ini dan sebuah mobil Ferrari bisa tiba-tiba menerobos jalan ini dan mengganggu ketenangan Michael.

Harus diketahui bahwa pada hari ini setiap tahunnya, Michael akan memblokir seluruh jalanan ini, mengenakan pakaian tua dan menyendiri dalam diam.

Tidak ada yang berani menanyakan alasannya, seakan-akan hal ini adalah sebuah topik terlarang.

Meskipun Charles sudah bekerja di sisi Michael selama bertahun-tahun, dia juga tidak mengetahui alasan Michael berbuat seperti ini.

Sedangkan pada saat ini, saat Charles melihat bosnya mengangkat dan terus memukul pria yang agak gemuk itu, Charles tidak tahu apakah dia harus pergi menghentikan bosnya atau tidak.

Tepat pada saat ini, Charles tiba-tiba melihat wanita yang hampir dianiaya itu sepertinya mengucapkan sesuatu, lalu Michael malah ... menghentikan gerakannya?!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nana 1985
Ceritanya mirip dg budak tawanan cinta
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status