Share

Jodoh

Penulis: NARA
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-01 14:28:54

Untuk kedua kalinya kakek Janned menampar pipi Joan sang cucu, setelah bibi Miu membawa seorang gadis yang berada di atas kasur yang sama dengan Joan.

Dimana gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Ara, pingsan. Dan dengan segera kakek Janned menyuruh Zack memanggil dokter keluarganya untuk memeriksa gadis tersebut.

Setelah mendapat tamparan keras dari sang kakek, membuat Joan yang sekarang sudah mengenakan celana boxer, mengingat apa yang terjadi semalam.

Dan dirinya sangat yakin, melakukan hubungan badan dengan Violet kekasihnya, tepatnya sih, mantan kekasihnya.

"Sejak kapan kakek mengajari kamu berbuat seperti binatang hah?!" kakek Janned benar-benar emosi mendapati sang cucu berada di dalam kamar dengan seorang gadis tanpa menggunakan pakaian.

"Kek, aku melakukan dengan Vio. Hal yang wajar melakukan tersebut dengan seorang kekasih."

Kakek Janned benar-benar tidak bisa menerima apa yang sang cucu katakan, karena baginya hubungan intim hanya di lakukan oleh pasangan yang sudah menikah. Dan agama manapun, juga melarang hubungan intim di luar nikah.

Kakek Janned tidak lagi menampar pipi Joan, yang ada sekarang ia memukul dengan kencang perut sang cucu.

Membuat Joan meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Ya, ampun Kek. Sakit,"

Tentu saja Kakek Janned tidak menghiraukan rintih kesakitan dari Joan. Yang ada menatapnya dengan tatapan tajam.

"Vio kamu bilang. Apa mata kamu buta, iya?!"

Joan tidak menjawab pertanyaan dari sang kakek, karena memang ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, memang bukan Vio yang berada di atas kasur, tapi seorang gadis yang sama sekali tidak dirinya kenal.

Kemudian Joan mengingat sedikit kejadian semalam saat mabuk berat, dimana ia turun dari dalam mobil, lalu menarik tangan Vio masuk ke dalam, dan dirinya melakukan sedikit kekerasan saat Vio menolak melakukan hubungan badan, hingga akhirnya dirinya merasa puas berhasil meniduri sang kekasih.

Tautan kening menghiasi wajah Joan, kala ia menatap sosok gadis lain setelah dirinya puas melampiaskan nafsunya, sebelum akhirnya ia tertidur lelap.

Joan yang masih berada di dalam kamar tamu, menatap sprei yang terdapat banyak bercak darah, sebelum akhirnya melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar tersebut meninggalkan sang kakek.

"Joan!" teriak kakek Janned ingin menghentikan langkah sang cucu.

Namun, tidak dihiraukan oleh Joan, dan setelah berada di luar kamar, dirinya langsung memanggil Zack. "Zack!" panggilnya dengan berteriak.

Tak berselang lama, pemilik nama segera menghampiri Joan. "Iya, Tuan. Ada yang bisa aku bantu."

"Ikut denganku!" Joan kembali melangkahkan kakinya menuju ruang pemantau cctv.

Untuk memastikan kejadian semalam.

Zack memutar kembali rekaman cctv yang mengarah ke halaman rumah dan juga pagar, mengikuti perintah dari Joan.

Setelah menemukan jawaban dari rekaman cctv, jika bukan Violet mantan kekasihnya yang ia paksa masuk, melainkan gadis yang tidak sama sekali Joan kenal.

Dan itu artinya, semalam Joan tidak meniduri Violet melainkan gadis lain.

Membuatnya sekarang menendang meja yang terdapat beberapa layar monitor pemantau cctv.

"Sial!" ucapnya lalu mengacak rambutnya dengan kasar.

"Aku sudah mengatakan pada Tuan, jangan minum minuman beralkohol dengan kadar yang lumayan tinggi apalagi sampai mabuk . Karena itu bisa membuat orang tidak waras, seperti Tuan." Zack menyindir Joan.

"Diam! Aku tidak butuh ceramah dirimu, bodoh!" seru Joan, lalu menendang kursi yang diduduki Zack, sebelum akhirnya meninggalkan ruangan tersebut, sambil mengumpat.

Setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi semalam.

Bibi Miu meninggalkan gadis yang belum sadar, meskipun sudah mendapat penanganan dari dokter keluarga tempatnya selama ini bekerja.

Dan mendekati kakek Janned yang sedang duduk di ruang tengah, sambil memikirkan apa yang akan ia lakukan pada gadis yang sudah di tiduri oleh Joan.

Apakah sang cucu harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah dilakukannya pada gadis itu, dengan menikahkan keduanya.

Sedangkan kakek Janned sudah menentukan siapa istri untuk cucunya itu.

"Tuan," ucap bibi Miu yang sudah mendekati majikannya tersebut.

Kakek Janned sejenak melupakan apa yang sedang dipikirkannya, lalu menatap pada bibi Miu. "Bagaimana, gadis itu sudah sadar?"

"Belum Tuan. Oh ya, Tuan. Sepertinya aku mengenali gadis itu,"

Kakek Janned memicingkan matanya mendengar apa yang bibi Miu katakan. "Benarkah?"

"Ya Tuan."

Kakek Janned yang sudah berada di dalam kamar gadis yang belum sadarkan diri.

Menatap sebuah foto yang berada di tangannya, bergantian menatap gadis yang masih belum sadarkan diri.

Apakah benar foto gadis kecil yang ada ditanganya dan gadis yang masih belum sadarkan diri adalah gadis yang sama?

Itu yang sedang kakek Janned amati, jika benar. Kakek Janned akan sangat bahagia, karena memang dirinya sedang mencari gadis kecil yang berada di foto tersebut.

"Tuan, aku yakin gadis ini adalah gadis yang Tuan cari selama ini, meskipun foto itu adalah foto jadul, tapi wajah keduanya hampir sama." ujar Bibi Miu.

Kakek Janned menoleh pada bibi Miu. "Jika benar, itu artinya Tuhan dan juga semesta merestui keinginanku Mi." kebahagian kini menghiasi wajah kakek Janned.

"Benar Tuan,"

Namun, setelahnya kakek Janned memasang wajah murung. "Bagaimana jika dia bukan gadis yang aku cari Mi?"

"Untuk memastikan, kita tunggu saja dia sadar. Apakah dia mengenali foto Hardi atau tidak."

Kakek Janned menganggukkan kepalanya. Dan ia mengingat Hardi, supir pribadi yang sudah mengorbankan nyawa untuknya. Saat salah satu pesaing perusahaannya ingin melesatkan tembakan, dan tembakan itu di hadang oleh Hardi yang membuatnya tewas di tempat.

Dan dari kejadian lebih dari sepuluh tahun silam, kakek Janned yang mendapati Hardi memiliki anak gadis yang di bawa pergi oleh istrinya.

Bertekad untuk mencari anak gadis Hardi, dan menjodohkan dengan Joan sang cucu.

Tak berselang lama Ara membuka ke dua bola matanya, dan kali ini ia tidak lagi merasa lemas seperti sebelumnya, mungkin efek beberapa vitamin yang sudah disuntikkan dokter ke tubuhnya.

Namun, ia masih merasa perih di area sinsitifnya.

"Istirahat saja, jangan banyak bergerak," kata bibi Miu.

"Aku haus,"

Bibi Miu membantu Ara beranjak dari tidurnya, kemudian mengambil gelas berisi air mineral yang berada di atas meja nakas. "Minumlah."

Ara segera menghabiskan seluruh isi air mineral yang barada di dalam gelas.

"Kamu ingin makan?" Bibi Miu menawari Ara untuk makan.

Ara menggelengkan kepalanya. "Tolong, aku ingin pergi dari sini."

Kakek Janned yang sedari tadi duduk di sofa yang terdapat di kamar tersebut, segera berjalan mendekati Ara.

"Nama kamu siapa?" tanya Kakek Janned.

Namun, tidak di jawab oleh Ara. Dirinya masih trauma dengan kejadian semalam, jika melihat seorang pria.

"Kamu tidak perlu takut," bibi Miu mengelus lengan Ara ketika melihat gadis tersebut ketakutan ketika melihat kakek Janned. "Tuan sangat baik, apa kita boleh tahu, kamu namanya siapa?"

