Hidup serba kekurangan, di paksa menikah dengan pria tua, dan sering mendapat pelecehan dari ayah tirinya. Itulah kehidupan yang Dinara rasakan selama ini, gadis kampung yang baru menginjak usia sembilan belas tahun. Hingga akhirnya, untuk menghindari pernikahan dengan pria tua, sebagai penebus hutang ayah tirinya. Dinara kabur dari kampung halamannya bersama dengan sang kekasih. Namun, sayang sekali. Saat sudah berhasil kabur, Dinara malah terpisah dari sang kekasih. Membuatnya, bertemu dengan pria asing yang sedang mabuk berat, dan mengantarkannya pada kehidupan baru, setelah kesucian yang selama ini Dinara jaga direnggut oleh pria tersebut. Joan Will, pengusaha dan juga seorang mafia yang sedang patah hati, harus bertanggung jawab setelah apa yang ia lakukan pada Dinara. Apa lagi Dinara adalah gadis yang sudah kakek Janned pilihkan untuk jadi pendamping Joan Will sang cucu, karena rasa bersalahnya pada ayah gadis tersebut dimasa lampau. "Gugurkan bayi itu sekarang juga, aku tidak sudi memiliki anak darimu!" perintah Joan Will, ketika ia tahu Dinara hamil anaknya. Apa yang harus Dinara lakukan? Saat ia tahu, Joan Will tidak pernah menganggapnya ada setelah keduanya resmi menikah.
View MoreSeminggu berlalu seteleh kepergian kakek Janned untuk selamanya dari dunia.Kesedihan masih Ara dan Joan rasakan hingga saat ini.Apalagi semenjak kecil Joan hanya mengenal sang kakek, keluarga satu satunya yang ia miliki."Jika acara itu tidak pernah ada, kakek tidak akan pergi untuk selamanya, sayang." ucap Joan pada Ara sang istri saat keduanya sedang duduk berdua diatas tempat tidur. "Dan itu semua salahku, sayang."Joan juga merasa bersalah, karena pesta gender reveal seminggu lalu adalah keinginannya.Ara yang duduk dan menyandarkan kepalanya di bahu sang suami, mengenggam satu tangan Jaon."Semua telah terjadi, sayang. Dan waktu tidak bisa kita putar ulang, doakan semoga kakek tenang disana." Meskipun Ara juga masih bersedih setelah kepergian kakek Janned, tapi sebisa mungkin Ara coba ikhlas menerima kenyataan pahit tersebut.Mengingat lagi, kakek Janned sudah Ara anggap sebagai kakek sendiri, karena saking sayangnya kakek Janned padanya."Besok kita pergi ke makam kakek, saya
Kacau, itu yang sedang terjadi di acara pestagender reveal yang Joan adakan di halaman rumahnya.Setelah dua kali tembakan terdengar, membuat semua pengunjung pesta kocar-kacir pergi meninggalkan tempat acara tersebut."Kek!" Joan berteriak dan menahan tubuh kakek Janned, yang berada tepat di hadapannya.Setelah kakek Janned terkena dua kali tembakan yang di lesatkan oleh orang tidak di kenal.Dan kakak Janned sengaja menghalangi peluru mengenai Joan, saat ia tahu ada yang ingin membidik Joan dengan senjata api."Jo..." ucap lirih kakek Janned, dengan darah yang mengalir dari tubuhnya. Lalu memejamkan matanya."Kakek, bangun!" teriak Joan panik melihat keadaan sang kakek."Jo, cepat bawa kakek ke rumah sakit. Aku akan mengejar orang itu," ujar Zack dan bergegas pergi untuk mengejar pria yang tadi menembak kakek Janned.Zazi menahan tubuh Ara yang ingin keluar dari dalam rumah. "Ra, tetap disini.""Tidak bisa, aku akan melihat apa yang terjadi di luar." "Ra, aku mohon.""Zi, perasaan
