Share

Tolong Aku!

Hanya tangis yang bisa Ara lakukan, sebelum ia jatuh tidak sadarkan diri setelah tak berdaya menyaksikan dengan kedua matanya, pria yang menarik ke dalam sebuah rumah dan mendorong tubuhnya keatas kasur. Telah merenggut kesuciannya yang selama ini Ara jaga.

Kesucian yang akan Ara peruntukkan untuk suaminya nanti, tapi sekarang sudah di renggut oleh pria yang terus menyebut nama Vio.

Joan Will merasa puas dengan apa yang baru saja dilakukannya, untuk pertama kali selama bertahun-tahun menjalin kasih dengan Violet, perempuan yang baru beberapa hari memutus hubungan kasih.

Akhirnya Joan bisa meniduri kekasihnya tersebut, dan dirinya yakin. Dengan hal tersebut, Violet yang sangat dicintainya sepenuh hati, pasti akan kembali lagi padanya untuk selamanya.

Tanpa Joan sadari karena efek mabuk berat, bukanlah Violet yang ia tiduri, tapi seorang gadis yang memiliki nasib malang.

Tautan kening menghiasi wajah Joan Will, ketika menatap Violet yang masih ia tindih.

Beberapa kali ia menggelengkan kepalanya dan mengusap kedua bola matanya. Untuk memastikan apakah ia tidak salah lihat, jika gadis yang ada di bawahnya bukanlah Violet.

Namun, karena Joan sudah sangat lelah setelah hasratnya tersalurkan, apa lagi ia masih dalam pengaruh minuman beralkhohol.

Membuatnya yang masih polos tanpa sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya. Dengan segera Joan menjatuhkan tubuhnya di samping gadis yang bernama Ara, bukan Violet seperti apa yang Joan pikir.

***

Seorang pria tua mendatangi rumah sang cucu, yang dikabarkan sedang frutasi karena ditinggal perempuan yang sangat dicintainya.

Membuat pria tua tersebut, terpaksa turun dari mobil yang di kendarai supir pribadinya, tepat di depan pagar rumah sang cucu yang menjulang tinggi.

Kemudian mendekati seseorang yang ingin masuk ke dalam sebuah mobil mewah berwarna hitam yang berada tepat tidak jauh dari pria tersebut.

"Zack, kenapa mobil Joan ada disini?" tanya kakek Janned pada pria tampan yang berprofesi sebagai tangan kanan sang cucu dalam mengurus perusahaan.

Pria yang baru saja di panggil Zack, mengurungkan niatnya masuk ke dalam mobil, yang sejak kedatangannya sudah terparkir di depan gerbang. Kemudian menoleh pada kakek Janned.

"Aku kurang tahu, Tuan."

"Apa semalam kamu tidak bersama dengan Joan?"

"Tidak, Tuan. Semalam aku pulang karena orang tuaku sedang berkunjung,"

Kakek Janned hanya menganggukkan kepalanya. "Bagaimana dengan Joan?"

"Sepertinya begitu frutasi Tuan."

"Dasar! Pria macam apa dia!" gerutu kakek Janned, dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam halaman rumah yang cukup besar dan juga mewah.

Seperti biasa, ketika kakek Janned berkunjung ke rumah sang cucu, dengan segera ia memanggil kepala pelayan di rumah tersebut. "Miu." panggil kakek Janned.

Dan tak berselang lama, wanita paruh baya bergegas mendekati kakek Janned yang sudah duduk di sofa yang ada di ruang tamu.

"Selamat pagi Tuan." sapa wanita paruh baya yang bernama bibi Miu. Seorang kepala pelayan yang sudah lebih dari tiga puluh tahun bekerja di rumah tersebut.

"Dimana Joan?"

"Sepertinya Tuan Joan, belum bangun, Tuan."

"Apa semalam dia pulang larut?"

Bibi Miu tidak menjawab pertanyaan dari kakek Janned, dirinya bingung mau menjawab apa, karena semalam dirinya ketiduran setelah Joan pergi, dan tidak tahu majikannya itu pulang jam berapa.

"Kenapa diam?"

"Maaf Tuan, aku kurang tahu. Tuan Joan pulang jam berapa, karena aku ketiduran."

