Share

Hawa-Hawa Pelakor

Aku terkesiap, buru-buru kumatikan hp dan memasukannya ke saku kolor.

"Lagi apa sih? Malah duduk di luar, udah dikasih ke Ibu belum suvenirnya?"

"Udah Neng, udah. Oh ya, nih Aa bawain es cendol bahenol buat, Neng," kataku sambil mengulurkan tangan memberikan plastik berisi es cendol.

Asmi tak langsung menerima, ia malah menatapku penuh selidik dengan mata menyipit.

"Kenapa, Neng?"

"Aa gak lagi sembunyiin apa-apa dari Neng 'kan?"

Teg. Jantung langsung jedag-jedug, kalau cewek emang begitu kali ya? pandai banget nyium bau-bau aneh yang gak biasa.

"Emang Aa mau sembuyiin apa Neng sayang? Aa 'kan gak punya apa-apa, tidur aja Aa numpang di rumah, Neng," ujarku merayu.

"Masa? Serius?" Asmi kembali meneyelidik.

"Serius, Neng."

"Ya tapi rumah ini bukan milik Neng lagi sekarang, tapi milik kita berdua," katanya seraya tersenyum manis semanis arumanis di si abang-abang rongsok.

Aku dan Asmi masuk ke dalam, ibu mertua dan nenek sedang duduk melihat televisi. Kuberikan cendol itu pada mereka.

"Ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status