"Hai, Jo." sapa Vio pada Jaon yang baru saja menemuinya, tak lupa mengukir senyum.Padahal dulu Vio langsung masuk ke dalam rumah tersebut saat ingin menemui Joan.Tapi sekarang Vio tahu diri, posisinya bukan siapa-siapa lagi bagi Joan. Dan lebih memilih menunggu pria tersebut di teras rumah."Tadi itu istri kamu ya? Ternyata cantik banget, pantas saja kamu langsung melupakan aku.""Ada apa kamu kesini?" tanya Joan dan tidak ingin menanggapi ucapan dari Vio."Mister Paul sangat menyebalkan. Malam-malam aku disuruh mengantar berkas yang harus kamu tanda tangani sekarang juga, katanya penting." Vio memberikan map pada Jo. "Tanda tangani gih, aku tunggu.""Mana pulpennya?""Aku tidak membawanya.""Tunggu disini." pinta Joan, dan langsung masuk ke dalam rumah meninggalkan Vio."Bukannya di suruh masuk malah di tinggal, menyebalkan sekali kau Jo!" kesal Vio, dan melenggang masuk ke dalam rumah yang tidak begitu asing baginya.Sampai-sampai Vio mengetahui dengan jelas letak tata rumah ter
Herman yang ingin mengejar Ara langsung mengurungkan niatnya, melihat anak tirinya itu berhenti berlari.Lalu Herman menautkan keningnya, melihat seorang pria berdiri di depan Ara."Sayang, kamu..." ucap Ara yang berdiri diambang pintu melihat kehadiran Joan sang suami. "Tolong aku sayang," Ara segera memeluk tubuh Joan."Tenanglah, Zack bisa mengatasi pria itu. Apa pria itu ayah tirimu?" tanya Joan dengan kedua tangannya balik memeluk tubuh sang istri. Ara menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan sang suami. "Aku takut sayang,""Ada aku disini, kamu tidak perlu takut." ucap Joan. "Zack, hajar pria itu!"Zack segera mengikuti perintah Joan, dan langsung masuk ke dalam rumah untuk menghajar Herman.Ara melepas pelukannya, ketika melihat bibi Miu sudah duduk di kursi yang ada di teras rumahnya, dengan luka lebam di keningnya."Aku dan juga Zack menemukan bibi di pinggir jalan, sayang." jelas Joan."Jangan-jangan Herman yang melakukan ini.""Iya Nona, ayah tiri Nona itu memukul
Zack hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Joan yang belum lama tiba di kantor setelah bertemu dengan Mister Paul dan juga Violet. Menyapu bersih benda-benda yang berada diatas meja kerjanya."Arghhhhhh!" teriak Joan untuk mengekspresikan perasaannya saat ini."Sekalian saja balikin itu meja." sindir Zack."Diam kau!""Lagian seperti ini ngapain Jo... Jo... Vio masa lalumu, jangan bodoh kau!" seru Zack, tahu apa yang Joan lakukan saat ini karena Violet.Joan tidak ingin menanggapi ucapan Zack, ia memilih menjatuhkan bokongnya diatas kursi kerjanya."Jadi Vio meninggalkan aku demi pria lain.""Itu kamu tahu Jo," "Tega sekali dia melakukan ini padaku, Zack. Aku masing mengingat apa yang dia katakan padaku, tidak akan pernah meninggalkanku sampai kapan pun.""Ya ampun Jo, kamu memang bodoh!" sahut Zack. "Kamu kira ucapan seseorang bisa si pegang? Tidak bodoh!"Jaon menatap pada Zack dengan tatapan kesal karena sahabatnya tersebut terus mengatakan kata bodoh. "Kamu yang bodoh!""Te
"Jo...""Vio."Dua orang yang pernah bersama dalam ikatan kekasih, saling pandang dengan pikirannya masing-masing.Violet yang memang sengaja meninggalkan Joan, merasa tidak enak bertemu dengan pria yang dulu pernah ia cintai.Padahal ia telah mencoba untuk menghindari Joan, yang Violet tahu masih terus mencari keberadaannya.Joan yang masih menatap Violet, tidak menyangka akan bertemu dengannya lagi.Setelah susah payah Joan melupakan Violet, kini tiba-tiba ia bertemu lagi dengan Violet.Joan kembali mengingat saat Violet memutus hubungan kasih dengannya, dan juga menghilang bak di telan bumi.Yang membuat dirinya benar-benar hancur. "Vio, ke mana saja kamu selama ini?" tanya Joan dengan spontan.Namun, Violet tidak ingin menjawab pertanyaan dari Joan. Yang ada mengulurkan satu tangannya untuk menjabat tangan Joan. "Lama kita tidak bertemu, Jo. Bagaimana kabarmu?" tanya Violet untuk mencairkan suasana, karena sepertinya Joan tidak baik-baik saja.Tentu saja Joan tidak baik-baik saja,