Kakek Joan tidak ingin mengatakan apa pun lagi, yang ada ia beranjak dari duduknya ingin melihat seberapa menyedihkannya cucunya itu yang baru mengalami patah hati.

Bibi Miu berjalan di belakang kakek Janned, mengikuti majikannya tersebut menuju kamar sang cucu.

Namun, ketika sudah membuka pintu kamar Joan, kakek Janned tidak mendapati sang cucu berada di dalam.

"Miu, dimana Joan?" tanya kakek Janned pada kepala pelayan.

Belum juga menjawab pertanyaan kakek Janned, tiba-tiba Zack berlari mendekatinya.

"Zack ada apa? Kenapa lari-lari, hah?"

"Tuan, Tuan Joan berada di kamar tamu dan dia bersama dengan seorang gadis."

Kakek Janned memicingkan matanya menatap pada Zack. "Maksud kamu, Violet?"

"Bukan Tuan."

"Terus?"

"Gadis lain, dan gadis tersebut sedang menangis."

Kakek Janned segera melangkahkan kakinya menuruni anak tangga, untuk segera menuju kamar tamu yang baru saja Zack Maksud.

Ara yang baru saja membuka kedua bola matanya beberapa saat lalu, hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang begitu malang.

Kabur dari rumah untuk menghindari pernikahan dengan pria tua, dan juga menghindar dari ayah tirinya.

Sekarang ia harus menerima nasib yang begitu mengenaskan.

Ara yang baru saja beranjak dari tidurnya, dan menutupi tubuhnya yang polos dengan selimut. Menoleh ke samping, dimana pria yang sudah merenggut kesuciannya dengan paksa, masih tertidur lelap.

Ingin rasanya Ara membunuh pria tersebut, setelah mengingat kejadian semalam. Namun, apalah daya tubuhnya benar-benar sangat lemas, untuk bergerak pun ia harus bersusah payah.

Tatapan Ara kini tertuju pada pintu kamar dimana dirinya berada yang baru saja dibuka dari luar, dan muncullah pria tua, wanita paruh baya dan juga pria lainnya yang terlihat masih muda.

"Tolong aku." kata Ara pelan, di sela-sela isak tangisnya.

Tatapan kakek Janned tertuju pada gadis yang sedang menangis, dengan rambut yang berantakan.

Hatinya terenyuh melihat gadis tersebut, apalagi mendengar suaranya.

Sekarang kakek Janned mengalihkan tatapannya pada sang cucu, yang sedang tertidur tengkurap tanpa mengenakan sehelai benangpun.

Dan Kakek Janned pun paham, apa yang sudah terjadi dengan sang cucu dan juga gadis yang masih terus menangis.

Membuatnya segera mendekati sang cucu, lalu menarik satu kaki Joan. "Bangun!" seru Kakek Janned.

Namun, Joan tidak sama sekali berkutik. Kakek Janned yang tidak pernah mengajarkan kejelekan pada sang cucu.

Menyuruh Zack untuk menarik tubuh Joan hingga jatuh dari atas tempat tidur.

Hal tersebut membuat Joan segera membuka kedua bola matanya, dengan tatapan langsung tertuju pada kakek Janned.

"Kakek! Jangan menerobos masuk. Disini ada Vio!" seru Joan dan memejamkan matanya kembali.

Kakek Janned menatap pada gadis yang sedang bibi Miu dekati. Lalu menatap kembali pada Joan. "Dimana ada Vio?"

"Di kasur Kek, semalam aku dan dia—"

Belum juga meneruskan ucapannya, sudah terlebih dahulu kakek Janned menampar pipi sang cucu.

"Kek!" seru Joan kesal. "Zack, apa apaan hah?!" tanya Joan pada orang kepercayaannya tersebut, yang memaksanya untuk beranjak dari tempatnya.

"Dimana Vio hah?!" tanya Kakek Janned dengan amarah.

"Apa dia sudah pergi?" tanya Jaon, lalu menautkan keningnya melihat seorang gadis yang tidak di kenalnya berada di atas kasur. "Siapa dia Kek?" tanyanya tanpa bersalah.

Tatapan tajam kakek Janned tunjukkan pada Joan. "Harusnya kakek yang bertanya siapa dia hah?!"

"Tuan, dia pingsan." ujar Bibi Miu memotong perkataan kakek dan sang cucu, mendapati Ara pingsan kembali.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status