"Dinara," ucap Ara.

"Nama yang sangat bagus," kakek Janned memuji nama Ara. "Aku ingin menanyakan sesuatu padamu,"

Kakek Janned sudah tidak sabar menanyakan pada gadis tersebut, apakah dia gadis yang sedang dicarinya atau bukan.

"Kamu mengenal foto ini?" kakek Janned menunjukkan foto Hardi.

Ara menautkan keningnya melihat foto pria yang sangat ia rindukan.

Membuatnya segera mengambil foto tersebut dari tangan kakek Janned. "Ayah? Dari mana anda mendapat foto ayah?" tanya Ara pada kakek Janned.

Namun, bukannya menjawab pertanyaan dari Ara, yang ada kakek Janned tersenyum penuh dengan kebahagiaan, karena jodoh untuk sang cucu yang selama ini dicarinya, kini datang sendiri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Penuh Cinta

    Joan menegakkan tubuhnya dan langsung berdiri dari samping sang istri.Dan senyum yang sedari tadi menghiasi kedua bibirnya kini memudar, saat kedatangan ibu mertuanya tersebut."Jo, tumben sudah pulang?" tanya Ibu Nindi, sambil berjalan mendekati tempat tidur dimana Ara berada."Iya Bu, kangen si kembar," jawab Joan coba untuk tersenyum.Ibu Nindi menaikkan sebelah alisnya sambil mengulum senyum. "Sama Ara tidak kangen?"Joan tertawa kecil. "Tantu saja kangen, Bu. Apalah daya, dia sedang sibuk," balasnya, melirik ke arah sang istri yang sedang menahan senyum.Ibu Nindi tersenyum melihat sikap menantunya yang tampak menginginkan sesuatu. Kemudian ia mengambil Ju yang sudah selesai menyusu."Biarkan Ju sama ibu, kamu temani suamimu," ucap Bu Nindi kepada Ara yang masih membetulkan bajunya. Ia tahu pasangan muda itu butuh waktu untuk berdua. Sejak kelahiran bayi kembar mereka, fokus Ara sepenuhnya tercurah pada anak-anak, sementara Joan lebih banyak sibuk di kantor.Joan yang awalnya he

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Gagal

    Sebulan lebih berlalu sejak Ara sadar dari komanya, segalanya terasa jauh lebih tenang, harmonis, dan penuh kebahagiaan. Tidak ada lagi bayang-bayang masa lalu yang mencoba menghancurkan pernikahan mereka. Rehan dan Vio yang terbukti bersalah, kini telah menjalani hukuman di balik jeruji besi setelah terbukti bersalah.Bersamaan dengan kebebasan dari ancaman itu, kebahagiaan Jaon dan juga Ara semakin sempurna dengan kehadiran buah hati kembar mereka, Jean Will dan Juan Will. Nama-nama itu mereka pilih dengan penuh pertimbangan, menggabungkan harapan dan cinta mereka dalam dua sosok mungil yang kini menjadi pusat hidup mereka.Meskipun sudah ada babysitter yang membantu mengurus si kembar, Ara tetap ingin terlibat secara langsung dalam membesarkan putra-putranya. Ia menyusui mereka secara eksklusif, menjaga asupan gizi, dan selalu berusaha hadir setiap kali kedua bayi itu membutuhkan kehangatannya.Seperti sore ini, Ara tengah menyusui salah satu dari bayi kembarnya, Ju, sementara Je s

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Main Hakim Sendiri

    "Sial!" seru Rehan, melempar cangkir kopi kosong ke dinding hingga pecah berkeping-keping. Dadanya sesak oleh kenyataan pahit yang baru saja diterimanya. Bukannya Joan yang meminum kopi beracun itu, justru Ara, gadis yang diam-diam masih dicintainya, yang kini terbaring lemah di rumah sakit, berjuang antara hidup dan mati. Tanpa dirinya tahu, jika Ara sudah sadar dari komanya. Rehan menjambak rambutnya sendiri, frustrasi. "Bodoh!" desisnya, menyesali kebodohan yang telah dilakukannya. Rencana itu seharusnya berjalan mulus, Joan mati karena racun, dan Ara kembali ke pelukannya karena kehilangan suaminya. Tapi kenyataan jauh dari yang ia harapkan. Langkah sepatu terdengar mendekat. Seorang wanita muncul di ambang pintu, berdiri dengan tangan terlipat dan senyum sinis di wajahnya, siapa lagi jika bukan Vio, rekan sementara untuk menghancurkan rumah tangga Joan dan juga Ara. "Kamu bilang tidak ingin mencelakai Joan," ucap Vio tenang, meski nadanya penuh sindiran. "Tapi apa yang kamu