Ara benar-benar di buat kuwalahan karena sentuhan memabukkan sang suami. Dimana Joan terus menanam jagung, itu yang tadi kakek Janned katakan pada Ara.Dan Ara sekarang tahu, apa yang di maksud menanam jagung."Terima kasih, sayang." ucap Joan tak lupa mencium kening Ara.Setelah ia mendapatkan apa yang ia inginkan di pagi hari yang membuatnya malas.Namun, sepertinya Joan tidak lagi merasa malas, dan itu karena Ara sang istri yang bisa membuatnya menikmati kenikmatan yang tiada tara.Ara yang masih merasakan sisa-sisa kenikmatan yang Joan berikan. Menatap pada sang suami dan menautkan keningnya, dimana Joan masih mengungkung tubuhnya. "Sayang?" tanya Ara untuk menimpali ucapan Joan. Ia tidak salah dengar 'kan? Jika Joan memanggilnya sayang?"Ya sayang, apa aku tidak boleh memanggil kamu sayang?"Pertanyaan Joan langsung mendapat anggukkan kepala dari Ara, entah mengapa ia menyukai jika Joan memanggilnya sayang.Membuatnya merasa sangat dicintai oleh sang suami. "Apa aku boleh mema
Ara, Joan dan juga kakek Janned duduk di kursi yang ada di ruang tamu.Kakek Janned mengukir senyum, melihat Joan terus mengenggam satu tangan Ara di bawah sana.Dan kakek Janned baru yakin, jika cucunya tersebut memang telah berubah seperti apa yang selalu Ara katakan saat menghubunginya."Kakek ingin bicara pada kalian,""Jika tidak penting tidak usah Kek." sahut Joan."Dengarkan dulu apa yang akan kakek katakan bodoh!""Paling kakek ingin bilang untuk kami ikut kembali ke kota."Kakek Janned menautkan keningnya mendengar apa yang Joan katakan, bingung kenapa cucunya tersebut tahu, jika memang itu yang ingin kakek Janned katakan.Setelah berpikir matang, sepertinya kakek Janned tidak akan membiarkan Ara dan juga Joan tinggal di kota tersebut.Takut Rehan berbuat yang tidak-tidak pada keduanya.Terlebih lagi kandungan Ara semakin besar, dan kakek Janned tidak akan membiarkan gadis tersebut lelah jika tetap tinggal di rumah tersebut, karena Ara menolak untuk mempekerjakan asisten rum
"Aww!" Ara memekik ketika tubuhnya di dorong oleh Rehan keatas tempat tidur."Harusnya sudah sejak lama aku melakukan ini padamu, Ra. Agar kamu hanya menjadi milikku!"Ara tidak memperdulikan apa yang Rehan katakan, ia bingung melihat pria tersebut melepas dan melempar kaos yang dikenakannya.Setelahnya Ara beranjak dari tempat tidur, merasa tidak beres dengan Rehan yang mulai mendekat dengan tatapan tajam."Kak, apa yang Kak Rehan lakukan. Lepas!" teriak Ara, saat salah satu tangannya di cekal oleh Rehan."Aku bisa berbuat jahat padamu, Ra. Karena aku tidak suka, kamu bersama dengan pria itu paham!""Kak!" teriak Ara, karena kembali lagi Rehan mendorong tubuhnya dan jatuh kembali diatas kasur. "Kak, apa-apaan ini." Ara mendorong tubuh Rehan yang memaksanya untuk berbaring."Kamu hanya milikku, Ra.""Jo, tolong!" teriak Ara memanggil nama Joan sang suami. "Berisik!" seru Rehan, dengan satu tangannya mencengkram rahang Ara.Hingga gadis tersebut tidak bisa mengatakan apa pun.Namun, A
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.