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Terima Kasih Sudah Bertahan

    Joan benar-benar dibuat frustasi. Ia hanya bisa mondar-mandir tanpa arah tidak jauh dari ruang ICU dimana sang Isrti berada, matanya sesekali menatap pintu ICU yang tertutup rapat, seolah berharap keajaiban datang dari balik pintu itu. Ara, istrinya, masih terbaring koma usai melahirkan putra kembar mereka. Namun kabar yang ia dengar tadi, bahwa kondisi Ara menurun, membuat dadanya sesak dan pikirannya kalut."Sayang, jangan buat aku seperti ini," gumam Joan lirih, duduk di bangku panjang lorong rumah sakit dengan kepala tertunduk. "Bangunlah... bukan hanya aku yang membutuhkan kamu, tapi juga kedua putra kita." Suaranya bergetar, dan tangannya mencengkeram rambutnya sendiri, mengacaknya kasar karena frustrasi.Beberapa saat kemudian, suara pintu terbuka mengejutkan Joan. Seorang perawat keluar dari ruang ICU dengan langkah cepat. Joan segera berdiri dan menghampirinya dengan wajah penuh harap."Sus, bagaimana keadaan istriku? Dia baik-baik saja, kan?" tanyanya cepat, nyaris terbata

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Koma

    Bahagia dan juga sedih bercampur jadi satu, itu yang sedang Joan rasakan sekarang.Bahagia karena ia akhirnya bisa melihat bayi kembarnya yang begitu sehat dan juga sempurna.Dan sedih, karena satu hari setelah Ara melahirkan secara caesar, istrinya itu belum juga sadarkan diri. Setelah dinyatakan koma beberapa jam setelah menjalani operasi caesar.Joan ditemani ibu mertuanya, menyaksikan kedua bayi kembarnya yang berjenis kelamin laki-laki, sedang di beri susu oleh perawat yang menjaga keduanya di sebuah ruang perawatan yang telah ia siapkan jauh hari, bukan hanya untuk kedua bayinya, tapi juga dengan Ara.Namun, hanya dua bayi kembarnya yang berada di ruang perawatan tersebut.Karena Ara masih berada di ruang ICU."Silakan jika Tuan ingin mencoba memberi susu pada bayi Tuan." kata perawat.Tentu saja Joan segera mengambil botol susu yang berada di tangan perawat tersebut.Dan dengan arahan perawat tersebut, Joan bisa memberi susu pada kedua putranya.Padahal Joan dan juga Ara telah

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Racun

    Dalam situasi panik, Joan menepuk-nepuk pipi sang istri yang tidak sadarkan diri. Saat sudah berada di dalam mobil untuk membawa Ara ke rumah sakit."Sayang bangunlah." dengan penuh kecemasan, Joan terus menepuk pipi Ara. Berharap istrinya tersebut segera sadar. "Aku mohon, jangan buat aku panik seperti ini sayang."Tetap saja Ara tidak merespon perkataan Joan."Pak! Bisa nyetir tidak hah?! Cepat bodoh!" seru Joan pada supir kantor yang sedang mengendarai mobilnya."Sayang, bicara yang sopan." suara Ara begitu pelan.Tapi terdengar di kedua telinga Jaon, membuatnya segera menatap wajah sang istri yang sudah berada di pangkuannya."Sayang, kamu sudah sadar?"Disaat perutnya semakin mules, Ara masih sempat tersenyum pada sang suami."Sayang, kamu baik-baik saja?" tanya Joan sambil meraup kedua pipi sang istri. "Sayang!" kini Joan berteriak, melihat sang istri kembali tidak sadarkan diri.Panik, gelisah, cemas semua bercampur menjadi satu. Setelah Joan berada di rumah sakit, dan sang ist

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status